NovelToon NovelToon
Menikahi Mafia Kejam

Menikahi Mafia Kejam

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia
Popularitas:10.4k
Nilai: 5
Nama Author: Novi Zoviza

Cerita ini lanjutan dari Terjebak cinta CEO Dingin.


Bagaimana jadinya seorang Kafka Arsalan Iskandar yang merupakan pimpinan Black Serpent yang terkenal kejam dan tidak pernah jatuh cinta dalam hidupnya begitu terobsesi pada seorang gadis yatim piatu yang bernama Mahira Salim yang di buang oleh keluarganya setelah kematian Ayahnya.

Bagaimana kelanjutan ceritanya.Yuk simak!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hukuman lagi

Devano memberikan pukulan pada wajah Daren tepat di hidungnya hingga mengeluarkan darah segar. Berani sekali pria ini menyakiti Queen, ia tidak akan memberikan ampunan pada pria ini.

Arsa berdiri dari duduknya menghampiri Devano yang berniat untuk kembali memukuli Daren. Namun Arsa segara menahan Devano untuk tidak lagi menyerang Daren.

"Kak?," gumam menatap tidak percaya pada Arsa.

"Biarkan aku yang memberikannya pelajaran," jawab Arsa. Dari awal ia sudah bisa menebak kalau pria ini bukanlah pria baik-baik.

Arsa mengepalkan tangannya menatap Daren yang tampak menahan kesakitan karena pukulan dari Devano tadi. Queen adalah adik kandungnya jadi hanya dirinya yang berhak memberikan hukuman pada Daren. Ia menendang tubuh Daren hingga terpental cukup jauh.

"Tunggu Kak!," seru Daren saat Arsa akan bersiap kembali menendangnya.

"Aku mencintai Queen Kak, bagaimana mungkin aku menyakitinya. Semua ini hanya salah paham saja," ujar Daren membela diri.

"Tadi...aku hanya memaksanya untuk ikut denganku tapi ia malah memberontak," sambung Daren memegangi Dadanya yang terasa sakit.

"Jujur, aku kecewa pada Queen yang membatalkan secara sepihak rencana lamaran dari keluargaku. Ia hanya ingin meyakinkannya saja tapi dia menolak ku," ucap Daren.

Arsa menatap tajam Daren yang kembali berusaha berdiri dengan cukup payah. Ia tidak lagi menyerang Daren, tendangan darinya tadi cukup memberikan pelajaran pada Daren

"Jauhi adikku setelah ini jika kau ingin keluar hidup-hidup dari sini," ucap Arsa dengan penuh penekanan. Pria sepatu Daren yang suka memasakkan kehendaknya tidak pantas untuk adiknya.

"Tapi Kau--

"Aku bukan Kakakmu. Lakukan!, atau nyawamu berakhir sekarang juga," sela Arsa.

Daren menghela nafas beratnya, ia menatap Devano dan Ibra yang menatapnya tajam. Ia tidak ingin mati percuma disini, nyawanya hilang dan ia tidak bisa mendapatkan Queen. Ia akan memikirkan cara untuk mendapatkan Queen dan yang terpenting saat ini ia keluar dari sini terlebih dahulu.

"Baik," jawab Daren. Ia akan membalas perbuatan Kakak Queen ini padanya. Ia tidak terima di salahkan seperti ini.

Arsa mengangguk kecil membiarkan Daren pergi begitu saja. Ia bukannya bodoh membiarkan orang yang masuk ke tempat ini pergi begitu saja. Tapi ia memiliki rencana lain untuk menghabisi nyawa Daren tanpa menyentuhnya.

"Kak... kenapa kamu melepaskannya?," tanya Devano. Ia tidak mengerti dengan jalan pikiran Kakaknya ini.

"Kamu seperti tidak mengenal Arsa saja Devan. Pasti ada rencana lain yang direncanakan Arsa untuk pecundang itu," ucap Ibra menjawab pertanyaan Devano. Ia sangat mengenal Arsa, tidak mungkin Arsa melepaskan buruannya begitu saja. Pasti ada rencana lain yang sedang disusun oleh Arsa.

"Kalian pulanglah!," ucap Arsa melangkah meninggalkan keduanya.

