Chef Cantik Pilihanku 1

Dion dan Amora sampai di Novotel, tetapi keduanya terbelalak saat melihat Gracia ada di barisan penyambutan CEO.

"Untuk apalagi wanita itu kesini." ujar Dion.

"Lebih baik aku duluan, aku tak ingin ia meneriakiku. Aku lewat pintu darurat saja." ujar Amora.

Dion menarik tangan Amora dan menggenggamnya. "Jangan coba coba kabur dariku sayang, kita hadapi Grace." ujarnya.

"Tapi, aku tak ingin membuat kehebohan Dion. Ini akan merusak citra hotelmu." jawab Amora.

Dion menatap kekasihnya, Amora benar benar belum siap menghadapi semua ini. Ia harus mengerti perasaan kekasihnya. Dion mengangguk lalu melepaskan genggamannya. "Aku akan menemui setelah menghadapi Grace." bisiknya.

Amora mengangguk dan tersenyum, ia segera melewati pintu samping hotel untuk menghindari Gracia. Dion menatap kekasihnya sampai menghilang masuk ke hotel.

Dion masuk disambut seperti biasanya, saat melewati Gracia wanita itu langsung bergelayut pada lengan Dion. Seketika Dion berhenti.

"Lepaskan tanganku Grace." bentak Dion.

"Dion, jangan memperlakukanku seperti ini." rengek Gracia.

"Kita tak sedekat itu Grace, jadi lepaskan tanganku sebelum aku melakukan hal yang membuatmu malu." bentak Dion lagi.

Pak Haryo membisikkan sesuatu di telinga Dion, lalu ia menatap sekeliling hotel. Para tamu memang sudah menatap mereka dengan serius. Dion menghela nafasnya dan membiarkan Gracia mengikutinya sampai ke kantornya.

"Pagi pak." sapa Hany.

Dion mengangguk, Gracia masih mengikutinya membuat Hany bingung melihat kedatangannya.

"Aku masih menghargaimu sebagai tamu dan bekas rekan kerja dan tunanganku. Duduklah, dan katakan apa maumu." ujar Dion.

"Kerja sama kita masih berlanjut Dion, dan aku tidak mau putus denganmu." teriak Gracia.

"Ini ruang kerjaku bukan hutan, kau bisa pelankan suaramu. Dan aku sudah sangat jelas mengatakannya padamu kalau pertunangan dan kerja sama kita batal. Tidak ada perubahan dalam setiap ucapanku Grace." ujar Dion lagi.

"Aku tidak mau, aku mencintaimu Dion. Aku akan memperjuangkan hubungan kita." ujar Gracia.

Dion tertawa. "Kau mencintai hartaku bukan diriku, kau hanya memanfaatkan keadaan Grace." bentak Dion.

"Tidak, aku benar benar mencintaimu Dion. Aku tak memanfaatkanmu." ujar Gracia seraya menangis. "Aku mohon, kembalilah padaku Dion. Aku tak ingin kehilanganmu." pintanya.

Dion semakin marah melihat airmata palsu Gracia. "Aku sudah muak, ini yang terakhir pertemuan kita. Keluarlah dan jangan pernah menginjakkan kakimu lagi di hotelku Grace." teriaknya.

Gracia bersimpuh di kaki Dion. "Tidak Dion, aku mohon jangan usir aku. Biarkan aku berada disampingmu. Kita sudah 2 tahun bertunangan, kau memutuskan karena chef Amor kan. Aku tidak terima Dion." ujarnya.

"Jangan menyalahkan chef Amor, ia tak ada hubungannya dengan semua ini. Aku sudah lama menyelidiki kalian dan aku sudah memberikan bukti yang kuat untuk memutuskan hubungan kita. Kau tak usah macam macam Grace, aku masih memiliki bukti yang kuat untuk memenjarakan ayahmu." ancam Dion.

"Mengapa kau sangat jahat Dion, aku yang menemanimu selama ini." ujar Gracia sedih.

"Bangunlah, tak ada pengaruh buatku walaupun kau bersujud. Dan selama ini kau bukan menemaniku tapi merusak semuanya. Kau memecat beberapa karyawanku dengan alasan yang tak masuk akal. Aku menurutinya karena aku menghormatimu sebagai salah satu pemegang saham disini. Tapi tentu saja aku tak berdiam diri Grace. Semakin kau sewenang wenang, maka aku semakin mencari kesalahanmu." jawab Dion. "Hany panggil sekuriti untuk mengusir wanita ini." teriaknya pada Hany.

"Kau tega, kau tak bisa memperlakukan aku seperti ini Dion." teriak Gracia.

Beberapa menit kemudian, 2 orang sekuriti masuk ke kantor Dion. Lalu membawa Gracia keluar dengan menyeretnya.

"Kau akan merasakan pembalasan atas penghinaanmu ini." teriak Gracia lagi, namun suaranya semakin menghilang saat sekuriti memaksanya keluar.

