NovelToon NovelToon
Oh My God, Aku Punya Harem

Oh My God, Aku Punya Harem

Status: sedang berlangsung
Genre:Zombie / Sistem
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: samsuryati

lili ada gadis lugu yang Bahkan tidak pernah punya pacar. tapi bagaimana Ketika tiba di hari kiamat dia mendapatkan sebuah sistem yang membuatnya gila.

bukan sistem untuk mengumpulkan bahan atau sebuah ruang angkasa tapi sistem untuk mengumpulkan para pria.

ajaibnya setiap kali ke pria yang bergabung, apa yang di makan atau menghancurkan sesuatu, barang itu akan langsung dilipatgandakan di dalam ruangan khusus.

Lily sang gadis lugu tiba-tiba menjadi sosok yang penting disebut tempat perlindungan.

tapi pertanyaannya Apakah lili sanggup.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon samsuryati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12

Rumah itu terlihat seperti reruntuhan biasa dari luar,,atapnya miring, jendelanya retak, dan lumut mulai menyelimuti dinding bata yang kelabu. Tapi di dalam, masih ada cukup ruang untuk bernaung, cukup aman untuk sekadar duduk dan bernapas.

Kapten Rael menurunkan Lili di dekat pintu, lalu memeriksa ruangan. Setelah memastikan tak ada bahaya, ia mengangguk. “Kita bisa istirahat di sini.”

Apa yang terjadi hari ini membuat lily dan real menjadi sangat pendiam. Lili masih dalam kondisi bengong namun sekarang mulai berpikir dengan jernih.

"Hari ini aku hidup dengan mengorbankan banyak nyawa, jadi aku tidak bisa trus menerus sedih.Tidak punya kemampuan tapi aku punya sistem"pikir Lili.

Sementara Real masih terpaku Lili duduk di lantai berdebu, membuka ransel kecilnya dan mulai mengeluarkan beberapa makanan di Ransel nya.

Ini masih ransel yang dia miliki saat ada di toko kemaren.Dia menghemat banyak jadi masih ada sisa.

Tidak banyak, cuman beberapa bungkus nasi instan, daging kering, dan termos kecil berisi air. Ia mulai menyiapkan nasi yang bisa memanas sendiri.

Real dalam suasana hati yang buruk, Lili tidak bisa membantu,tapi mungkin makanan bisa merubah suasana hati.

Paling tidak, manusia perlu makan.

Sementara itu, Rael berpikir keras dia berjalan di area sekitar.Beberapa waktu kemudian dia menemukan sesuatu di pojok ruangan belakang,sebuah sepeda listrik tua yang masih utuh. Meski ban belakangnya agak kempes dengan bodi berdebu tapi baterainya masih terpasang.

“Ini bisa jadi penyelamat,” gumamnya sambil menarik sepeda ke dekat pintu di mana Lili berada.

Lili melirik sebentar sebelum fokus lagi dengan makanan nya.." kapten Kau tahu cara menghidupkannya?” tanyanya, tak terlalu berharap.

"Tidak sulit, hanya kehabisan daya"jawab nya.

Transportasi sulit, tidak ada listrik untuk charger.Jadi apa gunanya itu.

Sebelum Lili bertanya Rael meletakkan tangannya di atas panel baterai. Seketika percikan kecil muncul dari jarinya, aliran petir melingkari pergelangan tangannya. Dalam hitungan detik, lampu indikator sepeda menyala.

Lili membelalak. “Kau… ngecas sepeda itu dengan kemampuanmu?”

“Petir level rendah cukup untuk mengisi satu baterai tua,” jawab Rael tenang. “Jangan bilang kau tak terkesan.”

Lili mencibir, walau pipinya memerah. “lumayan untuk seorang kapten "

“Setidaknya kita bisa kabur lebih cepat besok.” kata real.

Lili menyodorkan seporsi mie instan padanya. “Kalau begitu, kau harus makan. Tenagamu sudah terlalu habis.”

Mereka duduk bersisian di depan api yang dibuat oleh Real. Lili diam-diam melirik pria itu,rambutnya kusut, wajahnya berdebu, tapi entah kenapa masih terlihat sangat... memesona. Ada ketenangan dalam ekspresi Rael, semacam keberanian yang mengakar, yang perlahan meruntuhkan dinding ketidakpercayaan di hati Lili.

Untuk pertama kalinya sejak sore berdarah itu, Lili merasa sedikit... nyaman.

Api kecil itu menyala redup, tapi cukup hangat untuk mengusir hawa dingin malam yang mulai menggigit. Aroma mie instan dipanaskan perlahan menguar, menyatu dengan aroma debu dan sedikit bau besi dari darah yang masih mengering di pakaian mereka.

