NovelToon NovelToon
Nikah Muda Karena Terpaksa

Nikah Muda Karena Terpaksa

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Orie Tasya

Damian pemuda urakan, badboy, hobi nonton film blue, dan tidak pernah naik kelas. Bahkan saat usianya 19 tahun ia masih duduk di bangku kelas 1 SMA.

Gwen, siswi beasiswa. la murid pindahan yang secara kebetulan mendapatkan beasiswa untuk masuk ke sekolah milik keluarga Damian. Otaknya yang encer membuat di berkesempatan bersekolah di SMA Praja Nusantara. Namun di hari pertamanya dia harus berurusan dengan Damian, sampai ia harus terjebak menjadi tutor untuk si trouble maker Damian.

Tidak sampai di situ, ketika suatu kejadian membuatnya harus berurusan dengan yang namanya pernikahan muda karena Married by accident bersama Damian. Akan tetapi, pernikahan mereka harus ditutupi dari teman-temannya termasuk pihak sekolah atas permintaan Gwen.

Lalu, bagaimana kisah kedua orang yang selalu ribut dan bermusuhan ini tinggal di satu atap yang sama, dan dalam status pernikahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Orie Tasya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19 Damian Sakit

Damian menggigil kedinginan di depan rumah.

Salahnya sendiri kenapa malah menakuti Gwen, dan justru membuatnya terkunci di luar gerbang.

"Kok tuh cewek badak malah nggak takut, sih?

Harusnya 'kan dia pingsan gue takutin. Kenapa gue justru yang digebukin pakai raket nyamuk, dan terdampar di luar lagi. Sial banget gue," gerutunya seorang diri.

Melihat jam di tangannya sudah menunjuk angka 11.30 malam, tubuhnya jadi ikut merinding. Bagaimana kalau ada hantu sungguhan. Kuntilanak galau misalnya, terus si kuntilanak melihat dia yang gantengnya di luar nalar, justru malah jadi suka. Terus si kunti mengikutinya, kan bisa gawat.

"Gimana cara gue masuk coba? Kalau gue gedor-gedor nih gerbang, bisa dikeroyok warga. Apa manjat aja, ya? Ntar gue dikira maling malah digebukin." Damian dilema, dia ingin masuk. Detik berikutnya seulas senyum kini terbit di bibir si tampan.

"Mana ada yang ngira gue maling. Nggak ada maling seganteng gue," ucapnya bangga.

Dengan kemampuan ala ninja, ia kemudian memanjat pintu gerbang yang setinggi dua meter lebih itu. Kemampuan memanjatnya sudah tidak diragukan lagi. Ini ia pelajari saat di sekolah karena sering membolos pelajaran dan kabur dari sekolah. Ia pasti memanjat pagar

Di belakang gedung untuk kabur.

"Aman," ujarnya, saat melihat ke kanan dan ke kiri tak ada orang lewat di sini.

Akan tetapi, baru saja ia memanjat separuh tembok, teriakan keras dari belakang membuatnya melotot.

"Woy, ada maling manjat pagar!"

"Sialan, kenapa tiba-tiba ada orang," gerutu Damian.

Orang-orang yang memergoki Damian, lantas berlari, dan memaksa si tampan itu turun dari atas pagar. Karena mencari selamat, akhirnya suami Gwen itu turun dari sana.

"Woy, kamu maling, ya?" tanya salah satu warga yang membawa pentungan, dan sarung yang menyilang di dada.

"Saya bukan maling, Mas. Saya pemilik rumah ini." Damian mencari pembelaan.

"Halah, jangan bohong kamu, masa rumah sendiri pakai manjat pintu gerbang, maling mana ada yang ngaku." Si Bapak-bapak berkumis tebal ikut menimpali.

Damia mendengus kesal, harus dengan cara apa membuat para warga ini percaya. Sialnya dia warga baru di sini, dan belum terkenal. Salahnya sendiri ia jarang bersosialisasi, dan malah asyik nongkrong dengan teman-temannya di gudang sekolah.

