NovelToon NovelToon
Hanya Sebatas Ranjang

Hanya Sebatas Ranjang

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Terlarang / Angst
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Fhatt Trah

Berawal dari ketidaksengajaan lalu berujung pada pernikahan yang tidak direncanakan. Nadia yang mencoba bertahan hidup dengan menggantungkan harapannya pada pernikahan yang hanya dijadikan sebagai hubungan sebatas ranjang saja, tak mengira hidupnya akan berubah setelah ia memberi Yudha seorang anak yang diidam-idamkan.

“Jangan berharap lebih dari pernikahan ini. Aku menikahimu bukan karena cinta, tapi karena kita sama-sama saling membutuhkan,” kata Yudha.

“Tapi bagaimana jika kamu yang lebih dulu jatuh cinta padaku?” tanya Nadia.

“Tidak akan mungkin itu terjadi,” sarkas Yudha.

Lantas bagaimanakah kelanjutan hubungan pernikahan Nadia dan Yudha yang hanya sebatas ranjang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fhatt Trah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18. Tentang Masa Lalu

Tentang Masa Lalu

“Aku rindu sama kamu. Buat apa aku mengajak dia?” Dengan santainya Maura berkata seperti itu. Seolah tidak peduli dengan statusnya sekarang ini, serta bersikap masa bodo dengan kecanggungan hubungan diantara mereka.

“Ngaco kamu, Ra.” Masih memegangi handel pintu, Rizal menoleh Maura yang sudah duduk di sofa.

Maura mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan. Ternyata sudah banyak yang berubah dari interior unit apartemen itu. Rizal mungkin sengaja mengubahnya untuk menunjukkan kalau dia sudah move on.

“Sayangnya itu fakta, Zal. Fakta yang hanya bisa aku pendam selama ini.”

Rizal kembali menutup pintu. Lalu menghampiri Maura, berdiri di depannya tanpa ada keinginan untuk duduk di samping wanita masa lalunya itu.

Semasa duduk di bangku kuliah, mereka sudah menjalin hubungan. Tetapi hubungan itu mereka sembunyikan rapat-rapat demi menghargai persahabatan.

Mereka merasa belum saatnya Yudha tahu tentang hubungan mereka. Yudha adalah sahabat baik mereka yang banyak membantu Rizal. Terutama dalam hal biaya kuliah. Karena Rizal hanyalah seorang anak yatim piatu yang tumbuh dan besar di panti asuhan.

Ketika tiba masanya Rizal ingin membuka perihal hubungannya dengan Maura kepada Yudha, saat itu pula Yudha mengakui perasaannya kepada Maura. Rizal yang terkejut mendengarnya pun terpaksa memilih menyembunyikan rapat-rapat hubungannya tanpa harus diketahui oleh Yudha.

Posisi Rizal yang terlalu banyak berhutang budi pada keluarga Adyatama itu memaksanya mengalah demi kelangsungan hubungan baik diantara mereka.

“Aku tahu kamu sedang banyak pikiran. Kamu mungkin merasa tertekan dengan tuntutan mertuamu. Makanya kamu ngomongnya jadi ngelantur seperti ini. Ngomong-ngomong aku ada janji dengan Yudha. Sekarang dia sedang menungguku di kafe. Kamu mau ikut?” Rizal mencoba mengalihkan topik, tak ingin lagi membahas tentang masa lalu.

Maura berdiri usai menaruh tas. Kemudian memberikan kacamata di tangannya kepada Rizal. “Kamu pasti kesulitan tanpa ini kan? Makanya aku datang ke sini untuk mengembalikan ini.”

“Aku menggunakan ini hanya untuk keperluan kerja. Mataku belum separah itu.” Berjalan menghampiri sebuah rak gantung, Rizal menaruh kacamata itu di sana.

Sedangkan Maura berkeliling melihat-lihat keadaan apartemen itu. Ia hanya ingin tahu seberapa banyak Rizal mengubah interiornya setelah sekian lama ia tinggalkan.

Berada dalam apartemen ini Maura merasa seperti kembali ke masa lalu. Namun sebagian kenangan itu telah dibuang. Tidak ada satupun kenangan dari masa lalu yang tertinggal dalam ruangan itu. Maura merasa sedikit kecewa karena ternyata ia sudah dilupakan. Sampai kemudian langkahnya terhenti begitu ia membuka pintu kamar Rizal.

“Ra, jangan masuk ke sana, Ra. Kamu tidak boleh ke sana. Ingat siapa kamu,” kata Rizal memperingatkan.

Maura pikir Rizal benar-benar sudah melupakannya. Namun beberapa foto dirinya ternyata masih menggantung di dinding, menghiasi kamar itu.

“Keluar sekarang juga, Maura,” titah Rizal mulai cemas.

