NovelToon NovelToon
Legenda Qin Chen

Legenda Qin Chen

Status: tamat
Genre:Fantasi Timur / Balas Dendam / Wuxia / Pendekar / Selingkuh / Aliansi Pernikahan / Raja Tentara/Dewa Perang / Tamat
Popularitas:5M
Nilai: 4.6
Nama Author: SiPemula

Setelah memenangkan perang di perbatasan, Qin Chen, Pangeran ketiga Kerajaan Chu segera kembali ke istana Kerajaan untuk secepatnya meresmikan hubungan dengan salah satu putri pejabat Kerajaan yang telah lama menjadi kekasih hatinya.

Kembali ke istana saat Raja sedang menggelar pesta pernikahan, Qin Chen terkejut melihat Li Wei, wanita yang dia cinta duduk bersandingan dengan Ayahnya, dan mendapatkan gelar Selir Agung. Gelar di Kerajaan yang hanya berada satu tingkat di bawah Ratu.

Mendapatkan sambutan yang begitu menyakitkan setelah memenangkan peperangan, Qin Chen begitu saja melepas gelar Pangeran miliknya, dan tanpa pamit dia pergi meninggalkan Kerajaan Chu.

Dua tahun berlalu, Qin Chen yang sudah merubah identitasnya kembali ke Kerajaan Chu. Bukan kembali untuk mengambil gelarnya, dia justru kembali sebagai pengawal Putri Liu Yao, Putri Mahkota Kerajaan Shu, yang merupakan calon istri Putra Mahkota Kerajaan Chu.

Dari sinilah dimulainya kisah Qin Chen menjadi seorang legenda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SiPemula, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hari Terakhir Pesta Ulang Tahun Raja Qin Duan Ren

Jangan lupa like dan komentarnya, terimakasih...

°°°

Setelah pengumuman pemenang yang dilakukan Raja Qin Duan Ren, Qin Chen dan Jenderal Shang Hong kembali ke tempat Putri Liu Yao. Begitu keduanya kembali, Putri Liu Yao membawa orang-orangnya memasuki tenda yang dipersiapkan untuk rombongannya.

Belum juga memasuki tenda, rombongan Putri Liu Yao dihentikan rombongan Qing Moran, Pangeran kedua Kekaisaran Qing, yang saat ini berdiri tepat di hadapan Putri Liu Yao.

Dengan senyum di bibir dan sorot mata tertuju pada wajah Putri Liu Yao, Pangeran Qing Moran mencoba menunjukkan pesonanya di hadapan sang Putri. Namun, Putri Liu Yao sama sekali tidak terpesona dengan pesona Pangeran Qing Moran. Sang putri justru merasa risih dengan apa yang dilakukan pria itu, bahkan dia ingin segera pergi menghindarinya.

Saat Putri Liu Yao mencoba menghindar dan melanjutkan perjalanan, Pangeran Qing Moran tiba-tiba saja merentangkan kedua tangannya, tidak memberi jalan pada rombongan Putri Liu Yao.

“Putri Liu Yao, setelah sekian lama tidak bertemu, apa kamu ingin pergi begitu saja tanpa menyapaku? Apa kamu sudah melupakan persahabatan kita?” tanya Pangeran Qing Moran yang tidak membiarkan rombongan Putri Liu Yao pergi.

Putri Liu Yao tersenyum mendengarnya, lalu dia berkata, “Pangeran, hubungan diantara tidaklah sedekat itu, dan aku sama sekali tidak memiliki alasan untuk menyapa seorang Pangeran Kedua Kekaisaran Qing...”

“Ternyata Putri benar-benar sudah melupakan aku. Untuk mengingatkan hubungan baik diantara kita, aku mengundang Putri datang ke tendaku untuk menikmati teh terbaik Kekaisaran Qing,” ujar Pangeran Qing Moran.

“Pangeran, hari ini sudah terlalu melelahkan. Jadi, dengan berat hati aku tidak bisa mendatangi undangan Pangeran,” balas Putri Liu Yao.

Pangeran Qing Moran memang Pangeran dari Kekaisaran Qing yang kedudukannya berada di atas Kerajaan Shu.

Namun, kekuatan yang dimiliki Kerajaan Shu tidak kalah kuat dibandingkan kekuatan Kekaisaran Qing. Oleh karena itu, Putri Liu Yao sama sekali tidak takut kalaupun dia harus bersinggungan dengan seorang Pangeran Kekaisaran.

Tidak lagi menemukan alasan untuk membuat Putri Liu Yao datang ke tendanya, pada akhirnya Pangeran Qing Moran hanya bisa menyingkir, dan membiarkan rombongan Putri Liu Yao pergi menuju tenda mereka.

Melewati hadangan Pangeran Qing Moran, rombongan Putri Liu Yao kembali melanjutkan perjalanan menuju tenda mereka, dan tak butuh waktu lama mereka sampai di tenda yang dijaga belasan prajurit Jenderal Shang Hong.

Berada di dalam tenda, Putri Liu Yao menyuruh para pelayannya menyiapkan minuman dan camilan untuk dirinya, dan juga untuk kedua pengawalnya.