"Suer, Pak. Saya yang punya rumah di sini. Lihat muka saya, Pak. Nih muka saya udah mirip artis Korea masa disangka maling, yang bener aja."

"Hei, Mas. Kami mana percaya. Mau wajah situ ganteng kek, mana kita peduli. Situ manjat pagar berarti maling."

Kesal yang dirasakan Damian sekarang, bibirnya berkali-kali berdecak. Jika saja di depanya ini bukan orang tua seumuran ayahnya, Danian pasti sudah menghajarnya, karena sudah menuduhnya yang bukan-bukan. Tidak mau membuang-buang waktu karena tubuhnya sudah kedinginan terkena

gerimis kecil yang mengguyur wilayah ini. Damian memutar otak, mencari alasan agar para warga ini percaya dengannya.

"Pak, lihat deh baik-baik, nih muka saya nggak ada muka maling. Wajah saya ni ganteng, Pak. Nggak ada 'kan wajah-wajah maling."

"Lah, begal aja banyak yang cakep, Mas. Jangan salah. Udah jangan banyak alasan. Masnya ini maling paling buat oplas ke Korea, ya? Biar cakep gitu. Udah Bapak-bapak, kita bawa aja ke rumah Pak Rt."

Damian sudah tidak bisa mengelak lagi sekarang, ketika para pria itu menyeretnya ke rumah Pak Rt, semoga saja Pak Rt bisa menjelaskan, karena ia yakin ketua rukun tetangga itu mengenal dirinya.

***

"Ah, akhirnya tuh hantu keluar juga. Hantu sekarang mana nekat-nekat lagi. Suka ngadi-ngadi masuk ke kamar wanita."

Gwen mencoba merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Sudah hampir jam 12 malam, dan Gwen tidak bisa memejamkan mata. Masih trauma jika saja akan ada hantu lagi muncul di kolong ranjang.

"Tidur, Gwen. Tidur, besok ada banyak tugas. Jangan sampai gue telat masuk sekolah karena hantu," gumamnya."

Mencoba memejamkan kedua matanya kembali, namun satu menit berikutnya, kedua manik bulatnya kembali terbuka lebar.

"Ah, gue nggak bisa tidur. Apa gue tidur di kamar Damian aja, ya? Tapi ntar dia meluk gue lagi gimana?"

Dilema akan pemikiran sendiri, ia mondar-mandir di kamar. Berjalan ke sana ke mari, akhirnya keputusan yang tepat adalah tidur di kamar Damian.

"Bodoh ah, gue tidur di sofa juga nggak masalah, penting gue bisa tidur di sini. Daripada mati ketakutan, dan gue telat besok."

Akhirnya Gwen memutuskan untuk keluar dari kamarnya, dan berjalan ke arah kamar Damian, yang terletak tepat di samping kamarnya sendiri.

Gwen mengetuk pintu kamar Damian, namun tak ada jawaban. "Tidurnya kek kebo banget, sih."

Gwen lalu memutar handle pintu, dan benar saja pintunya tak dikunci. Kamar itu masih terang, Gwen merasa aneh. Damian tak bisa tidur dengan lampu menyala, berbeda dengan dirinya yang tidak bisa tidur dalam keadaan gelap gulita. Kemarin saja dia harus berdebat agar setidaknya ada lampu remang-remang yang dihidupkan.

"Tumben kamarnya terang, dia 'kan nggak bisa tidur dalam keadaan lampu menyala."

Gwen masuk ke dalam kamar, dan ranjang Damian kosong. Bukan hanya itu ranjangnya masih rapi belum tersentuh.

"Loh, Damian kok nggak ada. Ke mana dia?"

Gwen kembali keluar dari kamar Damian. Mencoba turun dari tangga, guna mencari Damian di dapur. Nihil, dapur dalam keadaan gelap.

"Kok si cowok sok iyes itu nggak ada. Waduh, gue di rumah sendiri dong sekarang."

Gwen mulai merinding, lalu berteriak..

"Damian!"

