Bayinya tak selamat, suaminya berkhianat, dan ia bahkan diusir serta dikirim ke rumah sakit jiwa oleh Ibu mertuanya.
Namun, takdir membawa Sahira ke jalan yang tak terduga. Ia menjadi ibu susu untuk bayi seorang Mafia berhati dingin. Di sana, ia bertemu Zandereo, bos Mafia beristri, yang mulai tertarik kepadanya.
Di tengah dendam yang membara, mampukah Sahira bangkit dan membalas rasa sakitnya? Atau akankah ia terjebak dalam pesona pria yang seharusnya tak ia cintai?
Ikuti kisahnya...
update tiap hari...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom Ilaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17 #Peluang Baru
Di mobil, Balchia tersenyum bahagia di samping Zander. Namun, pikirannya dipenuhi kecemasan. Mereka hendak ke rumah sakit untuk pemeriksaan kesehatan, dan Balchia takut rahasianya terbongkar. "Kalau Zander tahu aku belum pernah melahirkan, dia bisa menceraikanku," batinnya resah.
Balchia menoleh pada Zander yang sibuk dengan ponselnya. Zander sendiri juga gelisah, menunggu pesan dari Sahira yang tak kunjung datang. "Sudah dua hari sejak aku berikan ponselnya, kenapa dia belum mengirimku pesan?" batin Zander. "Apa dia memang sudah melupakanku?" pikirnya.
"Zan!" Balchia menyentuh bahu Zander pelan.
"Hm?" jawab Zander dingin.
"Kau tahu nama dokter yang akan periksa aku? Atau nomor teleponnya?"
"Tidak," jawab Zander singkat.
Balchia mengerucutkan bibir. Ia mencoba menelepon Kakek Raymond, tapi sang kakek hanya menjawab, "Kau akan tahu sendiri," lalu memutus panggilan. Balchia semakin panik, keringat dingin membasahi keningnya.
Tiba di rumah sakit, Balchia tiba-tiba menjerit dan memegangi perutnya. "Zan, perutku sakit. Kita makan dulu, ya?"
Zander mengabaikannya. "Kita sudah sampai. Makan nanti saja setelah kau diperiksa."
Balchia terpaksa mengikutinya. Ia terus memikirkan cara agar rahasianya tetap aman.
Di depan pintu ruang dokter, Balchia menahan Zander. "Tunggu, Zan. Dompetku jatuh, tolong carikan, ya?"
"Cari saja sendiri!" Zander menolak, tak sabar ingin berkonsultasi tentang kemandulannya.
Zander langsung membuka pintu. Di dalam, seorang dokter pria berdiri membelakanginya. "Dokter, apa Anda sibuk sekali sampai tidak menyadari kedatangan kami?" geram Zander sambil duduk.
Dokter itu berbalik, tersenyum. Zander mengerutkan kening, lalu menatap Balchia yang kini memeluk sang dokter.
"Kakak!" seru Balchia senang.
"Haha, maaf ya aku tidak kasih kabar dulu," jawab dokter itu.
"Kenapa, Dev?" tanya Zander dingin.
"Sebagai kejutan untuk adik dan adik iparku," jawab Devan, dokter itu, sambil mengacak rambut Balchia.
"Cih, siapa juga adik iparmu?!" Zander membuang muka.
Devan tersenyum. "Maaf baru bisa datang. Sekarang aku akan bekerja di sini. Kau bisa datang kapan saja padaku... eh?" Devan terkejut melihat perut Balchia yang rata. "Kau keguguran, Chia?"
"Bukan keguguran, aku sudah melahirkan, kok. Maaf ya, Kak, tidak kasih tahu."
"Syukurlah bayi tabung kalian sudah lahir. Selamat ya, Zan." Devan tersenyum, tapi Zander memalingkan wajah.
"Oh ya, Kak Dev yang akan periksa aku? Apa Kakak tahu cara agar aku punya ASI?" tanya Balchia bertubi-tubi.
"Bukan aku, tapi dokter yang di sana!" Devan menunjuk seorang dokter wanita di ambang pintu.
Balchia tersenyum tipis. Dokter itu adalah orang yang membantunya saat konsultasi bayi tabung, dan tahu semua kebohongannya. "Kalau begitu aku periksa dulu, ya. Kalian berdua mengobrol saja." Balchia pergi ke ruangan lain bersama dokter wanita itu.
Devan duduk, menatap Zander yang balas menatapnya tajam. "Ada yang mau kau sampaikan?" tanya Devan, agak takut.
Zander diam sejenak, lalu menahan Devan yang hendak pergi. "Jangan keluar dulu!"
"Kenapa?"
"Aku mau tanya sesuatu, tapi kau jangan tertawa," ujar Zander sinis.
Devan menghela napas. "Baiklah, katakan."
Zander kemudian meminta Devan membantunya agar tidak mandul lagi. "Kau dokter, kan? Kau pasti tahu caranya?"
Devan tertawa lepas, membuat Zander mengepalkan tangan. "Aku butuh jawaban, bukan tawamu, brengsek!"
"Oke, oke, tenang. Aku akan bantu. Tapi kenapa tiba-tiba? Apa kau ingin punya anak alami dengan Balchia?"
"Bukan... Maksudku, iya, aku ingin anak normal dari istriku," jawab Zander berbohong.
"Oke, aku akan memberimu terapi dan resep obat yang akan membantumu menjadi pria sejati," ejek Devan.
"Sialan. Kalau kau gagal, saat itu juga aku akan menggali kuburanmu," ancam Zander sebelum keluar.
Devan terdiam. "Ngerinya mafia zaman sekarang. Bosnya sendiri yang mengancam," gumamnya.
Sementara itu, Zander merasa senang. Ada harapan baginya untuk memiliki anak kandung, dan itu berarti ada peluang menjadikan Sahira istrinya. "Aku akan membuatmu hamil anakku, Sahira!" batinnya penuh tekad.
.
.
To be continued…
Sahira sudah pernah hamil anakmu, Pak Bos…
percays sama jalang, yg akhir hiduo ny tragis, itu karma. ngejahati sahira, tapi di jahati teman sendiri. 😀😀😀