Cinta Lelaki Sempurna

Di tempat lain...

Ryan kini berada pusat kota Jakarta, cukup lima belas menit dari pintu keluar tol sebelah barat, terdapat satu gedung menjulang tinggi nan megah, berdiri diantara gedung-gedung pencakar langit lainnya.

AL Corp Tower, tempat itu menjadi kantor pusat bagi seluruh cabang perusahaan dari AL Tech Corporation, dimana sudah lebih dari 34 kantor cabang, 31 kota di seluruh Indonesia dan tiga diantaranya berada di luar negeri seperti Berlin, Jerman. New York city, USA. Dan Shanghai, China.

Tiga kantor cabang di luar negeri, hanya sebatas kantor badan pengawas sehubungan dengan kerja sama dengan perusahaan disana.

AL Corp Tower Mengambil konsep bangunan segitiga lima sisi dengan sedikit bentuk bergelombang ditengah-tengah, terlihat mencolok karena sebagian besar gedung di sekitar hanya berupa kotak atau persegi panjang, tidak ada yang jajargenjang atau trapesium.

Meski Ryan agak menolak saat seorang arsitektur memberi gambaran bentuk yang tidak sesuai harapan. Tapi orang itu bilang, bahwa adalah mahakarya, Ryan bukan ahli dalam bidang bangunan, setidaknya Ryan tidak mengharapkan akan terjadi masalah dimasa depan, keselamatan lebih penting daripada beradu gengsi.

Di dalam dunia bisnis, siapa yang tidak mengenal sosok lelaki muda berstatus sebagai CEO dari perusahaan AL Tech, karena memang tidak ada yang tahu, kecuali relasi bisnis khusus.

Sejak awal, CEO muda itu, tidak mengumandangkan nama ke muka publik. Dan sampai sekarang, hanya ada beberapa orang saja yang mengenal sosoknya, dimana dia adalah Ryan alfariz.

Dalam kurun waktu lima tahun, Ryan membawa AL Tech menuju puncak kejayaan sebagai salah satu perusahaan paling berpengaruh di Asia tenggara.

Tapi sebelum Ryan dikenal sebagai CEO muda dengan kejeniusan tinggi, Ryan telah mengalami perjalanan panjang untuk hidup sebagai orang sederhana.

Keluarga Rahmat Sofian Effendi awalnya hanya hidup sebagai seorang pengusaha warung makan yang lebih banyak orang berhutang dari pada membayar.

Bertempat di Jakarta bagian barat sebagai Warteg bernama 'welas asih', menyajikan tempe orek, telur goreng, di dadar atau pun di ceplok, mendoan, tahu aci, kopi, pakai susu atau tidak, wedang tubruk, bahkan wedang bandrek, full musik pula.

Tidak bisa dianggap bahwa bisnis yang di jalankan oleh Sofian Effendi adalah suatu hal menguntungkan, jika diteliti dalam ilmu akuntansi, dimana orang-orang lebih banyak berhutang dari pada yang beli, terlalu beresiko.

Pelanggan-pelanggan tersebut adalah para kuli bangunan yang akan membayar semua hutang itu dikala gajian, tidak akan tega melihat para pejuang rupiah di tanah rantau kelaparan, karenanya Sofyan Efendi bisa sedikit meringankan beban mereka.

Hanya ini yang Sofyan Efendi miliki untuk menghidupi keluarganya, termasuk menyekolahkan Ryan sampai kuliah, memang tidak bisa membuatnya kaya raya, tapi melindungi kebutuhan ekonomi secara berkesinambungan.

Entah apa yang akan terjadi di masa depan, dia hanya berharap bahwa Ryan akan mengubah kehidupan keluarganya menjadi lebih baik.

Hingga keinginan keras sang ayah untuk dirinya bersekolah tinggi tidak menjadi hal yang sia-sia... kejeniusan, kerja keras, tanggung jawab, harga diri, impian dan harapan, semua itu Ryan genggam erat untuk mengubah nasib.

Setelah lulus dari salah satu universitas swasta di kota Jakarta....

Awalnya Ryan mencoba peruntungan berbisnis kecil-kecilan, dari menjual kacang goreng, kacang rebus, kopi seduh, foto kopi, toko sepatu bola, bolanya juga, tidak lupa kaus kaki, atau pun toko sablon baju partai yang ada badaknya.

Masih banyak lagi, kegiatan bisnis yang Ryan coba lakukan.... tapi semua itu tidak berjalan baik.

