NovelToon NovelToon
Aku Kembali (Takdir Yang MenuntunKu)

Aku Kembali (Takdir Yang MenuntunKu)

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Beda Usia
Popularitas:704
Nilai: 5
Nama Author: sriiwidiana

ketika kita ingin melupakan masa lalu namun itu sulit, padahal itu semua yang membuatnya sakit hati setelah 5 tahun dia menghindar dari segala urusannya dengan masa lalu apa jadinya jika takdir justru menuntunnya bertemu dengan org yang selama ini ingin dia hindari.

apa dia akan menemukan kebahagiaan atau akan terluka untuk yg kedua kalinya?

ini karya pertama ku mohon dukungannya teman-teman

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sriiwidiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 19

   Ziah mendengar kan semua cerita tanpa menyela sedikit pun. Ternyata dia dan Andreas sama menderita nya. Tapi dia juga tidak menyangka kehidupan keluarga mereka menjadi tidak harmonis karena dirinya, bukan tidak harmonis lagi bahkan mereka sampai bercerai.

"Maaf aku mbak, seandainya tau akan seperti ini aku tidak akan muncul di kehidupan kalian." sesal Ziah sambil menunduk.

"Tidak kamu tidak salah, justru di sini aku yang salah. Seandainya aku juga bisa lebih bersabar menghadapi keras kepala nya Andreas mungkin semua itu tidak terjadi. Seharusnya dulu aku tidak perlu sampai selingkuh, sementara Andreas yang mencintai mu saja tidak main belakang." ucap Lidya.

 Dia sekarang mengerti kenapa Andreas begitu sangat mencintai Ziah, sudah muka nya yang cantik tapi kepribadian nya juga. Lidya pernah beberapa kali melihat foto Ziah di ponsel Andreas tidak ada baju Ziah yang seksi, meski Ziah tidak memakai kerudung tapi pakaian tetap sopan.

"Mbak cuman mau ngasih tahu, Andreas tidak salah apapun dalam hal ini Zi. Bahkan Andreas sudah menolak pernikahan ini tapi Mbak yang memaksa melalui Tante Ratih. Mbak ke sini cuma ngelurusin ke salah paham an di antara kalian sekaligus Mbak minta maaf sama kamu Zi." jelas lagi Lidya.

"Iya Mbak, Aku juga minta maaf." Ucap Ziah sangat lirih. Dia sedang menang air matanya, jangan sampai dia menangis di sana.

 Setelah berbicara Akhirnya Lidya pamit pulang begitupun dengan Ziah. Lidya menaiki mobilnya sedangkan Ziah menaiki sepeda motornya. Mereka berpisah jalan karena berbeda arah.

 Ziah mencoba menenangkan hatinya sendiri, begitu sakit saat kita dari kalangan bawah di pandang sebelah mata. Jangan kan orang lain kadang saudara sendiri saja seperti itu mereka akan menganggap kita kalo kita banyak uang.

 Ziah sampai di rumah nya sudah hampir mau magrib, ke asikan mengobrol dengan Lidya sampai dia lupa waktu. Dia berjalan masuk ke rumah setelah sebelumnya memarkirkan motornya terlebih dahulu.

 Ziah menghampiri ibunya yang sedang menonton berita di TV.

"Assalamualaikum Bu," ucap Ziah sambil menyalami tangan ibunya.

"Kok baru pulang? Habis dari mana?" tanya Bu Aminah.

"Tadi habis ketemu temen dulu, ke asikan ngobrol gak liat jam tahunya udah sore aja." jelas Ziah.

"ya udah sana mandi dulu habis itu makan." titah Bu Aminah.

 Ziah masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil handuk dan juga baju ganti. Dia pun pergi ke kamar mandi. Lelah seharian beraktivitas terasa segar setelah mandi.

  Selesai mandi Ziah menghampiri lagi ibunya ternyata sudah di temani kedua adiknya. Ziah malah rebahan diatas karpet sambil ikutan menonton TV.

"Mas Andreas gak ke sini Teh?" Tanya Ega. Ziah langsung melotot ke arahnya.

" Gak tau, ngapain nanya ke teteh segala." ketus Ziah.

"Iya kan siapa tahu orang nya mau ke sini tapi sama Teteh di ancem dulu, kan Teteh kalo udah ngamuk serem kayak macan" ledek Ega. Ziah malah tambah misuh-misuh tidak jelas. Rio adiknya malah tertawa melihat tingkah laku mereka.

"Dasar botol Yakult." ujar Rio sambil ngeluyur masuk ke kamarnya.

"Teteh doa'in ya kalian nanti kalo punya istri bakal pendek kayak Teteh." sungut Ziah. Kedua adiknya memang suka menggodanya, bukan apa-apa dari ke empat anak Bu Aminah, hanya Ziah yang tinggi badannya pendek.