Namun tak diindahkan oleh Maura. Wanita itu malah nekat masuk ke dalam kamar. Wajahnya tampak penuh keterkejutan melihat wajahnya menghiasi kamar Rizal.

Interior di luar kamar memang sudah banyak diubah. Tetapi di dalam kamar ini, ternyata masih sama seperti sepuluh tahun yang lalu. Dari warna catnya, letak tempat tidur, lemari, hampir semua masih sama seperti dulu.

“Maura.” Rizal kesal tidak digubris. Ditariknya lengan Maura, hendak menyeret wanita itu keluar dari kamar itu. Tetapi Maura langsung menyentak kasar tangannya.

Maura menoleh. Matanya berkilauan oleh genangan air di pelupuk mata itu.

“Kamu bilang kamu sudah melupakan aku. Kamu bilang semua kenangan kita sudah kamu kubur dalam-dalam. Tapi ini apa? Ini apa, Zal?” tanya Maura dengan mata berkaca-kaca.

Rizal tak bisa berkata-kata. Setelah Maura menikah dengan Yudha, sejak saat itu pula ia sudah berusaha mengubur dalam-dalam perasaannya untuk Maura. Sejak saat itu juga ia ingin menghapus semua kenangan manis diantara mereka.

Semula Rizal menyangka hal itu mudah ia lakukan. Tetapi ia tak menyangka ternyata hal itu lebih sulit dari ujian kedokteran. Terlebih Yudha adalah sahabat baiknya, otomatis mereka masih bisa bertemu satu sama lainnya.

“Kamu masih sayang sama aku kan, Zal?” tanya Maura dengan mata yang berkabut karena tertutup oleh genangan air mata.

“Anggap saja itu hanya sebagai pengingat bahwa kita pernah berteman.” Semudah itu Rizal membohongi perasaannya sendiri.

“Teman?” Maura kecewa. Bulir-bulir air mata itu akhirnya berjatuhan dari sudut matanya. “Ya, kita memang cuma berteman. Ternyata selama ini kamu hanya menganggap aku teman.”

Maura menghapus air matanya. “Sayang sekali. Padahal selama ini aku masih sayang sama kamu. Tapi kamu_” Tak sanggup ia menuntaskan kalimatnya. Hatinya terlanjur sakit mengetahui ternyata Rizal masih memiliki perasaan yang sama tetapi tak mau mengakuinya.

Rasa sakit itu kemudian membuat Maura ingin pergi. Langkahnya sudah mengayun, namun terhenti di ambang pintu kamar saat suara Rizal terdengar.

“Maafkan aku, Ra. Bukannya aku tidak mau berjuang untukmu. Tapi hutang budiku terlalu besar. Lagipula, orangtuamu tidak pernah menyetujui hubungan kita.”

Maura memutar tubuh, memandangi Rizal yang datang mendekat. Jujur ia belum mengerti dengan maksud ucapan mantan kekasihnya itu.

Memang orangtua Maura tidak menyetujui hubungan mereka sejak awal. Dan Maura tahu tentang hal itu. Alasannya sudah sangat jelas, yaitu karena Rizal hanyalah anak yatim piatu dari panti asuhan. Rizal tidak jelas asal usulnya, entah dari keluarga yang seperti apa.

Namun untuk hutang budi? Maura tidak pernah tahu Rizal berhutang budi pada siapa.

“Yudha itu bukan hanya sekedar sahabat. Tapi dia sudah seperti saudaraku sendiri. Lebih tepatnya, aku yang sudah dianggap saudara oleh keluarga Adyatama,” sambung Rizal. Menimbulkan kerutan tipis di dahi Maura karena belum mengerti.

“Aku banyak berhutang budi pada Om Malik dan Tante Elvi karena sudah membiayai kuliahku sampai selesai. Mereka sangat berjasa dalam hidupku, Ra, sampai aku berada di titik ini sekarang. Saat aku tahu Yudha juga mencintaimu, maka apa yang bisa dilakukan oleh seorang saudara seperti aku ini? Mengalah, Ra. Hanya itu yang bisa aku lakukan.”

Maura terdiam. Hanya air matanya yang mengalir membasahi pipi mulusnya. Tangan Rizal pun kemudian terulur menghapus air mata itu dengan lembut. Lalu tangan itu merangkum wajah cantik Maura.

“Aku tidak punya pilihan lain selain merelakanmu untuk saudaraku. Maafkan aku, Ra.”

Maura kehilangan kata-kata. Isak tangisnya pun kemudian pecah. Lantas ia menjatuhkan tubuhnya dalam pelukan Rizal.

“Selama ini aku selalu berdoa untuk kebahagiaan kalian, Ra. Aku berharap kamu bahagia bersama Yudha. Dia adalah pria yang sempurna. Dia bisa memberikan segalanya untuk kamu. Bahkan seisi dunia pun sanggup dia berikan padamu. Dia pria yang lebih dari pantas untukmu.”

