NovelToon NovelToon
Crazy Women Transmigration

Crazy Women Transmigration

Status: sedang berlangsung
Genre:Wanita Karir / Time Travel / Romansa / Fantasi Wanita / Reinkarnasi / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: Mellisa Gottardo

"Aku ini gila, tentu saja seleraku harus orang gila."

Ketika wanita gila mengalami Transmigrasi jiwa, bukan mengejar pangeran dia justru mengejar sesama orang gila.

Note : Berdasarkan imajinasi author, selamat membaca :)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellisa Gottardo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ketulusan

Ruby duduk di sebuah kursi kayu, dia diam mengamati Rui yang sedang melatih banyak orang. Entah kenapa Ruby merasa ada yang memperhatikannya, dia menoleh ke belakang.

Ruby mengerutkan kening saat melihat ada empat pendekar yang baru datang, entah darimana. Apa mereka pendekar yang baru saja datang? atau mereka bolos latihan? empat pendekar itu berjalan mendekat di tengah Padang rumput, Ruby merasa penasaran dan menatap terang-terangan.

"Siapa kau?." Ujar salah satu dari mereka, tatapan mereka sangat tajam dan menakutkan.

"Aku?." Ruby menunjuk dirinya sendiri dengan canggung.

"Benar, apa kau pasukan baru? tapi tidak ada prajurit perempuan disini, apa kau penyusup?." Ujar mereka.

"Bukan, apa kalian bolos latihan?." Jawab Ruby polos.

"Kami memiliki banyak misi, siapa kau?! apa kau datang ingin menggoda Ketua kami?." Desak mereka.

"Ketua kalian?." Heran Ruby.

"Benar, sejak tadi anda menatap ke arah ketua kami. Katakan yang sejujurnya bagaimana anda bisa datang disini, aura anda juga seakan menyatu dengan tempat ini. Apa ini sihir penyamaran dan penyusupan?." Ucap Mereka, semakin mendesak dan mengacungkan pedangnya.

"Loh santai, aku saja tidak pegang senjata." Ruby mengangkat tangan ngeri.

"Cepat jawab!." Tekan mereka.

"Aku yang punya tempat ini." Jujur Ruby.

"Kebohongan macam apa ini wanita? pergi dari sini sebelum ketua kami membunuhmu." Salah satu dari mereka menarik Ruby dengan kasar.

Ruby terpelanting jatuh dari tempat duduk, dia merasa kesal tapi memiliki ide brilian. Bukankah ini kesempatan bagus agar Rui belajar arti ketulusan? atau setidaknya arti sebuah cinta dalam dirinya?.

"Hahaha, apa kalian pikir Ketua kalian itu akan peduli pada kalian. Lakukan saja, sakiti aku jika kalian berani." Tantang Ruby.

"Wanita ini benar-benar berani, apa kau gila sampai mengintip tempat pria." Geram mereka.

"Astaga aku hanya melihat, bukan mengintip. Jaga ucapanmu yang mesum itu, lagipula apa salahnya?." Ruby selalu menjawab dengan ambigu.

Srattt

"Kyaaaaaaaaa." Ruby terpekik, siapa sangka rambutnya akan dijambak oleh laki-laki.

Pekikan Ruby membuat Rui menoleh, Rui terkejut dan melotot melihat Ruby di jambak dan di seret oleh pasukan miliknya. Rui hendak mendekat, tapi sesi latihan masih berlangsung.

"Seharusnya dia tidak apa-apa, tapi kenapa aku berdebar." Batin Rui, tidak mengerti perasaan nya.

dugh

Ruby melawan mereka sekuatnya saja, ternyata pancingan seperti ini tidak mempan. Mungkin saja dia harus berdarah-darah dulu, memang Rui itu kan orang gila. Mana mungkin dia punya empati yang sama dengan orang waras.

"Astaga, hentikan. Aku ini menakutkan Lo, aku tidak mati meskipun tertusuk pedang." Ujar Ruby, semakin berani.

