(MUSIM KE 3 PERJALANAN MENJADI DEWA TERKUAT)
Setelah pengorbanan terakhir Tian Feng untuk menyelamatkan keluarganya dari kehancuran Alam Dewa, Seluruh sekutunya terlempar ke Alam Semesta Xuanlong sebuah dunia asing dengan hukum alam yang lebih kejam dan sistem kekuatan berbasis "Energi Bintang".
Akibat perjalanan lintas dimensi yang paksa, ingatan dan kultivasi mereka tersegel. Mereka jatuh terpisah ke berbagai planet, kembali menjadi manusia fana yang harus berjuang dari nol.
Ye Chen, yang kini menjadi pemuda tanpa ingatan namun memiliki insting pelindung yang kuat, terdampar di Benua Debu Bintang bersama Long Yin. Hanya berbekal pedang berkarat (Pedang Naga Langit) dan sebuah cincin kusam, Ye Chen harus melindungi Long Yin dari sekte-sekte lokal yang menindas, sementara kekuatan naga di dalam diri Long Yin perlahan mulai bangkit kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 7
Pintu Masuk Lembah Tulang.
Kabut merah yang menyelimuti hutan perlahan memudar, digantikan oleh kabut abu-abu pekat yang berbau kapur dan kematian. Di depan Ye Chen dan Long Yin, pepohonan menghilang.
Pemandangan di hadapan mereka berubah menjadi gurun batu kapur yang mengerikan. Tulang-belulang raksasa rusuk sebesar rumah, tengkorak seukuran gerbang kota—berserakan di mana-mana, setengah terkubur di tanah. Ini adalah kuburan bagi binatang buas raksasa yang mati dalam pertempuran di masa lalu.
"Besar sekali..." bisik Long Yin, matanya melebar menatap kerangka rusuk yang melengkung ke langit seperti jembatan. "Binatang apa yang punya tulang sebesar ini?"
"Binatang dari era kuno," jawab Ye Chen waspada, tangannya tidak lepas dari gagang pedang karat di punggungnya. "Dan di mana ada tulang... di situ ada pemakan bangkai."
Ye Chen merasakan tekanan di udara. Gravitasi di lembah ini sedikit lebih berat, membuat gerakan mereka menjadi lebih lambat.
"Tetap di belakangku, Yin'er. Matahari mulai terbit, tapi kabut ini menghalangi cahaya. Kita harus mencari tempat berlindung yang tinggi."
Mereka berjalan hati-hati di antara sela-sela tulang raksasa. Suara langkah kaki mereka di atas tanah berpasir terdengar sangat keras di keheningan yang mencekam itu.
Krek... Krek...
Suara gesekan halus terdengar dari balik tumpukan tulang di sebelah kiri.
Ye Chen berhenti seketika. Telinganya yang tajam (warisan Iblis Bulan Perak) berkedut. "Ada sesuatu."
"Di sana!" Long Yin tiba-tiba menunjuk ke arah tumpukan tengkorak binatang buas. Mata kanannya yang berwarna Biru Es bersinar redup. "Aku melihat... panas tubuh. Kecil, tapi banyak. Mereka dingin, tapi lapar."
Kemampuan mata Long Yin mulai bermanifestasi penglihatan termal dan aura.
Sebelum Ye Chen sempat merespons, tumpukan tulang itu meledak.
SCREEECH!
Enam ekor monster seukuran anjing besar melompat keluar. Mereka memiliki delapan kaki yang terbuat dari tulang keras yang tajam, dan tubuh mereka pucat seperti mayat.
Laba-laba Tulang Putih (White Bone Spiders). Tingkat: Pembuka Bintang Tahap 4.
Mereka lebih kuat dari Ye Chen (yang baru Tahap 3). Dan ada enam dari mereka.
"Mundur!" Ye Chen mendorong Long Yin ke belakang sebuah tulang paha raksasa.
Ia menarik Pedang Karat nya.
"Ayo maju, serangga jelek!"
Laba-laba terdepan melompat, kaki-kaki tajamnya mengarah ke wajah Ye Chen.
Ye Chen tidak mundur. Ia menyalurkan Energi Bintang tipisnya ke lengan. Otot-ototnya menegang.
SWISH!
Ayunan pedang.
KRAK!
Pedang karat itu tumpul, tapi beratnya menghancurkan. Laba-laba itu tidak terpotong, melainkan hancur. Tubuh kerasnya remuk seketika saat dihantam besi seberat ratusan kilo itu. Cairan hijau menyembur.
"Satu!" hitung Ye Chen.
Namun, lima lainnya menyerang bersamaan. Dua dari depan, tiga melompat ke dinding tulang untuk menyerang dari atas.