    Kedua adiknya hanya tertawa saja mendengar dumelan Ziah. Rio dan Ega pergi ke masjid untuk shalat Magrib sedangkan Ziah dan Bu Aminah shalat di rumah.

 Ziah rebahan di kamarnya sambil memainkan ponselnya. Dia mengernyit heran saat ada telpon masuk dari nomor baru, perasaan dia tidak memberikan nomor ponselnya pada siapapun. Karena penasaran Ziah pun menjawab panggilan telpon itu.

"Hallo, Assalamualaikum." jawab Ziah, sesaat tidak ada jawaban dari sana.

"waalaikumsalam, lagi apa dek?" jawab si penelpon. Ziah lama terdiam mengingat suara di sebrang telpon.

"Ini Mas, baru tadi siang gak di temenin pulang aja udah lupa sama suara Mas."Kekeh Andreas.

"Bapak tahu nomer Ziah dari siapa?" tanya Ziah penasaran.

"Mas gak bisa bilang, tapi Mas seneng akhirnya dapet nomor kamu. Habisnya tiap kali di mintain susah banget." jawab Andreas.

"Harusnya lebih usaha lagi, jangan ngandelin orang lain. Kebiasaan dari dulu kayak gitu." omel Ziah.

"Ternyata kamu masih inget ya sama kebiasaan Mas. Pasti selama ini kamu juga suka ingat Mas teruskan" Andreas terkekeh karena berhasil menjahili Ziah. Dapat dia bayangkan saat ini Ziah pasti sedang mengerucutkan bibirnya, Dia sangat merindukan wanita itu.

"Bapak ngapain telpon saya?" Tanya Ziah ketus.

"Kangen sama kamu." jujur Andreas.

"Halah gombal, dasar laki. Kalo gak ada yang mau di obrolin saya matiin nih. Saya mau istrahat." Ziah sudah jengah mendengar kata-kata Andreas.

"Enggak tadinya mau ngajak jalan besok sepulang dari sekolah. Yu refreshing biar otak nya seger." Ajak Andreas.

"Kasih es batu sama gula biar seger." canda Ziah. Andreas malah ikut terkekeh meski candaan Ziah terdengar nyaring.

"Ayo sekalian temenin Mas kerja kayak dulu, kamu gak kangen apa ngintilin Mas kayak dulu?" Andreas kekeh dengan ajakan nya.

"Bapak yang kangen saya mah enggak." sengak Ziah. Andreas mendesah bagaimana caranya membujuk lagi Ziah. Dia hanya butuh waktu untuk menjelaskan semuanya.

"iya karena saya yang kangen makanya ayo jalan, besok berangkat kerja saya yang jemput biar dari sekolah langsung ke lokasi masa mau kencan bawa kendaraan masing-masing kan gak lucu." jelasnya. Ziah sebenarnya juga ingin mendengarkan penjelasan dari Andreas apakah sama dengan yang di katakan Lidya.

"Iya jemput ke rumah sekalian minta ijin sama ibu. " Akhirnya Ziah luluh juga.

"Ya udah sampai ketemu besok ya. Selamat Istirahat jangan tidur malam-malam." kata Andreas sebelum mematikan sambungan telepon nya.

Ziah menyimpan ponselnya di atas meja belajar yang merangkap jadi meja riasnya juga. Dia menunaikan shalat isya setelahnya Dia malah rebahan di kasur. Dia memikirkan hidupnya kedepannya, Umurnya yang sudah bertambah tapi hatinya seolah enggan beranjak dari orang yang sama. Mengapa nama Andreas begitu bertahta di hatinya.

Bukan tidak mencoba Ziah pernah di dekati laki-laki salah satu nya Adnan tapi setelah masa pendekatan Ziah selalu gagal karena tetap hari dan pikirannya berakhir pada Andreas.

Awalnya Ziah berfikir mungkin ini hanya cinta monyet masa-masa Remaja namun ternyata salah. Ziah hanya akan mengikuti apa kata hatinya urusan gimana hasilnya biar Tuhan yang menentukan. Yang Ziah harapkan hanya satu dia tidak ingin di kecewakan lagi.

Ziah tanpa sadar tertidur, padahal niatnya dia ingin bercerita terlebih dahulu kepada ibunya. Namun karena badannya terasa lelah dia malah tertidur Samapi pagi.

1
ndah_rmdhani0510
Gak espek banget Pak Andreas manggil Dek ke Ziah... Malah jadi ikutan senyum sendiri 😅
Aiko
Jleb banget emosinya!
Rukawasfound
Siapa bilang baca novel cuma buang-buang waktu? Ini me-time ku yang selalu bikin happy.
Sriiwidiana: terimakasih sudah memberikan komentar. jangan bosan ikuti kelanjutan ceritanya 🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!