NovelToon NovelToon
AQILA

AQILA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dikelilingi wanita cantik / Pelakor / Iblis / Mengubah Takdir / Mata-mata/Agen
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Yuniar Febriyanti

Semenjak kematian 'DIA' Aqila makin brutal dan makin bringas. Ia tak segan-segan untuk membunuh mereka yang sudah mengusik ketenangannya. Dia tak akan pernah menyerah dan berhenti untuk mencari seseorang yang sudah membunuh 'DIA.

"Darah dibalas dengan darah."

"nyawa dibalas dengan nyawa."

"penghianat tetaplah penghianat, mereka hanya sampah masyarakat yang hanya bisa membuat meresahkan. Jika hidupnya tak guna kenapa tidak mati saja?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuniar Febriyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 17

"Udah lah Jes, lo jangan pikirin sama apa yang diomongin sama tuh cabe. Mereka tuh iri sama lo, karena lo itu jauh di atas mereka," ucap Alea yang berusaha menenangkan Jesika yang selalu berpikir kalo dia tak pantas temenan bersama yang lainnya.

Sekarang Aqila and teh genk dan Gibran beserta para cecenguknya sedang berada di rooftop sekolah, karena mereka sekarang sedang membolos dari mapel masing-masing dan juga karena otak mereka sudah tidak bisa untuk menampung pelajaran lagi.

"Ta-tapi'kan gua ngerasa gak pantes aja temenan sama kalian semua yang derajatnya beda jauh sama derajat gua," ucap Jesika dan malah mendapatkan jitakan manja dari Aqila.

"Lo ngomong gitu lagi, gua penggal pala lo yee. Kan dari dulu kita udah bilang sama lo, kalo kita temenan tuh gak pernah mandang harta, kasta, derajat atau apapun itu lah. Asalkan lo gak pernah mengkhianati kita selalu jujur sama kita, udah lah lo gak usah dengerin sama apa yang nenek lampir itu bilang, gak ada gunanya dengerin omongan tuh cabe-cabean," omel Aqila kepada Jesika.

Aqila sangat heran dengan Jesika, kenapa sih dia selalu merasa minder hanya karena harta, kasta, dan tahta? sedangkan di mata Tuhan kita itu semua sama rata.

"Udah By, jangan gitu lagi. Bener apa kata temen kamu, jangan dengerin kata orang, kamu itu ya kamu. Please jadi diri sendiri dan jangan hiraukan semua omongan orang yang gak baik tentang kamu," ucap Aland dan menarik Jesika ke dekapannya. Dan Jesika pun menganggukan kepalanya dan malah makin memeluk Aland erat dan Aland pun membalas pelukan Jesika yang tak kalah eratnya.

"Ekhem, ekhem, gini ya kalo yang lagi bucin mah, dunia serasa milik berdua," cibir Alea.

Arga yang mendengar ucapan Alea pun langsung melirik Alea.

"Lo mau juga kaya mereka?" tanya Arga sambil mengangkat satu alisnya. Dan Alea malah bergidik ngeri.

"Idih najisin," ucap Alea dan Arga malah mengerucutkan bibirnya.

"Anjir, geli gua liat muka lu yang digituin," ucap Gibran yang malah jijik dengan mimik muka Arga.

"Sialan," umpat Arga yang merasa kesal dengan sikap Gibran, gagal sudah acaranya untuk modus kepada Alea.

"Udah, kalian ini pada ribut mulu dari tadi," kesal Wili yang dari tadi menyimak mereka  yang sedang adu bacot.

"Mending kita bahas si trio cabe itu," tawar Wilona membuat mereka semua menatapnya dengan pandangan yang sulit untuk diartikan.

Wilona yang merasa ditatap oleh semuanya dan bertanya, "kenapa kalian natap gua kaya gitu?"

"Heran aja, tumben-tumbenan lo mau ngomong? biasanya juga lo diem aja kalo kita lagi bahas orang lain," ucap Alea yang emang benar kejadiannya seperti itu.

Wilona memang tipe anak yang pendiam dan tidak banyak bicara, jadi mereka heran saja jika Wilona mau berbicara hal yang seperti itu.

"Gua ngomong berati itu hal penting, kalo gua diam berarti itu gak penting buat gua," ucap Wilona dengan muka seriusnya.

