Pil Paracetamol Yang Merubah Hidupku.

Davis of Light vs Davis of Darkness

Saat ini, planet Bumi bergetar dengan hebat. Gemuruhnya yang dahsyat membuat seluruh umat manusia menjadi sangat panik.

Teror yang mengerikan menyelimuti hati mereka semua. Seketika, bencana alam pun terjadi. Badai angin, gunung meletus, tanah longsor, semuanya terjadi secara bersamaan.

Tanah retak dan terbelah, goncangan yang begitu dahsyat merobohkan gedung-gedung tinggi. Bukan hanya terbelah, tapi itu mulai amblas dan menelan jutaan manusia dan berbagai macam benda lainnya.

Entah itu rumah, pepohonan, bukit, batu-batu besar, segalanya hancur lebur, tenggelam di dalam lubang besar yang terbentuk dan semakin meluas.

Air laut mulai mendidih dan meluap, menciptakan gelombang tsunami dahsyat yang kemudian menerjang ke segala arah, seolah itu adalah amukan binatang purba dari zaman kuno.

Melihat kehancuran ini, Rian menggertakkan giginya. Tangannya terkepal erat. Dadanya bergemuruh, amarah yang meledak-ledak.

Kemarahan!

Ia benar-benar merasa sangat marah sekarang. Namun, tak ada yang bisa ia lakukan untuk menghentikan bencana alam ini.

Apalagi dengan koneksinya dengan clone miliknya yang saat ini melindungi ibunya. Saat ini kondisinya baik-baik saja, akan tetapi rumahnya benar-benar hancur. Tanahnya bahkan terbelah dengan bentuk yang tak beraturan.

Satu orang lagi, selain ibunya, yang sangat penting baginya adalah Ryna.

Meskipun tidak dalam kondisi yang parah dan mengancam nyawa, tapi kondisinya saat ini kritis. Itu bisa ia rasakan saat ia meninggalkan jejak jiwanya pada gadis itu.

Sedangkan untuk teman-temannya yang lain, ia bahkan tak tahu bagaimana nasib mereka semua.

Apakah mereka masih hidup?

Apakah mereka semua sudah mati?

Rian sama sekali tak sanggup memikirkannya.

Memikirkan senyum teman-temannya yang selalu bekerja bersamanya selama ini, mati tanpa menyisakan tubuh yang utuh. Atau mungkin bahkan mereka hancur dan tak menyisakan apa pun. Hal ini membuat emosinya terbakar, amarah yang luar biasa dahsyat menggelegak dari dalam tubuhnya.

Aura pembunuh yang begitu dahsyat menyembur dengan hebat seperti bendungan yang runtuh. Seketika, matanya berubah menjadi merah darah.

Ia menatap tajam sosok Reciver yang ada di depannya. Tidak, lebih tepatnya, sama seperti dirinya, ia juga seorang Davis. Sebentar lagi, pertarungan antar Davis akan pecah.

Davis of Light melawan Davis of Darkness.

Sementara itu, untuk pertama kalinya, seluruh petarung legendaris yang ada di seluruh dunia bekerja sama untuk menghentikan bencana.

Lupakan segala konflik internal dan eksternal. Mereka bekerja sama mati-matian untuk mempertahankan kehidupan umat manusia.

Ledakan energi dari berbagai elemen menggema di mana-mana. Itu membentuk sebuah perisai, dinding penghalang yang menghalangi bencana alam yang terjadi.

Tinju yang menyala-nyala memukul, menghancurkan batu besar yang menyala dari letusan gunung berapi. Elemen es membekukan air laut yang meluap dan menyebar ke segala arah.

Elemen angin saling bertabrakan satu sama lain, mencoba untuk menetralkan badai angin yang terus bergemuruh, menghancurkan segala hal yang ada di jalurnya.

Mereka hanya bersatu padu untuk mencoba menghentikan bencana yang terjadi di seluruh wilayah yang ada di planet Bumi.

Sementara itu, di kehampaan, dua orang mulai melesat ke arah masing-masing sambil mengayunkan tinju dan mulai bertabrakan dengan sangat keras.

"WUSH! BOOM! DUAR!"

Saat tinju mereka beradu, gelombang kejut yang sangat dahsyat langsung menyebar ke segala arah. Meskipun mereka berada di langit yang sangat tinggi, namun dampaknya masih terasa hingga tembus ke daratan.

Tidak disangka, efek ledakan dari gelombang kejut itu justru membantu menyapu efek bencana alam yang terjadi, menjadi lebih mudah untuk diatasi oleh para petarung legendaris.

Kembali ke angkasa.

Keduanya terus bertabrakan tanpa henti. Kecepatannya sangat luar biasa dahsyat. Dari arah kanan melesat seperti garis emas yang bersinar dengan cahaya yang menyilaukan, sementara di sisi kiri melesat dengan garis hitam yang terus menyemburkan energi kegelapan tak terbatas.

