NovelToon NovelToon
Kembalinya Kaisar Langit Dan Bumi 2

Kembalinya Kaisar Langit Dan Bumi 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Petualangan / Contest / Fantasi Timur / Kultivasi / Pendekar
Popularitas:2.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Bang Fuadi

Aku Juli si Dewa Pengetahuan, begitulah mereka mengenalku di kehidupan sebelumnya. Aku manusia terakhir yang berdiri diantara langit dan bumi yang bertarung seorang diri selama 100 tahun melawan lima Dewa Kaisar Siluman,

Tujuan perjuanganku hanya satu! Yaitu untuk mengubah dunia menjadi tempat yang lebih baik bagi umat manusia, akan tetapi perjuangan ku sia-sia karena musuh yang sebenarnya bukanlah mereka..

Setelah aku berpetualangan di Dunia Timur aku menyadari satu rahasia, musuh yang sebenarnya ialah 9 Dewa Kegelapan, Dewa yang sangat mengerikan, Dewa yang tidak kenal belas kasihan, Dewa yang suka menindas dan membunuh Dewa Dewa yang lemah.

Sahabat! Aku Juli berjanji! Akan mengumpulkan kalian semua.. Perjuangan masih belum berakhir, sebelum dunia ini aman sejahtera dan makmur sentosa.. atau kita mati bersama dengan damai..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bang Fuadi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 18. Angkat tinju mu!

Pagi hari buta, Juli, Hana, Risa, dan Mija berangkat ke wilayah reruntuhan yang ditempati oleh Husen beserta kawan-kawan lainnya, Juli berjalan paling depan di antara semua karena ia bertindak sebagai penunjuk jalannya,

Sepanjangan perjalanan Juli terlihat sangat santai ia bahkan tidak terlihat waspada sedikitpun dengan alam sekitarnya, kali ini situasi juga berbeda tidak seperti hari sebelumnya, mereka terlihat santai bahkan sudah setengah jam melakukan perjalanan mereka tidak menemukan seekor siluman pun, hal itu membuat mereka bertanya-tanya.

“Aneh! Kemarin baru juga kita sampai sudah diburu habis-habisan oleh siluman, bahkan siluman biawak pun ambil bagian, tapi sekarang malah tidak terlihat seekor siluman pun, kemana mereka perginya ya?” tanya Mija penasaran hal itu juga dirasakan pula oleh Hana dan Risa.

Hana terlihat berpikir-pikir, “Kurasa mereka sedang berkumpul di suatu tempat, atau setidaknya mereka sedang sibuk berburu yang lainnya, bukan kah itu masuk akal?” tanya Hana pada yang lainnya.

Risa langsung pucat, “Jangan-jangan mereka sedang memburu kakekku dan rekan-rekan kita lainnya, mari kita bergegas!” ajak Risa yang terlihat tidak sabar.

Juli menoleh kearah belakangnya, “Jangan khawatir untuk hal semacam itu! Di hutan ini anak buah Aboki banyak, lagi pula siapa bilang kita tidak menjumpai siluman, lihatlah di depan kita itu” Juli menunjukkan pada mereka segerombolan Siluman Kera Bertanduk yang kebetulan lewat di depan mereka.

Mija, Risa, dan Hana terkejut bukan main sampai wajah mereka pucat pasi, keringat dingin membasahi kening mereka. ratusan kera bertanduk bergerak secara bersamaan kearah mereka tapi kalau dilihat dari gaya jalan santai para kera sepertinya Kera Bertanduk sedang tidak mengejar mereka, atau bahkan tidak menoleh kearah mereka sama sekali, namun ketakutan mereka terhadap siluman di depannya tidak dapat dipungkiri.

“Juli! mundur ke belakang ku! sepertinya mereka tidak menyadari keberadaan kita untuk sekarang ini” Perintah Mija cepat ia sendiri hendak bersembunyi di balik semak-semak.

GROOOR!!

Ketika Mija bersembunyi, tiba-tiba Beberapa Siluman Kera Bertanduk sempat melihat mereka, Risa langsung panik begitu juga dengan Mija karena mereka menyadari betul batas kemampuannya,

Hana menyadari sesuatu setelah melihat ekspresi wajah semua rekannya, mija pucat dan panik dan terasa putus asa saat melihat ratusan siluman kara, Risa sudah tidak bisa menggerakkan tubuhnya karena ketakutan yang mendalam, hanya Juli yang terlihat santai bahkan tidak bergeming sedikit pun dari tempatnya.

“Saudara Juli, jangan berdiri saja ayo kita lari selagi kita ada kesempatan!” ajak Hana berbalik badan, namun di belakangnya juga rupanya sudah di kepung oleh puluhan Siluman Kera Bertanduk,

“Gawat! Tidak ada celah untuk lari, saudara Juli berlindung lah di belakang ku” perintah Hana segera berdiri di depan Juli untuk melindunginya.