Dion menghela nafasnya, ia menyenderkan tubuhnya di kursinya. Rasa lelah di pagi hari mulai menyelimutinya. Wanita itu selalu mengganggu ketenangannya. Dion merindukan kekasihnya, ia segera bangun dan menuju restoran.

*****

Amora terbangun dan melihat sekeliling ruangan gelap di sekitarnya, tubuhnya mulai menggigil karena takut.

Ya Tuhan, apa yang terjadi padaku. Mengapa aku disini. pikir Amora.

Ia berusaha mengingat ingat kembali saat ia dibekap dan di culik.

#Flash Back On.

Amora masuk lewat pintu darurat untuk menghindari Gracia yang berada di pintu masuk utama. Saat ia masuk kedalam pintu, ia segera menaiki tangga darurat itu, Amora merasa ada seseorang yang mengikutinya. Tapi ia berpikir positif, namun ia mempercepat langkahnya.

Dan saat itulah seseorang membekapnya dari belakang dan membawanya ke dalam sebuah mobil hitam, sebelum akhirnya ia pingsan karena obat penenang itu.

#Flash Back Off.

Dan disinilah ia sekarang, Amora menangis. Ia sangat takut kegelapan.

Papa tolong Amor, mama Amor sangat takut. Dion keluarkan aku dari sini. ujarnya sambil menangis.

Pintu terbuka lebar dan suara sepatu mengetuk lantai ruangan tersebut.

"Kau sudah bangun chef, bagus." ujar seorang pria.

Amora mendongak dan berusaha mengenali pria tersebut di dalam gelap tapi ia tak bisa melakukannya. "Siapa kau? Apa maumu?" teriak Amora.

Pria itu tertawa. "Ya Tuhan, jika saja bos kita mengizinkan aku menyentuhmu, maka aku sudah melepas semua pakaianmu dan menyaksikan tubuhmu yang seksi itu." jawabnya.

"Jangan coba coba menyentuhku, aku lebih baik mati." bentak Amora.

"Wanita cantik yang sangat galak." ujar pria itu lagi. "Sudahlah, aku hanya ingin memastikan kau sudah bangun sebelum bosku datang." sambungnya seraya meninggalkan Amora lagi.

Tubuh Amora kembali menggigil karena takut, ia semakin histeris.

Dion... Tolong selamatkan aku. Aku benar benar takut sekarang, siapa yang menculikku. Papa maafkan Amor, aku tak mendengarkan ucapan papa untuk tidak keluar rumah. teriaknya histeris.

Tangisnya terdengar sangat memilukan, ruangan itu benar benar gelap. Sedangkan tangan dan kaki Amora terikat, ia tak bisa melepaskannya. Ketakutannya semakin bertambah saat tak ada suara apapun di sekitarnya. Amora kembali menangis.

*****

Dion terkejut saat pak Joni mengatakan chef Amor belum sampai restoran, ia segera mencari ke tangga darurat sampai keluar ke pintu tersebut, tapi kekasihnya tak ada. Dion segera menuju ruang cctv, ia sangat panik dan berteriak.

"Putar area tangga darurat sampai pintu keluar pagi tadi, cepat." teriak Dion membuat semua yang menjada ruang cctv kebingungan.

Tapi mereka segera memutar cctv tersebut sejak jam 6 pagi. Dan akhirnya Dion mendapat jawaban yang membuatnya semakin panik dan ketakutan. Jelas sekali seorang pria bertopeng membekap dan membawanya.

"Kalian sedang apa saat kejadian itu hah." bentak Dion sangat murka.

"Kami belum masuk pada jam segitu pak, kami mulai menjaga pukul 8 pagi." ujar salah satu karyawan.

"Sialan..." bentak Dion. "Salin cctv tersebut di flashdisk, cepat." teriaknya.

Dion menghubungi kantor polisi. "Bagaimana aku harus menunggu setelah 24 jam, aku sudah memiliki bukti cctv kalau kekasihku di culik." bentaknya di telpon lalu mematikan ponselnya.

Pak Haryo memasuki ruang cctv dan mendapati CEO nya sedang panik.

"Pecat semua karyawan yang bertugas pagi ini, terutama sekuriti." bentak Dion seraya meninggalkan ruangan cctv dengan marah.

Pak Haryo hanya mengangguk, ia tahu CEO nya sangat murka sekarang. Bagaimana tidak, chef Amor diculik dan semua karyawan tak ada yang mengetahuinya termasuk mobil yang mencurigakan masuk ke hotelnya.

Dion segera keluar dari hotel menuju kantor polisi dengan membawa rekaman cctv. Ia sangat murka dan ketakutan. Ia lalai menjaga Amora yang memang dalam bahaya sejak kejadian pemutusan kerja sama dengan keluarga Darwin. Firasatnya mengatakan, ini semua ulah Darwin atau Gracia.

*****

Happy Reading All...😘