Tuan Daniel, Saya Sudah Move On

Minggu ini ada 2 pesta yang harus di hadiri oleh Kania dan Alex.

Yang pertama pesta ulang tahun perusahaan Orang tua Blake yang ternyata adalah Paramount Global yang merupakan perusahaan permodalan dan keuangan skala internasional terbesar di negara Konoha.

Kania bahkan baru tahu bahwa Blake adalah anak dari pemilik Paramount Global.

Selama ini, Kania hanya tahu bahwa Blake menjalankan perusahaannya sendiri, sehingga masuk dalam jajaran pengusaha muda terkaya di Konoha ini.

David Shelton dan Clara Shelton, Pasangan ini sangat popular ternyata. Bahkan Mereka pernah menjadi cover majalah bisnis dengan judul "Couple Goals for Business Goals".

Kania terpaku. Mereka berdua memang tampak sangat mengagumkan dalam foto, siapa sangka Blake adalah anak tunggal Mereka.

Kania memang sering ketinggalan informasi tentang gosip baik gosip di kalangan selebritis, ataupun pebisnis.

Karena selama ini Ia hanya menggunakan internet di handphonenya untuk mencari artikel, makalah atau berita terbaru tentang perkembangan teknologi, bahasa pemrograman, kecerdasan buatan atau pengetahuan yang masih relevan dengan itu semua.

Bahkan, saat bekerja di Saliem Group, yang Dia hadapi di kantor hanyalah laporan, laporan dan laporan. Sepulang kerja Dia akan menemani Elisa sebentar lalu beristirahat.

Ternyata banyak hal yang belum diketahui olehnya.

"Jadi, Kita perlu menyiapkan 2 pakaian pesta yang berbeda dong kak? tema pesta kedua perusahaan itu berbeda"

"Tenang saja, Mama punya langganan butik yang sangat bagus. Aku jamin Kamu akan cocok dengan desain-desain gaun pesta yang ada disana?"

"Kita bisa pergi kesana sekarang?"

"Tentu saja, lagipula sekarang Kita sudah tidak ada janji temu dengan klien manapun"

"Ok, Ayo Kita pergi sekarang"

Kania dan Alex bergegas pergi menuju butik itu.

Sesampainya Disana, siapa yang sangka bahwa Mereka berdua akan bertemu Rina, Arga, Serena dan Rosa Gunawan.

Wajah Alex langsung menghitam, perutnya langsung mual melihat wajah orang-orang itu.

"Hahh, Mereka ini benar-benar seperti kuman, ada dimana-mana, Kakak harus menyemprotkan disinfektan agar tidak terjangkit penyakit"

Kania hanya terkekeh tanpa mengatakan apapun. Mereka berdua memasuki pintu dan langsung melihat-lihat, tanpa memperdulikan keberatan empat orang 'Gunawan' itu.

Pelayan toko disana tentu saja mengenal Alex. Dia segera menghampiri Alex dan meninggalkan keluarga Gunawan.

"Pak Alex. Anda datang untuk memilih gaun pesta dengan... Apa ini Pacar Pak Alex?

"Ya, Saya ingin memilih sepasang gaun pesta yang senada dengan wanita cantik disamping Saya ini"

"Sempurna, Saya punya rekomendasi yang tepat sekali untuk Anda, mari ikut Saya"

Ucap pelayan toko itu, seraya memberi kode pada rekannya untuk melayani keluarga Gunawan.

"Tidak sopan! Dia meninggalkan Kita begitu saja untuk menjilat Pak Alex! Apa Dia tidak tahu bahwa Kita Kak Serena adalah kekasih tercinta Daniel Saliem?"

Rosa menggerutu dengan keras, sengaja agar Alex dan Kania mendengarnya. Namun Serena segera menghentikan Alex yang baru saja ingin membalas ocehan Rosa.

"Biarkan saja, Orang-orang seperti Mereka memang terbiasa menggonggong. Mereka bukan kelas Kita kak"

Alex membuang nafas kasar, kemudian dengan terpaksa mengangguk. Mereka berdua pun lanjut melihat-lihat gaun.

