Hidup ini bukan tentang bagaimana caranya kita bahagia,tapi tentang.
Bagaimana cara nya kita menerima luka ini.
ikhlas bukan berarti tak terluka.kehadiran nya membawa keramaian di ruang yang kosong.
Raga ini untuk suami ku,tetapi hati dan pikiran untuk dirinya.
aku...memang bersalah di sini,telah membuka hati untuk yang lain tetapi luka yang di guriskan suami ku, sungguh sangat amat menyakitkan.
Dari dia ku belajar artinya tenang dan ikhlas.
Di kekosongan ini dia memberikan banyak cinta untuk ku yang tak ku dapatkan dari sosok suami ku.
Oh, Yan...begitu ku memanggilnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dedek Iting, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20
"Mampus!"ujar Tami
Yan mengejar Tami ke arah ranjang itu,Yan masih meras kan denyut akibat pijakan kaki Tami
"Untuk suka,kalau tidak sudah lah"gumam Yan liri agar tak terdengar Tami
Tami lalu menatap Yan dengan tajam
"Apa lihat-lihat!"ujar Yan ketus
"Tolongin aku,aku mau naik keranjang"ujar Tami memintak tolong
Yan lalu menghampiri mengendong Tami lalu di rebahkan badan Tami di ranjang nya.
"Bukan gini maksud ku, pegangin infus ku,aku bisa naik sendiri."ucap Tami kesal
"Oh..sudah terlanjur"ujar Yan sangat enteng.tami mendengar ucapan Yan merasa kesal.
"Kamu!"ucap Tami kesal
"Kenapa?.sudah sembuh ya?.pantes sedari tadi marah-marah Mulu"ujar Yan santai
"CK!"decakan Tami
Yan memainkan ponselnya,beberapa menit untuk melihat ada pesan penting atau tidak.yan lalu melihat ke arah Tami terbengong.
"Tidur,sudah malam ini"ujar Yan pelan
"Iya"
"Aku mau bertanya,boleh?"ucapan Yan
"Hmm"
"Ucapan mu tak bisa selain Hm,iya,CK.apa tak bisa?"
"bisa"ucap Tami menjawab singkat,memang Tami sudah Menganti kata-katanya cuma maksud Yan tak sepenggal juga jawabnya.
"Sudah lah!.(Yan menarik nafas)Suami kamu sekarang di mana?sudah kamu hubungi?"ujar Yan bertanya soalnya takut juga ada kesalah pahaman,masak belum di mulai perselingkuhan nya sudah terciduk kan gak asik....
"Dia di tempat ibuknya,aku gak tau gimana cara mengabarinya.tadi siang aku telpon hp tak aktif.ya biarkan saja lah,anggap dia sudah tak ada"ujar Tami santai
"Kamu tak menghubungi ibuknya?"tanya Yan lagi
"Sudah loh Yan,cuma tak di angkat.aku kirim pesan pun tak di balas,jangan kan di balas dilihat saja tidak.sudah aahhh jangan bahas dia.kalau dia mau pulang kan tau dia jalan menuju rumahnya"ucap Tami terkesan santai,padahal di dalam hatinya amat sangat sakit,dengan perilaku suami dan mertuanya.
"Aku kemarin mau bilang ada kerjaan di restoran tempat teman ku,tapi kalau kamu sakit gimana mau bagi tau ke teman mu"ujar yan pura-pura tak tau.
"Yan sebenarnya yang mau kerja itu aku,bukan teman ku.aku sudah sehat Yan kapan bisa kerja?"ujar Tami semangat walau masih ada lemas di tubuhnya.
Yan menggelengkan kepalanya
"Sudah sehat?,lihat tangan mu saja masih tertusuk jarum infus,mata mu saja masih sayup,badan mu saja masih lemas.gimana mau ngelayani pengunjung kalau kamu belum sehat"ujar Yan menyadarkan Tami
"Iya tapi aku butuh kerja itu"ujar Tami sedikit berkaca-kaca
"Sudah jangan nangis,sembuh dulu baru kerja.itu kerja emang buat kamu,jadi jangan mau nangis gitu.banjir pula nanti klinik ini karena air mata mu.hahaha"ujar Yan bergurau dan tertawa garing
"Tidak lucu"ucap Tami kesal.
"Mbak kamu sekarang pemarah sekali ya"Yan memancing agar Tami kesal
"Emang aku seperti ini,lagian Tami yang baik penurut,sudah mati.sekarang tinggal Tami yang seperti ini"ujarnya Tami kesal.
"Ya sudah tidur mbak sudah malam"ujar Yan menyuruh Tami beristirahat,agar cepat pulih.
Tami tak menjawab tapi hanya mengangguk.
dua menitan mata Tami terpejam lalu terbuka kembali dan mencari keberadaan Yan dimana.
"ada apa nyariin aku?"ucap Yan
"Tak ada,cuma mau bilang trimakasih ya Yan"ucap Tami.
Yan tersenyum lalu mengangguk sekali.lalu Tami menutup matanya lagi,agar cepat tertidur.
Gimana cerita mereka,apa kah Rizal akan mundur atau kah Yan akan mundur?
dan gimana kah nasip rumah tangga Tami?,ada apa kah yang terjadi kepada Rizal?
kita lihat kelanjutannya di bab berikut...
udah muncul bibit² pembinor😆