Jerat Cinta Sang Bunga Malam

"10 milyar."

Clara bergumam lirih,tapi ekspresi wajahnya terlihat sangat syok, tubuhnya bahkan gemetar mendengar semua yang dikatakan Edward.

Hingga dia hanya menatap tanpa berkedip kearah kartu yang diulurkan pria itu padanya.

Membuat Edward berpikir kalau ekspresi Clara saat itu, karena jumlah uang yang diberikan Erick sangat banyak

Hingga Edward harus mengulangi ucapan nya,pada Clara dengan terus mengulurkan kartu yang dia pegang.

" Nona,aku hanya menyampaikan pesan tuan Erick untuk anda,tanpa ada niat apapun. Jadi,tolong terima saja kartu ini sekarang. Karena kalau anda tidak mau menerimanya.Saya nanti bukan hanya akan dimarahi oleh tuan Erick,tapi kemungkinan besar akan langsung dipecat karena sudah membiarkan anda masuk kedalam kamar beliau ketika beliau mabuk tadi malam."

Lalu kenapa Kalau Edward dipecat?!Apa itu harus jadi urusan nya?!Batin Clara masih tidak mengambil kartu kredit ditangan Edward.

Jujur melihat benda segi empat, berwarna gold dengan logo sebuah Bank dari negaranya membuat Clara jadi semakin sakit hati pada Erick.

Dia merasa Erick sangat menghinanya kalau dia menerima kartu itu.

Tapi melihat wajah penuh permohonan Edward,entah kenapa Clara tidak tega.Sebab Clara tau Edward sama sekali tidak salah apapun dalam hal ini.Dia hanya pegawai Erick yang akan ikut terkena dampak dari kemarahan pria itu.

Memikirkan hal itu,dengan berat hati dan perasaan sakit Clara mengulurkan tangannya untuk mengambil kartu yang ada ditangan Edward.

" Thanks Ed."

Lalu setelah itu tanpa mengatakan apapun lagi, Clara berjalan pergi meninggalkan Edward keluar dari lobi hotel itu.

" Hah.....sungguh aneh."Gumam Edward dengan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.Bingung pada apa yang sudah terjadi antara perempuan itu, dengan bosnya Erick tadi malam dikamar pria itu.

Padahal kalau mereka berdua hanya tidur bersama,itu bukan sesuatu yang aneh menurut Edward.Toh sejak awal,dia bisa merasa kalau antara bosnya dan Clara memang punya saling ketertarikan.

Apa ini karena....status bosnya saat ini yang sudah punya tunangan? Batin Edward menduga.

Tapi... pemikiran nya itu langsung terabaikan begitu mendengar Erick menelpon dirinya dan menyuruh dia agar datang kemari pria itu lagi.

" Ed,kalau urusanmu dengan dia sudah selesai Segera datang kekamar ku sekarang."Perintah Erick yang langsung diiyakan oleh Edward.

"Baik tuan Erick,saya akan kesana sekarang juga."

Lalu dengan buru buru Edward kembali naik keatas untuk menuju kamar Erick sesuai perintah pria itu.

Tok!Tok!

" Masuklah Ed!"Mendengar perintah itu, Edward langsung masuk kedalam kamar Erick yang ternyata tidak terkunci.

" Apa dia sudah pergi dari hotel ini?*Tanya Erick yang langsung diiyakan oleh Edward, meski ketika bertanya Erick tidak menyebutkan nama orang yang dia maksud, tapi Edward tau kalau yang ditanyakan Erick adalah Clara.

"Iya tuan,nona Clara sudah pergi dari hotel ini Dnegan taksi begitu mengambil kartu kredit yang anda berikan."

" Bagus lah kalau begitu.Sekarang pesankan aku tiket pesawat untuk pulang hari ini dengan penerbangan paling cepat."

Meski terkejut dengan perintah Erick yang tiba tiba ingin pulang padahal hari itu mereka masih punya urusan disana Edward tetap mengangguk mengiyakan perintah Erick.

" Baik tuan akan saya lakukan sekarang juga.Tapi...bagaimana dengan sisa jadwal anda disini saat ini?"

