NovelToon NovelToon
Star Shine The Moon

Star Shine The Moon

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Cinta Murni
Popularitas:515
Nilai: 5
Nama Author: Ulfa Nadia

Setelah kecelakaan misterius, Jung Ha Young terbangun dalam tubuh orang lain Lee Ji Soo, seorang wanita yang dikenal dingin dan penuh rahasia. Identitasnya yang tertukar bukan hanya teka-teki medis, tapi juga awal dari pengungkapan masa lalu kelam yang melibatkan keluarga, pengkhianatan, dan jejak kriminal yang tak terduga.

Di sisi lain, Detektif Han Jae Wan menyelidiki kasus pembakaran kios ikan milik Ibu Shin. Tersangka utama, Nam Gi Taek, menyebut Ji Soo sebagai dalang pembakaran, bahkan mengisyaratkan keterlibatannya dalam kecelakaan Ha Young. Ketika Ji Soo dikabarkan sadar dari koma, penyelidikan memasuki babak baru antara kebenaran dan manipulasi, antara korban dan pelaku.

Ha Young, yang hidup sebagai Ji Soo, harus menghadapi dunia yang tak mengenal dirinya, ibu yang terasa asing, dan teman-teman yang tak bisa ia dekati. Di tengah tubuh yang bukan miliknya, ia mencari makna, kebenaran, dan jalan pulang menuju dirinya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ulfa Nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

제19장

Berita itu muncul di layar besar ruang kerja CEO Jung, disiarkan langsung oleh salah satu stasiun berita nasional. Wajah Detektif Han terpampang jelas, dengan narasi yang menyebutkan bahwa ia adalah pria misterius yang menyelamatkan Jung Ha Young dari insiden dua bulan lalu. CEO Jung menatap layar itu lama, rahangnya mengeras. Ia sudah tahu sejak awal bahwa Detektif Han terlibat, namun melihat namanya disebut secara terbuka membuatnya tidak nyaman. Ia tidak suka sorotan media yang tak bisa dikendalikan, apalagi melibatkan orang yang berada di luar jangkauan kekuasaannya.

Ia mematikan layar dengan satu sentuhan, lalu berdiri dan berjalan ke jendela. Matanya menatap taman belakang, tapi pikirannya jauh lebih gelap dari pemandangan malam itu. Detektif Han bukan sekadar penyelamat putrinya ia adalah ancaman. Seseorang yang bisa menggali masa lalu, menghubungkan titik-titik yang selama ini ia tutupi. CEO Jung tahu, jika pria itu terus muncul di media, maka perhatian publik bisa bergeser ke arah yang tidak ia inginkan.

Dengan nada dingin, ia memanggil Sekretaris Lee melalui interkom. “Pastikan tidak ada lagi berita tentang Detektif Han yang lolos tanpa penyaringan,” ucapnya tegas. “Hubungi redaksi yang menayangkan itu. Dan cari tahu siapa yang menyebarkan informasi awal.” Sekretaris Lee menjawab cepat, namun CEO Jung tahu ini bukan sekadar urusan media. Ini adalah peringatan bahwa ada pihak lain yang mulai bergerak.

Di lantai atas, Ha Young sedang memantau berita yang sama dari tablet kecilnya. Ia tahu ayahnya pasti melihatnya juga. Dan itu bagian dari rencananya. Ia ingin ayahnya tahu bahwa Detektif Han bukan sekadar penyelamat ia adalah saksi. Dan semakin banyak orang tahu tentang keterlibatan Han, semakin sulit bagi ayahnya untuk menghapus jejak. Ha Young tersenyum tipis. Satu langkah kecil telah berhasil. Tapi ia tahu, balasan dari ayahnya tidak akan datang dengan kata-kata... melainkan dengan kata-kata melainkan dengan kendali yang lebih ketat.

Mobil karavan melaju pelan di jalanan kota Seoul yang mulai padat menjelang sore. Di dalamnya, Ha Young duduk di kursi belakang, menatap layar ponselnya yang menampilkan berita utama hari itu. Wajah Detektif Han terpampang jelas, disertai narasi bahwa ia adalah pria yang menyelamatkan nyawanya. Ha Young hanya tersenyum tipis. Setidaknya, satu bagian dari rencananya telah berjalan sesuai harapan. Kini publik tahu siapa yang benar-benar berjasa, dan ayahnya tidak bisa lagi mengklaim peran yang bukan miliknya.

