Laura gadis berparas cantik, manis dan polos namun sayangnya dia sangat tak percaya diri dengan wajah nya itu. karena memiliki mata biru laut yang indah.
selama ini laura selalu berpikir hidupnya sangat kosong dan hampa meski ayah nya selalu memberikan cinta padanya, namun yang dia inginkan kasih sayang seorang ibu yang sudah lama dia tak merasakan.
tiba-tiba hidupnya berubah seperti tersambar petir setelah bertemu dengan laki-laki tampan. namun sifatnya yang membuat laura sangat kesal.
"ck, dasar jelek! minggir lo" ucapnya dengan mendorong tubuh laura yang mungil.
"yang seharusnya minggir itu lo, gak punya mata emangnya? padahal lo sendiri berdiri ditengah jalan dasar bigfoot!" sahut laura yang sedang membawa tumpukan penuh buku ditangannya.
kayden merigoh ponselnya disaku ia menekan aplikasi browser dan mencari nama bigfoot yang disebutkan laura.
telinga kayden memerah dia menatap tajam kearah laura. "hahaha, lo bilang gue apa tadi?"
"gue bilang bigfoot, lo tuli emang!" cetus laura
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon love_chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pelanggan tetap
Allen menggendong bianca menuju villa, sesampainya disana bianca sudah dirawat oleh dokter pribadi keluarga alexander.
Kayden sangat khawatir dengan kondisi bianca, saat allen datang ingin memastikan kondisi bianca kayden dengan cepat memukul allen.
Bugh
Bugh
Bugh
Tiga kali pukulan mendarat diwajah tampan allen, kayden begitu marah yang biasanya dia sangat takut pada kakak tertuanya. Namun untuk saat ini yang dipikiran nya hanya ingin menghajar allen.
Adam sebagai sekertaris allen sontak terkejut mencoba untuk melerai, allen memberi isyarat agar tidak membantunya.
"Brengsek lo!! Kalau kak bian kenapa-kenapa bakal gue bunuh lo!!" Sentak kayden mendorong tubuh allen.
Adam memberikan sapu tangan pada allen yang penuh darah, kayden berteriak kesal ingin sekali membunuh allen sekarang juga.
Namun allen adalah kakak yang dia sangat banggakan meski memiliki sifat monster, itu semua adalah karena keturunan alexander yang memiliki sifat monster termasuk kayden sendiri.
"Lo itu kenapa lakuin hal kaya gini kekita hah! Gue sama kak bian bener-bener kagum dengan sosok tegas lo, bijak lo, cara berpikir lo. Tapi kenapa lo melakukan hal yang bisa membuat kita mati kak!" Lirih kayden.
Allen yang mendengarnya sangat menyesal, dia hanya ingin membuat kedua adiknya saling menyanyangi bukan terus bertengkar. Dan mungkin cara berpikir dan tindakan allen sangat salah.
"Maaf.." ucap pelan allen.
"Lo jangan minta maaf ke gue, tapi ke kak bian karena lo dia hampir mati!" Teriak kayden yang menangis.
Sementara didalam bianca sudah sadar dan mendengar keributan diluar, dengan tubuh lemas dia bangun dari tempat tidur dan berjalan menuju pintu kamar.
Klek!
Suara pintu terbuka bianca melihat kakak dan adiknya sedang bertengkar, dengan tubuh sangat lemas bianca berjalan kearah mereka berdua.
"Kak allen, kayden kalian kenapa bertengkar?" Ucap bianca dengan suara lemas.
Kayden dan allen menoleh kearah bianca yang berdiri dengan wajah pucatnya, kayden segera menghampiri bianca penuh rasa khawatir.
"Kenapa lo keluar, ayo masuk ke kamar lagi." Ucap kayden mencoba membawa bianca masuk.
Allen memalingkan wajahnya agar bianca tak melihat wajah nya yang habis dipukul kayden, allen memilih pergi meninggalkan mereka berdua. Bianca menatap sedih ketika allen pergi.
Kayden membopong tubuh kecil bianca masuk kembali ke kamar, dan membantu bianca berbaring di temlat tidur.
"Lo kenapa nekat kaya tadi sih? Gue gak akan buat lo terluka. Gue takut lo tinggalin gue." Ucap kayden menunduk.
Bianca mengelus kepala kayden dengana lembut. "Maaf buat lo khawatir, makasih udah tolong gue."
Kayden menatap sendu bianca meski mereka sering bertengkar, kayden sangat takut kehilangan keluarganya.
"Yang tolong lo bukan gue kak, tapi kak allen meski dia udah tolongin lo. Tetap aja gue kesal dan marah karena dia lo jadi gini."
Bianca tertegun mendengarnya jika allen yang menolongnya, ia pikir jika semua itu hanya mimpi dan semua ini bukan salah allen.
"Ini bukan salah kak allen, tapi karena gue bodoh aja loncat kebawah."
"Tetap aja kalau dia gak buat pelatihan gila ini, lo gak akan kaya gini kak! Gue akan aduin ke mami, papi, sama kakek." Beo kayden mode anak manja.
