Kesalahan semalam yang terjadi pada Arfira dengan seorang pria yang tidak di kenalnya membuat hidupnya berantakan, dirinya bahkan sampai harus menjebak pria bernama Gus Fauzan, supaya dirinya terbebas dari amarah Abang dan Abi-nya. Namun, takdir tak menghendaki itu, semuanya terbongkar hingga membuat hidup Arfira benar-benar hancur. Sampai dirinya di pertemukan oleh pria yang telah menghancurkan kehidupannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 20
“I-ini apa?” Tanya Arfira sambil melihat alat tes kehamilan yang ada di atas meja sana.
Gus Izam terkekeh kecil. “Punya kamu bukan?” Tanya Gus Izam membuat tubuh Arfira menegang dengan hebat, namun ia masih bisa mengendalikan dirinya. Arfira mencoba berdekhem, dan berusaha tetap tenang.
“Abang ngomong apa sih? Punya Fira? Ya nggak mungkinlah. Abang ini lucu, nggak mungkin Fira hamil. Hamil sama siapa? Sama kambing?” Seru Arfira sambil tertawa, namun tawanya langsung terhenti saat melihat keluarganya hanya diam saja, dan tidak merespon tawanya.
Arfira meneguk ludahnya susah payah, ingin sekali ia pergi dari sini, jika saja ia tau jika ia di suruh datang karena hal ini, mungkin Arfira tidak akan pernah mau datang. Ia lebih memilih menghindar saja.
“Ini maksudnya apa sih bang, Fira benar-benar nggak ngerti apa yang Abang maksud. Test pack ini punya siapa? Bukan punya Fira.” Elak Arfira. Ia tak mungkin mengatakan hal yang sebenarnya, ia tak mungkin membuat keluarganya sampai malu. Dan untuk masalah bayi yang ada di dalam kandungannya ini, Arfira bahkan sudah memutuskan untuk pergi ke luar negeri, menetap di sana, yang pastinya dengan alasan tertentu. Ia tak mungkin terus di Indonesia yang akan membuat keluarganya tau.
Biarlah ia yang menanggung dosa ini, karena ini juga salahnya. Ia yang sudah terjebak waktu itu.
“Kamu jangan mengelak lagi, Fir! Saya temuin ini di dalam apartemen kamu, pagi ini!” Pekik Gus Izam dengan suara meninggi membuat Arfira tersentak dengan tubuh yang gemetar hebat.
Ia menggigit bibirnya dengan kencang, merutuki kebodohannya karena terlalu pergi terburu-buru tadi pagi, ia sampai lupa mengunci pintu apartemennya. Dan keajaiban luar biasa terjadi, ternyata abangnya malah pergi mengunjunginya.
“Bang…”
“Jangan berkilah lagi, Fira! Semakin kamu berbohong! Maka dosa besar yang kamu tanggung!”
Arfira meneguk ludahnya susah payah, kepalanya menunduk takut. Dan hal itu semakin membuat ummi Khadijah dan Abi Afwan memejamkan kedua matanya, dan merasakan sesak yang luar biasa.
Mereka tak menyangka anak gadis yang di banggakan olehnya bisa melakukan hal sehina ini. Padahal mereka selalu mengajarkan hal-hal yang baik untuk anaknya itu.
“Sekarang! Siapa yang sudah menghamili kamu?!” Pekik Gus Izam murka.
Arfira menggelengkan kepalanya. “Bang..”
“Jawab Fira!!!”
Arfira semakin ciut. Ia bingung harus menjawab apa, sedangkan ummi dan abinya sudah menangis.
“Bang, nggak –”
“Jawab!”
Arfira meremas kedua tangannya dengan kencang. Sungguh ia bingung harus menjawab apa. Tapi, jika tidak di jawab abangnya akan semakin murka.
Arfira menghembuskan nafasnya kasar. Mau tak mau ia harus menyebutkan nama satu orang.
“Siapa yang sudah berbuat seperti ini?”
Arfira menggigit bibirnya dengan kencang. Lalu sebuah nama tercetus di mulutnya.
“Fauzan.”
Degh
Semuanya terkejut mendengar itu.
*
Fauzan? Nama yang di sebut oleh Arfira, dan Gus Izam sudah tau siapa pria itu. Ia merupakan seorang Gus, anak pemilik pondok pesantren yang ada di kota ini juga.
Tak pernah menyangka, jika seorang Gus seperti itu bisa menghamili adiknya.
Dan Gus Izam yang muak, langsung datang ke pondok pesantren itu.
Ia sudah di sambut oleh beberapa ustadz yang ada di sana. Bertanya maksud kedatangannya apa, namun ia hanya menjawab ingin datang menemui Gus Fauzan.
Sampai beberapa menit kemudian, orang yang di tunggu datang.
"Assalamualaikum"
"Waalaikum salam"
"Ada apa ini?" Tanya Gus Fauzan. Dan semua orang menoleh ke arahnya. "Siapa yang ingin bertemu dengan saya?" Tanya Gus Fauzan.
Gus Izam tanpa kata langsung melayangkan bogeman mentahnya ke wajah Gus Fauzan. .
Bugh
"Aaaa"
"Astaghfirullah"
Semuanya menjerit dan membekap mulutnya syok, begitupun dengan seorang wanita yang langsung menjerit. “Mas!”,