NovelToon NovelToon
Dimahkotai Mafia Dengan Cinta Dan Kekuatan

Dimahkotai Mafia Dengan Cinta Dan Kekuatan

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Spiritual / Mafia / Aliansi Pernikahan / Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat
Popularitas:698
Nilai: 5
Nama Author: Eireyynezkim

Hari yang seharusnya menjadi awal kebahagiaan Eireen justru berubah menjadi neraka. Dipelaminan, di depan semua mata, ia dicampakkan oleh pria yang selama ini ia dukung seorang jaksa yang dulu ia temani berjuang dari nol. Pengkhianatan itu datang bersama perempuan yang ia anggap kakak sendiri.

Eireen tidak hanya kehilangan cinta, tapi juga harga diri. Namun, dari kehancuran itu lahirlah tekad baru: ia akan membalas semua luka, dengan cara yang paling kejam dan elegan.

Takdir membawanya pada Xavion Leonard Alistair, pewaris keluarga mafia paling disegani.
Pria itu tidak percaya pada cinta, namun di balik tatapan tajamnya, ia melihat api balas dendam yang sama seperti milik Eireen.

Eireen mendekatinya dengan satu tujuan membuktikan bahwa dirinya tidak hanya bisa bangkit, tetapi juga dimahkotai lebih tinggi dari siapa pun yang pernah merendahkannya.
Namun semakin dalam ia terjerat, semakin sulit ia membedakan antara balas dendam, ambisi dan cinta.

Mampukah Eireen melewati ini semua?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eireyynezkim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Selain Cantik, Ternyata Aku Manis Juga

"Ada apa? Bom?" Suara Bos Kalan ikut terdengar cemas.

"Jauhi kemudi, cepat!" Suara Nahla juga terdengar, memperingatkan.

Xav sendiri sudah reflek menarik tangan Eireen, mengajaknya berlari keluar dari ruangan itu.

Eireen awalnya terkejut, karena laki-laki itu tidak langsung lari sendiri, tapi menariknya juga, seperti ingin menyelamatkan nyawanya juga.

"Eir?!" Suara Bos Kalan sampai tidak terdengar olehnya, saking Eireen terpana lagi oleh pesona si Tuan Muda.

Xav berlari, mencabut dua pelampung dari tempatnya tanpa kata, keluar ke dek yang menuju ke ekor kapal.

Laki-laki itu tampak serius menyelamatkan diri, Eireen justru salah fokus dan menikmati suasana yang baginya romantis sekali. Maklum, ia sangat mendamba, laki-laki yang selalu sigap bersama dengannya, berani menantang bahaya apa saja. Ya walau, kini Eireen berlebihan membayangkannya situasi mereka.Tapi, untuk beberapa saat itu, ia sungguhan merasa bahagia, seolah apa yang diimpikannya itu tidaklah semustahil yang ia pikir sebelumnya.

Sayang, suara Xav membuat semua kesenangan dalam angannya bubar seketika. "Hei, cepat lompat!"

"Oh?" Eireen masih tidak fokus.

"Ck." Xav berdecak kesal, langsung saja merangkul lengan Eireen, berlari berdua.

Sadar-sadar, Eireen sudah ada di pinggiran kapal, siap tidak siap, ia harus melompat.

BYUR! BYUR!

Mereka terjun ke dalam air, telepon genggam Eireen pun terlepas dari genggamannya, jatuh ke dalam laut tanpa ia bisa cegah.

Mereka berenang menjauh berdua, kemudian laju kapal dipercepat oleh Nahla, meninggalkan mereka hingga suara dentuman keras terdengar.

BOOM! BOOM!

Kapal itu meledak dengan jarak yang cukup aman, walau serpihannya masih mengenai Xav dan Eireen, yang juga terkena gelombang airnya, terhempas semakin menjauh.

Meski begitu, Xav tetap menjadikan tubuhnya tameng, melindungi Eireen agar tidak terkena serpihannya.

Sadar-sadar, Eireen sudah menatap terpesona lagi kepadanya. Paham, Xav bisa merasakan itu. Tapi, itu justru membuatnya segera menjauh.

SRET!

Ia berikan satu pelampung kepada Eireen.

"Pakai!" ucapnya ketus.

Namun Eireen justru kepelasan tersenyum. Xav melirik sinis sambil memakai pelampungnya sendiri. "Apa lihat-lihat? Pakai!" ketusnya.

"Siap, Tuan Panda!" Eireen menyahut dengan riangnya. Ia belum sadar, kalau telepon genggamnya sudah hilang.

Melihat gadis itu aneh sekali, justru terlihat senang, di saat mereka terapung tanpa backup begitu, Xav geleng-geleng kepala. 'Dasar gadis gila! Beraninya terus memanggilku Panda-Panda!'

