"Kamu siapa?" tanya Angel dengan suara lirih pada pria yang tengah berada di atas tubuhnya.
Tapi pria itu tidak mengatakan apapun, hanya terus membuatnya merasa tidak nyaman dengan setiap sentuhannya pada Angel.
Kringggggg Kringggggg
Angel membuka matanya, suara alarm ponselnya membangunkannya. Dengan nafas terengah-engah Angel melihat ke sekeliling kamarnya.
"Hais, mimpi itu lagi. Kenapa aku terus mimpi hal yang sama sejak pindah ke kota ini" gumamnya bingung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18. Makhluk yang Cemburu
"Keterlaluan! apa yang kamu lakukan?" tanya Kael yang nyaris saja menyerang Zevran.
Pria itu sepertinya sudah tahu, kalau yang membuat bola itu bisa memantul ke arah Angel, adalah makhluk berambut hitam yang dia panggil makhluk setengah ibliss itu.
Melihat Kael ingin menyerang, yang otomatis menggunakan kekuatannya yang tidak boleh diketahui manusia, Nelson segera menghadang makhluk berambut perak itu.
"Huh, kenapa kalian ini? ini masih pagi! tidak bisakah kalian tenang sebentar saja, jangan bertengkar! aku pusing! benar-benar tidak bisa menikmati pemandangan pagi dengan tenang!" omel Nelson yang mendorong Kael menjauh dari Zevran.
Sementara Zevran sama sekali tidak memperdulikan Kael. Pria tampan dengan jaket hitam dan kacamata yang senada dengan warna jaket juga sepatunya itu hanya fokus ke arah kerumunan yang ada di bawah.
Saat ini mereka sedang berada di gedung paling tinggi di kampus itu. Dimana hanya mereka saja dan beberapa orang tertentu yang bisa masuk kesana.
"Dia keterlaluan! jangan kira aku tidak tahu, tangan Angel terluka karena dia. Itu ulahnya, dasar gilaa!" umpat Kael lagi.
"Caramu mengomel, sama sekali tidak pas dengan warna rambutmu. Ganti saja warna rambutmu, menjadi merah norak seperti dulu"
Mata Nelson melebar. Rasanya dia memang tak seharusnya berada di tempat ini. Dengan santainya, Zevran malah mengejek Kael. Membicarakan warna rambut aslinya yang memang merah menyala, kalau di jaman modern ini benar-benar terlihat norak.
"Aku kehabisan kesabaran. Aku akan beri dia pelajaran..."
"Heh, tunggu. Tunggu!" pekik Nelson kembali mencegah Kael menggunakan kekuatannya.
"Pemimpin klan akan menghukum kita, kalau kita menunjukkan kekuatan kita di depan manusia. Ayolah, jangan buat masalah lagi. Ada apa dengan kalian?" tanya Nelson.
Dia satu-satunya yang hampir frustasi, menghadapi dua makhluk yang sama sekali tidak bisa akur itu.
"Tanya pada makhluk kegelapan yang menyebalkan itu! kenapa dia melukai ratuku!" kesal Kael.
Nelson menoleh ke arah Zevran. Dan pria tua sepertinya sama sekali tidak perduli.
"Apa?" tanya Zevran datar, tapi ada nada suara tidak senang di sana.
"Siapa yang berpikir ada yang bermain bola pagi-pagi begini. Hentikan tingkahmu yang tidak wajar bagi manusia Zevran, kita bisa berada dalam masalah!" Nelson terlihat serius.
Pria yang biasanya selalu mengalah pada kedua makhluk yang saat ini ada bersamanya itu. Terlihat lebih serius, dari wajah dan mimiknya dan nada bicaranya.
"Itu urusanku!" sahut Zevran yang membuat darah dingin Nelson dan Kael mendidih.
"Tuh kan! apa aku bilang! makhluk ini memang dari masalah!" kata Kael mengompori Nelson.
"Selesaikan situasi ini, jika ada anggota pengawas klan yang lewat di tempat ini. Kita benar-benar dalam masalah!" tegur Nelson.
"Ck, ini mudah!"
Wushh
Dan tiba-tiba saja Zevran menghilang dari tempat itu.
Nelson memejamkan matanya, dia merasakan keberadaan anggota pengawas di sekitar tempat ini.
"Tidak baik, anggota pengawas benar-benar ada di tempat ini!" kata Nelson mengingatkan Kael.
"Aku akan turun..."
Nelson menghalangi Kael.
"Tinggal beberapa hari lagi, jangan sampai kamu menyesalinya. Kita awasi dari sini dulu!" kata Nelson.
