Kiara merupakan seorang gadis ceria yang menikmati hidupnya dengan kerja. Ibunya sudah meninggal sekitar lima tahun yang lalu. Sedangkan ayahnya jarang dirumah dan juga jarang memberikan nafkah kepadanya semenjak ibunya meninggal. Itu sebabnya gadis itu memilih bekerja.
Namun, siapa sangka petaka dalam hidupnya dimulai!
Kiara dipaksa menikah dengan Axel Blackthron, seorang CEO dingin karena ayahnya memiliki hutang sebesar lima milyar rupiah.
Situasi semakin rumit saat Kiara mengetahui sebuah fakta bahwa pria yang akan menikah dengannya merupakan suami dari sahabatnya, Rachel.
Apa yang akan dilakukan Kiara?
Apakah ia akan menolak perintah ayahnya atau justru membiarkan dirinya menjadi duri dalam rumah tangga sahabatnya.
Bagaimana nasib Kiara kedepannya?
Yuk, ikuti cerita kedua Author.
Jangan lupa tinggalkan jejak ya.
Salam hangat dari author💐💐💐
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rezqhi Amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
06
Saat ini Kiara sedang dalam perjalanan pulang dari belanja. Tidak sengaja matanya menangkap seorang anak kecil berusia lima tahun sedang duduk sambil menangis histeris di pinggir trotoar.
Kiara menghampiri anak kecil yang berjenis kelamin perempuan itu dan berusaha membujuknya.
"Adek manis kenapa menangis?" tanya Kiara dengan lembut.
Anak kecil itu ketakutan melihat Kiara, ia teringat ucapan ayahnya bahwa ia harus berhati-hati kepada orang yang tidak di kenal. Karena bisa saja orang itu berniat jahat kepada kita.
Melihat raut wajah gadis kecil itu, Kiara lansung paham bahwa gadis kecil itu sedang takut kepadanya.
"Hei, jangan takut. Kakak orang baik kok, kakak tadi tidak sengaja melihat kamu sendirian dan menangis. Ibu kamu dimana?" tanya Kiara lagi.
Gadis kecil itu seketika melihat wajah Kiara yang sedang tersenyum manis ke arahnya. Melihat wajah Kiara, gadis itu lansung percaya bahwa dia adalah orang baik-baik.
Gadis kecil itu lansung memeluk Kiara dan kembali menangis.
"Kakak, ibuku sudah tiada hiks...a-aku tadi hiks...jalan-jalan sama a-ayah. Te-terus a-aku melihat kelinci hiks...kecil hiks...sa-sangat lucu, a-aku hiks...hiks... me-memanggil a-ayah untuk menangkap hiks...hiks... kelinci itu, ta-tapi a-ayah sibuk me-menelpon. Te-terus a-ku sendiri yang hiks... kejar kelinci itu. Lama-lama aku sa-sadar aku ja-jauh da-dari ayah. A-aku ta-takut ba-banget kak hiks..hiks," ucap anak itu sambil menangis tersedu-sedu.
Kiara mendengar itu langsung membalas pelukan anak kecil itu.
"Nama kakak Kiara, kalau nama adek manis siapa?" tanya Kiara.
"Lili," ucap anak itu masih dalam pelukan Kiara.
Kiara tersenyum dan melepaskan pelukan Lili pelan-pelan kemudian mengelus rambut panjang gadis kecil itu yang diikat ekor kuda.
"Lili, Lili jangan menangis ya. Kakak temani kamu disini ya untuk menunggu ayah kamu. Siapa tau ayah kamu sementara mencari kamu juga," ucap Kiara lembut.
"Terimakasih kak Kiara," ucap Lili sambil mengangguk dan kembali ceria lagi.
Tidak lama kemudian seorang pria datang menghampiri mereka dengan wajah yang panik.
"Hei, kamu mau culik anak saya ya?" tuduh pria itu kepada Kiara.
"Ayah!" ucap Lili sambil memeluk papanya.
"Ini ayah kamu Li?" tanya Kiara kepada Lili.
"Iya kak. Ayah, ini kak Kiara. Dia orang baik yah," bela Lili.
"Lili, ayah kan berapa kali bilang sama kamu. Kamu tidak boleh pergi dan percaya sama orang asing," ucap ayah Lili dengan tegas.
"Tapi kak Kiara orang baik yah, dia mau nemenin Lili disini sampai ayah datang mencari Lili," ucap Lili.
"Saya sebelumnya minta maaf tuan, tapi saya sama sekali tidak berniat jahat kepada anak anda. Kebetulan saya tadi lewat dari belanja di pasar terus tidak sengaja melihat anda menangis di pinggir trotoar. Mungkin kalau saya tidak menemaninya, anak anda sudah diculik tadi," jelas Kiara panjang lebar. Wanita itu menarik nafas dalam-dalam dan permisi kepada ayah dan anak itu.