Bianca tersenyum melihat kayden seperti waktu kecil yang sangat manja. "Yaudah lo tidur sama gue ya, temenin gue oke." Pinta bianca.
*****
"Big uncle, we are here." Teriak seorang gadis yang sangat familiar.
Laura yang berada dimeja kasir bersama siti menoleh kearah pintu masuk, ia sedikit terkejut karena beberapa gadis tersebut laura mengenalnya.
Tino yang mendengar suara khas tersebut langsung keluar dari dapur untuk menyapa pelanggan setia dikedai ini.
"Lama tidak berjumpa kita para rubah ku.." ucap tino dengan gagah berjalan kearah mereka.
"Kita sibuk om, biasa anak muda yang sibuk mencari cuan." Sahut karin.
Tino terkekeh dengan sahutan karina, ia tahu jika ketiga gadis itu sudah memiliki penghasilan sendiri.
"Jadi kalian mau pesan apa?" Tanya tino.
"Om masa lupa sama pesanan kita sih, kita pesan seperti biasa ya oke." Jawab karina yang sangat antusias.
Chika memicingkan matanya terus tertuju pada meja kasir disana, tanpa sadar gadis itu berjalan menghampiri laura yang sedang berusaha tak dikenali.
Chika berdiri tepat dimeja kasir dengan tatapan datar, siti yang sudah terbiasa dengan sikap chika yang dingin.
"Pesanan nya kaya biasakan. Bayar nya mau via apa?" Ucap siti dengan ramah.
Chika mengeluarkan kartu dari dalam dompet miliknya lalu memberikan pada siti, chika terus memperhatikan gadis yang duduk disebelah siti dengan tubuh membelakangi chika.
"Ini kartu nya kak." Siti menyerahkan kartu milik chika.
Chika masih terus menatap kearah laura yang membuat gadis itu sangat gugup. "Kenapa kak chika natap gue kaya gitu sih." Batin laura.
"Lo laura kan?" Celetuk chika.
Laura terkejut mengapa chika bisa mengenalinya, laura dengan cepat menggelengkan kepala nya seraya jika dia bukan laura.
"Jangan pura-pura, gue tau itu lo." Ucap chika dingin.
Laura dengan pasra membalikan tubuhnya dan memasang wajah bodoh, chika menatap datar laura. "Hai kak.."
"Benarkan itu lo, kenapa pura-pura gak kenal?" Tanya chika dingin.
"Ah anu..." laura bingung harus bicara apa karena selama ini hanya memiliki satu teman selama ini.
Karin yanh sedang berbicara dengan toni melihat kearah kasir dengan antusias berjalan kesana.
"Lo kerja disini baby brown?" Tanya karin sambil mengibaskan rambut nya.
"Enggak kak, ini kedai milik papa gue. Tapi kenapa lo panggil gue baby brown?" Jawab laura yang bingunh dengan sebutan karin padanya.
"Ish, warna mata lo itu brown dan wajah lo itu kaya baby. Jadi itu panggilan khusus gue buat lo ya." Karina memberikan senyuman manis pada laura yang membuat gadis itu tersipu malu.
"Berarti lo anaknya pak charles dong?" Celetuk clara yang mulai menimbrung.
Laura menganggukan kepala. "Iya kak, gue anak papa charles."
Clara tak terkejut karena wajah mereka sangat mirip. Awalnya ia merasa tak asimg dengan wajah laura.
Charles yang sedang berada diluar untuk membeli beberapa bahan yang habis, tak lama kemudian pemilik kedai itu datang dengan membawa beberapa bawaan.
"Wah kirain kedai lagi rame ternyata kalian bertiga." Ucap charles.
Sontak mereka yang didalam menoleh kearah charles pria paruh baya yang tampan dan masih gagah.
"Oh my god, pak charles kenapa semakin hari semakin tampan..." beo karin fans berat pria dengan perawakan sexy.
Chika dan clara sudah terbiasa dengan sikap teman nya itu. "Jangan dihiraukan, dia pencinta cowo sexy." Beo chika.
Laura menganggukan kepala lagi pula dia sudah terbiasa juga banyak wanita yang menyukai papa nya.
"Ngomong-ngomong kalian kenal sama putri saya?" Tanya charles meletakan belajaan nya sambil melirik kearah laura.
"Kita satu sekolah pak, laura adik kelas kami dan juga kita berteman belum lama ini." Jawab clara.
Charles menganggukan kepala, laura yang melihat interaksi papa nya dengan clara kedua teman nya begitu akrab.
"Papa kelihatan nya akrab sama kak clara, kak chika dan kak karin."
"Tentu mereka ini pelanggan tetap papa jadi sangat akrab, clara pernah pesan 500 pesanan dikedai kita dan karin yang membantu mempromosikan kedai kita juga." Sahut charles.
Apa tak lebih kurangnya sakit mental ya begitu? 🤷🏻♀️🤷🏻♀️🤷🏻♀️🤷🏻♀️🤷🏻♀️