Edward bertanya ingin tau.

" Kau tinggal untuk menangani hal itu.Sementara yang lainnya lagi biar nanti dilakukan oleh orang lain yang akan datang menggantikan pekerjaan ku disini."

Karena Erick bosnya dan Edward hanya anak buah,mendengar perintah itu,dia hanya bisa mengangguk patuh,tanpa protes sedikit pun.

" Baik tuan,akan saya lakukan sesuai perintah anda."

Erick mengangguk, lalu menyuruh Edward agar keluar dari kamarnya yang langsung dipatuhi oleh Edward.

" Pergilah."

"Baik tuan Erick."Balasnya dengan berjalan keluar dari kamar itu.

Begitu Edward keluar dari sana,Erick langsung menghubungi Raymond yang ada di negara asalnya, untuk mengabarkan kepulangannya yang tiba tiba.

" Halo Rick, ada apa kau menghubungi aku di jam segini?" Tanya Raymond, dengan suara yang terdengar mengantuk dari seberang telpon.

Karena antara Santa Monica dan negaranya memang punya perbedaan waktu cukup lama.Hingga kalau di Santa Monica tempat Erick berada saat itu pagi hari,maka di tempat Raymond saat itu sudah tengah malam.

Tapi Erick tidak perduli,dia tetap menelpon Raymond karena perlu bicara dengan pria itu secepatnya.

" Aku tau Ray,tapi bukan urusan ku." Balas Erick, yang sontak saja membuat Raymond diseberang telpon kesal mendengarnya.

" Tapi itu urusanku Rick! Aku baru tidur sekitar 30 menit setelah bekerja tanpa henti karena perubahan jadwalmu yang tiba tiba itu!"Timpal Raymond dengan suara kesal.

"Begitulah mencari uang Ray,jadi jangan mengeluh begitu."

Raymond semakin ingin memaki mendengar balasan perkataan Erick,tapi berusaha dia tahan. Karena sudah tau bagaimana sikap pria itu, lalu berusaha mengalihkan topik pembicaraan ke hal lain.

" Oh iya, bagaimana kabarmu disana Rick? Apa kau baik baik saja sekarang? Kapan kau kembali kesini?" Tanya Raymond berbasa basi.

" Tidak perlu tanya bagaimana kabar ku sekarang ini Ray, karena aku...." Erick tiba tiba berhenti bicara,membuat Raymond diseberang telpon merasa heran dengan nada jeda Erick yang seperti sedang merasa ragu oleh sesuatu.

" Ada apa Rick? Apa sudah terjadi sesuatu yang buruk dengan mu disana?" Tanya Raymond khawatir.

" Tidak,bukan sesuatu yang buruk. Meski memang ada yang sudah terjadi dengan ku Ray." Ucap Rick dengan nada suara berubah seperti tidak yakin.

" Apa!?Apa itu Rick?!"Raymond bertanya merasa semakin hawatir.

Erick diam sesaat, sedang menimbang apakah akan memberitahu Raymond mengenai apa yang sudah terjadi lagi antara dirinya dengan si Clara atau tidak.

" Rick." panggil Raymond dari seberang telpon, karena Erick hanya diam saja tidak mengatakan apa apa padanya.

" Nanti saja aku ceritakan padamu,begitu besok aku tiba disana, Ray. Karena ini berkaitan dengan dirimu dan apa yang sudah pernah kau lakukan padaku sebelum nya." Balas Erick yang jelas membuat Raymond semakin dipenuhi tanda tanya di kepalanya

Tapi pria itu tau kalau Erick sudah bilang tidak akan mengatakan nya maka,tidak ada yang bisa memaksa pria itu untuk melakukan nya,jadi selain menunggu dengan rasa penasaran Raymond tidak bisa melakukan apapun lagi.

" Ok baik kalau begitu. Lalu kapan kau akan kembali kemari? Bukankah kalau tidak salah setelah selesai di Santa Monica kau akan langsung melanjutkan perjalanan bisnis mu ke..."

" Hari ini aku kembali Ray. Besok pagi pagi sekali sepertinya aku sudah tiba. Jadi kau jemput aku di Bandara."