NovelToon NovelToon
King Gabriel'S Girl

King Gabriel'S Girl

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Time Travel
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Sonya_860

"Ra, lo liat sahabat lo sakit Ra.. dia kehilangan lo disisinya. Gue nggak tahu kehidupan Gema di hari berikutnya tanpa lo di sisinya... Dia akan menjadi manusia versi apa, gue tahu lo capek, lo sakit, lo menderita dan lo pilih pergi dari neraka ini, keputusan lo tepat ra.."

"Tapi bagi Gema itu semua nggak tepat, dia akan jauh lebih sakit ketika lo nggak ada di sisinya lagi. Gue berharap Gema bisa menjalani hari - hari selanjutnya tanpa lo walaupun itu mustahil, dan gue berharap lo disana bahagia Ra... Dan sering - sering untuk datang ke mimpinya Gema Ra"

" Selamat tinggal Tiara Arabella.."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sonya_860, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 18

"Ara mau pulang aja, mau bundaa... Ngak mau sekolahh.."Rengek Ara dalam hati, jika begitu mending diri nya ikut kata bunda nya sekolah tahun depan aja...

Ara mendongak menatap laki - laki yang baru saja merobek halaman buku nya, dan sial nya laki - laki itu tidak menunjukkan wajah bersalah nya sama sekali, namun laki - laki itu kini tengah tersenyum puas melihat kertas yang sudah menjadi kecil - kecil berserakan di lantai gudang yang kotor.

Sial, nasi sudah menjadi bubur,

"Berapa?" tanya laki - laki itu dengan wajah datar nya, sementara Ara diri nya tengah menunduk dengan tangan mengepal erat, diri nya ingin sekali melawan tapi dia terlampau takut. Maka nya dia hanya diam,

"Hah?"

"Sepuluh," celetuk dari salah satu cowok di sana,

Ara mendongak menatap cowok yang barusan berbicara, Berapa? Sepuluh? Apa nya?

Ara mengerjapkan mata nya beberapa kali, sebentar, sebentar,

SEBENTAR!!

Mereka ini lagi tanya jawab apa sih sebenar nya? Singkat, padat, dan membingungkan, "Mereka itu lagi bahas apa an sih? Aku nggak ngerti apa yang mereka berdua bicarain!"nah kah, otak Ara alias Tiara tidak akan mampu memahami arah pembicaraan dari mereka berdua.

Ingat Tiara hanya pintar di dunia malam atau balapan tidak dengan pembicaraan yang di lakukan oleh dua manusia dingin dan minim ekspresi atau raut wajah.

"Hah kamu nggak tahu mereka lagi ngomong apa?" tanya cowok yang berdiri di samping kiri nya,

Ara menatap cowok itu kemudian mengeleng kan kepala nya polos, "Enggak, mereka ngomong nya terlalu singkat, sulit di cerna sama otak Ara." jawab Ara dengan wajah polos nya,

Cowok itu menganggukkan kepala nya beberapa kali, "Nah kalau gitu sama, gue juga nggak tahu apa yang lagi mereka berdua bahas," ucap nya santai, Ara berdecak kesal dia pikir cowok itu tahu ternyata sama saja _–

Sama - sama lemot,

"Cih, dasar bodoh!" maki cowok yang mendengar perkataan mereka berdua. "Gue juga nggak paham sial!" maki nya dalam hati, hah ternyata sama saja kawan,

Tunggu, Ara merasa ada yang tidak beres sekarang, " Eh tunggu dulu bukan nya kalian—"

"Ouh kita temen," ucap salah satu dari mereka seakan tahu apa yang dipikirkan oleh Ara,

"Ah lebih tepat nya kita itu sahabat,"

"Hah?" Ara memandang cengo mereka, sahabat? Teman?

Mana ada seorang teman atau sahabat mengikat tubuh salahs atu sahabat nya dengan tambang, dan memborgol tangan nya? "Mereka beneran sahabat kah?" batin Ara ragu, soal nya tindakan mereka tidak seperti seorang sahabat lebih tepat nya seperti seorang pembully.

"Tap— tapi kok tadi kalian ik—"

"Alah biasa itu mah,"

"Yoii, btw kita belum kenal nih? Pepatah mengatakan tak kenal maka tak sayang... Untuk itu ada baik nya kita kenalan hehehe... Kenalin nama gue Yogi Ardiansyah," ucap nya sembari mengalihkan arah pembicaraan yang sensitif mungkin? Tabu?

"Gue Yoga Ardiansyah!"

"Kalian?" tuding Ara ke Yoga dan Yogi,

"Kita kembar" jawab mereka berdua secara bersamaan.