Kael mengepalkan tangannya. Sebenarnya dia sangat ingi. menghampiri Angel. Sangat ingin melihat bagaimana keadaannya. Tapi memang dia harus menahannya. Tinggal beberapa hari lagi sebelum purnama. Maka dia bisa muncul di hadapan Angel tanpa harus terpengaruh mantar seribu pedang yang akan menusuk hatinya itu.
Nelson menahan Kael, tapi yang terjadi di bawah adalah. Seorang anak kecil berlari, di kejar oleh seorang wanita yang menggunakan seragam pengasuh.
"Bolaku!" kata anak kecil yang mungkin usianya sekitar 8 atau 9 tahunan itu.
Darryl menoleh ke arah anak itu.
"Kamu yang melempar bolanya. Tahukah kamu kalau apa yang kamu lakukan sudah menyakiti orang lain?" tanya Darryl.
Sebenarnya dia sedikit emosi. Tapi dia seorang pengacara, baginya tidak sulit mengendalikan emosinya. Karena ternyata yang melemparkan bola ke arah Angel hanya seorang anak kecil.
Melihat anak kecil itu diam, dan terlihat ketakutan. Angel yang sebenarnya merasa sakit di lengannya. Langsung bangkit dan mencoba menggerakkan tangannya. Padahal rasanya masih lumayan sakit.
"Kak, sudah. Aku sudah tidak apa-apa. Jangan marah padanya!" kata Angel meraih lengan jas yang dipakai Darryl dan sedikit menggoyangkannya.
Darryl menghela nafas. Jika saja bukan Angel yang memintanya untuk tidak marah. Dia masih akan menasehati anak kecil yang sudah sangat sembrono itu.
"Maafkan saya, saya akan lebih memperhatikan anak majikan saya. Tuan muda, ayo!" ajak wanita itu.
Darryl merasa, meski tidak lagi harus dimarahi. Tapi paling tidak anak itu harus minta maaf.
Darryl berusaha mengejar, tapi Angel kembali menarik lengan Darryl.
"Kak, sudah. Aku tidak apa-apa!" kata Angel.
Aline yang berlari dari dalam, membawa sebuah krim yang bisa dioleskan di luka lebam seperti di tangan Angel itu.
"Angel, pakai ini. Tanganmu akan terasa dingin dan tidak akan sakit lagi!" kata Aline membuka tube krim itu.
Darryl meraih tube itu dari tangan Aline. Darryl segera menekan tube itu, kemudian mencolek sedikit isi krimnya yang berwarna bening itu. Lalu mengoleskannya perlahan di tangan Angel.
Angel sebenarnya agak canggung. Apalagi masih ada beberapa orang yang terlihat memperhatikan mereka karena penasaran.
Namun kecanggungan Angel, di pikir Darryl karena gadis itu merasa sakit. Darryl sedikit menundukkan kepalanya dan meniup tangan Angel itu.
Duarr
"Apa itu!"
"Ban mobil pecah!"
"Mobil siapa?"
Aline yang merasa arahnya berasal dari tempat dimana mobil Darryl terparkir. Aline pergi ke tempat itu, dan ada asap di ban mobil Darryl.
"Kak Darryl, itu mobilmu. Ban mobilmu meledak!" kata Aline terlihat tidak enak menyampaikan hal itu.
Pasti Darryl akan terlambat ke kantornya.
Sedangkan di atas sana. Nelson kembali mengusap keningnya. Pria itu sudah tidak bisa berkata-kata lagi.
"Ulahnya lagi?" tanya Kael.
Nelson hanya menghela nafas, dia tidak menjawab pertanyaan Kael. Karena pertanyaan itu memang tidak butuh jawaban. Itu semua memang ulah Zevran.
Baru juga selesai satu masalah yang dia buat. Makhluk itu kembali membuat masalah.
'Zevran!' Nelson berusaha menyampaikan telepatinya pada Zevran.
'Kenapa? ban mobil pecah itu biasa. Semua mobil bisa mengalami itu. Bukan sesuatu yang tidak bisa diterima akal sehat manusia!' balas Zevran.
Hal itu memang ulahnya, hal itu juga bisa terjadi. Karena Zevran tidak suka. Wanitanya di sentuh, dan diperlakukan sangat akrab seperti itu oleh pria lain.
Makhluk itu, sedang menunjukkan, hal apa yang bisa terjadi kalau mencoba menarik perhatian wanitanya.
***
Bersambung...
jager apa ya kok lupa 🤭
apa ajaib karena mahal 🤭