NovelToon NovelToon
Pria Gila Itu Milikku

Pria Gila Itu Milikku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Bullying dan Balas Dendam / Putri asli/palsu
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: nona yeppo

Aku Shella, seorang gadis yang masih duduk dibangku sekolah Menengah Atas.

Berawal dari penolakan ibu dan saudariku yang usianya terpaut sepuluh tahun lebih tua dariku, membuatku berubah menjadi gadis yang tidak memiliki hati dan pendendam.

Aku juga bertekad ingin merampas apa yang dimiliki oleh saudariku.

Aku bahkan tidak mengeluarkan air mataku saat ibuku dinyatakan meninggal dunia.
Hingga terungkapnya sebuah rahasia yang begitu mengguncang kewarasan ku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nona yeppo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Anak Kecil

Paman, berhenti menganggap ku anak kecil,,

Jika bukan anak kecil, lalu apa?

Mmm, Shella, panggil aku Shella.

Aku berlari kecil mengikuti langkah kakinya yang panjang-panjang. Ia hanya tertawa kecil mendengar permintaanku.

Paman tidak mau mendengarku?

Kataku lagi sambil berjalan di depan nya dengan membelakangi jalanan agar aku dapat melihat kata-kata yang akan dikeluarkan nya.

Kalau begitu berhenti menyebutku pamanmu,,

Ah, benar juga. Tapi bagaimana mungkin aku memanggilnya kakak, usia kami terpaut lima belas tahun. Sangat aneh rasanya jika aku memanggilnya kakak.

Setelah melakukan meeting itu, kami bergegas pulang tanpa diiringi satu patah kata pun. Keadaanku yang kesulitan memahami kalimat orang yang membuatku memilih diam.

Setibanya dirumah, tak lupa kuucapkan rasa terimakasih yang sangat tulus pada paman Rangga. Dia adalah pria baik yang telah kusalah pahami selama beberapa hari ini.

Hari ini aku menyadari satu hal, paman Rangga benar-benar tampan dan karismatik juga baik. Apa masuk akal jika aku mulai merasa nyaman didekatnya? Aku tidak mengerti.

Langkah kakiku sedikit berat saat memasuki pagar rumah kami. Aku yakin saudariku Maurice ada dirumah saat ini.

Aku hanya berharap tidak ada lagi masalah yang ditimbulkannya demi ketenangan hidup Ayah tentu saja.

Kulihat ada satu orang pria paruh baya sedang duduk di kedai milik Ayahku. Perut buncitnya membuatku menyunggingkan senyumku. Sangat lucu menurutku.

Lalu Ayah muncul dan memelukku erat, Ayah juga bertanya tentang luka yang kudapatkan.

Aku hanya terpleset kecil Ayah,,,

Maaf ya, Ayah tidak bisa menepati janji Ayah.

Bagiku Ayah tidak pantas meminta maaf padaku, Hatiku rasanya sangat sesak jika melihatnya merasa bersalah begitu.

Mengingat begitu kejam nya ibuku berselingkuh dibelakang Ayah, membuatku selalu merasa bersalah sekaligus kasihan pada Ayah. Dan aku tidak pernah sanggup untuk menceritakan semua fakta yang selalu kupendam ini.

Aku segera mengalihkan perhatian ku pada pria paruh baya tadi. Ternyata beliau adalah pekerja yang akan mengelola kedai Ayah.

Panggil dia bos Luo,, Dia teman Ayah.

Hallo bos Luo, senang bertemu denganmu. ucapku sambil mencolek sedikit perut buncitnya.

Ayah dan pria itu tertawa melihat tingkahku yang sedikit aneh. Yah, harus bagaimana lagi, aku tidak terbiasa melihat penampakan perut yang seperti itu. Jadi melihat itu sangat menyenangkan bagiku.

Aku segera beranjak ke kamarku untuk mandi dan berganti pakaian karena sebentar lagi makan malam akan tiba.

Bos Luo akan ikut serta sebagai penyambutan hari pertama, ditambah lagi beliau merupakan teman Ayah. Aku akan menganggap nya sebagai keluarga, karena ini kali pertama Ayah memperkenalkan orang luar padaku.

Saat pertama kali memasuki kamar, hal pertama yang kulihat adalah penampakan saudariku yang tidur seenaknya saja diatas kasur ku.

Bukankah ini kamarku? silahkan pergi kekamar mu saja.

Aku tidak ikhlas sama sekali jika tempat tidurku dihuni wanita iblis sepertinya. Jika mengingat masa lalu, satupun barangnya tidak pernah dapat kusentuh.

Aku harus membalasnya bukan? Anggap saja aku sedikit pendendam, aku tidak terlalu peduli.

Pelit sekali kamu, baru juga aku tiduran sebentar!!

Ia berucap lalu pergi sambil menyenggol bahuku. Aku hanya mengendikkan bahu ku tanda tidak peduli.

Namun sebelum ia tenggelam dibalik pintu kamarku, aku bertanya karena begitu penasaran.

Kali ini berapa lagi Ayah mengeluarkan uang untukmu?

Bukan urusanmu, !!

Itu jelas urusanku, Ayah dan aku berhemat selama ini agar aku dapat melakukan operasi pada telingaku.

Sudah tiga tahun lamanya aku bersabar menunggu biaya yang cukup dan waktu yang tepat untuk pemilihan pendengaran ku. Namun selalu saja gadis ini menghalangi semuanya.

Menurutmu aku peduli?? Ini yang ku mau, kau pantas mendapatkannya. Ibu pergi karenamu!!!