Ara mengangguk kan kepalanya mata nya memicing kearah kembar Yoga dan Yogi, "Kembar tapi kok nggak sama," gumam Ara lirih namun masih bisa di dengar oleh orang di samping Ara,

"Kenno Erlangga." Ara mengusap dada nya terkejut dan reflek menoleh ke arah samping dan mendapati seseorang yang baru saja memperkenal kan diri nya dengan ekspresi datar.

"Aku Ara salam kenal," ucap Ara dengan sedikit membungkuk kan badan nya,

Melihat reaksi Ara mereka langsung melototkan mata nya terkejut,

Hey ini terlalu berlebihan! Sudah seperti kehidupan di kerajaan saja, pikir mereka.

"Cuma Ara aja? Nama panjang? Marga?" tanya Yogi penasan melihat Ara hanya memperkenalkan nama panggilan nya saja.

Ara mengangguk, "Nama panjang aku.. Araaaaaaaa.. Itu nama pan—"

"Ini," Ara kembali menoleh ke arah depan dan menyergitkan dahi nya kala laki - laki itu menyodorkan kembali buku nya, walau binggung Ara tetap mengambil buku yang di sodorkan dan menatap coretan tinta hitam di lembaran buku nya.

"King Gabriel??" gumam Ara pelan saat melihat nama yang tertera di bawah tanda tanggan.

"Loh kok gini sih!!" pekik Ara kesal saat menatap tulisan di sana, memang sudah ada tanda tangan dan nama terang nya cuman orang itu tidak tanda tanggan satu kali namun laki - laki itu membuat sepuluh tanda tanggan dan juga nama nya lengkap!!

"Why baby? Kurang hm?" tanya laki - laki yang diketahui nama nya adalah King Gabriel atau sering di sapa dengan nama El untuk orang dekat dan nama Gabriel untuk orang luar.

"Harus nya tuh kakak tanda tangan nya cukup satu, CUKUP SATU! bukan sepuluh kak!" kesal Ara pada laki - laki itu, dengan menekan kata 'Cukup Satu'

Kenapa Ara setuju saat Gabriel tanda tangan di buku Ara?

Karena di brosur yang di genggam Ara tadi atau brosur yang di bagikan oleh OSIS tadi memang ada nama dan foto Gabriel di sana.. Hanya saja di bawah profil Gabriel tertera kalimat kecil dengan kata, 'Jika mampu' tapi entah apa maksud nya.

Gabriel menyergitkan dahi nya sembari menatap Ara, "Hm? Bukan nya minimal sepuluh? Masih kurang hm?" kemudian tatapan mata nya mengarah pada Kenno meminta penjelasan,

"Sepuluh" Ucap Kenno dingin,

"Ihh.. Iya emang bener minimal sepuluh tanda tangan! Tapi satu tanda tangan satu orang bukan sepuluh tanda tangan satu orang sama pula! Bisa di hukum Ara!" kesal Ara dengan wajah cemberut nya dan itu sukses membuat salah satu laki - laki di sana mengigit pipi bagian dalam nya dengan gemas.

"Tidak akan ada yang berani menghukum mu baby,"

Ara melotot kan mata nya menatap laki - laki itu dengan garang, namun jatuh nya malah imut haha.." Kata siapa hah? Udah pasti Ara bakal kena huku—"

“PERHATIAN UNTUK PARA PESERTA DIDIK BARU, DIHARAPKAN UNTUK KEMBALI BERKUMPUL DI LAPANGAN, SEKARANG! TERIMA KASIH..” Suara spiker dari lapangan sekolah memotong perkataan Ara,

"Kalau Ara di hukum, Ara benci kamu huh!" Ara pergi dari gudang dengan menghentak - hentakkan kaki nya di lantai, ngambek cerita nya..

"Mine!" batin seseorang melihat kepergian Ara dengan ekspresi tak dapat di artikan.

"Cabut!" instruksi nya pada teman - teman nya untuk kergi dari dalam gudang,

.

.

...****************...

Sementara itu di lapangan SMA GALAKSI Ara, Keyla , dan yang lain tengah kembali berkumpul di lapangan, beruntung nya siang ini mendung hingga tidak panas sama sekali jadi tidak akan ada drama yang pingsan - pingsanan karena kepanasan walau pun jam sudah menunjukkan pukul setengah sebelas siang.

"Lo udah dapat berapa tanda tangan Ra? Gue kurang satu Raa gimana kalau gue di hukum? Huhuhu..." ucap Keyla dengan ajah sedih nya, lebay?

"Huft, kayak nya gue juga bakal di hukum juga deh Key," tunduk Ara sedih bercampur kesal.

