Stella yang anak konglomerat hanya berpura-pura miskin di hadapan mertuanya. Dia menikah dengan Soni,yang merupakan karyawan swasta di sebuah bank ternama yang ternyata punya Stella sendiri. Tetapi Soni tidak tahu kalau bank itu milik mertuanya.
Semenjak Stella menikah dengan Soni,mertuanya mengira dia anak orang biasa. Dan di rumah dia di suruh kerja layaknya pembantu.
Kalau ada kesalahan sedikit dia di marahin dan di maki sama ibu mertuanya sendiri. Stella dan Soni sudah empat tahun menikah dan mempunyai putri yang sangat cantik. Sebenarnya Stella sudah capek hidup di rumah mertuanya seperti di neraka. Tetapi demi anak dia bertahan sampai akhirnya dia jenuh.
Akankah rumah tangga Soni dan Stella akan bertahan. Atau Stella memutuskan untuk bercerai dari Soni?
Ini hanya ringkasan cerita saja ya. Untuk selengkapnya silahkan di baca per bab nya ya. Terima Kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LC, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Dua tahun kemudian
Tak terasa usia anak Richard dan Monic berusia dua tahun. Anak perempuan mereka bernama Maureen Chrystaline Wibisono terlihat sangat cantik.
Sedangkan hubungan Richard dan Monic hanya seperti awal mereka menikah. Tidak ada kemajuan.
Sampai akhirnya Richard dan Monic bercerai secara baik-baik. Dan untuk urusan anak baik Richard maupun Monic mengasuh Maureen secara bergantian.
Hak asuh berada di tangan Monic. Pada saat cerai,Richard memberi Monic tempat tinggal berupa apartemen. Walaupun bukan apartemen mewah dan apartemen tersebut hanya mempunyai dua kamar tidur,akan tetapi cukup buat Monic untuk berteduh. Dan seharusnya Richard memberi Monic mobil tetapi Monic tidak mau dan akhirnya Richard memberikan Monic motor mahal serta uang buat Maureen dan Monic sebanyak puluhan juta. Di karenakan Monic tidak diperbolehkan Richard bekerja dan hanya mengurus anak di rumah.
Dan pada saat weekend,Maureen di bawa Richard ke rumahnya. Dan pada saat Richard bekerja di kembalikan ke Monic.
Mami Richard sering ke apartemen Monic untuk melihat cucunya. Terkadang mami Richard juga suka mengajak Monic berbelanja. Agar Monic tidak bosan di dalam apartemen terus.
Dua Minggu kemudian,Monic bertemu kembali cinta pertamanya yang berkebangsaan Belanda. Mereka bertemu di sebuah cafe pada saat Monic makan siang bersama Maureen.
Pria cinta pertama Monic bernama Antonio Van Anouk. Pria tersebut menemui Monic yang sedang makan. Dan dari situlah cinta mereka bertumbuh kembali.
Pada saat usia Maureen berumur empat tahun,Antonio dan Monic menikah. Sebelum menikah,Antonio sempat menemui Richard dan berkenalan dengan Richard. Bagaimana pun Richard papanya Maureen. Richard merestui hubungan Monic dan Antonio. Dia melihat Antonio tulus menyayangi Maureen. Dan juga hubungan Richard dan Monic juga semakin baik setelah bercerai.
Antonio tidak mempermasalahkan Monic janda dan sudah punya anak. Toch,bagaimana pun dia sudah tahu cerita tentang Monic dari cerita Monic sendiri. Dan juga Antonio tulus mencintai Monic dan tulus menerima Maureen dari anak Monic dan Richard. Dia menganggap Maureen juga sebagai anaknya sendiri.
Richard tahu jika perusahaan tempat Antonio bekerja diambang kebangkrutan. Setelah mereka menikah nanti,Richard menyarankan Antonio membantunya di restoran cabang bandung. Dan mereka akan pindah ke Bandung. Richard akan membeli rumah yang akan mereka tempati.
Dari hasil pernikahan Monic dan Antonio,mereka mempunyai anak laki-laki yang sekarang berumur enam tahun. Selisih enam tahun sama Maureen. Dan sekarang umur Maureen berusia dua belas tahun.
Ya itulah cerita masa lalu Richard. Maaf jika ceritanya lumayan panjang. Padahal itu sudah saya ringkas sependek mungkin. Tapi hasilnya cukup panjang. 😃😃
Baiklah sekarang kita kembali ke masa sekarang dan balik ke keluarga Stella ya dan hubungan Stella bersama Richard.
Sudah seminggu semenjak Stella dan Maureen bertemu,keduanya semakin intens berkomunikasi. Terkadang Stella menanyakan kegiatan Maureen. Mereka berdua belum ketemu lagi karena kesibukan masing-masing dan hanya sebatas komunikasi saja. Bahkan Stella juga tidak tahu siapa ayah Maureen.