Ye Chen kewalahan. Ia menangkis serangan dari depan, tetapi seekor laba-laba di atas melompat ke punggungnya.
"KAKAK! DI ATAS!" jerit Long Yin.
Gadis itu tidak tinggal diam. Ia mengambil sebuah batu seukuran kepalan tangan dari tanah. Didorong oleh rasa takut akan keselamatan Ye Chen, mata birunya bersinar lagi.
Ia melempar batu itu.
Saat batu itu melayang di udara, lapisan es tipis menyelimutinya.
BUK!
Batu itu menghantam kepala laba-laba yang akan menerkam punggung Ye Chen. Hantamannya tidak keras, tetapi efek esnya membuat monster itu kaget dan tergelincir jatuh.
"Bagus, Yin'er!" puji Ye Chen.
Kesempatan itu tidak ia sia-siakan. Ye Chen berputar, menggunakan momentum pedang beratnya untuk melakukan putaran penuh.
"Sapuan Badai Besi!" (Nama teknik yang ia karang sendiri).
DUM! DUM!
Dua laba-laba yang menyerang dari depan terpental jauh, kaki-kaki mereka patah.
Ye Chen melesat ke arah laba-laba yang dijatuhkan Long Yin. Ia menusukkan pedang tumpul itu ke bawah, menghancurkan kepala monster itu.
Tiga mati. Tiga tersisa.
Sisa laba-laba itu mendesis, ragu sejenak melihat kekuatan brutal mangsanya.
Ye Chen berdiri tegak, napasnya memburu. Ia merasakan aliran energi aneh dari Pedang Karat itu. Seolah-olah pedang itu... senang meminum darah monster. Karat di ujung bilahnya sedikit rontok lagi, menampakkan logam hitam yang lebih tajam.
"Kalian mau lari?" Ye Chen menyeringai buas, matanya merah menyala. "Atau mau jadi sarapan?"
Ketiga laba-laba itu memekik dan melarikan diri ke dalam celah-celah tulang. Insting hewan mereka mengatakan pemuda ini bukan mangsa, melainkan predator.
Ye Chen menghela napas lega, lalu jatuh terduduk. Tangannya gemetar karena kelelahan. Mengayunkan pedang itu membutuhkan stamina yang luar biasa.
Long Yin berlari keluar dari persembunyiannya. "Kakak! Kau hebat sekali!"
"Kau yang hebat," kata Ye Chen, mengacak rambut gadis itu. "Lemparan batu es itu... akurat sekali."
Ye Chen kemudian bangkit dan membedah tubuh laba-laba itu. Ia menemukan dua Inti Bintang berwarna putih pucat. Energinya lebih kotor daripada Serigala, tapi ini harta karun bagi mereka.
"Kita harus mencari tempat aman untuk menyerap ini," kata Ye Chen. "Kultivasiku harus naik. Di lembah ini, Tahap 3 tidak cukup."
Mereka melanjutkan perjalanan, lebih dalam ke Lembah Tulang.
Setelah satu jam berjalan, mereka menemukan sebuah celah gua yang tersembunyi di balik kerangka rusuk seekor naga tanah raksasa purba. Gua itu kecil, kering, dan sulit dijangkau oleh monster besar.
"Ini rumah sementara kita," kata Ye Chen.
Di dalam gua, Ye Chen duduk bersila, memegang dua Inti Bintang di tangannya. Long Yin duduk di sampingnya, menjaga pintu masuk sambil memegang pisau kecil Ye Chen, wajahnya serius mencoba menjadi penjaga.
Ye Chen memejamkan mata, mengaktifkan "Seni Penempaan Bintang: Tubuh Asal".
Energi dari inti monster itu ditarik masuk, memurnikan otot dan tulang Ye Chen. Di dalam tubuhnya, segel garis keturunan iblisnya sedikit melonggar, membiarkan setetes esensi kekuatan fisik aslinya bocor keluar untuk memperkuat fondasinya.
BOOM! (Suara di dalam tubuhnya).
Aura perak menyala di sekitar Ye Chen.
Ranah Pembuka Bintang, Tahap 4.
Ranah Pembuka Bintang, Tahap 5.
Ia menerobos dua tingkat sekaligus.
Ye Chen membuka matanya. Kekuatan baru mengalir di nadinya. Ia merasa lebih ringan, lebih kuat.
Ia menatap pedang karat di sampingnya, lalu menatap Long Yin yang tertidur sambil memeluk lutut di dekat pintu gua.
"Aku akan menjadi kuat," sumpah Ye Chen dalam hati. "Cukup kuat untuk mengubah pedang karat ini menjadi senjata yang bisa membelah langit... demi dia."