"Hah? Maksud nya gimana Ra? Lo emang nya kurang berapa?" tanya Keyla,

Ara menyodorkan buku milik nya ke Keyla, "Ini mending lo lihat sendiri deh,"

Keyla menerima dan membuka buku milik Ara, "Hah?"

"What!!" pekik Keyla tidak terlalu keras sembari menatap Ara meminta penjelasan, tidak ada yang aneh sih jumlah nya pas sepuluh tapi kan...

Ara mengusap wajah nya kasar dan menghela nafas nya berat, "Huft, tadi itu gue udah dapat dua tanda tangan dari kak Genta sama em kak yang jadi MC tadi. Terus tiba - tiba gue ketemu sama cowok drakula Ra mata nya merah, terus dia sobek kertas yang ada tanda tangan kak Genta sama kakak satu nya lagi, terus cowok itu ganti sama tanda tangan nya sendiri! Sepuluh tanda tangan!, terus... Huwaa tanda tangan nya yang dua—"

"Sebentar! Drakula??" heran Keyla,

Ara menganggukkan kepala nya beberapa kali, "Iya Keyla! Mata cowok itu merah banget kayak drakula tahu gue aja ngeri lihat nya,"

"Wah rada - rada lo Ra, yakali di sini ada drakula. Udah ah jangan ngada - ngada siang - siang gini masa ada drakula, kebanyakan nonton film kali lo Ra" ucap Keyla tak percaya yakali di dunia 62 ini ada sosok drakula,

Ara terdiam beberapa saat setelah mendengar perkataan Keyla yang masuk akal, "Hm kayak nya lo bener deh, mungkin gue salah lihat aja kali yah? Soal nya tadi pas gue lihat lagi mata tuh cowok warna coklat bukan merah kayak drakula," ucap Ara mengingat kejadian di gudang tadi,

"Nah kan bener apa yang gue bilang, nggak mungkin disini ada drakula Ra." Ara hanya menganggukkan kepala nya.

"KEYLA AZZAHRA?" panggil salah satu anggota OSIS yang sudah berdiri di depan nya dengan tanggan menjulur kedepan, siap memeriksa buku tugas Keyla.

Dengan tangan sedikit gemetar Keyla menyerahkan buku nya, "Habis lah," batin Key.

"Apa - apaan kamu ini hah!? Saya minta nya sepuluh tanda tangan dan kamu hanya punya sembilan tanda tangan? Dimana satu tanda tangan nya lagi! Kemana saja kamu selama dua puluh menit ini hah!?" ucap nya memandang Keyla tajam,

"Ma— maaf kak tadi itu saya sakit perut maka nya say—"

"Halah alesan! Hukuman pis up sepuluh kali!"

"Ta— tapi kak—"

"Lakukan!! Sekarang!"

Glup,

Ara menatap ke arah Keyla dengan wajah melas nya, semetara Keyla sudah siap untuk melakukan pus up. Tak hanya Keyla siswa yang lain pun juga melakukan hal yang sama seperti Keyla.

"Haduh! salah masuk sekolah kayak nya deh!! Ini sekolah atau tempat militer sebenar nya?!! Fiks gue salah daftar sekolah! Keyla kurang satu tanda tangan aja di hukum sepuluh pus up? Lah gue apa kabar??" batin Ara meratapi nasib nya, sungguh tragis sekali dia..

"SAQUENNA ARABELLA? berikan buku kamu!"

Ara menyerahkan buku nya takut - takut pada perempuan di depan nya, "Habis lah.. Habis lah.. Tamat sudah riwayat aku huhu.." batin Ara,

"HEY APA - APAAN INI HAH!!!?" perempuan itu berteriak dengan lantang sembari melototkan mata nya ke Ara.

Sementara Ara diri nya hanya diam dengan kedua tanggan meremas ujung rok sekolah nya, takut..

Perempuan itu menuding wajah Ara dengan jari telunjukkan dan menunjukkan ekspresi marah nya, "Kamu! Kamu berani nya me—"

1
Nita Fitriani
karakter Ara tu jangan terlalu lebay lah tor, kan jiwa Tiara tu nggak lebay awalnya
Rahmat
penasaran pk dika tuh siapa y
My👑: hayo siapa hayoo🤭
total 1 replies
Haryati Atik Atik
mungkin tiara sama queena kembar y Thor jd kesukaanya sama
My👑: mungkin🤔🤔
total 1 replies
Haryati Atik Atik
Ikut 😭😭sian tiara Thor anak tak dianggap oleh ortu bejat moga karma menghampiri ortu tiara
My👑: iyah...
total 1 replies
Mamta Okta Okta
lanjut thor crazy up semangat 💪💪💪
My👑: Terima kasih udah mampir kak...💪😄🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!