Lili duduk bersila, menyuapkan sepotong kecil makanan ke mulutnya, lalu melirik Rael yang duduk di sampingnya dengan kaki terentang, menyandarkan diri ke dinding.

“Kau punya pacar?” tanyanya tiba-tiba, pura-pura santai, padahal hatinya deg-degan tak jelas.

Rael menoleh pelan. Alisnya terangkat sedikit, lalu ia menyeringai kecil. “Langsung ke inti ya?”

"Eh maksudnya apa?"

Real tidak menjawab, Lili melihat para prajurit seperti akan menelan mereka hidup hidup tadi pagi.Dia bisa menebak kepribadian lili dengan cara ini.

Gadis nafsuan, ckckck.

"Kau langsung,apa kau naksir?"

Eh .. Lili segera salting.Tapi dia mencoba untuk tetap tenang.

“ Sedikit sih,daripada aku harus menebak-nebak,” Lili mengangkat bahu. “Aku tak pandai menyimpan rasa penasaran.”

"menurutku kau juga tampan dan cocok untuk dijadikan pasangan meskipun bukan pasangan hidup hehehe"

“Tidak,” jawab Rael akhirnya, masih mengunyah. “Dulu... sempat dekat dengan seseorang. Tapi saat dunia runtuh, orang-orang pun berubah. Hubungan jadi hal mewah yang tak bisa dibeli dengan peluru.”

Wah mulai terbuka dia hehehe.

Lili lalu bertanya lagi, lebih lembut, “Orang tuamu...?”

Rael menunduk sebentar, lalu menghela napas. “Ibuku menjadi zombie di hari pertama. Ayahku... Ku pikir dia tidak sempat kabur dari kota. Aku tak pernah menemukannya lagi sampai sekarang.”

Keheningan mengisi udara beberapa detik. Lili tidak bicara, hanya memandangi wajah Rael yang diterangi cahaya oranye dari api kecil itu. Ada luka di sana. Bukan hanya luka fisik,tapi luka yang dalam dan sudah terlalu sering berdarah hingga tak terlihat lagi.

Lili berdeham pelan, mencoba mencairkan suasana. “Kau tahu... aku sedang merencanakan sesuatu.”

Lili ingin menerkam Real dan membuka kaki untuk nya malam ini.Tapi apa dia sanggup mengatakan ini.

CK

Rael menoleh, setengah tertarik, setengah waspada. “ rencana apa itu?”

“ oh hehehe Aku ...aku berpikir... kalau dunia ini tidak bisa kembali seperti dulu, kenapa tidak buat aturan sendiri? Maksudku... seorang gadis cantik seperti aku,” dia menunjuk dirinya sendiri dengan angkuh yang manja, “ melakukan tindakan tidak senonoh di alam liar, Hem kau dan aku?"

Kata tidak senonoh memiliki arti yang jelas.

Rael tertawa kecil, tapi matanya masih awas. Benar saja,dia jalang kecil.

“ oh ku pikir rencana untuk bertahan hidup tapi sebenarnya kau berencana memasukkan aku hal tidak senonoh itu?”

Lili pura-pura malu, menyuapkan makanan dengan cepat. “Ya tergantung... kau bersedia atau tidak.”

("Nilai emosional naik pelan, pertahan kan tuan rumah")lili hampir tersedak mie.

Sial.

Rael memandang Lili agak lama, senyumnya masih menggantung. “Awalnya aku kira kau wanita mesum yang terlalu banyak fantasi. Apa tak takut di cakar zombi saat itu”

Lili tersedak pelan. “Astaga...!”

"Aku..aku tidak mesum tapi..tapi aku belum pernah pacaran.Jadi sebelum mati,aku...aku..

Hahahaha ,” Rael tidak percaya, gadis nakalini sebenarnya masih bersegel“kau ternyata cuma gadis baik... yang ... yang terlalu jujur, hahaha.”

Lili melengos, wajahnya memerah. “Aku tetap tidak suka disebut ‘gadis baik’. Terlalu... polos.”

Dia pernah pacaran kok ciuman dan pelukan masih akrab, tapi tidak sampai membuka segel.Jadi dia tidak sepolos itu Ok.

“Tapi itu yang membuatmu masih bisa tertawa di dunia kiamat.”

Kata dunia kiamat membuat mereka saling memandang. Tak ada tawa kali ini, hanya keheningan yang hangat dan sebuah ikatan yang diam-diam mulai tumbuh di antara serpihan nyawa yang nyaris hilang.

Setelah makan malam, keheningan menyelimuti rumah kosong tempat mereka beristirahat. Angin dinihari berdesir lewat celah jendela pecah, membawa hawa dingin dan aroma debu yang menggantung. Di balik selimut tipis yang mereka bagi, Lili dan Rael duduk berdampingan, tak banyak bicara.