"Hentikanlah wanita, kami tidak ingin menyakitimu. Pergi dari sini dan jangan pernah kembali, tempat ini bukan tempat sembarangan." Ucap Mereka.

"Apa sih, aku hanya ingin melihat." Ujar Ruby.

"Duh gimana si ya? mereka juga kayaknya ngga beneran mau nyerang deh, mereka cuma mau ngusir. Kayaknya gagal deh rencana ku." Batin Ruby.

"Kenapa? kalian takut? asal kalian tau saja...... aku memang tertarik pada Ketua kalian, aku ingin menurunkan celananya dan menyentuh kelaminnya, tapi memangnya kalian bisa membunuhku disini?." Ruby benar-benar gila.

"WANITA GILA." Teriak mereka, ngeri sendiri.

Pedang panjang menghunus ke arah Ruby, Ruby tersentak dia ingin menghindar tapi siapa sangka dirinya ngefreez.

"Akkhhh mati aku." Batin Ruby.

Crash

Jleb

Ruby melotot terkejut, dia bisa melihat sesuatu melesat dengan cepat menahan pedang yang mengarah padanya. Tapi kenapa dia tetap merasa tertusuk? Ruby juga memuntahkan seteguk darah.

"Loh? tetep mati ternyata." Batin Ruby, melihat ada belati menancap di perutnya.

Rui yang berlari dengan cepat tanpa bisa berpikir, menahan pedang dengan tangan kosong, hingga darah mengalir dari telapak tangannya. Dia merasa berdebar dan panik, dia semakin panik saat melihat Ruby tertusuk belati beracun.

"Ruby!!." Seru Rui, memeluk Ruby yang mulai memucat.

"Rui, sepertinya aku akan mati duluan sebelum rencanamu berhasil." Lirih Ruby.

Tiba-tiba awan cerah berubah menjadi hitam dan guntur menyambar dimana-mana. Rui merasa hatinya berdenyut sakit, dia ketakutan dan tidak mau Ruby mati.

"Apa yang kalian lakukan pada Istriku, brengsek." Rui menatap berang, ke arah empat pendekar tadi.

Bruk

"Mohon ampun ketua, kami mengira ada penyusup. Seperti peraturan yang anda tetapkan, penyusup harus di hukum mati." Ujar mereka berlutut.

Rui terlihat marah, memang dia yang memberikan aturan itu. Tapi siapa sangka akan berimbas pada Ruby, empat pendekar itu memang sering bepergian mengelilingi dimensi mencari pasokan makanan atau lain-lainnya. Jadi pasti tidak ada saat dirinya memperkenalkan Ruby.

Ohok...ukh..

"Tidak... jangan, jangan tinggalkan aku Ruby." Bisik Rui, tangannya gemetaran.

"Rui... ini... permintaan terakhirku." Lirih Ruby, benar-benar diambang maut.

"Tidak, kau tidak akan mati." Rui kebingungan, otaknya kosong begitu saja.

"Jangan menangis, tolong biarkan aku berendam di air terjun itu. Aku ingin mati disana, bisakah?." Lirih Ruby.

"Buruan cok!! ntar aku mati beneran loh ini." Batin Ruby ketar-ketir.

Melihat nafas Ruby yang mulai tersendat, Rui menatap bengis ke arah pendekar yang melempar belati itu. Ekspresi Rui berubah dengan cepat, dia terlihat menakutkan dan jauh lebih kuat. Tapi, Rui tidak bisa membalas saat ini dia buru-buru menggendong Ruby ke arah air terjun.

Rui menggendong Ruby yang sudah menutup matanya, dia ikut berendam dan memeluk tubuh Ruby yang sudah lemas tidak berdaya.

"Tidak... jangan, ku mohon." Rui merasa leher dan hatinya sakit.

"Rui.... maaf, tolong rawat Xui dengan baik. Dia putramu, dia.... hanya memilikimu di dunia ini." Bisik Ruby.

Rui tidak menjawab, ekspresinya mendingin. Ruby merasakan firasat buruk, entah kenapa Rui terlihat menakutkan dan buas.