Mija dengan kaki gemetaran hebat bergerak keluar dari semak-semak persembunyiannya, perlahan ia melangkah maju ke depan Hana sambil menghunus pedang kearah Siluman Kera Bertanduk, wajahnya pucat pasi kakinya gemetar hebat tidak bisa diatasi, apalagi saat melihat belasan siluman Kera Bertanduk setinggi enam meter berpangkat emas diantara ratusan Kera Bertanduk lainnya.

Risa bajunya telah basah karena keringat dingin traumanya kambuh kembali, Namun dia tetap berdiri gagah melindungi Juli dan hana diposisi yang berseberangan dengan Mija,

“Paman Mija! Sepertinya hari inilah akhir riwayat kita” ucapan putus asa Risa tanpa terasa air mata mengalir di kedua pipinya.

“Wo..wo..woi…”

Tiba-tiba Juli mulai bersuara memecah keheningan serta membuat jantungan ketiga orang pelindungnya,

“Sttt!! Diamlah” Hana memberikan isyarat agar Juli tidak banyak bicara.

“D-Dik Juli diam lah! Ja.. jangan memprovokasi mereka, siapa tahu kita akan selamat jika kita tidak menggangu mereka” Risa semakin gemetaran.

“Tenang lah! Aku bisa mengatasinya” Juli senyum dan terlihat santai,

“Apa kata mu? Jangan bercanda sekarang!” teriak Mija semakin frustasi dengan sikap Juli, 'Sebenarnya apa yang akan dilakukan oleh anak gila ini?' perasaannya mulai tidak enak.

Juli senyum dan penuh percaya diri, “Hehehe, tidak apa-apa aku tahu cara menakuti monyet? Dulu aku pernah pelihara seekor monyet dan aku selalu menakuti mereka.. perhatikan lah” Juli tawa kikkikan mulai melangkah maju berhadapan dengan para Siluman Kera Bertanduk,

Pernyataan Juli sungguh membuat Mija dan Risa ingin menangis sejadi-jadinya agar Juli sadar bahwa di depannya itu mosnter yang sangat kejam dan brutal bukan monyet peliharaannya.

Risa mengelus dadanya sambil menangis, namun tubuhnya tidak mampu lagi bergerak untuk menghentikan kegilaan Juli,

“Sepertinya kegilaan anak itu sudah kambuh lagi, kembali.. Hana.. Mija.. Berdoalah agar anak gila itu selamat” Pinta Risa sudah putus asa.

Sebaliknya Hana menatap Juli dengan pandangan yang berbeda, ‘Andai saudara Juli bisa menyelamatkan kami untuk kedua kalinya dengan sikap gilanya, maka aku akan menghormatinya sebagai senior ku’ batin Hana berjanji pada dirinya sendiri.

Sementara Juli terus melangkah maju dengan senyuman gembira, perlahan ia mengangkat tangannya dan menggepalnya kuat-kuat, Mija, Risa, dan Hana kini semuanya terpaku pada tingkah bodoh Juli yang menakuti Siluman Kera Bertanduk dengan tinju kecilnya.

“Apa! A.. Apa yang dipikirkannya? Dia benar benar tidak sehat” gumam Risa lemas.

GROOOAAARRR!!

Roooaarrr!

Ror..

Tiba-tiba semua Siluman Kera Bertanduk mulai terdiam, wajah mereka mulai pucat dan berkeringat dingin, suasana menjadi hening hanya Juli yang masih berjalan mendekati Para siluman Kera Bertanduk yang kini malah terlihat ketakutan terhadap Juli.

Juli menarik legan baju compang campingnya hingga lengan kicilnya terlihat jelas oleh siluman kera yang tinggi enam meter di depannya,

“Apa kalian ingin ku tinju? Atau pun minggir dari jalanku ku” Juli sambil senyum dingin yang cukup untuk merontokkan seluruh keberanian kera bentanduk.

Rooaaarr! Rooaarr!

Semua Siluman saling pandang, "Awashe washe gree gwe wios wus wis! (Bukankah bocah ini yang telah membantai kaum kita kemarin sore?)", tanya Siluman Kera Bertanduk dalam bahasanya.

Siluman Kera Bertanduk lainnya berbicara setengah berbisik pada kawannya, "iwis wis wis eik wira whis is wis wus, (Anak kecil manusia itu psikopat gila, kemarin dada para tetua semua dibedahnya, lihat lah para tetua semuanya gemetar hebat" bicara setengah bisiknya pada kawannya.

Sontak semua Siluman Kera Bertanduk yang berpangkat perak berlari terbirit-birit meninggalkan tempat itu sambil terkentut-kentut, sementara sebagian yang bertubuh besar berpangkat emas tetap berbaris di sepanjang tepi jalan dengan kaki gemetar hebat dan berwajah pucat pasi.