***

Di rumah pak Rt, Damian dipersilakan duduk di ruang tamu. Beberapa warga berkumpul di sana, dan Pak Rt sendiri yang duduk di sofa panjang menghadap Damian.

"Ini malingnya?" tanya Pak Rt yang bernama Solehudin itu.

"Ini, Pak soleh. Dia tadi kedapatan manjat pagar di runah warga baru itu," ujar Bapak-bapak berkumis tebal.

Pak Sholeh mengamati wajah Damian yang masih menunduk. Dua jarinya berputar-putar di atas dagu. "Kok kaya kenal, ya?"

"Bapak kenal dia?" tanya salah satu warga.

Damian lalu membuka hodienya, ia menatap Pak Sholeh lekat-lekat. "Ini saya, Pak. Saya pemilik rumah baru itu."

"Loh, ini 'kan Mas Damian, anaknya Pak Arthur. Iya Bapak-bapak, Mas Damian ini yang punya rumah baru itu, lha kok malah disangka maling."

"Lho, iyakah."

Damian mencebir, baru sekarang saja mereka percaya. "Saya memang yang punya rumah itu, saya sudah bilang tadi. Malah pada nggak percaya. Muka ganteng kek gini dituduh maling."

"Waduh, maaf Mas. Lha Masnya naik ke pagar ya kami kira maling."

Damian berdecak lagi, dan Pak Rt yang merasa heran, lalu bertanya pada Damian. "Memang bener toh, Mas. Mas Damian naik ke pagar rumah sendiri tengah malem, kenapa?"

"Dikunciin istri saya dari luar, Pak," ujarnya.

Pak Rt tergelak, begitupun dengan warga. "Waduh urusan rumah tangga, kenapa Mas? Selingkuh, ya?"

Damian menghunuskan tatapan pada si bapak-bapak berkumis tebal. Enak saja menuduhnya berselingkuh.

"Siapa yang selingkuh, nggak ada... hatchi!" Hidungnya mulai bersin-bersin karena udara dingin. "Pak karena ini hanya salah paham, saya boleh pulang, ya?" pinta Damian.

"Oh ya sudah, Mas. Lain kali kalau istrinya minta jatah itu dikasih Mas, biar nggak dikunciin di luar rumah." Pak rt tertawa dengan laknatnya.

Minta jatah apa coba? Dia saja tidak pernah dikasih jatah sama istrinya.

"Iya, Pak. Saya pulang dulu deh."

"Iya, Mas. Maafkan para warga, ya?" ucap Pak Sholeh.

"Nanti deh Pak, kalau sudah iklas. Orang saya itu pendendam orangnya." Damian berucap asal, tubuhnya sudah kedinginan dengan baju setengah basah. Apalagi kepalanya sudah berdenyut-denyut. Ah, sial sekali dia malam ini.

Damian akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah, setelah menggedor pintu gerbang, Gwen keluar dengan wajah tanpa dosa.

"Ngapain lo di luar? Bukannya lo tadi di dalem kamar, ya? Lo punya ilmu menghilang, ya?"

Damian mendelik padanya, tanpa bicara apapun. Ia merangsek masuk ke dalam rumah.

"Dam, apaan sih lo? Gue nanya baik-baik, lo maen nyelonong aja. Itu 'kan salah lo, kenapa di luar."

Damian kesal, lalu berhenti melangkah. Atensinya beralih pada Gwen ketika mereka sudah berada di ruang tamu.

"Lo tuh yang bikin gue kekunci di luar."

"Lah kok salah gue?"

"Hantu yang lo pukulin sama raket nyamuk itu gue, inget nggak lo?"

Gwen berkacak pinggang, jadi hantu yang menakutinya rupanya adalah sosok Damian yang tengah menyamar hanya untuk menakutinya, sialan sekali suaminya ini.

