Dendam Salah Arah

Di sisi yang berbeda

Masih Jepang

"Kapan kau akan menceraikannya? Kalian sudah bersama cukup lama"

Nova langsung mengutarakan pertanyaannya pada sosok pria di hadapannya yang tampak sedang menikmati Sushi yang berjejeran di atas meja mereka

"Sampai kakek menyerahkan Santoso group padaku, Maka saat itu juga aku bisa menceraikannya"

Jawab Arldan kemudian.

Nova tampak memunyungkan bibirnya dengan kesal, Kemudian berkata.

"Aku rasa itu cukup lama, Kau tidak kasihan padaku? Aku harus menahan cemburu ketika melihatmu dengan Vanesa"

Mendengar perkataan kekasihnya membuat dahi Arldan berkerut.

Seolah mengartikan jika dia tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Nova baru saja.

"Cemburu dengannya? Kau jelas tau perasaan apa yang aku miliki padanya"

"Itu benci bukan cinta"

Sahut Arldan cepat yang menekan setiap perkataannya

Rasa cinta? Itu sangat lucu di telinganya, Sebab dia tidak akan pernah jatuh cinta pada putri dari pembunuh adiknya, Liona.

"Aku mengerti itu, Hanya saja rasanya ingin selalu berada di dekatmu"

Wanita itu kembali mengeluh dengan bergerak memasukkan sushi ke dalam mulutnya dan mengunyahnya secara perlahan .

"Bersabarlah, Ini tidak akan lama lagi"

Hanya itu yang bisa di ucapkan Arldan kali ini, Sebab sebenci apapun dia pada Vanesa, Dia tidak bisa menceraikan gadis itu begitu saja karna kakeknya berulang kali menegaskan, Jika Arldan bisa memegang kendali pada Santoso group di saat Vanesa berstatus sebagai istrinya.

Entahlah dia cukup tidak mengerti kenapa kakeknya seolah mementingkan segalanya untuk Vanesa seolah olah gadis itu adalah hal yang begitu berharga.

****************

Lili menyeruput segelas macha miliknya, Matanya tampak tertuju ke arah luar menunggu kapan sahabatnya, Vanessa akan tiba.

"Apa temanmu cantik?"

Sosok pria di sampingnya bertanya dengan santai, Dengan mengaduk americano miliknya.

"Dia sangat cantik"

Jawab Lili dengan bangganya.

"Kakak tau? Aku bahkan tidak pernah melihat gadis secantik dia"

Gadis itu terkekeh renyah menatap pria yang dia panggil kakak itu yang turut tersenyum mendengarnya.

"Dia memiliki netra bewarna biru, Benar benar sangat indah"

Lanjut gadis itu antusias

"Sayangnya dia sudah menikah, Jika saja tidak, Aku bisa menjodohkannya dengan kakak atau dengan kakak Lucas"

Lanjut gadis itu kembali.

"Kakak jadi penasaran dengan kecantikan sahabatmu itu?"

Timpal pria tersebut.

"Hmmm tidak lama lagi dia aka datang"

"Ahh itu dia"

Seru Lili yang kini berdiri dari posisinya, Dia lantas mengangkat tangannya agar sahabatnya itu bisa mengenalinya.

Di ujung sana, Vanesa mengembangkan senyumnya ketika matanya menangkap sosok gadis cantik yang melekat dengan pakaian glamor nya sedang tersenyum ke arahnya.

Namun saat Vanesa mengalihkan pandangannya pada sosok pria yang ada di samping gadis itu, Reaksi terkejut terlihat dari raut wajahnya begitu pula dengan sosok pria tersebut, Yang juga terkejut melihatnya.

"Vanesa, Come here"

Sahut Lili ketika melihat sahabatnya hanya diam di tempatnya.

Vanessa segera tersadar dari keterkejutannya, Membuatnya secara perlahan mendekati meja dimana Lili dan pria tersebut.

"Ekspresi kalian berdua seolah olah mengartikan jika kalian saling mengenal"

Sahut Lili yang mengangkat ujung alisnya ketika Vanesa telah bergabung di meja mereka. Dia menatap kakaknya dan sahabatnya bergantian.

Bisa Vanesa lihat, Pria itu tampak terkekeh ringan.

"Dia salah satu pasienku di rumah sakit"

Jawab dokter Edo yang menatap Vanesa yang tampak begitu canggung setelah melihat keberadaannya.

