Di dunia futuristik yang dipenuhi konflik dan ambisi, *Meraa*, seorang putri terbuang dari pencipta permainan DGP, berjuang menemukan jati dirinya. Dibuang ke bumi sejak kecil demi keselamatannya, ia tumbuh dalam kesepian—hingga takdir membawanya kembali ke panggung utama kehidupan.
Setelah melalui pengkhianatan, kesedihan, dan kehancuran, Meraa bangkit sebagai pemimpin Kota Kiryu, wilayah yang dulu menjadi ladang eksperimen keji. Dalam perjalanannya, ia tak hanya memulihkan kota, tapi juga menghadapi bayang-bayang masa lalu: rival yang haus kekuasaan, rahasia tentang asal-usulnya, dan kekuatan luar biasa yang mulai terbangkit dalam dirinya.
Saat matanya terbuka sebagai sang *Dewi*, Meraa harus memilih—menjadi simbol harapan bagi dunia, atau alat ambisi mereka yang ingin menjadikannya boneka ilahi.
_“Majesty”_ adalah kisah tentang luka, harapan, dan kebangkitan seorang wanita yang ditakdirkan membawa cahaya dalam dunia yang nyaris tenggelam oleh kegelapan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon meraa shuellyin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 18 luka keenam kiryu
Setelah kekacauan sebelumnya terjadi banyak bangunan dan fasilitas hancur
Mera dan para warga lainnya Bekerja sama untuk memperbaiki fasilitas dan bangunan yang rusak parah
setelah itu meraa mengunjungi liara yang terluka dirumah sakit dan beruntung nya ia sudah sadar dan kondisi nya membaik
"maafkan aku saat itu aku terlambat untuk menyelamatkan mu"
"ucap mera yang merasa menyesal "
"tidak apa apa"
"ucap liara sambil tersenyum"
"souka... Siapa yang melakukan ini"
"tanya Mera dengan penuh penasaran"
"sebelum aku dikalahkan dan dilempar aku sempat melihat sosok bertopeng itu masuk ke sebuah portal dan sebelum mereka masuk portal aku tidak sengaja mendengar percakapan mereka...
"ucap liara"
"apa yang mereka katakan"
"ucap mera"
"mereka mengatakan jika tuan mereka segera bangkit dan begitu keenam batu permata terkumpul maka fase terakhir adalah menyempurnakan nya dengan kekuatan sang Dewi lalu mereka bilang alat nya hampir siap
tapi aku tidak tau alat apa yang mereka maksud karena setelah itu aku ketauan dan aku tidak ingat apa apa lagi"
"ucap liara
"apa jangan jangan mereka sedang membuat alat untuk mewujudkan dunia impian mereka sendiri "
"ucap mera"
"entah lah tapi yang pasti seperti nya pada akhirnya dia akan mengincar anda"
"ucap liara dengan wajah yang ketakutan"
"jangan khawatir.. akan kupastikan itu Terjadi"
"ucap mera dengan wajah yang sinis"
"aku akan melindungi anda..."
"ucap liara"
"aku yang seharusnya bilang begitu"
"ucap mera sambil berjalan keluar"
"sebaiknya anda berhati hati"
"ucap liara*
"souka.."
"ucap mera yang langsung pergi meninggalkan liara"
Setelah itu meraa pergi berjalan keluar ruangan karena merasa ada tidak beres
Dan benar saja ia kemudian mendengar suara teriakan dari bungker bawah tanah
Dan saat ia sampai disana ia sangat terkejut melihat salah satu pegawai nya telah tewas mengenaskan dengan mata yang tercongkel
Ia lalu langsung mengecek keadaan didalam dimana ternyata kelompok organisasi aurea umbra kembali berhasil mencuri pecahan permata
Saat Mera ingin menghentikan nya tiba tiba saja salah satu dari mereka berubah menjadi monster yang mengerikan dan langsung menyerang Mera dengan brutal
Hingga akhirnya batu permata kedua dan ketiga berhasil dibawa kabur...
Mera lalu terpaksa menghentikan monster itu terlebih dahulu sebelum membahayakan warga sipil
Dengan kekuatan panah Impresza nya Mera berhasil menghancurkan monster itu dalam sekejap
Lalu setelah itu ia langsung mengejar mereka
namun para warga yang mengetahui hal tersebut langsung mulai merasa kecewa kepada Mera mereka lalu menganggap mera lalai dalam menjaga aset berharga kiryu
Warga kemudian mulai melakukan pemberontakan dan kekacauan terjadi dimana mana
"hah kalian jangan percaya dengan apa yang dikatakan mereka karena mereka tidak memiliki bukti"
"ucap mera"
kelompok organisasi aurea umbra yang mengetahui hal tersebut langsung memanfaatkan keadaan dan mulai menyatukan kebencian dari para warga untuk mempercepat pengumpulan permata
Namun untungnya mizari dan mizuki datang disaat yang tepat dan mulai menenangkan para warga yang melakukan pemberontakan dan kekacauan
Setelah itu kemarahan warga pun mereda dan mereka kemudian kembali ke tempat mereka masing masing
"terima kasih mizari Mizuki aku semakin khawatir akan situasi ini"
"ucap mera"
"tidak masalah"
"ucap mizari"
"dimana stormira?"
"tanya Mizuki"
"dia tewas karena melindungi ku tapi aku janji akan melindungi kota ini agar dia tenang disana dan aku tidak akan memaafkan mereka"
"ucap mera
"tidak mungkin stormira"
"ucap Mizuki sambil menangis"
"stormira.. aku tidak menyangka dia pergi secepat dan setragis itu"
"ucap mizari"
"kita akan balas mereka"
"ucap mera"
namun tiba tiba saja langit berubah menjadi gelap dan muncul sebuah rantai biru menutup langit kiryu
"apa apa itu"
"ucap Mizuki"
"ini mungkin peringatan"
"ucap mera"
"aku akan lindungi warga sipil"
"ucap mizari"
"aku juga"
"ucap mizuki"
"oi oi oi...kalian ingin pergi begitu saja"
"ucap mera"
"tentu"
"ucap mizari"
"kami akan melindungi kota ini"
"ucap Mizuki"
Mera lalu mengalir kan kekuatan nya kepada mizari dan mizuki dan setelah itu kekuatan mereka bertambah kuat
"terima kasih"
"ucap mizari dan mizuki"
"souka"
"ucap mera"
sementara itu organisasi aurea umbra berhasil menyatukan batu permata kedua dan ketiga
"tinggal tiga lagi"
"ucap erenox"
> *to be continued...