Sebelum membaca perhatikan umur, ya!
21+
Mantan Tapi Menikah??
Kok bisa?
Meskipun hubungan asmara Marvel dan Celine sudah berakhir, tapi mereka memutuskan tetap menikah. Marvel terpaksa menikahi Celine hanya karena mewujudkan permintaan nenek. Tidak ada yang tahu kalau Marvel dan Celine menikah di atas perjanjian yang tidak tertulis. Hanya satu tahun, sebab Marvel masih menunggu wanita lain yaitu Jeny.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon violla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MTM 20- Terjebak Di Lift
20.
"Tolong! Tolong, aku!" Celine menekan-nekan tombol berusaha mengembalikan lift pad posisi semula, tapi setelah menekan tombol keadaan di dalam malah semakin tidak terkendali, selama beberapa menit lift itu bergetar hingga kemudian naik dan berhenti di tengah jalan lagi.
Guncangan itu membuat Celine tidak bisa menjaga keseimbangan, kakinya terasa lemas, punggungnya berulang kali terbentur dinding sampai akhirnya Celine jatuh terduduk diujung lift.
"Siapapun yang ada di luar kumohon tolong aku!" Keringat sebesar biji jagung sudah membasahi dahi Celine, tidak peduli berapa kali ia menghapusnya namun dahinya masih saja tetap basah. Ruangan itu menjadi pengap dan panas. Celine kesulitan bernafas, dadanya berdebar hebat, tenggorokannya terasa kering, Celine merasa tidak ada oksigen di ruangan ini.
"Tolong aku...." Celine merintih, masih dalam posisi duduk ia mendekati pintu berharap ada orang yang mendengar suaranya.
"Aku terjebak di dalam sini, tolong aku." Celine menangis ketakutan, ia merasa tidak punya harapan untuk bisa keluar dari tempat ini. Matanya semakin terasa berat, tapi Celine berusaha untuk tidak memejamkan mata agar kesadarannya tetap terjaga.
***
"Anda datang sendirian, Tuan?" tanya pemilik butik yang bertanggung jawab menyiapkan busana pernikahan Marvel dan calon istrinya, ia heran melihat Marvel datang sendirian padahal tadi jelas Elma mengatakan kalau Marvel akan membawa calon istrinya.
"Jangan banyak bertanya, kerjakan saja tugasmu. Aku tidak mau berlama-lama di sini." Marvel sengaja tidak menutup pintu, sebab ia tahu kalau Celine dan Elma akan menyusulnya masuk ke ruangan ini.
Wanita bernama Lexa yang sudah banyak menjahit pakaian untuk keluarga kaya itu pun hanya bisa menggelengkan kepala heran melihat wajah Marvel tidak bersahabat. Karena tidak mau membuat Marvel semakin marah, akhirnya ia memilih diam menunggu Elma kembali.
"Kenapa mereka lama sekali?" Marvel gelisah karena sudah hampir dua puluh menit berlalu tapi Elma dan Celine belum menampakkan batang hidung mereka. Padahal, kedua wanita itu sudah ada di lantai dasar.
Perasaan Marvel menjadi semakin tidak menentu saat tiba-tiba wajah Celine melintas di benaknya, pikirannya pun hanya tertuju pada Celine, hingga akhirnya ia menghubungi wanita itu.
"Apa kau melarikan diri, Nona?" teriak Marvel ketika panggilan itu sudah terhubung, Marvel semakin gelisah sebab Natan yang menjawab handpone Celine. Pria itu mengatakan handpone Celine tertinggal di mobilnya. Tanpa banyak berkata Marvel pun mengakhiri panggilannya.
"Keterlaluan! Wanita itu pasti sengaja meninggalkan ponselnya supaya bisa bertemu dengan Natan lagi." Marvel berdecak kesal.
"Kau bilang apa? Ada wanita terjebak di dalam lift yang rusak?" pekik Lexa tiba-tiba pada salah satu pegawai yang baru menghubunginya. "Bagaimana bisa?"
Marvel terkejut mendengarnya, ntah mengapa pikirannya langsung tertuju pada Celine. Bagaimana kalau memang Celine yang terjebak di dalam sana? Kemungkinan itu membuat Marvel semakin gelisah saja. Ntah mengapa saat ini hanya Celine yang ada di dalam pikirannya. Hingga akhirnya Marvel beranjak dari duduknya.
Ntah sudah berapa anak tangga yang dilalui Marvel, tapi tidak sedikitpun ia merasa kelelahan. Kakinya terus melangkah lebar menuju lantai dasar.