Juli tersenyum dan menoleh kearah yang lainnya “Paman Mija dan kak Risa kenapa? Ayo kita teruskan perjalanan!” Ajak Juli santai.

"Aaaa apa..?!"

Hana terkejut bukan main, sementara Mija dan Risa mulutnya terbuka lebar, mata sembabnya terbelalak, jantungnya seakan terhenti berdetak, keduanya syok berat dan terkejut saat melihat ratusan kera-kera siluman raksasa bertanduk itu lari pontang panting takut pada tinju Juli, sebagian bahkan beraris berjejer di tepi jalan memberi jalan kepada Juli.

Hana mempercepat langkahnya mengikuti Juli sementara Misa dan Mija saling merangkul karena keduanya telah tidak kuat berjalan, satu lengan lagi mereka genggam erat dan mengangkat tinggi-tinggi seperti Juli lakukan sebelumnya untuk menakuti Kera Bertanduk.

“Paman Mija! Angkat tinju mu tinggi-tinggi, supaya Kera-kera itu tidak membunuh kita” kata Risa setengah berbisik.

“B-baik” Jawab Mija berkeringat sambil mengacung tinju mereka kelangit, “Si.. sial.. dari mana anak itu bisa tahu Kera Siluman Bertanduk takut dengan acungan tinju” ucap Mija pelan.

“A-Aku pun tidak tahu.. yang jelas anak itu telah menyelamatkan kita lagi dengan ide konyolnya yang seperti ini” kata Risa pelan.

Sementara Juli sekarang berjalan dengan santai setelah menakuti para Siluman Kera Bertanduk,

Hana segera menghampiri Juli, “Senior Juli, bolehkah aku memenggilmu dengan sebutan itu?” Tanya Hana cepat dengan nada serius atas permintaannya.

Juli berhenti sejenak langkah kakinya ia terlihat berpikir-pikir, “Aku lebih tua dari mu, panggilan mu itu wajar saja sih, kau ingin memanggil ku Senior Juli kurasa kedengarannya tidak buruk, hehe” Jawab Juli senyum,

kini pandangan mata Juli teralihkan pada Mija dan Risa yang berjalan seperti dua orang mabuk yang saling berangkulan, sementara tangan satu lagi diacungkan ke atas dan digepal sekuat-kuatnya.

“Hehehe” Juli sampai terkekeh melihat tingkah mereka, “Hey! Paman.. Kak Risa, kalian lagi ngapain sih!” Tanya Juli mengeleng-gelengkan kepalanya, di sisi lain para kera yang berbaris di sepanjang jalan tadi telah melarikan diri dari sana.

“Eh! Kami membantumu menakuti mereka, Oya, dik! Kami terasa sangat kelelahan boleh kah kita beristirahat sejenak?”

Risa dan Mija terlihat sangat lemas selain karena banyak kehilangan darah juga karena frustasi dan stress berkepanjangan, akhirnya Juli memutuskan untuk beristirahan sejenak di bawah sebatang pohon rindang yang berada tidak jauh dari sana.

Tidak jauh dari tempat kejadian itu seorang Pemburu Clan Hyena mengintip kejadian demi kejadian dari balik sebuah batu besar.

Pemburu itu menganguk-anguk tanda sudah memahami sesuatu, “Ow! Sekarang aku tahu kelemahan siluman Kera Bertanduk, sekarang aku harus melaporkan ini pada Bos Aboki! Dengan demikian aku akan naik jabatan, Huh! Siluman Kera besar itu rupanya takut pada tinju, Hahaha” Galak tawa senang terdengar di balik batu.

**

1
Zulkifli Ab
u't jalo toh kapai/Joyful//Joyful//Joyful/
Zulkifli Ab
mantap adun/Good//Good//Good//Good/
Agam Batat
up tolong
Hadi Putra
up dere
Hery Setyadi
kok masih blm ad up date...terlebih kejelasan..😭😭😭
AULANY~
aku balik lagi kesini buat liat juli lagi eh ternyata masih hiatus kah😭😭
ahmad ali rifai: sama wee, ini novel ke 2 yg saya baca sampai saya selalu suka novel fantasi
total 1 replies
Kastini
habisi Jul
Hery Setyadi
info thorrr pindahh kemana nich ...judul ap...
Kastini
kangen juli
Rihal WAK LO
Luar biasa
Iwan Permana
mantabz
Kastini
aduh juli ikutan nangis jadi di bilang cengeng
Peniup Salju
kok habis thorr...gimana sih...🤦‍♂️🤦‍♂️🤦‍♂️
Kastini
kingkong di suruh jaga bocil y takut lah Thor bocilnya
Kastini
ayo juli main congklak bareng
Kastini
hahaha berburu
Kastini
hahaha
Kastini
ah Thor bikin yg sesi 2 ya
Feri 12
kkk audio toon nya kapn rilis seperti cerita seri 1 nya
Yatim Yt
lanjut lh tor...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!