Padahal panda itu terlalu imut, untuk dimiripkan dengan wajah Xav yang cenderung menyeramkan, ya walaupun tampan. Sudah selesai memakai pelampungnya, Eireen sudah menatapnya, seolah menunggu instruksi lebih lanjut. Tapi, Xav benar-benar terganggu dengan ekspresi sok manis gadis itu. Ia menyipitkan mata.

"Kau tidak sedang berencana membunuhku dengan menipu menggunakan wajah sok manismu itu, kan?" Bukannya tersinggung, Eireen justru percaya diri sekali berkata, "Wah... selain cantik, aku juga manis ternyata?"

"Heh. Omong kosong! Sana berenang!" Xav segera menolehkan kepala gadis itu, agar ia tidak perlu melihat kedipan mata tengilnya yang mengganggu.

"Ck. Kupikir kau akan berkata, tunggu di sini, aku akan mencarikan kita kapal. Ternyata menyuruh berenang, tidak romatis sekali!" omel Eireen sambil menatapnya protes.

Xav justru tertegun. Ia tidak menyangka, Eireen bisa menebak apa yang ingin ia lakukan begitu.

Melihat ekspresi Xav, Eireen bisa menebak.

"Oh... aku tahu...!"

"Tahu apa? Dasar gadis gila, sana jauh-jauh!" Xav sudah berenang lebih dulu, meninggalkannya.

"Cie.. kabur dia? Pasti salah tingkah!"

Xav terus bergerak, seolah tidak peduli. Padahal, hatinya dongkol sekali. 'Kenapa dari sekian banyak orang, harus gadis gila ini?'

Ia juga sudah bertekad membawa Eireen ke tempat musuh yang ia tuju pula. Astaga, Xav rasanya tidak sanggup, karena saking gilanya kelakuan Eireen itu.

TEK!

Tiba-tiba suara terdengar dari arah kapal.

Eireen pun berceletuk, "Hei lihat!"

Xav menoleh ke belakang. Ternyata, ada sebuah benda yang berjalan ke arah mereka, saat body kapal sudah miring mau tenggelam. Mengingat 'davits' (derek boat) bisa terlepas otomatis saat kapal miring.

KREET!

Bersamaan dengan tenggelamnya kapal itu, boat kecil terlepas dari pinggirnya dan menghampiri Eireen maupun Xav. Bagian atas kapal memang hancur, tapi, bagian bawahnya masih ada yang terselamatkan. Untungnya, boat kecil itu masih aman.

Xav bergerak mendahului. Ia tangkap boat kecil itu, kemudian berusaha naik dan menghidupkannya.

Eireen sengaja menunggu, sambil menghindari serpihan kapal, siapa tahu Xav menjemputnya.

"Binggo!" Ia senang, karena yang ia duga sungguhan terjadi. Laki-laki itu menghampirinya, bahkan mengulurkan tangan membantunya naik, walau tanpa kata.

Eireen menahan senyum, Xav melihat, tapi pura-pura tidak peduli, kemudian fokus menjalankan boat itu. Mereka harus pergi dari tempat itu secepatnya, sebelum orang lain datang, terkhususnya Keluarga Alistair.

Di atas boat, barulah Eireen sadar, jika tangannya kosong. "Lho, mana?"

Sadar jika pasti telepon genggamnya jatuh, Eireen kesal sendiri. "Argh sial, baru juga mau mendengar penjelasan!"

Padahal sedikit lagi, ia mungkin akan tahu rahasia masa lalunya dari Bos Kalan, tapi justru gagal karena bom.

Lantas, melihat Xav menghubungi seseorang dengan telepon genggam, Eireen mendekatinya.

"Apa? Sana jauh-jauh!" Sayang, laki-laki itu langsung mengusirnya.

Padahal dia cuma mau pinjam telepon genggam itu saja. "Dasar, sedikit perhatian, sedikit lagi kasar, tidak berperasaan!"

Xav tidak peduli, lanjut bicara dengan orang di ujung sambungan telepon. Eireen masih menunggu, diam-diam mendengarkan.

Sementara itu, Bos Kalan yang semakin panik.

Telepon genggam Eireen tidak bisa dihubungi lagi.

"Sial, kenapa dengannya?"

Laki-laki itu begitu mengkhawatirkan Eireen.

"Tapi dia bersama laki-laki, siapa? Tunggu, jangan-jangan..."

Tidak berselang lama, telepon genggamnya berbunyi. Ternyata sebuah panggilan dari Joey.

"Ehm?"

"Aneh, Bos. Rekaman CCTV gedung dimana resepsi yang didatangi Eireen sudah dihapus. Bahkan kartu memorinya disita, dibawa pergi orang suruhan Menteri Kehakiman. Menurutmu, siapa yang mungkin dilindungi oleh Menteri Kehamikan sampai sebegitunya?"

