jhos pria sukses yang di kenal sebagai seorang mafia, mempunya kebiasaan buruk setelah di selingkuhi kekasih hatinya, perubahan demi perubahan terjadi dia berubah menjadi lebih kejam dan dingin, sampai akhirnya dia tanpa sengaja membantu seorang gadis mungil yang akan menjadi penerang hidupnya. seperti apakah kisahnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aak ganz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13
Sore harinya Ferdinan dan sisi akhirnya pulang setelah selesai menyapu semua jalan raya.
Kelihatan kalo Ferdinan sangat capek sekali sedang kan sisi dia masih seceria biasanya sedikitpun di raut wajahnya tidak terlihat kelelahan, tapi yang terlihat di wajahnya adalah keceriaan karna dia membawa pulang banyak sekali belalang yang di tangkap kan oleh Ferdinan tadi di rerumputan pinggir jalan.
Semua bajunya kelihatan sangat kotor karna dia bermain terus tadi di rerumputan sendirian sambil berusaha menangkap belalang sedangkan Ferdinan menyapu jalan sesekali ikut menangkap kan belalang untuk sisi, sisi sangat senang melihat Ferdinan menangkap kannya belalang.
Selama bekerja tadi bersama sisi perdinan jadi teringat di saat Nisa masih kecil yang mengikutinya pergi bekerja menyapu jalanan.
"Om lihat belalangnya banyak sekali, lucu-lucu juga, ya ada yang mati juga om, ni lihat yang paling kecil mati," ucap sisi sambil memperlihatkan belalang yang mati karna di timpa oleh belalang yang paling besar di dalam sebuah kantong keresek.
"Om kemana kakak cantik kenapa belum kembali?, Aku mau memperlihatkan belalang-belalang ini kepadanya," ucap sisi masuk ke dalam rumah tapi tidak mendapati Nisa di dalam.
"Sebentar lagi dia pasti pulang, sisi tunggu saja ya, om mau mandi dulu, kamu juga nanti mandi ya," ucap Ferdinan, tapi tidak lama nisa pun akhirnya datang bersama dengan jhos.
"Nah itu kakak Nisa datang baru saja di sebut," kata Ferdinan sambil menunjuk ke arah Nisa yang datang bersama seorang pria yang Ferdinan tidak tau itu siapa karena dia tidak pernah melihatnya.
Sisi yang mendengar Ferdinan berkata kalo Nisa pulang langsung menoleh ke arah sana dan mendapati Nisa datang bersama dengan kakaknya jhos.
"Kakak cantik akhirnya datang juga, ini kakak lihat aku punya banyak belalang cantik, aku tadi menangkapnya bersama dengan om di taman pinggir jalan," ucap sisi sambil berlari ke arah Nisa membawa belalang yang di tangkap nya tadi.
Nisa melihat ke arah kantong kresek yang di bawa oleh sisi dia melihat 5 ekor belalang di dalam kantong itu, tapi dia lebih terkejut melihat pakaian sisi yang sangat kotor bekas rerumputan di tambah lagi di wajahnya juga ikut kotor sekali.
"Kamu kok kotor sekali, udah main dimana?," Tanya jhos melihat adiknya yang sangat kotor dan kucel itu. Tapi wajahnya tidak lepas dari keceriaan terlihat kalo dia sangat bahagia, jhos sangat menyukai di saat adiknya bahagia seperti ini, sudah begitu lama dia tidak melihat adiknya sebahagia ini, mungki selepas dia tidak tinggal bersama adiknya adiknya sama sekali tidak pernah keluar rumah, karna selain dia orang tuanya tidak mengizinkan sisi keluar bermain di luar, sisi selalu di rumah kecuali kalo dia sekolah.
"Aku sudah bermain di taman pinggir jalan, sambil menemani om menyapu di jalan raya, aku seneng banget hari ini kak, besok-besok aku mau ikut lagi, sangat menyenangkan," ucap sisi sambil merentangkan ke dua tangannya seolah-olah menggambarkan kebahagiannya hari ini.
"Ya tapi kamu sekarang mandi dulu ya, kamu terlihat sangat kotor itu," kata jhos sambil berjalan ke arah adiknya lalu mengelus ujung kepala adiknya.
"Kakak gimana kalo malam ini kita menginap di rumah kakak cantik, besok pagi kita pulang oke," sisi tidak mau pulang dia ingin menginap di rumah Nisa, walupun rumah Nisa sangat kecil dan sederhana tapi dia sangat nyaman di sini.