"Aelah so amat lo, ngomong doang kan gratis gak harus bayar," cibir Arga dan langsung mendapatkan pelototan dari Wili.

"Apa lo ngomong kaya gitu? ngajak gelud lo," canda Wili dan Arga hanya cengengesan.

"Ehehehe, bercanda atuh Wili. Baperan amat lo," ucap Arga dan Wili pun menatap kesal ke arah Arga.

"Gua tahu kenapa lo mau bahas mereka, lo pasti sepemikiran'kan sama apa yang ada di pikiran gua?" tanya Aqila dan Wilona pun menganggukan kepalanya.

"Kalian bahas apa sih?" tanya Gibran yang masih tak paham dengan apa yang dibahas oleh Aqila dan Wilona.

"Sini deh gua bisikin biar bisa masuk ke otak kalian," ucap Aqila menyuruh mereka mendekat.

Mereka pun mendekat ke arah Aqila dan Aqila pun mulai menjelaskan semuanya yang ada dipikirannya tentang trio nenek lampir itu.

"Lah masa trio cabe itu 'mereka'?" tanya Alea yang menurutnya masih tak masuk akal dan tidak percaya akan apa yang dibilang oleh Aqila.

"Kan bisa aja itu mereka, lo liatkan gimana tingkah mereka sama cowo-cowo kita," ucap Jesika.

"Tapikan muka mereka beda, masa iya itu 'mereka' kan gak mungkin juga," ucap Wili dan mendapatkan geplakan dari Gibran.

"Eh jenab, zaman sekarang udah canggih ngab. Kan bisa aja mereka operasi plastik demi menjalankan rencana 'mereka' yang baru buat ngancurin Aqila," ucap Gibran yang memang benar adanya.

"Kalo misalnya ya mereka sampe bener-bener operasi plastik demi bisa ngancurin Aqila berarti mereka goblok semua ya," ucap Arga dan diangguki oleh yang lainnya.

"Lo risih gak sih kalo lo banyak musuh kaya gitu?" tanya Arga kepada Aqila.

"Enggak sih kalo menurut gua, soalnya ya berarti gua punya mainan baru tanpa harus gua nyari masalah duluan," jawab Aqila dengan santainya.

"Ya terus kalo misalnya mereka benar-benar ngancurin lo gimana?" tanya Aland yang dari tadi diam.

"Menang dan kalah dalam sebuah pertempuran pastinya ada, tapi kalo misalnya gua duluan yang kalah it's oke masih ada yang kedua'kan?" tanya Aqila.

"Iya sih, kehidupan tuh kaya roda selalu berputar. Kadang di atas kadang di bawah, saat yang bawah udah cape tapi yang di atas gak mau gantian," ucap Gibran yang tumben-tumbenan sekali bijak.

"Tumben bener lo bijak," ejek Arga.

"Emang gua dari lama gak bijak gitu?" tanya Gibran.

"Enggak, kan lo orangnya goblok," ucap Arga membuat Gibran kesal.

"Anjir lo," umpat Gibran.

"Eh gua mau minta sesuatu dong sama lo," ucap Aqila yang serius kepada mereka semua.

"Minta apa lo?" tanya Wilona.

"Gua minta buat kalian selalu percaya sama gua di saat orang lain menjelek-jelekkan nama gua dengan tuduhan palsunya," ucap Aqila dengan serius.

"Kita bakalan selalu percaya dan dukung semua keputusan lo Qil, lo jangan risau kaya gitu," ucap Alea dan diangguki oleh semua orang.

Tanpa mereka sadari ada seseorang yang mengintip dan mengawasi mereka dari kejauhan.

'Gawat! sepertinya mereka mulai curiga sama kita. Jadi sekarang kita kayanya haru berhati-hati agar mereka tidak curiga dengan kita,' ucap seseorang yang bersembunyi itu pada ponsel genggamnya

Aqila memang yang memiliki kelebihan, dia bisa mendengarkan apa yang diucapkan oleh orang itu.

"Lakukan lah lakukan lah apa yang akan membuat mu bahagia, karena 1-4 bulan lagi kalian akan hidup di dunia ini. Gua masih baik hati memberi kalian waktu untuk hidup bahagia, jika kalian memang benar-benar menggunakan waktu itu dengan baik, jika tidak? jangan salahkan aku jika kalian hidup menderita atau pun mati dengan mengenaskan!"

🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!