Semua kesusahan ini terjadi karenamu!!! Berhenti mengangguku, enyah saja kamu, bukan ibu.!

Walaupun telingaku mengalami gangguan pendengaran, entah mengapa semua kata-katanya begitu jelas menusuk hatiku.

Aku selalu saja disalahkan atas kepergian ibu. Aku lelah melihatnya selalu seperti ini selama tiga tahun ini.

Tanpa sedikitpun rasa takut, aku mengambil sebuah buku yang lumayan tebal. Aku melemparkannya tepat dikepalanya, membuatnya berbalik dan menarik rambutku.

Selalu saja seperti ini, selisih usia kami yang lumayan jauh yaitu sepuluh tahun tidak membuat kami menjadi dekat, melainkan terasa aneh.

Karena kegaduhan yang kami timbulkan, Ayah dan bos Luo datang untuk melerai kami. Kulihat rambut nya yang keemasan itu sudah sangat berantakan. Ada kepuasan tersendiri didalam hatiku melihat penampilannya yang seperti itu.

Namun semua itu tak jauh berbeda dariku, wajahku sedikit lebam karena ulahnya. Karena jika bicara soal adu fisik, tentu aku kalah.

Maurice, tidak bisakah kau mengalah sedikit saja? Setiap kalian bertemu selalu saja terjadi pertengkaran.

Dia yang mulai Ayah,, dia tidak pernah sopan padaku. Dia juga menyebalkan, aish!!!

Aku turun dan melihat Ayah memarahinya dengan berkacak pinggang. Bos Luo segera menuntunku menuju meja makan.

Aku selalu sadar akan posisiku, Maurice selalu menjadi putri pertama bagi Ayahku. Sebesar apapun kesalahan yang gadis itu lakukan, Ayahku tidak pernah tega untuk memarahinya.

Bukan Ayah tidak sayang padaku juga, namun kasih sayang kepada anak pertama itu akan selalu berbeda, dan aku dapat merasakan itu.

Beruntung bos Luo ada dan sepertinya mengerti posisiku. Ia dengan telaten merapikan rambutku ku dan mengambil kan makanan untukku.

Jika kau merasa kesulitan, cari saja aku, hm?

Kata-kata yang bos Luo ucapkan membuatku tersenyum. Sepertinya aku akan membagi cintaku padanya.

Bos Luo, aku selalu saja kalah jika bertengkar dengannya, bisakah bos Luo mengajariku ilmu beladiri?

Bos Luo hanya manggut-manggut mendengar permintaanku. Ia juga mengelus-elus rambutku mungkin bermaksud menenangkanku.

Bagaimana mungkin bos Luo mengajariku bela diri hanya karena ingin balas dendam pada saudariku sendiri? Aku pun tertawa mendengar permintaanku sendiri.

Karena pertengkaran kami yang dapat merugikan berbagai pihak, Ayah dan bos Luo akhirnya makan terpisah. Bos Luo denganku, dan Ayah dengan Maurice.

Setelah menyelesaikan makan malamku, aku segera membantu bos Luo untuk mencuci peralatan bekas kami makan.

Kalau wanita itu? ia tidak akan pernah menyentuh pekerjaan yang seperti itu. Begitu jauh perbedaan diantara kami, dan akulah si gadis yang tidak berdaya itu.

Karena tak ingin melihatnya yang akan semakin menambah rasa emosiku, aku memutuskan mengungsi dilantai satu tempat kedai Ayah hingga pagi menjelang.

Tadi malam sebelum tidur, Ayah berpesan padaku untuk selalu menjaga diri. Ayah juga minta maaf lagi karena tidak dapat membelaku. Ayah telah menghabiskan waktu liburnya dari pekerjaan, telah tiba waktunya untuk Ayah kembali melanjutkan tugasnya. Aku hanya bisa menghela nafas pelan.

Seperti biasa, aku bersiap akan pergi ke sekolah. Dan seperti janji Ayah tadi malam, aku akan pergi kesekolah dengan diantar oleh paman Rangga.

Karena kebetulan kantornya satu arah dengan sekolahku. Kesepakatan itu pun terjadi, dan disinilah aku sekarang.

Sebelum paman melakukan mobilnya membelah jalanan, aku memastikan sesuatu. Ini tentang wanita itu, wanita yang dicintai oleh paman Rangga.

Paman, wanita itu akan berangkat pagi ini. Paman tidak ingin menyesal kan? pergi lah, aku naik bus saja.

Aku mengucapkan itu setelah menghitung kemungkinan waktu yang paman butuhkan untuk tiba disana.

Paman Rangga melihatku lalu tersenyum,

dia selalu saja seperti itu. Kalau dia sedang patah hati, ia akan datang lagi dan mengadu padaku.

Aku yakin kali ini ucapannya tidak main-main, ucapku mencoba meyakinkan paman.

Seprtinya ucapanku berhasil menggelitik hatinya.

Pergi saja, dan pesankan taksi untukku.

Penawaran yang cukup masuk akal membuat paman segera bergegas.

***

Paman Rangga benar-benar pergi, ada perasaan yang sulit dijelaskan terjadi disini, didadaku.

Pikiranku melayang, jika aku berada diposisi wanita itu, mungkin aku pasti sangat bahagia.

.

.

.

Next...

1
Tanti Purba
lanjut donk
kayla: Hallo jangan lupa mampir di karya terbaru aku yah " My Baby Girl" mohon dukungannya
yeppo: oke kak, ditunggu aja ya ☺
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!