"Besok pagi ayah dan mama akan pulang, kita harus menjemputnya besok jadi hari ini kita harus pulang, dan besok kita kembali ke sini setelah menjemput mama dan ayah gimana?," Jhos menolak untuk menginap karna teringat orang tuanya akan pulang besok jadi untuk menyiapkan kedatangan orang tuanya dia tidak bisa menginap di rumah Nisa.
"Benarkah? Ayah dan mama akan pulang, hore aku akan menjemputnya besok dan kakak cantik harus ikut, aku akan memperkenalkan kakak cantik kepada ayah dan mama." Teriaknya gembira sambil loncat-loncat.
"Tapi kak aku akan pulang nanti malam, aku masih ingin bersama om, om baik dan menyayangiku, aku menyukainya di sana saja tadi om membelikan aku es cream Tanpa aku minta om membelikan aku, om perhatian dia sangat menyayangiku." Sisi menceritakan semua tentang perlakuan ayah Nisa kepada kakaknya.
"Ayo kenapa kalian masih di luar?, Masuk ke dalam kita akan makan," suara Ferdinan yang baru selesai mandi terdengar memanggil mereka yang masih duduk di luar mendengar cerita sisi.
Dengan cepat sisi yang paling awal berlari masuk ke dalam rumah dia ingin langsung mandi tapi dia berlari ke dalam kamar Nisa dulu untuk mengambil salinan lalu masuk ke dalam kamar mandi, dia begitu tidak keberatan dengan rumah sederhana itu walaupun kamar mandinya sangat sempit dan tidak selengkap di rumahnya tapi dia sangat senang karna di sekelilingnya semuanya orang yang dia sayangi.
Jhos hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku adik perempuannya itu, dia tidak menyangka sisi semudah itu beradaptasi dengan keluarga Nisa.
"Oya om, saya jhos kakaknya sisi, maaf merepotkan om dengan tingkah laku sisi, dia memang seperti anak kecil mungkin karna terlalu di manjakan oleh ayah dan mama." Ucap jhos memperkenalkan dirinya kepada Ferdinan.
Ferdinan memandang ke arah jhos dia melihat kemiripan wajah sisi dan jhos, jhos terlihat sangat tampan dan berwibawa sedangkan sisi sangat cantik dan manis walaupun kekanak-kanakan tapi kecantikan sisi tidak ada duanya.
"Oh..iya maaf om lupa berkenalan denganmu, sama sekali tidak merepotkan om kok, om menyukai sisi dia sangat ceria dan tidak merepotkan om sama sekali, om malah yang tidak enak karna membawanya pergi bekerja di tempat banyak debu, membuatnya kelihatan kotor seperti tadi," kata Ferdinan merasa dialah yang tidak enak hati dengan jhos karna membawa sisi bersamanya bekerja.
"Tidak kok om, saya sama sekali tidak keberatan om membawanya, selama dia senang dan seceria tadi, saya sangat senang om, terima kasih karna menemaninya seharian seperti tadi," ucap jhos sambil tersenyum.
Mereka mengobrol di dalam rumah kecil tapi dengan sangat akrab karna tidak ada tujuan tertentu sedikitpun hanya seperti pergi bermain saja.
Tidak lama setelah itu sisi datang memakai dres Nisa,dia terlihat sangat mungil sekali memakai baju itu, dia tidak seperti orang sedang berpakaian tapi lebih tepatnya seperti orang yang sedang memakai selimut terlalu kebesaran di tubuhnya, membuat semua orang yang melihatnya tersenyum.
"Kalian sampai kapan mengobrolnya aku sudah lapar, kapan kita bisa makan," ucap sisi tidak jauh dari tempat mereka duduk, dengan cepat Nisa berdiri dan berjalan ke arahnya lalu berkata.
"Maaf kakak lupa, salahkan kakak kamu dia selalu mengobrol tidak habis-habisnya membuat kakak Nisa lupa memasak, kamu tunggu ya kakak Nisa mau memasak makanan dulu." Jawab Nisa sambil berjalan melewati sisi yang berdiri di gagang pintu.
Sisi melototi jhos terlebih dahulu sambil melihatkan ekspresi kesal lalu berbalik mengikuti Nisa ke arah dapur.
Jhos di buat tersenyum dengan cara sisi yang kesal kepadanya tadi.