"Kami menginap disini Kak," jawab Devano.

"Terserah kalian saja, tapi ingat jangan pernah naik ke lantai tiga," ucap Arsa memberikan peringatan kepada keduanya.

"Ya," angguk Ibra.

Devano menatap punggung Arsa yang hilang dibalik pintu penghubung ke lantai tiga. Ia merasa ada sesuatu yang disembunyikan Kakaknya itu dilantai tiga. Apalagi tadi ia melihat bekas tanda cinta dileher Arsa menambah kecurigaannya.

"Main catur yuk!," ajak Ibra pada Devano yang tampak melamun.

"Ibra, kamu merasa curiga tidak sih kenapa sekarang Kak Arsa melarang kita untuk naik ke lantai tiga padahal sebelumnya tidak," ucap Devano. Ia teringat akan seorang pelayan yang pernah ia dapati berada di kamar Kakaknya beberapa hari yang lalu. Tidak biasanya Kakaknya mengizinkan seseorang memasuki area privasinya.

"Apakah ini ada hubungannya dengan pelayan itu?," gumam Devano.

"Pelayan?," tanya Ibra yang mendengar gumaman Devano.

Devano mengangguk kecil."Beberapa hari yang lalu aku mendapati ada seorang pelayan tengah berada di kamar Kak Arsa. Bukankah selama ini tidak ada pelayan yang bekerja disini?," jawab Devano.

"Mana mungkin Arsa seleranya pelayan Devan, kamu jangan mengada-ada. Sekelas Miss universe saja Arsa menolaknya," ucap Ibra yang menyangkal dugaan Devano.

"Bisa saja Arsa memperkerjakan pelayan untuk bebersih di kamarnya kan?. Sudahlah jangan berasumsi," sambung Ibra.

"Mungkin," jawab Devano meski ia sendiri tidak yakin. Ia merasa pelayan itu bukan sembarangan orang.

****

Arsa memasuki kamarnya mendapati pintu balkon kamar yang terbuka, apakah Mahira tengah berada di sana saat ini?. Ia berjalan melewati pintu balkon dan benar saja, ia melihat Mahira tengah menghubungi seseorang entah siapa. Ia langsung menghampiri Mahira dan merebut ponsel Mahira memasukannya kedalam saku celananya.

"Jangan mencoba-coba untuk berkhianat Mahira. Aku paling tidak suka dikhianati," ucap Arsa menatap tajam Mahira yang terkejut melihat kedatangannya.

"Anda bicara apa Tuan?," tanya Mahira yang tidak mengerti dengan ucapan Arsa.

"Jangan menghubungi pria lain dibelakang ku," jawab Arsa merengkuh pinggang Mahira. Ia tidak suka miliknya di miliki orang lain.

Mahira terkekeh kecil. Ia tidak menolak rengkuhan tangan Arsa di pinggangnya."Apakah anda cemburu Tuan?," tanya Mahira melingkarkan kedua tangannya dileher Arsa. Biarlah ia dikatakan genit, bukankah Arsa suaminya lalu dimana salahnya.

"Aku hanya tidak suka ada yang memilikimu selain aku," jawab Arsa tidak menjawab pertanyaan Mahira.

Mahira tersenyum kecil, ternyata Arsa memiliki ego yang cukup tinggi."Saya tadi menghubungi Kakak tiri saya, ada yang mengusirnya dari rumah. Saya tidak tahu siapa. Mungkin saat ini dia belum mematikan panggilan teleponnya dan mendengar percakapan kita," ucap Mahira.

"Biarkan saja," jawab Arsa.

"Apa masih sakit?," tanya Arsa mengusap bibir Mahira menggunakan ibu jarinya. Semua yang ada pada Mahira membuatnya tergila-gila. Sampai kapanpun ia tidak akan melepaskannya.

Mahira tidak menjawab pertama Arsa, untuk pertama kalinya ia berani membalas tatapan Arsa yang begitu sangat tajam.