"BOOM! BOOM! BOOM! BOOM!"

Dalam waktu satu detik, keduanya sudah bertukar pukulan lebih dari puluhan kali.

Sesekali keduanya terpental ke belakang, namun dengan gerakan yang sangat cepat, langsung menyerbu dan sekali lagi langsung bertabrakan.

Tujuh belas esensi cahaya yang berada di dalam tubuh Rian menyala dengan terang. Segel Prism of Light yang ada di dalam tubuhnya ia buka sepenuhnya.

Dalam konfrontasi itu, Rian secara pasti terus membumbung tinggi ke angkasa, sementara Thomas yang diambil alih oleh Raizel terus mengejar tanpa henti.

Keduanya sama-sama melesat dengan kecepatan cahaya, sehingga dalam sekejap mata saja, mereka sudah meninggalkan Bumi dan berdiri di kehampaan, melayang di alam semesta yang luas tak terbatas.

Menyadari jika mereka sudah berada di luar planet Bumi, Rian pun menghela napas lega.

Dengan begini, ia bisa bertarung dengan lebih fokus tanpa melihat kehancuran umat manusia yang ditimbulkan dari pertarungannya.

Elemen cahaya mulai menyelimuti tubuhnya. Tidak hanya cukup di situ, bahkan itu mulai bersinkronisasi dengan berbagai elemen yang ada di alam semesta. Untuk saat ini, dengan tujuh belas esensi cahaya yang ia miliki, ia bisa mengendalikan empat elemen. Digabungkan dengan elemen cahaya, totalnya ada lima elemen.

Matanya terpejam. Ia mulai merapalkan mantra kuno dan mencoba menyelaraskan dirinya dengan elemen petir, api, es, dan angin.

"Per benedictionem luminis aeterni in universo dispersae, corpus et anima mea lux est.

Caelum et terra, universum totum, in unam harmoniam conveniunt.

Ex voluntate mea, fulgur, ignis, glacies et ventus. Adeste, parete mihi."

("Dengan berkah cahaya abadi yang tersebar di seluruh alam semesta, tubuh dan jiwaku adalah cahaya.

Langit dan bumi, seluruh alam semesta, bersatu dalam satu keharmonisan.

Atas kehendakku, petir, api, es, dan angin. Datanglah. Tunduklah padaku.")

Saat Rian selesai merapalkan mantranya, alam semesta bergetar dengan hebat. Ruang terdistorsi dan elemen dari segala arah mulai tersedot ke arah Rian, seolah dirinya adalah magnet yang menyedot energi dari segala arah. Dengan sinkronisasi antara elemen cahaya yang ada dalam tubuhnya dan elemen yang ada di dalam semesta.

Seketika, gelegar petir yang begitu dahsyat segera mendekat. Terputar di sekelilingnya menyerupai cambuk panjang yang terus menggeliat dan bergerak tanpa henti. Dari arah lain, energi panas memadat berbentuk elemen api yang berputar di sekelilingnya, seolah itu adalah cincin jiwa.

Dari arah lain, elemen angin juga memadat membentuk bilah tajam menyerupai sebuah pedang terbang yang juga berputar di sekitarnya. Itu adalah penjaga yang siap menerima perintahnya dan bisa menyerang kapan-kapan saja.

Dan terakhir, dari arah lain elemen es mulai memadat membentuk bola kristal beku yang memancarkan hawa dingin yang luar biasa berdampingan dengan elemen api yang berputar-putar, seolah dua hukum yang saling menyeimbangkan satu sama lain.

Kini, Rian benar-benar diselimuti oleh lima elemen. Dirinya seolah telah berubah menjadi sosok dewa lima elemen dengan momentum yang begitu dahsyat dan melonjak di sekujur tubuhnya.

Pertama kalinya, ia benar-benar bertarung dengan segenap kekuatannya.

Mungkin segalanya terlihat lama, namun sebenarnya itu berlangsung dengan sangat cepat. Setelah mantra itu dilantunkan, hanya setengah detik sebelum kelima elemen itu menyatu dan berkumpul di seluruh tubuhnya.

Sementara itu, di sisi lain, Thomas yang dirasuki oleh Raizel tersenyum menyeringai.

Detik berikutnya, asap hitam mulai mengepul menyelimuti tubuhnya. Elemen kegelapan yang lebih besar dari sebelumnya mulai meledak, menyelimuti seluruh area dalam radius puluhan kilometer. Dalam sekejap, alam semesta dalam radius tertentu diselimuti oleh kegelapan nyata, menyisakan apa pun.

Namun di sisi lain, cahaya lima elemen berpendar dengan kecemerlangan yang luar biasa dan bertabrakan dengan elemen kegelapan tersebut.

Sekali lagi, pertempuran dahsyat antara dua pewaris yang berbeda, yaitu elemen kegelapan dan elemen cahaya, akan pecah.