"Kenapa adikmu begitu lucu sekali, siapapun yang bersamanya pasti merasa sangat senang dengannya, wah imutnya tidak bisa hilang," kata ferdinan memuji keceriaan sisi.
Masakannya sudah tersaji Ferdinan dan jhos beralih ke tempat meja makan.
Mereka melihat sisi di depan makanan sambil menggosok kedua telapak tangannya menunggu dirinya di sajikan makanan di piringnya.
"Ayo kakak cantik, ambilkan aku makanan aku tidak sabar ingin memakannya kelihatanya enak sekali,"
Nisa mendengar perkataan sisi langsung mengambilkannya makanan beserta lauk.
Tampa lama-lama sisi langsung menyantap makananya membuat jhos yang melihatnya menggelengkan kepalanya.
"Sayang makannya pelan-pelan masih panas," ucap jhos sambil berjalan ke samping adiknya lalu mengambil sendok di tangan sisi lalu dia mengambilkan sisi makanan dan menyuapinya.
Jhos sangat perhatian kepada adiknya itu, sisi dengan pelan menerima suapan jhos, Ferdinan dan Nisa memperhatikan semua gerakan jhos yang memperlakukan adiknya dengan baik.
..ternyata bukan hanya tampan pria itu juga sangat perhatian dengan adiknya aku menyukai caranya, tapi apa pria itu ada punya hubungan dengan Nisa ya aku berharap itu semoga saja.." gumam Ferdinan sambil melirik ke arah putrinya yang masih menatap ke arah jhos yang sedang menyuapi adiknya, dia melihat Nisa tersenyum.
"Hem..apa kamu tidak ikut makan, apa hanya menatap jhos kamu bisa kenyang?," Tanya Ferdinan menegur putrinya yang hanya bengong menatap ke arah jhos.
Mendengar deheman ayahnya Nisa langsung mengalihkan pandangannya kearah makanannya dan mulai menyuap makanannya.
Sedangkan jhos sambil menyuapi adiknya dia juga sesekali memasukkan makanan ke mulutnya, sepiring berdua dengan adiknya, Nisa dan perdinan memperhatikan itu.
"Ngomong-ngomong apa kamu ada hubungan dengan tuan jhos?," Tanya Ferdinan ke putrinya, membuat Nisa tersendat lalu batuk jhos dengan cepat memberikan Nisa segelas air.
"Pelan-pelan makannya, kamu masak kalah dengan sisi," ucap jhos.
"A..aku..hanya,"
"Aku dan Nisa memang mempunyai hubungan om, aku menyukainya, Karena dia juga baik terhadap adikku, tapi aku gak tau apa Nisa juga punya perasaan terhadapku." Jhos mencoba memotong ucapan Nisa yang akan menjawab pertanyaan ayahnya.
..apa selama ini kamu masih mempertanyakan perasaanku terhadapmu jhos..titah Nisa di dalam hatinya.
"Putri om memang begitu jhos, kemarin saja ada seorang pria yang mengaku sebagai pacar Nisa tapi Nisa tidak menghargai pria itu, pria itu selalu menemani om setiap hari dia mendekati om sedangkan Nisa sama sekali tidak pernah menemaninya seperti dia menemanimu saat ini, tapi om bingung pria mana pacar Nisa yang sebenarnya apa itu kamu atau pria waktu itu," kata ferdinan terus terang membuat jhos menyipitkan matanya menatap Nisa mencari penjelasan dari Nisa.
"Maksud ayah aku Jonson, beberapa hari ini dia ke rumah aku makaknya kau tidak pulang dua hari malas bertemu dengannya," Nisa yang mengerti tatapan pertanda jhos butuh penjelasan langsung menjelaskannya.
jhos mengerti siapa yang di maksud ayah Nisa ternyata jonson. Tapi pertanyaan jhos sekarang kenapa Jonson bisa tau rumah Nisa dan kenapa ke rumah Nisa segala, jhos baru sekarang mengetahui ini jadi dia harus hati-hati sekarang karena apapun bisa terjadi kalo misal Jonson mencari cara untuk membuat Nisa menerima Jonson gimana.
"Kamu tenang saja aku tidak akan terpancing dengan rayuannya dan aku tidak mungkin akan menerimanya karena aku tidak akan jatuh cinta dengannya," seperti Nisa tau pertanyaan yang ada di pikiran jhos Nisa langsung menjawab pertanyaan jhos yang ada di pikiran jhos saat ini.