Begitu sampai di lantai dasar, mata Marvel langsung disambut keramaian yang ada di depan pintu lift. Mervel membelah keramaian bersama resah di dalam dada.
"Celine...apa kau yang ada di dalam sana?" teriak Marvel. Dia menggedor pintu dan berulang kali memanggil nama Celine, tapi tidak ada tanda-tanda orang di dalam.
"Kau yakin ada orang di sini?" tanya Marvel pada wanita muda yang ada di sana.
"Iya, Tuan. Tadi ada suara wanita minta tolong," jawabnya sambil menahan takut, sebab ia yang bertanggung jawab menjaga tempat ini. "Aku sudah menghubungi petugas."
"Memangnya kau kemana saja, kenapa kau tidak tahu ada orang yang masuk ke dalam lift rusak ini?" sembur Lexa pada pegawai yang tadi menghubunginya, ia melirik pintu tanpa peringatan adapun tertulis di sana. Pantas saja orang yang terjebak di lift tidak tahu kalau lift ini tidak bisa digunakan.
"Ah, sudahlah kalian jangan berdebat di sini!" sentak Marvel yang semakin gelisah. Marvel memukul-mukul pintu lift lagi.
"Celine, ini aku! Jawablah, jangan diam saja. Celine! Apa kau mendengarku?" teriak Marvel lagi. Perasaannya mengatakan kalau memang Celine yang terjebak di dalam, tapi mengapa Celine tidak menyahut? Bagaimana kalau terjadi sesuatu padanya? Marvel tidak mau itu terjadi.
"Celine?" Makan yang berniat mengembalikan ponsel Celine terkejut mengetahui Celine terjebak di lift. "Kenapa Celine bisa terjebak di dalam? Ini pasti ulahmu 'kan?" Natan menarik Marvel dan memojokkannya di dinding. "Jangan dekati Celine kalau itu hanya akan membuatnya menderita!" ucap Natan sambil mengangkat tangan ingin memukul wajah Marvel.
Marvel menangkis serangan Natan. "Aku tidak punya urusan denganmu!" Melemparkan Natan sampai menjauh darinya. Kemudian ia berdiri di depan lift lagi.
"Celine, aku akan menghukummu kalau kau tidak menjawabku!" Marvel berusaha membuat Celine tetap sadar, ntah apa yang akan terjadi kalau sampai Celine tidak sadarkan diri di dalam sana. Hal yang paling buruk adalah, Celine bisa kehilangan nyawanya. Tidak, Marvel tidak rela wanita itu pergi darinya.
"Celine, cepat katakan sesuatu! Jangan buat aku takut seperti ini!"
Mervel tidak berhenti teriakan nama Celine. Beberapa petugas yang saat itu baru tiba pun langsung bergerak melakukan tugasnya. Marvel menolak menjauh karena ia sangat ingin mengetahui kondisi Celine di dalam sana. Memikirkan Celine kehabisan oksigen membuat otak dan darah Marvel membeku seketika.
"Hey, Celine... bicaralah!!!"
"Ma-Marvel... Marvel tolong aku," sahut Celine dari dalam. Celine hampir kehilangan kesadarannya. Tubuhnya sudah tergeletak di depan pintu yang masih tertutup. Matanya sudah mulai terpejam, napasnya terasa berat dihembuskan, tubuhnya sangat lemah tidak berdaya, bahkan untuk menggerakkan jari dan untuk membuka mulut saja terasa tidak bertenaga. Dalam kondisi yang hampir membuat Celine putus asa, suara Marvel yang tiba-tiba terdengar menyebut namanya mampu membuat Celine bicara.
"Mervel, tolong aku...."
"Celine, tenanglah aku di sini!"
"Aku takut." Celine menangis lagi, tapi bahagia karena setidaknya dalam ketakutan seperti sekarang sudah ada orang yang menyadari keberadaannya.
"Kau tidak perlu takut, para petugas masih berusaha membuka pintu ini. Kau hanya perlu tetap menjaga kesadaranmu. Apapun yang terjadi jangan pejamkan matamu!"
Air mata Celine semakin tumpah ruah jatuh membasahi wajahnya, Celine merasa saat ini Marvel sangat perduli dan mengkhawatirkan kondisinya.
Akhirnya dengan susah payah para petugas itu pun berhasil membuka pintu. Marvel langsung mendekap tubuh Celine ke dalam pangkuannya.
"Celine, kau baik-baik saja 'kan? Celine, buka matamu." Mervel menepuk pipi Celine yang sudah pucat pasih.