Hari dimana Santi merayakan ulang tahun pernikahannya yang ke 25, semuanya tampak berjalan dengan baik. Tapi itu hanyalah awal dari bencana besar yang akan dia hadapi. Tanpa diduga, hal yang tidak pernah disangka oleh Santi adalah, Dani suami yang selama ini dicintainya itu akan meminta cerai padanya, karena dia telah menjalin hubungan terlarang dengan seorang wanita berusia 20 tahun dibelakangnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon La-Rayya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tiba-tiba Pergi
"Apa maksud wanita itu? Dia pikir dia siapa? Berani-beraninya dia bicara seperti itu." Ucap Clara dengan marah.
"Jangan hiraukan dia. Julia memang seperti itu, dia hanya bercanda." Kata Dani, tidak menanggapi ucapan Julia dengan serius. "Apa kau mau pergi berdansa sayang?" Tanya Dani pada Clara.
"Aku sama sekali tidak menganggapnya lucu. Dan ya, ayo kita pergi berdansa," jawab Clara.
Keduanya lalu menuju lantai dansa dimana beberapa pasangan lain juga sedang berdansa.
...****************...
Di tempat lain...
Santi mencoba beberapa pakaian, entah mengapa dia tidak yakin apakah pakaian yang dia coba itu terlalu kasual atau terlalu formal untuk dikenakan makan malam bersama Guntur. Dia akhirnya memutuskan mengenakan jumpsuit hitam panjang, tetapi korsetnya berwarna putih dengan sulaman bunga dan hijab putih tulang disertai sepatu hitam.
Dia meninggalkan kamar hotel dan menuju lift. Saat masuk, dia melihat seorang pria berdiri di belakang. Dia lalu berdiri di depan pria itu dekat pintu.
"Selamat malam," sapa Santi saat masuk loft.
"Selamat malam," jawab pria itu dengan kasar.
Lift berhenti lagi satu lantai di bawah.
"Selamat malam," sapa Aldi Yunanda saat memasuki lift.
Baik Santi maupun pria itu menjawab.
Santi mengeluarkan ponselnya untuk membaca pesan dari Julia.
(Aku akan menyiksa Dani malam ini..) Tulis Julia.
( Semoga berhasil.) Tulis Santi menjawab pesan itu.
Dia tidak dapat menahan senyum saat memikirkan hal apa yang akan dilakukan Julia untuk mengerjai Dani di pesta pernikahan Rosa.
Disisi lain, Aldi Yunanda memperhatikan wanita di depannya itu yang tengah tersenyum sambil melihat layar ponselnya. Entah kenapa, bagi Aldi, ketika seorang wanita tersenyum, pasti ada seorang pria yang akan menderita. Kemudian dia melihat bahwa pria yang ada di belakang Santi terang-terangan menatapnya, dan dia bersumpah dia melihat pria itu hendak menyentuh bagian belakang Santi.
Aldi tidak menyukai tindakan pria itu, dia pun berdeham, dan menatap pria itu dengan tajam. Pria itu telah menyadari situasinya yang sudah ketahuan dan dengan cepat mendekati pintu. Dia menekan nomor lantai, dan turun di lantai itu.
Aldi tahu benar bahwa ada banyak orang mesum yang tidak tahu tempat untuk melampiaskan hasratnya. Kemudian dia kembali fokus pada wanita didepannya yang tak lain adalah Santi. Aldi tahu benar bahwa wanita didepannya itu sudah jelas berusia lebih dari 35 tahun. Tapi dia memiliki tubuh yang sangat bagus dengan kaki yang jenjang layaknya seorang model.
Ketika Aldi melihat wajahnya, dia menyadari bahwa wanita didepannya itu cantik. Wanita didepannya itu memang sudah tidak semuda Jennifer atau salah satu aktrisnya, tetapi dia tetap terlihat cantik.
Entah mengapa Aldi merasa dia pernah melihat wanita didepannya itu. Tapi dia tidak bisa memastikannya. Apakah dia mengenalnya? Mengapa wanita didepannya ini tampak begitu familiar baginya?
Aldi benar-benar tidak bisa mengalihkan pandangan darinya.
Santi mulai merasa tidak nyaman. Pria di lift itu tidak berhenti menatapnya. Santi sampai berpikir apakah dia sudah melakukan kesalahan? Atau apakah ada yang salah dengan penampilannya malam ini?
Setiap detik yang berlalu membuat Santi merasa semakin gugup. Dari sudut matanya, dia melihat pria itu menurunkan pandangannya, mengamati tubuhnya, lalu kembali menatap wajahnya. Santi tidak tahan lagi dan menghadapi pria yang kurang ajar itu.