...kenapa dia bisa tau arah pikiranku..gumam jhos di dalam hatinya.
"Kalo dengan kakak aku gimana, apa kakak cantik menyukai kakak aku?," Tiba-tiba Tanpa mereka sadari sisi yang malah bertanya membuat Nisa merona merah di wajahnya karna pertanyaan sisi tadi.
"Kenapa wajah kakak cantik malah memerah?, Apa makanannya terlalu pedas, sisi rasa tidak pedas," ucap sisi mengeluarkan ekspresi penasaran dengan makanan Nisa sisi mengira makanan pedas yang membuat wajah Nisa merona merah padahal kenyataannya nisa sedang merasa sangat malu saat ini, karna pertanyaan sisi itu membuatnya tertangkap basah karena memang dia punya perasaan kepada jhos.
Jhos tau Nisa saat ini sedang malu tapi dia sengaja membiarkan Nisa menjawab pertanyaan adiknya karna memang dia juga penasaran ingin sekali mendengar kata cinta dari Nisa untuknya.
"Kenapa kamu menatapku seperti itu?," Tanya Nisa kepada jhos yang terus menatapnya penasaran sejak tadi dikarenakan Nisa belum juga mengatakan sebuah jawaban dari pertanyaan yang di wakilkan oleh adiknya tadi kepada Nisa tapi Nisa belum juga mengatakan jawaban yang inginkan oleh jhos.
"Apa masih kamu membutuhkan jawaban itu setelah semua yang aku kasih kepadamu akhir-akhir ini," jawab Nisa membuat yang mendengarnya tidak mengerti kecuali jhos, dia tau apa yang di maksud oleh Nisa tapi jawaban itu masih belum membuat jhos puas sepenuhnya karena yang dia inginkan adalah jawaban cinta bukan itu.
"Maksud kamu apa ya?, Ayah tidak mengerti jawab dong," tanya Ferdinan bingung sama sekali tidak mengerti jawaban Nisa tadi.
Nisa langsung sadar atas apa yang di katakan tadi dia lupa kalo ayahnya juga berada di dekatnya, dia malah mengatakan itu di depan ayahnya untung saja ayahnya tidak mengerti kalo tidak ayahnya mungkin murka mendengar putrinya sudah pernah tidur dengan pria yang sekarang bersama mereka makan, tadi siang pun mereka juga melakukannya sebelum ke sini.
"Tidak-tidak ayah lupakan saja, aku cuma salah bicara, Oya ayah besok aku dan jhos beserta sisi akan menjemput ayah mereka jadi aku harus pagian tidurnya, yaudah aku menghabiskan makanan dulu ya," kata nisa mengalihkan pembicaraannya membuat garis hitam di atas kepala Ferdinan karena jawaban yang di inginkan belum juga di dapatkan malah sisi mengalihkan arah pembicaraan.
"Om aku izin mengajak Nisa untuk menginap di rumah kami karna mungkin kami akan lebih pagi besok ke bandara mengingat rumah ini tidak sejalur dengan bandara jadi kami takut akan terlambat dan lebih bagusnya Nisa menginap di rumah kami untuk malam ini," ucap jhos sangat masuk akal, padahal di pikirannya dia masih merindukan kehangatan tubuh Nisa tidak mungkin dia membiarkan Nisa begitu saja untuk tidur di rumahnya sedangkan dia kedinginan malam ini sendiri di kamar nanti malam.
...sialan dasar mesum tidak ada puas-puasnya.. gumam Nisa dalam hati karena dia tau arah pikiran jhos itu yang menginginkan tubuhnya lagi padahal tadi siang pria itu sudah membuatnya berkeringat tadi siang sampai sore.
"Baiklah kalo memang begitu, jangan lupa kalo ada waktu bawalah sisi bermain ke sini lagi om sangat menyukainya, dia sangat manis ceria senang menemaninya bermain," jawab Ferdinan, sisi yang dimaksud pun ikut senang karna ayah Nisa juga sangat senang bermain dengannya.
"Tenang saja om baik, aku pasti ke sini lagi, karna om baik menyenangkan." Kata sisi gembira.
Setelah selesai makan jhos dan sisi beserta Nisa pamit ke Ferdinan untuk pulang, Ferdinan merasa kalo putrinya seperti sedang pulang ke rumah suaminya malam ini, karena terlihat mereka sangat akrab dan mirip sekali seperti pasangan baru.