Ryan terus memutar otak, hingga muncul sebuah perhitungan hukum logaritma, membawanya ke sebuah ide bisnis untuk membeli saham perusahaan yang bernama Unic corporation.

Sebuah pertaruhan penuh resiko, karena dia harus menggadaikan seluruh harta, tabungan dan termasuk meminta sedikit bantuan finansial kepada kakeknya. semua itu untuk bertaruh nasib kepada sebuah perusahaan dalam kondisi kritis menuju kebangkrutan.

Tentu semua tidak sekejap mata membuahkan hasil, perusahaan yang bergerak dalam bidang multimedia, teknologi informasi dan komunikasi, kalah saing dengan ratusan lawan di era modern.

Tapi bagi Ryan tidak ada kata menyerah, selama dia masih memiliki satu persen kemungkinan untuk membalik keadaan.

Seperti pepatah mengatakan : jika orang lain beruntung terlahir dari keluarga kaya, maka dirinya terlahir dengan hati dan tulang yang kuat untuk menjadi kaya.

Dan Ryan pun tahu, bahwa segala hal yang di perhitungkan sang pencipta adalah kepastian, dimana kerja keras tidak akan dikhianati oleh hasil.

Itu menggambarkan bagaimana karakter Ryan, sebagai sosok manusia yang tidak harus merasa iri dengan orang lain dan berusaha mengubah nasib dari tangannya sendiri.

Kejeniusan tinggi, kecerdikan, handal dalam bernegosiasi, ahli psikologi, cakap di semua bidang, kerja keras, tanggung jawab ,taat kepada kedua orang tua, rajin menabung dan rajin pula beribadah.

Termasuk segala macam pengalaman, tentang pahit manis jalan yang sudah dia lalui, semua itu menjadi senjata Ryan dalam membangun kembali sebuah perusahaan Unic corporation.

Dalam waktu lima tahun, menggandeng puluhan perusahaan dalam kerja sama, mengembangkan kekuatan hingga ke mancanegara dan Ryan mengakusisi seluruh aset Unic corporation, mengubah namanya menjadi AL Tech Corporation.

Dari balik bayangan Hazel di AL Tech, Ryan menjalankan peran sebagai sosok CEO muda tanpa pernah menunjukkan wajah kepada media.

Jika ada yang bertanya tentang hubungan Ryan dengan AL Tech Corporation, tidak akan ada yang tahu, bahkan saat dia sendiri datang ke perusahaannya, dia akan dianggap sebagai sebagai pelamar kerja.

Dari pandangan semua orang, itu jauh lebih cocok dan semua tugas, dia serahkan kepada asisten pribadinya Hazel. Hanya ketika dalam keadaan penting saja, Ryan menunjukan diri, tapi menang jarang terjadi.

Meski segala hal dia kuasai untuk menjadi pebisnis handal, kekayaan yang tidak bisa lagi di hitung oleh jari tangan dan kaki, Ryan tidak tahu tentang apa pun sebagai seorang lelaki beristri.

Karena menang dia baru pertama menikah, dan mencoba berkeluarga secara otodidak, tanpa pernah belajar apa pun mengenai seorang wanita.

Terlebih lagi sosok wanita untuk Ryan hadapi sekarang, jelas bukan wanita biasa seperti yang dia temui di sembarang tempat. Rea sebuah nama indah ketika terdengar di telinga, khususnya telinganya sendiri.

Dia tidak akan pernah membuat seorang wanita yang dicintainya malu.

Turun dari mobil, Ryan melangkah masuk dengan wajah serius, security paruh baya bertubuh gemuk tersenyum saat membuka pintu untuk semua tamu.

Ryan masih menunjukan kerendahan hati dengan membalas senyum dari security itu karena notabenenya dia jauh lebih tua.

"Terimakasih pak Prapto." Ucap Ryan sopan.

"Tentu saja pak Ryan." Balasnya.

Pak Prapto adalah security senior yang sudah bekerja sejak awal terbentuk perusahaan AL Tech Corporation, sehingga dia pun sudah mengenal siapa Ryan sebenarnya.

Baru saja Ryan masuk untuk ke meja resepsionis, sesosok wanita muncul dari balik toilet lobi. Ada kejutan bagi wanita tersebut, karena dia harusnya belum terlalu tua untuk menjadi seseorang yang pikun dan melupakan Ryan.

"Kenapa kau ada disini ?." wanita itu keras.