"Jangan bilang dia bakal menggila?! waduh gimana nih." Ruby ketar-ketir.

Keheningan melanda, air di bawah Rui dan Ruby mendadak berputar-putar. Ruby merasa rasa sakit di perutnya mulai menghilang dan nafasnya mulai membaik. Tapi, Rui terlihat masih mematung dengan tatapan yang sama.

"Mungkin, satu kalimat akan sangat bermakna di saat seperti ini." Batin Ruby.

tap

"Fang Rui... aku mencintaimu, aku sangat mencintaimu. Aku bahagia hidup bersamamu." Ucap Ruby, tangannya menyentuh rahang tegas Rui.

Rui melebarkan matanya, jantungnya berdetak tidak karuan. Otaknya masih saja tidak bisa berpikir, dia bingung hingga tidak terasa air mata mengalir di pelupuk matanya. Rui memukul-mukul dadanya keras, dia tidak bisa menahan rasa sesak di dadanya.

Bahkan Rui tidak tau jika dirinya baru saja merasakan Bahagia dan Kesedihan secara bersamaan, dia tidak tau apa yang terjadi padanya hingga Hatinya sakit. Ruby melihat itu dengan miris, Rui benar-benar hidup seperti pohon.

Ruby yang sudah sembuh akhirnya berdiri, darah masih menggenang dimana-mana. Dia memeluk Rui erat, menyalurkan perasaan yang tulus, perasaan yang benar-benar keluar dari hati.

"Rui... terimakasih sudah menangis untukku." Bisik Ruby.

"Tidak... jangan mati, Ruby.. tetaplah di sisi ku." Lirih Rui, suaranya serak.

"Rui.. tatap mataku, lihat aku. Apa kau mencintaiku?." Tanya Ruby, mendekap wajah Rui.

"Aku tidak tau." Ekspresi Rui terlihat kacau.

"Rasakan perasaan itu Rui, apa kau merasakan sakit dan ketakutan saat aku mati? apa kau akan marah jika melihatku mencium pria lain? Katakan Rui." Ruby berusaha keras.

"Ya.... aku tersiksa." Lirih Rui.

"Rui.. itu adalah cinta, kau takut kehilangan orang yang kau cintai. Jangan tolak lagi perasaan itu, biarkan perasaan itu mengalir dalam dirimu." Ucap Ruby, matanya berkaca-kaca.

"Cinta?." Rui terlihat berpikir.

"Ya, apa kau senang saat aku menciummu? atau saat kita berhubungan badan? apa yang kau rasakan saat bersamaku terasa sama dengan saat kau melatih pasukan?." Tanya Ruby.

"Itu berbeda." Jujur Rui.

"Siapa yang akan kau cari pertama kali saat kau pulang?." Tanya Ruby.

"Kau.. Ruby." Jawab Rui.

"Benar, kau mencintaiku. Aku adalah rumah bagimu, kau selalu ingin kembali padaku benar kan?." Ruby terharu.

"Ya....

Byurrrr

Ruby terkejut saat tiba-tiba Rui pingsan, dia berusaha menariknya dari dalam air. Tapi tubuh Rui sangat berat, Ruby melambaikan tangannya pada para pasukan agar ikut membantu.

Tapi sayangnya tubuh Rui benar-benar berat dan tidak mau muncul ke permukaan. Dia benar-benar seperti terkunci di dalam sana, Ruby mulai ketakutan.

"malaikat maut sialan, jangan-jangan dia jemput suamiku duluan lagi. Dia tadi bohong karena pengen suamiku cepet-cepet ketemu dia kan?." Batin Ruby kesal dan panik.

Mendadak sungai membeku, Ruby di tarik oleh beberapa pasukan agar keluar dari air. Mata Ruby melotot, tidak mau Rui mati membeku di dalam sana.

"LEPASKAN BRENGSEK, SUAMIKU ADA DI DALAM SANA." Teriak Ruby histeris.

"Mohon hentikan, itu berbahaya." Ujar para pasukan dengan sopan.

"MINGGIR!!!!." Teriak Ruby keras, hingga kilatkan besar di susul goncangan dahsyat terjadi.