Sedangkan Jenderal Shang Hong, dia tidak ikut masuk ke dalam tenda milik Putri Liu Yao. Dia memilih bergabung dengan prajuritnya yang melakukan penjagaan di sekeliling tenda.

Di dalam tenda, Putri Liu Yao menunjukkan senyuman di balik cadarnya saat melihat hadiah yang diberikan Raja Qin Duan Ren pada Qin Chen dan Jenderal Shang Hong.

Setelah menikmati minuman dan camilan, Putri Liu Yao menyuruh para pelayan dan Qiao Bao keluar dari tenda, dan hanya menyisakan Qin Chen berdua dengannya di dalam tenda.

“Aku penasaran, ada hubungan apa antara kamu dan Selir Agung Li Wei? Sejak pertama kali bertemu dengannya, aku perhatikan dia terus menaruh perhatian lebih padamu,” ujar Putri Liu Yao.

Qin Chen tidak terkejut Putri Liu Yao mengetahui semua itu karena dia tahu pengamatan Putri Liu Yao tidak kalah baik dibandingkan pengamatan yang dimilikinya, dan dia tidak akan terkejut kalau selama ini Putri Liu Yao telah mengetahui identitas aslinya.

“Bisa dikatakan dulunya aku memiliki hubungan baik dengannya, tapi itu terjadi sebelum dia menjadi Selir Agung Kerajaan Chu,” balas Qin Chen.

Senyuman terlihat di bibir Putri Liu Yao setelah mendengar balasan Qin Chen, “Aku tidak menyangka, pengawal pribadiku ternyata pernah memiliki hubungan dekat dengan Selir Agung Kerajaan Chu. Pantas saja aku tidak melihat adanya kecanggungan saat kamu mulai memasuki istanaku, ternyata sejak dulu kamu sudah akrab dengan kehidupan istana,” ujar Putri Liu Yao.

Qin Chen tidak menyangkal kalau dirinya sudah sangat akrab dengan kehidupan istana karena bagaimanapun juga dia merupakan Pangeran Ketiga dari Kerajaan Chu, yang tumbuh besar di dalam lingkungan istana Kerajaan.

“Putri, kenapa Putri menolak undangan Pangeran Qing Moran?Apa sebelumnya Putri ada masalah dengan Pangeran Qing Moran?” tanya Qin Chen penasaran kenapa Putri Liu Yao menolak undangan seorang Pangeran Kekaisaran Qing.

“Aku tidak memiliki masalah apapun dengan Pangeran Qing Moran. Akan tetapi, aku tidak ingin masuk ke lubang yang sama, setelah berhasil keluar dari lubang yang diciptakan Putra Mahkota Qin Yuwen,” jawab Putri Liu Yao.

Mendengar itu, Qin Chen semakin yakin kalau pengamatan Putri Liu Yao pada seseorang, tidak kalah baik darinya, ‘Ternyata putri dapat melihat persamaan diantara mereka berdua,’ ujar Qin Chen dalam hati.

°°°

Pagi hari di aula istana Kerajaan Chu...

Setelah acara perburuan yang di menangkan kelompok perwakilan Putri Liu Yao, dan keputusan Raja Qin Duan Ren yang tidak jadi melakukan pesta selama enam hati, melainkan hanya tiga hari.

Hari ini adalah hari terakhir berlangsungnya pesta ulang tahun Raja Qin Duan Ren, dan serangkaian acara ulang tahun akan ditutup dengan penyerahan hadiah pada Raja Qin Duan Ren.

Seluruh Pangeran dan Putri yang mewakili Kekaisaran dan Kerajaan, satu persatu maju menyerahkan hadiah yang sudah dipersiapkan sebelum datang menghadiri pesta ulang tahun Raja Qin Duan Ren.

Setelah beberapa lama menanti, akhirnya tiba giliran Putri Liu Yao menyerahkan hadiahnya pada Raja Qin Duan Ren. Melangkah maju ke hadapan Raja Qin Duan Ren dengan ditemani Qin Chen yang membawakan hadiahnya, keberadaan keduanya cukup menarik perhatian semua orang yang berada di aula Kerajaan.

Itu semua disebabkan oleh penampilan keduanya yang sama-sama misterius. Putri Liu Yao dengan cadar yang menutupi sebagian wajahnya, dan Qin Chen yang menggunakan topeng juga untuk menutupi sebagian wajahnya. Meski wajah keduanya sama-sama tidak terlihat jelas, tapi semua orang memiliki keyakinan kalau keduanya memiliki paras yang sama sekali tidak akan membuat kecewa siapapun yang melihatnya.

Kulit putih mulus, serta bentuk tubuh ideal, semakin menambah kesempurnaan yang dimiliki keduanya, dan entah sejak kapan orang-orang mulai membicarakan adanya hubungan spesial antara Putri Liu Yao dengan pengawal pribadinya.

Namun, ada saja sekelompok orang yang tidak menyukai Qin Chen yang terlalu dekat dengan Putri Liu Yao. Orang-orang itu tidak lain adalah para Pangeran yang menyukai Putri Liu Yao, dan ingin menjadikan putri sebagai Selir di istana mereka.