"Ck. Pasti laki-laki tadi si Tuan Muda!" Bos Kalan akhirnya mendapat validasi, karena hanya mereka yang mungkin dilindungi sekelas Menteri.

"Tadi? Bos sudah tahu sesuatu?"

"Ehm. Telepon genggam Eireen nyala sebentar tadi. Dia di kapal, dengan seorang laki-laki, pasti Tuan Muda."

"Kapal mana? Biar kami ke sana sekarang juga, Bos!"

"Kapalnya sudah meledak, tapi sepertinya Eireen sudah menyelamatkan diri. Ck. Anak itu...!"

"Meledak? Ck. Baiklah, kami akan cari beritnya, tidak mungkin ledakan tidak terdeteksi."

"Ehm. Aku juga akan mencari."

Ledakan kapal, memang akan memancing berita, terkhusus Keluarga Alistair, makanya Xav buru-buru pergi, sebelum ketahuan oleh Keluarganya.

Orang-orang sibuk mencari mereka, Xav dan Eireen masih di kapal boat, berdebat, kemudian diam-diam seperti sedang perang dingin.

"Padahal cuma pinjam, penting ini!" gerutu Eireen yang kesal, karena Xav tidak mau meminjamkan telepon genggamnya, walau sebentar saja.

Laki-laki itu mengabaikannya, fokus mengemudikan boat saja. Kalau Eireen mau mendekat, Xav sengaja mengencangkan laju boat, biar gadis itu tidak jadi bergerak dan pegangan, duduk di tempatnya.

Curiga, Eireen sengaja berkata, "Semakin aneh saja dia. Apa... dia takut jatuh cinta padaku, makanya sebegininya?"

"Heh." Xav keceplosan menghembuskan napas kesal, karena menganggap celotehan Eireen terlalu percaya diri.

Hanya respon sekilas, yang menandakan ia masih mendengar, Eireen sudah senang.

"Apa kau sedang main tarik ulur?" tanya Eireen terus saja bicara.

Xav tidak menyahut. Eireen berkata lagi.

"Maksudku, kau sengaja perhatian, kemudian bersikap kasar, biar aku jatuh cinta dulu. Biar aku yang mengejarmu begitu?"

Lagi-lagi yang diajak bicara diam. Berharap, Eireen juga akan diam karena lelah tidak ada yang menyahutinya bicara.

Namun, tidak sesuai perkiraan, gadis gila itu justru berkata, "Baiklah aku mengerti."

'Mengerti apa?' Xav justru curiga, karena cara pikir Eireen biasanya di luar nalarnya.

"Diam berarti setuju. Ok, deal!" Seenaknya saja Eireen memutuskan.

Xav melirik sekilas. Tatapan curiga semakin lekat di matanya. Tapi, Eireen justru hanya menyeringai, pamer giginya. "Hehe."

"Gila!" celetuk Xav mengalihkan pandangan, menggelengkan kepala, seolah tidak habis pikir sama sekali.

Padahal tadi gadis itu masih menangis, gemetar semua tubuhnya. Tiba-tiba saja berubah cengar cengir seperti sekarang.

"Wah... tidak protes lagi. Baiklah, aku akan jujur!"

Xav melirik sekilas ke belakang. Tatapan matanya seolah berkata, 'Jujur apa?'

Eireen berdiri, berjalan mendekat. Xav mengalihkan pandangan, tidak peduli, walau gadis itu sudah berdiri di sampingnya.

"Kau selalu curiga, kalau aku punya motif, karena selalu terlibat dengan insidenmu, kan? Aku mau jujur tentang itu," katanya.

Xav tidak menyahut. Walau, ia mendengarkan dengan seksama, karena itu yang ia ingin tahu memang.

"Sebenarnya..."

Sayang, perkataan Eireen tercekat, karena tiba-tiba ada gelombang membuat kapalnya oleng setelah terjadi suara ledakan lagi dari arah kapal tenggelam.

"Eh....!" Tubuh Eireen yang tidak berpegangan limbung, mau jatuh ke laut lagi. Tapi, Xav dengan satu tangannya reflek memeganginya, sambil masih memegang kemudi satu tangannya lagi.

Eireen sekali lagi tertegun, bertatapan mata dengan Xav cukup dekat. Lantas, ia tersenyum. "Dulu aku tidak punya motif. Tapi sekarang ada satu, tahu apa itu?"

Xav mengernyitkan alis. Lalu, Eireen agak malu-malu, menganggukkan kepala mantap. "Ehm, motifku mendekatimu, karena mau menjadikanmu kekasihku. Kau mau atau tidak, aku akan terus mengejarmu. Salah sendiri, kenapa kau seperhatian ini, sampai membuatku jatuh hati?"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!