"Apa yang salah denganmu? Tidak bisakah kau menghormati seorang wanita?" Tegur Santi dengan kesal walaupun sebenarnya dalam hatinya dia merasa gugup, takut jika pria didepannya itu bisa melakukan sesuatu yang buruk padanya.
Aldi Yunanda tidak tahu harus berkata apa. Dia gelagapan mendengar pertanyaan yang dilontarkan wanita dihadapannya itu.
Pintu lift terbuka, dan Santi lantas bergegas keluar. Aldi mencoba mengejarnya untuk menjawab pertanyaan yang diajukan padanya tadi. Tapi dia melihat seorang pria jangkung mendekat ke arah wanita itu dan tersenyum padanya. Kemudian pandangan pria jakung itu tertuju padanya dan menatapnya dengan tajam.
Aldi memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya dan tidak menjelaskan semua kesalahpahaman wanita tadi terhadapnya. Dia merasa dirinya sudah gila karena bisa menatap wanita seperti tadi.
"Kau tampak cantik, Santi, meskipun sedikit pucat. Ada yang salah?" Tanya Guntur.
"Aku takut dengan pria kurang ajar itu. Aku jadi tidak nyaman dengan tatapannya," jawab Santi.
Guntur melirik pria yang kurang ajar itu.
"Dia mungkin tidak terbiasa melihat begitu banyak keindahan pada dirimu," kata Guntur sambil tersenyum dan menuntun Santi untuk keluar dari hotel.
...****************...
Di tempat lain...
Aleya menyusuri jalan-jalan Bandung sambil membawa tas kecilnya, tak kuasa menahan tangis. Dia begitu terluka, dia sangat kecewa, dia juga tak punya tujuan di kota ini. Kemudian dia teringat pada satu orang. Dia lantas mengeluarkan ponselnya, dan menelepon satu-satunya orang yang tak akan pernah mengecewakannya.
Santi sedang duduk di restoran bersama Guntur, menunggu pesanan makanan mereka datang.
Ponsel Santi terus berdering, dan saat dia melihat Aleya yang menelepon, dia langsung menjawabnya.
Mendengar tangisan putrinya, Santi semakin putus asa.
"Aleya, sayangku, tenanglah Nak. Tolong beritahu Mama, kau ada di mana? Mama akan menjemputmu, sayang." Ucap Santi.
"Ma... Dia bercumbu dengan wanita lain Ma. Dia begitu jahat padaku Ma. Kenapa ia melakukan ini padaku Ma." Suara Aleya terdengar begitu putus asa.
"Dengarkan Mama sayang, pulanglah atau beri tahu Mama di mana kau berada, dan Mama akan pergi ke tempatmu." Ucap Santi mencoba menenangkan putri sulungnya itu.
"Aku mau pulang ke rumah saja Ma," isak Aleya.
"Baiklah sayang, Mama akan menemui mu. Pulanglah, Mama bersamamu," kata Santi.
Setelah mengakhiri panggilan, Santi menyadari bahwa Guntur sudah tidak ada di meja. Dia lantas meminta kertas dan pena pada pelayan.
^^Maafkan aku Guntur, aku harus segera pulang...
Terima kasih atas segalanya, Santi. ^^ tulis Santi.
Santi menyerahkan catatan itu kepada pelayan dan memintanya untuk memberikannya pada Guntur.
Santi langsung meninggalkan restoran dan memanggil taksi pertama yang muncul. Begitu tiba di hotel, dia meminta sopir taksi untuk tidak pergi karena dia harus pergi ke bandara dan akan memberinya tip yang lumayan.
Dia pergi ke kamarnya, mengumpulkan barang-barangnya. Dalam waktu kurang dari sepuluh menit, dia sudah sampai di bagian resepsionis hotel dan melakukan check out.
Begitu Guntur melihat catatan itu, dia mengira bahwa Santi tersinggung karena dia pergi begitu saja meninggalkan Santi yang sedang menelpon tadi. Guntur langsung meninggalkan restoran dan menuju hotel tempat Santi menginap.
Saat tiba, dia diberitahu bahwa Santi baru saja check out beberapa menit yang lalu dan sedang menuju ke bandara.
Guntur langsung menghubungi Julia, memberitahukan kepadanya tentang Santi yang tiba-tiba pergi begitu saja tanpa mengabarkan kepadanya lebih dulu.
Entah mengapa selama ini Guntur selalu saja lupa meminta nomor ponsel Santi dan hal itu membuatnya kesal pada dirinya sendiri.
Bersambung...
🖕(dani aki2🤮clara cabe2an)