Yang dia tahu hanya namanya saja yang waktu itu Maureen cerita tentang kedua orang tuanya. Tetapi Stella pikir nama Richard itu memang banyak.
Sedangkan adik Stella bernama Johan sudah resmi bercerai. Sedangkan istri Johan yang bernama Angeline atau Elin setelah terima Surat cerai tidak terima dia diceraikan. Dia pikir jika bercerai dengan Johan,tidak ada penghasilan lagi dan tidak bisa hura-hura lagi bersama teman-temannya. Walaupun terpisah,Johan masih menafkahi Elin walaupun jumlahnya tidak banyak. setidaknya Elin masih bisa mengikuti arisan bersama teman-temannya. Sedangkan gaji dari mengajar TK tidak sebanding dengan uang yang diberikan Johan.
"Nyonya,ada surat buat nyonya",Bik Iyem memberi surat tersebut kepada Elin.
Elin yang sedang duduk di ruang tamu langsung membuka amplop coklat tanpa berterima kasih ke Bik Iyem.
Dia terkejut ada surat cerai dari Johan.
"Tidak mungkin",ucapnya.
"Aku harus ke mansion dan meminta keterangan dari Johan. Pantesan saja selama ini dia tidak pernah pulang",gumamnya kembali.
Elin bergegas menuju ke kamar dan bersiap-siap. Setelah itu dia menuju ke mansion mertuanya.
Baik Iyem yang memperhatikan Elin segera memberitahu nyonyanya.
"Hallo nyonya",panggil bik Iyem yang sekarang berada di dapur.
"Iya bi",jawab Lucy.
"Nyonya muda marah setelah terima surat cerai. Tadi bibi dengar dia akan ke mansion dan meminta penjelasan kepada tuan Johan."
"Ya sudah bi. Biarin saja dia ke mansion. toch Johan juga sudah tidak tahan lagi dengan sikapnya yang arogan itu. Terima kasih ya BI buat informasinya."
"Baik nyonya kalau begitu saya tutup dulu."
Telepon terputus. Baru juga Bi Iyem baru selesai teleponan sama nyonya besar,Elin turun dari lantai dua. Bi Iyem bernapas dengan lega.
"Untung tidak ketahuan",gumamnya.
Tanpa bilang apa-apa ke Bi Iyem,Elin keluar dari rumah dan menuju ke mansion dengan menaiki motornya. Jarak tempuh dari rumahnya sendiri ke mansion sekitar tiga puluh menit.
Sesampai di depan mansion,penjaga pintu gerbang membuka pintunya karena mereka tahu itu menantu tuan besar dan nyonya besar mereka.
Dengan sombongnya Elin masuk dengan cepat dan motor beserta kuncinya di kasih ke penjaga.
Penjaga gerbang hanya menggelengkan kepalanya.
"Menantu tuan besar begitu sombong",ucap penjaga satu.
"Iya,tidak ada sopan santunnya",balas penjaga dua.
Penjaga memarkirkan motornya sedangkan Elin berjalan menuju ke dalam dan membuka pintu utama dan langsung masuk tanpa menutup pintu kembali.
Kepala pelayan yang mendengar ada yang membuka langsung keluar dan ternyata menantu tuan dan nyonya mereka yang membuka pintu.
Kepala pelayan yang bernama Bi Sum hanya menggelengkan kepalanya. Dia tahu kalo menantunya yang satu ini tidak ada etika dan sombong.
Bi Sum menutup pintunya kembali setelah Elin masuk ke ruang keluarga.
Dia hanya duduk dan melihat bi sum.
"Kemana mereka,kenapa sepi",tanya Elin dengan menegakkan kepalanya .
"Nyonya Lucy ke toko,anak-anak ada les sedangkan tuan besar dan tuan muda sebentar lagi pulang",Jawab Bi Sum dengan sopan.
"Ya sudah,kalau begitu saya tunggu mereka. Kamu buatkan saya jus jeruk dan bawakan cemilan yang ada."
"Baik,nyonya."
Bi Sum pergi ke dapur dan membuat pesanan Elin.
Untuk Elin sendiri dia duduk santai sambil Memainkan handphonenya.
Baru beberapa menit Elin menunggu,Lucy pulang sambil menggandeng Celia masuk ke dalam rumah.
Pas masuk ke dalam ruang keluarga,betapa kagetnya Lucy jika ada Elin di sana.
"Kapan kamu ke sini Elin",tanya Lucy duluan.
Baru saja mi,belum terlalu lama menunggu,jawab Elin dengan santai.
Elin menjawab saja tidak melihat Lucy berada di dekatnya. Masih saja santai memainkan handphonenya dengan menjawab santai. Memang tidak ada sopan santunnya. Dengan orang tua saja begitu. CK..CK...