"Oh, jadi itu lo pelakunya. Maksud lo apaan pakai nyamar-nyamar gitu. Mau bikin gue jantungan, bagus banget lo jadi suami. Bener-bener lo tuh ya, suami nggak ada ahklaknya. Udah bikin gue ketakutan setengah mati, dan sekarang nyalahin gue, mau gue lempar lo dari jendela lantai dua!" seru Gwen saking kesalnya. Padahal tidak adanya Damian di rumah ia sudah khawatir setengah mati.

"Sadis amat lo."

"Biarin, lo lebih sadis dari gue."

Damian Masih kesal rasanya, tapi rasa pusing di kepala lebih mendominasi saat ini. "Cewek badak," panggilnya.

"Gue punya nama, jangan panggil sembarangan."

Tidak mau berdebat, Damian kembali memanggil namanya. "Gwen, bisa minta tolong, nggak?"

Gwen lalu menoleh ke belakang, dahinya mengernyit melihat wajah suaminya pucat pasi.

"Lo kenapa, Dam? Lo sakit?" tanyanya, namun Damian hanya menggeleng pelan.

Gwen yang tak percaya, lantas mendekat. Ia menempelkan telapak tangannya pada dahi sang suami.

"Astaga, lo demam. Ke kamar deh cepet, mau gue bantuin?"

"Nggak usah, lo ambilin obat flu aja deh di kotak obat di dapur."

Gwen segera melesat ke dapur, dan Damian yang memilih masuk ke dalam kamarnya.

Sepuluh menit berlalu, Gwen masuk ke dalam kamar sang suami. Kamarnya masih ternag, dan Damian yang sudah meringkuk di bawah selimut tebal berwarna putih.

"Nih minum dulu obatnya," ujar Gwen.

Damian membuka mata, ia memilih duduk, lalu menelan obat dan segelas air putih yang Gwen sodorkan padanya.

"Udah lo istrirahat aja. Gue mau...."

Belum sempat Gwen beranjak dari sana, tubuhnya sudah ditarik oleh Damian. Ia terjatuh di atas ranjang dakam pelukan suaminya.

Mata Gwen melotot lebar, hembusan napas Damian yang hangat kini menerpa wajahnya.

"Dam, lepasin gue."

"Udah diem, tidur. Gue ngantuk." Damian berkata.

"Tapi lampunya masih nyala, mau gue matiin?" tawar Gwen. Dia tahu Damian tak bisa tidur dengan lampu menyala.

"Nggak usah, lo 'kan nggak bisa tidur dalam gelap. Udah diem jangan bawel. Sumpah, gue ngantuk," ujarnya.

Gwen tidak tahu apa yang terjadi dengan Damian, namun pelukkan suaminya ini benar-benar nyaman bagi Gwen. Sial, entah kenapa jantungnya juga jedag-jedug sekarang.

...***Bersambung***...

1
Lasmin Alif nur sejati
kenapa aku ikut deg degan ya 🤣🤣🤣🤣
Lasmin Alif nur sejati
ceritanya seru thorr, semangat terus nulisnya ya thorr🤭
Ciaaaa: Terima kasih banyak kak, author makin semangat nulis kisahnya🤩
total 1 replies
kalea rizuky
lanjut donk yg banyak q ksih bunga lagi deh
kalea rizuky
q ksih bunga biar banyak up ya thor
Ciaaaa: hihii boleh dong, tapi sabar yaa author lagi ada kerjaan nanti di up lagi😊
total 1 replies
kalea rizuky
nah gt jangan mau di injak injak Gwen gue suka cwek. tegas g menye2
Lasmin Alif nur sejati
lanjut thor
Ciaaaa: sabar ya kak, masih mikir kata" yang akan di rilis😄
total 1 replies
Lasmin Alif nur sejati
semangat thorr
Lasmin Alif nur sejati
mau jadi suami bucin nantinya 🤣
Lasmin Alif nur sejati
kasihan sekali si gwen
Lasmin Alif nur sejati
semangat thorr💪
Ciaaaa: Terima kasih kak, silahkan baca bab selanjutnya🙏
total 1 replies
kalea rizuky
lanjut donk
kalea rizuky
jangan mau Gwen cowok bekas
kalea rizuky
dih Damian tukang celup ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!