Sampai hari ini pun Rizal masih berusaha keras merelakan Maura berbahagia dengan Yudha. Namun ia tidak menyangka, perjalanan rumah tangga Maura menemui satu persoalan yang sulit, yaitu ketidakmampuan Maura untuk menyempurnakan kebahagiaan rumah tangganya.

“Apakah kita tidak bisa kembali seperti dulu lagi, Zal?” tanya Maura.

“Tidak bisa, Ra. Kita tidak akan pernah bisa kembali seperti dulu lagi.”

“Kalau aku yang mau, gimana? Apa kamu masih menolakku?”

Anggukan kepala Rizal sudah cukup menjadi jawaban.

Maura melepas diri dari pelukan Rizal. Ditatapnya lekat sepasang mata teduh Rizal. “Apa aku terlalu egois mencintai dua lelaki? Tapi bagaimana kalau aku bilang cintaku sama kamu masih sangat besar?”

“Cerita kita sudah berakhir, Ra. Lupakan saja semua yang pernah terjadi.”

Maura menggeleng. Lantas mengalungkan kedua tangannya di leher Rizal. Tinggi badan mereka yang hampir sama itu tidak menyulitkan Maura untuk mendekatkan wajahnya perlahan, sembari berkata lembut. “Aku tidak mau. Cerita kita terlalu manis untuk dilupakan.”

Entah apa yang terjadi pada Rizal. Tubuhnya membeku, ia tidak menghindari saat Maura menempelkan bibirnya. Sebuah sentuhan lembut dan basah menyapu permukaan bibirnya dengan cepat. Akalnya berkata tidak, namun tubuhnya tak kuasa menolak sentuhan lembut Maura. Karena sejujurnya ia pun rindu.

Seketika suasana terasa syahdu, membuat dunia serasa hanya milik mereka berdua. Sampai-sampai ponsel mereka berdering secara bergantian sudah tidak mereka hiraukan.

Yudha menghubungi ponsel Rizal berkali-kali, tapi tidak dihiraukan. Setelah itu ia menghubungi Maura untuk menanyakan keberadaan istrinya itu. Pun berakhir sama, tidak dijawab. Yudha hanya bisa meniupkan napasnya resah. Sudah hampir sejam lamanya ia menunggu. Sedangkan yang ia tunggu tengah asik bercumbu.

-To Be Continued-

1
FT. Zira
aduh... ini Nadia nekat atau selera homornya yg kelwat tinggi sih/Facepalm//Facepalm/
FT. Zira
inttrogasi calon istri gini amat ya Yud🤭🤭
FT. Zira
kode keras ini namanya/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
FT. Zira
mirisnya jadi bawahan/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
FT. Zira
aku dukung Yudha untuk berpaling/Smug//Smug//Smug/
FT. Zira
keseringan ngalah sama aja bunuh diri dirimu Yud😮‍💨
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
si Maura sok paling tersakiti...
Elisabeth Ratna Susanti
wah parah nih cowok
Elisabeth Ratna Susanti
wah mulai gaswat nih
🌞MentariSenja🌞
maukah kamu menjadi pacarku?
🌞MentariSenja🌞
ya gak salah klo nanti Yudha berpaling, aku dukung mlh.
ngomong rindu tp giliran diladeni ngomong capek ngantuk, kan pengin /Hammer//Hammer//Hammer/
🌞MentariSenja🌞
cinta jgn menjadikan kamu bodohlah Yud
🌞MentariSenja🌞
padahal katanya sakitnya gak ketulungan klo on fire to gak tersalurkan ...eeh ngomong apa sih 🤭🤧
FT. Zira
bahaya ini.. yg di tangan siapa pikirannya siapa🤧🤧
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): udah mulai berhalusinasi dia🤭🤭 saking terlalu lama puasa
total 1 replies
FT. Zira
ketika cinta mulai bersemi😙😙
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): belum cinta sih, lbh ke tertarik saja
total 1 replies
FT. Zira
yakin.. minta maaf.. bukan minta nambah.. ehhh🤭🤭🤭
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): 😅😅😅😅 emang boleh nambah🤭🤭
total 1 replies
Mutinah Soheh
istri sudah selingkuh dengan dokter...
suami mulai ada tanda tanda dengan bawahnya....klop deh
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): 🤧🤧🤧begitulah godaan kk
total 1 replies
🌞MentariSenja🌞
benerlah tolak aja, wong egois gitu...
🌞MentariSenja🌞
duh, lancar bgt bohongnya
🌞MentariSenja🌞
yaelah, mencumbu istri bayangin wanita lain, jadi takut nih...
🌞MentariSenja🌞: bangg bayiikk /Facepalm/
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): ngeri ngeri sedap gimanaaaaa gitu🙄🙄🤭
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!