Saat itu mata Kania terpaku pada gaun berwarna peach yang desainnya sederhana tapi terlihat sangat elegan sekaligus mera... Bagian kerahnya menutupi leher dan dihiasi dengan Swarovski berwarna jernih yang tampak kontras dengan gaunnya namun tetap serasi.

Bagian ujung gaunnya membentuk ekor duyung. Sangat elegan.

"Kamu suka?"

Tanya Alex, Kania mengangguk seraya tersenyum.

"Pilihan Anda sangat bagus Nona, Gaun ini sangat terbatas, di desain langsung oleh Miss Diorama, jumlahnya hanya ada 10 gaun yang dijual di seluruh dunia"

Kania dan Alex menganggukkan kepalanya secara bersamaan. Pantas saja gaun ini sangat unik, ternyata Ia adalah karya Miss Diorama.

Namun tanpa Alex dan Kania ketahui, disaat yang bersamaan, Serena juga melihat gaun itu.

Gaun itu memang kelihatan paling menonjol dan unik dibandingkan gaun lain yang ada di sana.

Rosa menyadari bahwa Kakaknya juga menyukai gaun itu, Ia pun berkata,

"Kakak, jika Kakak menyukainya, minta saja Kak Daniel yang mengurusnya"

Serena terlihat tetap tenang. Ia kemudian mengambil ponselnya, dan mengetik beberapa kata kemudian mengirimkannya pada Daniel.

Tak lama kemudian salah satu pelayan toko yang menjaga di meja customer service menghampiri pelayan toko yang tengah melayani Alex dan Kania.

Melihat pelayan itu mengerutkan keningnya, Serena, Rosa Arga dan Rina diam-diam menertawakan Kania dan Alex. Daniel pasti langsung bertindak jika Serena yang meminta sesuatu.

Pelayan toko yang bertag-name Susan itu kemudian mengatakan sesuatu dengan tidak enak hati kepada Alex. Alex dan Kania saling memandang, Susan menjadi lebih tidak enak hati lagi. Bagaimanapun keluarga Noerdin adalah pelanggan loyal Mereka. Mereka juga sangat baik terhadap semua pelayan toko ini, orang tua Alex juga berhubungan baik dengan pemilik butik ini.

Tapi, menyinggung Daniel juga bukan keputusan yang baik. Susan hanya karyawan biasa. Dia juga tidak ingin terjadi masalah yang membuatnya kehilangan pekerjaan.

"Maafkan Saya Pak Alex"

Sebelum Alex merespon, terdengar suara cekikikan dari arah Serena,

"Fufufu Lihat kan? Jika Kakakku yang memintanya, jangan kan gaun, Pulau pun pasti kak DANIEL SALIEM berikan dengan cepat!"

Alex sangat marah sampai wajahnya yang tadinya ceria berubah menjadi merah padam. Ia kemudian menoleh ke arah Serena dan keluarganya, Berjalan ke arah keluarga itu.

Kania tidak mencegahnya, jadi Alex merasa mendapatkan lampu hijau untuk meluapkan amarahnya pada gerombolan musang itu.

"Aku pernah mendengar bahwa, uang tidak bisa membeli kelas, ternyata Aku melihatnya sendiri sekarang"

Keluarga Serena sontak menjadi marah mendengar omongan itu, Rina pun menyahut,

"Pak Alex, jangan karena sakit hati tidak mendapatkan apa yang Kamu inginkan, Kamu jadi meluapkan kekesalanmu pada Kami"

"Haha, Lihat, pelacur dari desa yang mengandalkan lubangnya untuk menggaet suami orang supaya bisa naik kelas sosial bicara tentang keikhlasan?"

"Pak Alex! Beraninya Kamu bicara sekeji itu pada Istriku"

"Istri? Maksudmu mantan simpanan? Kamu berselingkuh dari istrimu bahkan hanya selang 1 tahun pernikahan, meninggalkan wanita yang berkorban banyak hal untuk kesuksesanmu serta menelantarkan anakmu, hanya demi lubang yang pandai menjepit dan bokong yang lebih besar, mana yang lebih keji?"