Ruby meraung, merasa frustasi dan kebingungan. Dimensi ini adalah miliknya, dimana perasaannya bisa merubah dan menghancurkan dimensi ini dengan mudah.

"Tidak... Rui!!!." Teriak Ruby, suaranya serak dia kebingungan.

Sungai itu membeku secara penuh, Ruby menangis terisak hingga jatuh terduduk di tepi sungai, dia memukul-mukul air yang membeku hingga tangannya berdarah.

"TIDAKK!! KELUARKAN SUAMIKU DARI SANA." Teriak Ruby, air matanya menetes diatas permukaan es.

Krakk

DUARRRRR

Bumi berguncang sekali lagi, sesuatu meledak dari arah tengah sungai hingga percikan es melukai banyak orang. Ruby tidak bergeming meksipun tubuhnya sudah tersayat-sayat es yang berterbangan.

Kabut putih muncul menghalangi pandangan mereka, Ruby merasa sekujur tubuhnya merinding. Lalu dia terbatuk darah, para pasukan juga merasakan hal yang sama. Kesulitan bernafas dan terbatuk darah, seakan kekuatan yang begitu kuat dan berbahaya sedang berada di depan mata mereka.

1
Sribundanya Gifran
lanjut crazy up thor
Mellisa Gottardo: /Cry//Cry/
total 1 replies
Babyme
Yey!! akhirnya doble up😍
Mellisa Gottardo: /Drool//Determined//Determined/
total 1 replies
Babyme
ikut deg-deg an😭
Mellisa Gottardo: /Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Alyriz
Next kk yg semangat yee klau bisa up dua chapter sperti sblum" ini kk 🤗
Mellisa Gottardo: mulai besok Doble up kak🥰
total 1 replies
Mama Lemon
Kerenn dahh Semangat thor🔥🔥
Babyme
Bergaya banget, ketemu Rui langsung kicep itu si Yunjing
Mellisa Gottardo: hahah jangan di ULTI dulu dong 🤭
total 1 replies
Pecinta Novel
Mukanya Fang Yun ngeselin baget sumpah😭
Mellisa Gottardo: awokawok
total 1 replies
Sribundanya Gifran
lanjut up lagi thor
Mellisa Gottardo: siaap
total 1 replies
Etty Rohaeti
Ruby belum hamil juga Thor?
Mama Lemon: Mukanya ngeselin bangett
total 2 replies
Sribundanya Gifran
lanjut up lagi thor
Mellisa Gottardo: /Applaud//Applaud/
total 1 replies
Pecinta Novel
ANJAY VISUALNYA BISA NGESELIN GITU😭
Mellisa Gottardo: hahaha🤣
total 1 replies
Babyme
Semangattt thor!!
Mellisa Gottardo: Siap🥰
total 1 replies
Lina Hibanika
aq yg bacanya aja senyum2 sendiri palagi Ruby 🤣
Mellisa Gottardo: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Lina Hibanika
makanan yg belum ada, enak dan murah memang akan jadi banyak peminatnya
Lina Hibanika: zaman now mah dah segala ada 😏
total 2 replies
Lina Hibanika
beuh Ruby 😏 jd gila aja bangga kmu mah 😅🤣
Lina Hibanika: tapi bener banget sih thor 😅
total 2 replies
Lina Hibanika
omaygot 😱 klo modelan gini mah aq jg mau lah biar dikata gila juga thor 😅
Mellisa Gottardo: hahahaa🤣
total 1 replies
Lina Hibanika
punya duit mah segala urusan bisa diatasi 😌
Mellisa Gottardo: betuull🥹
total 1 replies
Lina Hibanika
kayaknya ga niat tuh Ruby 😅
Mellisa Gottardo: /Joyful//Joyful/
total 1 replies
Lina Hibanika
dasar Ruby 🤣🤣🤣
Mellisa Gottardo: /Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Lina Hibanika
melimpir dimari lah,, liat liat ada yg baru,, kali aja seru seperti biasanya 😅
Mellisa Gottardo: haloo 😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!