Bukankah ini suatu kebetulan yang cukup baik? Dia tidak menyangka jika adik sepupunya ternyata bersahabat dengan gadis yang dulu dia sukai.

Meskipun saat Lili mengatakan jika sahabatnya memiliki netra bewarna biru seperti gadis yang dia sukai, Namun gadis yang memiliki netra biru sangat banyak. Jadi pria itu memilih membuang pemikirannya.

"Wahhh benarkah? Ini sangat sangat kebetulan"

Seru Lili cepat

"Kalian berkeluarga?"

Tanya Vanesa kemudian dengan penasaran, Dia merasa cukup canggung mengingat bagaimana dia menolak ajakan pria itu tadi pagi.

"Dia kakak sepupuku, Daddy dan Mommy kak Edo bersaudara"

Jelas Lili kemudian

Vanesa menganggukkan kepalanya mengerti.

"Jangan merasa canggung karna telah menolak ku, Itu bukan apa apa"

Sahut Dokter Edo yang membuat Lili menatap pria tersebut.

"Menolak?"

"Aku mengajaknya untuk makan bersama namun dia menolak, Aku tidak tau jika dia telah bersuami"

Jawab dokter Edo dengan santai, Dia kembali menyesal americano miliknya.

Mendengar ucapan kakak sepupunya membuat Lili terkekeh.

"Lihat, Bahkan kakak menaksir sahabatku, Bukankah sudah ku katakan jika dia sangat cantik"

"Lili itu terlalu berlebihan"

Ucap Vanesa dengan suara yang rendah ke arah sahabatnya, Dia tentu saja merasa malu di puji di hadapan pria.

Lili tampak tidak peduli dengan apa yang dikatakan oleh Vanesa, Hingga sebuah pelayan tampak bergerak menghampiri mereka dengan membawa coklat panas yang tentu saja milik Vanesa.

****************

Di sisi lainnya

Masih di jepang

Seorang pria tampan bergerak masuk ke salah satu hotel yang ada di Jepang, Di dampingi oleh seorang pria yang tidak kalah tampan pula berjalan di belakangnya.

Pria tampan itu mengenakan jas hitam mewah sebagai pelengkap ketampanannya, Nyatanya wajah tampan rupawan itu seolah mampu menarik semua perhatian orang agar tertuju kepadanya.

Netra abu abu, Alis lebat, Dengan perpaduan hidung mancung dan bibir yang sedikit tebal, Terlihat begitu seksi dan menggoda, Tahang tegas dengan di tumbuhi bulu bulu halus di sekitarnya membuat pria itu terlihat begitu kharismatik. Tubuh tinggi dan kekar benar benar mampu membuat semua orang tergila gila padanya.

Dia adalah Lucas Dernado Xavier, Pria itu adalah pewaris tunggal dari kekayaan Xavier.

Siapa yang tidak mengenal pria itu? Jelas saja fotonya kerap muncul di berbagai majalah bisnis, Dimana pria tersebut merupakan pria yang berhasil membawa kejayaan Xavier group.

Lucas terlihat terus membawa langkahnya, Menuju salah satu kamar hotel dimana telah di beritahu sebelumnya.

"Philip kau yakin jika gadis itu ada di Jepang?"

Lucas terlihat bertanya ke arah asistennya yang di sebut Philip itu.

"Iya tuan, Saat ini nona muda sedang berada di Jepang sama dengan sepupu anda yang lainnya"

Jelas pria tersebut dengan cepat.

Lucas terdiam dalam Beberapa waktu, Alisnya terlihat menukik tajam seolah sedang memikirkan sesuatu dalam otaknya.

"Kau sudah mencari tau siapa pria yang akan di jodohkan dengannya?"

"Sudah tuan, Berkasnya ada di dalam kamar hotel anda"

Lucas tidak lagi menjawab, Sejenak dia menghentikan langkah kakinya di depan kamar hotel, Menarik nafasnya pelan seolah sesuatu di dalam kamar tersebut cukup membuatnya sedikit menegang.

Hingga perlahan, Tangannya bergerak meraih handel pintu, Kemudian mendorongnya secara perlahan.

Bisa dia lihat, Sepasang suami istri yang ada di dalam kamar tersebut menatapnya dengan tatapan yang berbeda.

"Sudah mendapatkan calon menantu untukku?"

Dan ketika wanita dengan kisaran umur 40 an itu melontarkan pertanyaannya, Seketika pelipisnya berdenyut begitu saja.