"Lili, kakak permisi ya. Tuan, saya permisi. Assalamualaikum," pamit Kiara dan mengambil barang belanjaannya.
Namun ayah Lili spontan memegang tangan Kiara yang membuat Kiara menatap wajah pria itu. Ayah Lili yang sadar akan itu melepaskan tangannya.
"Em...maafkan saya. Saya cuma khawatir sama Lili makanya saya bersikap seperti itu tadi. Terimakasih karena telah menolong anak saya," ucap ayah Lili.
Kiara yang mendengar itu cuma tersenyum. "Saya sudah maafkan, itu sangat wajar jika seorang ayah khawatir kepada anaknya."
"Kenalkan nama saya Felix," ucap Ayah Lili sambil menjulurkan tangannya untuk berkenalan dengan Kiara.
Kiara dengan senang hati menerima uluran tangan itu, "Kiara," ucap Kiara singkat.
"Kalau begitu saya permisi dulu tuan," ucap Kiara dengan sopan.
"Eh, biarkan saya yang mengantarmu sebagai bentuk terimakasih dan permintaan maafku tadi," ucap Felix sambil mengambil alih barang belanjaan Kiara.
"Eh, tidak usah tuan. Rumah saya sudah dekat kok," tolak Kiara.
"Tidak papa kak, kakak pasti kecapean mengangkat barang itu. Aku juga ingin main ke rumah kakak, boleh kan kak?" tanya Lili sambil beralih memeluk kaki Kiara.
Kiara yang melihat itu menjadi gemas. Ia kemudian mengangguk setuju.
Felix segera mengangkat barang belanjaan Kiara ke mobilnya. Sementara Kiara menggendong Lili dan masuk menyusul masuk ke dalam mobil itu.
Dari kejauhan Axel tidak sengaja melihat itu. Pria itu terjebak macet dan tidak sengaja melihat saat Kiara yang menggendong seorang anak dan juga Felix yang mengangkat barang belanjaan Kiara.
"Dasar mata duitan, dia pasti sengaja menggoda pria itu untuk uang. Padahal pria itu sudah berkeluarga, cih menjijikkan," ucap Axel dengan geram sambil membuang ludahnya kasar ke jendela mobil.
'Gadis itu benar-benar manipulatif, ia persis dengan ayahnya yang gila uang. Wajahnya saja yang polos tapi hatinya busuk,'
Entah mengapa pria itu merasa tidak suka dengan apa yang dilihatnya barusan. Penilaiannya terhadap Kiara semakin buruk.
Ia jelas mengenal siapa orang yang bersama Kiara tadi. Siapa yang tidak mengenal tuan Felix, dia cukup populer juga dikalangan pengusaha. Dia merupakan CEO dari PT Gregorius, perusahaan terkaya nomor dua di dunia setelah Blackthron.
Felix sendiri seorang duda yang berusia 30 tahun. Istrinya meninggal dunia setelah melahirkan putrinya yaitu Olivia Queen Gregorius atau akrab dipanggil Lili.
Axel berpikir Kiara cukup pintar mencari seorang pria untuk dijadikan mangsa. Ia berpikir putri tuan Felix pasti memerlukan sosok ibu, maka dari itu Axel berpikir Kiara sengaja mengambil hati Lili agar menarik perhatian Felix.
...~~~...
Felix, Kiara dan Lili akhirnya tiba di rumah Kiara. Felix membantu Kiara membawa barang belanjaannya ke dalam rumah. Sementara Lili yang masih bersemangat menarik tangan Kiara untuk mengajaknya bermain-main di sekitar rumah Kiara, membuat Kiara tersenyum senang.
"Terimakasih banyak tuan Felix atas bantuannya, maaf telah merepotkan anda," ucap Kiara dengan sopan.
"Tidak papa, aku yang seharusnya terimakasih karena kamu sudah mau menemani putri ku tadi. Karena kecerobohanku aku hampir kehilangan dia, dia satu-satunya peninggalan almarhum stri saya," ucap Felix dengan nada sendunya.
"Kalau boleh tahu, istri tuan meninggal karena apa?" tanya Kiara dengan penasaran.
"Istri saya meninggal setelah melahirkan Lili dikarenakan pendarahan hebat. Oleh sebab itu saya menjaga Lili dengan ketat, saya tidak ingin kehilangan dia," ucap Felix dengan nada sendu.
Kiara yang mendengar itu lansung menatap ke arah Lili dengan tatapan iba.
'Kasihan sekali dia. Aku masih beruntung karena masih diberi kesempatan melihat ibu dan mendapatkan kasih sayangnya walau sampai berumur 17 tahun. Tapi anak sekecil itu dia harus kehilangan sosok ibu, bahkan sejak dia lahir,'
Hai guys author kembali lagi,
Jangan lupa tinggalkan jejak ya
Salam hangat dari author🤗💐💐