"Aku menginginkanmu malam ini," bisik Arsa lalu mengangkat tubuh Mahira dan menggendongnya menuju kamar. Ia melempar tubuh Mahira keatas tempat tidur nya yang empuk hingga tubuh Mahira memantul. Ia membuka baju kaos yang dikenakannya lalu melemparnya ke sembarang arah. Ia menarik kaki Mahira agar bisa mengungkung tubuh mungil wanita itu. Malam ini ia tidak akan memberikan ampunan pada wanita ini yang sudah berani meminta cerai darinya.

"Bersiaplah. Malam ini akan menjadi malam yang panjang kita," bisik Arsa langsung melumat bibir Mahira yang selalu membuatnya candu. Rasanya begitu sangat manis dan ia tidak pernah bosan untuk menyesapnya.

*

*

*

*

Arsa melepaskan penyatuan nya dengan Mahira setelah membuat wanita itu benar-benar kelelahan melayaninya. Hanya dalam hitungan detik setelah mereka mendapatkan pelepasan, wanita itu langsung tertidur.

Arsa menyelimuti tubuh polos Mahira menggunakan selimut."Ini akibatnya kamu berani meminta cerai dariku," gumam Arsa.

Arsa melirik jam yang menunjukkan pukul 03:00 dini hari. Ia mengambil jubahnya yang terletak diatas sofa lalu memakainya. Ia melangkah menuju ruang kerjanya untuk membereskan beberapa pekerjaannya.

Setelah hampir satu jam berkutat di depan layar laptop. Ia keluar dari ruang kerja lalu ikut bergabung dengan Mahira yang lebih dulu masuk kedalam mimpinya.

***

Mahira membuka kedua matanya setelah cahaya matahari menembus kamar. Ia melirik ke samping dan tidak menemukan pria yang semalam menggempurnya habis-habisan hingga ia langsung tertidur setelahnya.

Ia mendudukkan tubuhnya lalu melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 10:00 pagi. Ia terkejut, selama itukah ia tertidur, lalu kenapa Arsa?. Kenapa pria itu tidak membangunkannya.

"Ini semua gara-gara si Arsa itu," gerutu Mahira menyambar piyamanya yang tergeletak di lantai lalu memakainya.Tubuhnya terasa remuk dan area intinya terasa begitu sangat perih.

"Awas saja. Aku akan membuatnya tidak bisa menyentuh ku selama satu minggu," gerutunya lagi berjalan tertatih menuju kemar mandi.

...****************...

1
partini
kalau hamil dia ga mau ya urus sendiri aja, ku rasa dia dah ga bisa jauh darimu cuma gengsi orang nya
partini
terus ngapain aja selama itu
partini
masa di ikutin curut Arsa ga tau ga lucu secara dia tuh wow Banggt ,, ini Kunti minta di rajam
partini
👍👍👍👍👍
partini
biarpun mereka berdua saling sepakat,,tapi Terasa bukan suami istri macam cari pelampiasan sex
🍒🍒 Aisyah 🍒🍒
jangan lama" Thor kaya gini,biar rasanya cepat bucin pingin lihat mafia dingin bucin
Novi Zoviza: insyaallah dua bab kak hari ini. ditunggu saja
total 1 replies
partini
satu Minggu ,eheleh mana tahan dia
Umiie'ne Naza
blm mengerti, bukane arsa mencintai Mahira knp tiba " blm mencintai
Umiie'ne Naza
tor, novel orang tua nya arsa apa ya, kaya nya pernah baca tp lupa
partini
good 👍👍👍
Novi Zoviza: terimakasih kk sudah mampir
total 1 replies
wo te
tdi pagi hrus nya kak🤭🤭
partini
maraton baca
Retno Harningsih
up
🍒🍒 Aisyah 🍒🍒
apa davino suka sama Queen ya,,tapi engga apa" si
🍒🍒 Aisyah 🍒🍒
lucky anaknya mars sama ana kan Thor,,?

klau Ibra aku tau anknya Teo , klau si kembar anaknya daveena sama Adi
Novi Zoviza: iya kak
total 1 replies
wo te
tatapan apa tangan kak ??
wo te
posisi ko jadi polisi kak 😁😁🙏🙏
🍒🍒 Aisyah 🍒🍒
asyik pling suka tentang mafia
Novi Zoviza: terimakasih kk sudah setia menantikan
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!