"Kamu!"

"Nyonya Rina Sanjaya yang sekarang menjadi Nyonya Gunawan, Saya berfikir bahwa Anda setidaknya masih punya rasa takut pada Tuhan atas dosa Anda di masa lalu, tapi Anda malah mewariskan bakat perebut suami orang pada putri-putri Anda, lihat? demi menjadi orang terpandang sekarang salah satu putri Anda yang 'disebut' sebagai pembawa keberuntungan, harus mengikuti jejak Anda, menjadi pelacur gratisan yang di bayar dengan barang-barang mewah. Kalian yakin bahwa Daniel akan menikahinya? Sedangkan Dia saja belum rela menceraikan Kania Ishaq yang sudah lebih dulu menggugat cerai?"

Mendengar itu, wajah Serena langsung menjadi pucat.

"Ups, Sepertinya Aku membuat Nona Serena Gunawan ketakutan! Tapi, jika Kamu benar-benar yakin dengan posisimu sekarang, Cobalah desak Daniel Saliem untuk segera menceraikan istrinya dan menikahimu. Berani? Hahaha tidak berani?"

Semua orang itu terdiam, wajah Mereka semua merah padam karena marah sekaligus malu, walaupun hanya ada 2 orang pelayan toko disana.

Melihat Mereka semua membisu, Alex terkikik kemudian melanjutkan makiannya,

"Dan Kamu, calon jalang kecil. Kamu begitu membanggakan Kakakmu yang sedang dalam misi merebut suami orang, Aku rasa diantara kalian berempat, Kamulah yang paling tidak tahu malu dan benar-benar menggambarkan keturunan keluarga Sanjaya yang sebenarnya. Tidak tahu malu, beretika rendah dan murahan!"

"Diam Kamu! Kak Daniel dan Kakakku saling mencintai! Kak Daniel juga pasti akan memberimu pelajaran atas penghinaan ini"

"Oh, ya? Wahhh Aku takut sekalii... Hihihi, Kalau begitu, coba nanti Kamu tanyakan pada Daniel, apa Dia berani memberiku pelajaran?"

Alex tersenyum lebar. Rosa baru saja ingin menjawab, tapi ketidakyakinan dalam hatinya membuatnya tidak jadi bicara.

Kania yang sedari tadi memperhatikan ucapan Alex sudah merasa puas. Dia pun menghampiri Kakaknya itu, kemudian berkata dengan tenang.

"Sudahlah Kak, Aku sudah tidak menginginkan gaun itu lagi, Aku tidak ingin mengambil gaun yang diinginkan orang lain. Ayo, Kita pergi saja, Kita cari butik yang lain"

Alex menggelengkan kepalanya, kemudian berkata pada Susan,

"Susan... Jangan mengecewakanku"

"Saya akan menghubungi Anda lagi, Pak Alex"

"Aku tunggu, acaranya besok, Aku tidak punya waktu"

"Siap Pak, Saya pastikan Pak Alex dan Nona ini mendapatkan gaunnya sore ini"

"Terima kasih, Susan"

Kania berjalan melewati Serena dan keluarganya terlebih dahulu, Alex hendak menyusulnya, namun sebelum itu, Ia mengeluarkan 1 petuahnya lagi,

"Jangan lupakan nasihatku tadi Nona Serena, Jika Dia benar-benar jatuh cinta padamu, maka Dia seharusnya meniru jejak Ayahmu, bukan begitu Pak Arga?"

Arga memelototi Alex dengan garang, sementara Alex tertawa kecil namun terdengar sangat puas.

Ia pun meninggalkan keempat orang itu dengan langkah ceria. Ia begitu senang bisa melampiaskan unek-uneknya selama ini, setidaknya bisa mengurangi resiko terkena stroke karena terlalu lama menahan kesal pada Mereka. 🤣

Bersambung....