Lili menatap api kecil yang perlahan meredup, lalu dengan nada mantap namun tanpa ekspresi bertele-tele, ia berkata:

“Aku ingin kita pacaran dan..ehem dan....buka segel.”

Rael yang tengah melirik langit gelap di luar, menoleh perlahan. Alisnya terangkat, ekspresinya ragu. “Tiba-tiba begitu?”

“Ini akhir zaman,” ujar Lili tenang. “Kita nggak tahu apakah besok kita masih hidup atau udah jadi zombie. Jadi... kenapa nggak? Nggak usah pakai basa-basi. Nggak usah ada tanggung jawab seperti menikah. Cukup bilang iya dan kita jadi pasangan, jika bosan cari saja yang baru.”

"Kapten apa kau mau,bisa sekali aja boleh"

Rael mematung beberapa detik. Kata-kata Lili terlalu to the point. Terlalu dingin, bahkan. Wajahnya memang cantik, tapi ucapannya membuat Rael merasa seperti baru saja menandatangani kontrak tanpa baca syarat dan ketentuan.

"... ini terlalu cepat.”Dia juga punya keinginan tapi kesibukan nya membuat dia tidak punya waktu untuk memikirkannya.

Tapi sekarang, dunia hampir berakhir, buat apa terlalu banyak berpikir.

“Tapi kamu setuju, kan?” mata Lili seperti sedang mendapatkan lampu hijau.

Ok pria bagus, Lili pikir dia akan langsung berguling guling sekarang.

Hening sejenak kemudian Rael mengangguk perlahan, masih ragu. “Yah... mungkin memang nggak ada waktu buat mikir panjang sekarang.”

Bingho.

Lili mendekat, bibirnya menyentuh pipi Rael sekilas, lalu beralih ke ciuman ringan yang terasa kaku. Rael tidak sempat membalas, tapi ada getaran aneh di dada Lili yang tak bisa dijelaskan.

Sesaat kemudian, Lili terdiam dan tersenyum kecil ,tapi senyumnya tampak... salah.

(Target dikunci. Status hubungan: pasangan aktif.]

?Akses Blok R dibuka. Gudang harem masih tertutup.Aktivasi penuh menunggu hubungan fisik lebih lanjut.)

Mata Lili sedikit melebar, tapi dia hanya menunduk dan terkekeh pelan, seperti orang yang sedang menyimpan sesuatu yang aneh dan tak bisa dibagi.

Tapi Rael yang melihatnya mulai merasa merinding.

‘Apa barusan dia tertawa sendiri?’ pikir Rael. ‘Kenapa ekspresinya seperti sedang bicara dengan sesuatu... yang tak terlihat?’

Lili menggumam pelan, “Tinggal satu langkah lagi... dan gudangnya aktif...”

Rael memiringkan kepala. “Gudang?”

Lili langsung mengibaskan tangannya. “Nggak, bukan apa-apa. Lupakan. Aku cuma... suka bicara sendiri.”

"Real..apa aku..aku buka baju sekarang,atau hum...

Rael mengerutkan kening. Sekarang, gadis cantik di depannya itu mulai terlihat berbeda. Tatapan matanya sesekali kosong, sesekali terlalu tajam. Tawa kecilnya terasa seperti... ada suara lain di baliknya.

‘Jangan-jangan... dia agak... miring?’ pikir Rael diam-diam. ‘Apa aku baru saja membuat keputusan bodoh?’

Tapi dia tak berkata apa-apa. Dunia telah gila, dan mungkin otak semua orang pun sedikit rusak. Ia hanya menarik napas dalam, mengalihkan pandangan ke jendela.

 Fajar masih jauh.

Dan kini, selain zombie, dia harus mulai waspada pada gadis di sampingnya.

1
Afriatus Sadiyah
ceritaanya bagus..👍👍 autornya semangat...💪💪
samsuryati
ok
yanthi
niat hati tuh pingin Tek kumpulin banyak biar bisa maraton, tp keppo, JD g bisa
thor Doble up ya /Grin/
Rani Muthiawadi
kocak bgt
Rani Muthiawadi
cepet lili cari pasangan
Rani Muthiawadi
hhhhh
Rani Muthiawadi
,hadir
Rani Muthiawadi
ya woy
Rani Muthiawadi
ikut deg" an
Rahmat Rahmat
tegang
Rani Muthiawadi
tetap semangat thor
Rani Muthiawadi
semangat thor
yanthi
Tek tunggu Doble nya ya thor
samsuryati: oke tapi nggak sekarang ya say.
total 1 replies
yanthi
bisa jadi rekomendasi ini cerita
Dewiendahsetiowati
hadir thor
Dewiendahsetiowati: ok deh
samsuryati: makasih tetep dukung aku ya paling tidak komen terus dan beri ide berharga dalam novel ini ,yang kita bentuk bersama-sama.
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!