Yeo Jin, yang duduk di kursi depan, sesekali melirik ke kaca spion. Ia memperhatikan ekspresi Ha Young yang tampak tenang, bahkan terlalu tenang. Kecemasan mulai merayap di benaknya. Ia tahu betul bahwa ketenangan Ha Young bukan berarti ia tidak takut justru itu pertanda bahwa gadis itu sedang menahan banyak hal di dalam dirinya. Yeo Jin menggenggam tangannya sendiri, mencoba menenangkan pikirannya yang mulai dipenuhi kemungkinan buruk.

Di sebelah Yeo Jin, Eunjung juga menatap layar ponselnya. Siaran langsung dari depan kantor polisi Seoul memperlihatkan kerumunan reporter yang menunggu Detektif Han keluar. Mereka ingin memastikan kebenaran berita yang baru saja tersebar. Eunjung menghela napas. Ia tahu, semakin besar sorotan media, semakin besar pula risiko yang dihadapi Ha Young. Ia menoleh ke arah sahabatnya, ingin berkata sesuatu, tapi memilih diam. Kata-kata tidak akan cukup untuk menenangkan keteguhan hati Ha Young.

Mobil akhirnya berhenti di depan gerbang rumah besar milik keluarga Jung. Ha Young menatap bangunan itu lama, matanya menyapu setiap sudut yang dulu terasa asing. Ia menghela napas pelan. Berat rasanya meninggalkan apartemen kecil yang baru saja ia tempati beberapa minggu lalu tempat yang untuk pertama kalinya memberinya rasa mandiri dan kebebasan. Tapi ia tahu, ambisinya lebih besar dari kenyamanan. Ia tidak bisa membiarkan kejahatan ayahnya terus berlangsung tanpa perlawanan.

Yeo Jin turun lebih dulu, membukakan pintu untuk Ha Young. “Kamu yakin tentang ini?” tanyanya pelan. Ha Young hanya mengangguk, lalu melangkah keluar tanpa berkata apa-apa. Eunjung menyusul di belakang, membawa tas kecil milik Ha Young. Ketiganya berdiri sejenak di depan gerbang, seolah menunggu sesuatu mungkin keberanian, atau mungkin sekadar waktu untuk menerima kenyataan.

Sejak tadi, Eunjung tak henti menatap Ha Young dengan sorot mata yang sulit disembunyikan campuran cemas dan enggan melepas. Tatapannya kemudian berpaling ke Yeo Jin, seolah memberi isyarat diam-diam agar seseorang memecah keheningan yang mulai terasa menyesakkan di dalam mobil.

“Jadi... sekarang tekadmu sudah bulat ingin kembali?” tanya Yeo Jin akhirnya, suaranya pelan namun sarat makna. Ia tahu jawabannya, tapi tetap berharap ada celah untuk mengubahnya.

“Aku rasa begitu,” jawab Ha Young mantap. “Aku harus melakukan ini sebagai putrinya. Agar tidak ada lagi yang terluka... dan agar kejahatannya bisa terungkap.” Suaranya tenang, tapi penuh keyakinan. Tak ada keraguan di matanya.

Eunjung menarik napas, lalu menoleh ke belakang. “Aku akan urus barang- barangmu yang masih tertinggal di apartemen. Jadi jangan khawatir. Yang penting sekarang, kamu harus makan dan istirahat dengan baik selama tinggal di sini,” ucapnya lembut, mencoba menyisipkan perhatian di tengah kekhawatiran yang tak bisa ia sembunyikan.

Ha Young mengangguk pelan, lalu tersenyum pada Eunjung. Ia tahu, di balik kata-kata sederhana itu, ada kasih sayang yang dalam. Eunjung turun lebih dulu, membantu menurunkan koper Ha Young dari bagasi. Mereka mulai berpamitan. Yeo Jin menatap Ha Young lama, seolah berharap gadis itu akan berubah pikiran di detik terakhir. Tapi Ha Young hanya membalas dengan senyum kecil dan pelukan singkat.

Saat mobil mulai melaju menjauh, Eunjung melambaikan tangan dari jendela, matanya berkaca. Ha Young berdiri di depan gerbang rumah ayahnya, menatap kepergian dua sahabatnya dengan perasaan haru. Tapi tak ada air mata. Hanya keteguhan yang makin menguat. Ia tahu, jalan yang akan ditempuhnya tidak mudah. Tapi ia juga tahu, ia tidak lagi sendirian karena cinta mereka akan tetap bersamanya.

Gerbang terbuka otomatis, dan mereka melangkah masuk. Ajumma rumah tangga menyambut mereka dengan wajah terkejut, lalu segera mempersilakan Ha Young masuk.