Bagaimanapun juga, seorang wanita yang pernah putus pertunangan sekalipun dia memiliki kedudukan tinggi, bagi mereka wanita seperti itu hanya pantas dijadikan Selir.

°°°

Setelah acara penyerahan hadiah selesai, satu persatu tamu undangan mulai pergi meninggalkan aula Kerajaan Chu, termasuk rombongan Putri Liu Yao. Meninggalkan aula Kerajaan tepat di belakang rombongan Pangeran Qing Moran, kembali rombongan Putri Liu Yao mendapat hadangan dari mereka. Namun, kali ini Putri Liu Yao sama sekali tidak ingin berurusan dengan rombongan Pangeran Qing Moran.

Memanfaatkan kekuatan kedua pengawal pribadi dan Jenderal yang mendampinginya, Putri Liu Yao menyuruh mereka membuatkan jalan untuk dirinya, dan dia juga mengatakan untuk bertindak kasar pada siapapun yang menghalangi jalannya.

Qin Chen, Qiao Bao, serta Jenderal Shang Hong segera saja mencarikan jalan lain, yang tidak terhalangi rombongan Pangeran Qing Moran. Akan tetapi, rombongan Pangeran Qing Moran segera menutup jalan yang sebelumnya masih bisa dilewati rombongan Putri Liu Yao.

Melihat itu dan mengingat apa yang diperintahkan Putri Liu Yao. Qin Chen, Qiao Bao, serta Jenderal Shang Hong langsung saja menyingkirkan paksa rombongan Pangeran Qing Moran yang menghalangi jalan. Saat kata-kata tidak bisa membuat mereka menyingkir, artinya hanya bisa menggunakan kekerasan untuk menyingkirkan mereka.

“Karena kalian tidak mau menyingkir secara baik-baik, terpaksa kami menyingkirkan kalian dengan menggunakan kekerasan,” ujar Qin Chen tak sedikitpun memiliki ketakutan pada anggota rombongan Pangeran Qing Moran.

“Melawan kami, artinya kalian tidak takut dengan konsekuensi yang akan kalian dapatkan dari Kekaisaran Qing. Orang-orang seperti kalian hanya akan musnah kalau berani melawan kami!” kata salah satu anggota rombongan Pangeran Qing Moran.

“Apa kamu pikir kami takut dengan ancaman kamu? Seharusnya kau tahu kami bekerja untuk siapa, dan apa kamu pikir Putri kami akan ketakutan dengan kekuatan yang dimiliki Kekaisaran kalian? Sekuat apapun Kekaisaran Qing, itu masih belum cukup untuk membuat takut Putri kami!...” Jenderal Shang Hong sudah tidak sabar mematahkan leher anggota kelompok Pangeran Qing Moran.

Melihat situasi semakin memanas dan tidak ingin memancing keributan dengan Putri Liu Yao, Pangeran Qing Moran memilih kembali membukakan jalan untuk rombongan Putri Liu Yao.

“Putri Liu Yao, aku sudah mengirim surat lamaran resmi pada Raja Liu Feng, dan tak lama lagi kamu pasti menjadi milikku!” kata Pangeran Qing Moran.

Putri Liu Yao menggelengkan kepalanya mendengar itu, “Pangeran, perlu kamu ketahui kalau aku tidak lagi menuruti apa yang diputuskan oleh Raja Liu Feng. Jadi, jangan harap aku menerima lamaran dari orang sepertimu,” ujarnya lalu pergi begitu saja meninggalkan rombongan Pangeran Qing Moran.

“Apapun yang terjadi, kamu pasti menjadi milikku karena hanya aku yang pantas memilikimu!” seru Pangeran Qing Moran, yang diacuhkan Putri Liu Yao...

°°°

Bersambung...

1
Asiana Tyas
ngegantung....
Asiana Tyas
menjijikan ratu li wei
Asiana Tyas
tak belajar dari pengalaman...raja bodoh
Raden
ternyata oh ternyata si raja liu feng bukan ayah asli toh
Raden
buat adonan mulu ni putri ama pangeran/Grin/
Raden
blom tau aja niy selir agung kekuatan sebenernya milik pangeran ke tiga mantan pacar, bodoh kali kau selir agung wei
Raden
top ini, menang telak
Raden
good man qin chen
Raden
mantap/Grin//Grin//Grin/
Su Kardi
sip mantap
Iwa Kakap
hmm
Irzamaulana Maulana
S2 thor
Meymey
/Smile/
Ashfiani Azza
lnjut trs kk
Jumadil
lanjut thor
Atoen Bumz Bums
itulah kisahnya😁
Atoen Bumz Bums
katanya bakal ada pertunjukan balasan waktu mau diculik x itu
Atoen Bumz Bums
apa apaan lah jem*** dibawa bawa🤣🤣🤣
Atoen Bumz Bums
kapan nikahnya buat anaknya tiap hari
Atoen Bumz Bums
hempaskan Li Wei itu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!