Wajah wanita paruh baya itu berseri-seri, matanya berkaca-kaca saat melihat Ha Young berdiri di ambang pintu. “Nona Ha Young... akhirnya Anda pulang juga,” ucapnya lirih, penuh haru saat melihat ha young membawa kopernya.

Ha Young tersenyum lebar, membalas sambutan itu dengan pelukan hangat. Di tengah rumah yang dingin dan penuh bayang-bayang, ajumma adalah satu-satunya cahaya yang masih menyala. Dan untuk itu, Ha Young bersyukur karena setidaknya, masih ada satu hati yang benar-benar peduli padanya di tempat ini.

“Apakah Ayah ada di dalam?” tanya Ha Young pelan pada ajumma yang menyambutnya di koridor.

“Iya, Tuan Jung tidak pergi ke kantor hari ini... karena berita itu,” jawab ajumma, suaranya sedikit ragu.

“Begitu ya... Baiklah, aku akan menemuinya,” ucap Ha Young, lalu melangkah menuju ruang kerja ayahnya.

Ia mengetuk pintu kayu besar itu dengan tenang. Suara dari dalam menyuruhnya masuk, dan tanpa ragu, Ha Young membuka pintu dan melangkah masuk.

CEO Jung duduk di balik meja kerjanya, wajahnya datar seperti biasa. “Ada apa?” tanyanya singkat, tanpa menoleh.

Ha Young berdiri tegak di hadapannya. “Ayah pasti sudah dengar berita itu. Beberapa hari ini... aku bertemu dengan Detektif Han.” Ia tidak melanjutkan kalimatnya. Ia hanya ingin melihat reaksi ayahnya dan seperti yang ia duga, meski wajah CEO Jung tetap tenang, sorot matanya mengisyaratkan kekhawatiran yang tak bisa disembunyikan.

“Kenapa kamu bertemu dengannya?” tanya CEO Jung, nadanya tetap dingin.

“Karena aku ingin berterima kasih. Aku sempat berniat memberinya hadiah, tapi Detektif Han menolaknya,” jawab Ha Young, menjaga nada suaranya tetap netral.

“Itu bukan tugasmu. Urusan seperti itu... serahkan saja pada managermu,” sahut ayahnya, tanpa memberi ruang untuk diskusi.

“Aku tahu seharusnya begitu. Tapi rasa terima kasihku terlalu besar. Aku ingin menyampaikannya langsung. Sayangnya... semuanya jadi seperti ini,” ujar Ha Young, menatap ayahnya yang kini tampak sedikit kusut.

CEO Jung menghela napas pendek. “Kamu gak perlu khawatir. Aku akan tangani semuanya. Mulai sekarang... jangan temui detektif itu lagi.”

Ha Young mengangguk pelan. “Baiklah. Aku tidak akan menemuinya lagi...” Matanya tetap menatap wajah ayahnya, mencoba membaca lebih dalam.

“Dan satu hal lagi,” tambah CEO Jung. “Kamu harus tetap di Seonghwa Entertainment. Aku akan melengserkan Song Jae In dari kursi CEO.”

Ha Young menatapnya, mencoba menyembunyikan kegelisahan di balik senyum tipis. “Ayah tidak berniat menyingkirkannya, kan?”

CEO Jung menoleh, menatap putrinya dengan ekspresi heran. Ha Young tahu, pertanyaannya menyentuh sesuatu yang sensitif. “CEO Song memang menyebalkan,” lanjutnya pelan, “tapi Ayah tidak bisa menyingkirkannya begitu saja. Suatu hari... Ayah pasti membutuhkannya.”

CEO Jung tersenyum tipis, hampir seperti mengakui sesuatu. “Kamu benar. Suatu hari dia akan berguna... untukku, dan juga untukmu.”

Ha Young terdiam. Hari ini, ia benar-benar melihat sisi asli ayahnya dingin, penuh perhitungan, dan tak segan menyingkirkan siapa pun jika dianggap menghalangi. Ia merasa gelisah, takut jika suatu hari CEO Song benar-benar disingkirkan... bahkan dengan cara yang tak terbayangkan. Niatnya kembali ke rumah bukan sekadar untuk mengawasi, tapi untuk mencegah. Ia harus tahu setiap langkah ayahnya. Ia harus berada cukup dekat... agar bisa menghentikan kejahatan sebelum terlambat.

1
knovitriana
update Thor, saling support
Xia Lily3056
Gemesin banget si tokoh utamanya.
Muhammad Fatih
Membuat terkesan
🥔Potato of evil✨
Aku bisa merasakan perasaan tokoh utama, sangat hidup dan berkesan sekali!👏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!