NovelToon NovelToon
KEHUDUPAN KEDUA

KEHUDUPAN KEDUA

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Junot Slengean Scd

Seorang kultivator legendaris berjuluk pendekar suci, penguasa puncak dunia kultivasi, tewas di usia senja karena dikhianati oleh dunia yang dulu ia selamatkan. Di masa lalunya, ia menemukan Kitab Kuno Sembilan Surga, kitab tertinggi yang berisi teknik, jurus, dan sembilan artefak dewa yang mampu mengguncang dunia kultivasi.
Ketika ia dihabisi oleh gabungan para sekte dan klan besar, ia menghancurkan kitab itu agar tak jatuh ke tangan siapapun. Namun kesadarannya tidak lenyap ,ia terlahir kembali di tubuh bocah 16 tahun bernama Xiau Chen, yang cacat karena dantian dan akar rohnya dihancurkan oleh keluarganya sendiri..
Kini, Xiau Chen bukan hanya membawa seluruh ingatan dan teknik kehidupan sebelumnya, tapi juga rahasia Kitab Kuno Sembilan Surga yang kini terukir di dalam ingatannya..
Dunia telah berubah, sekte-sekte baru bangkit, dan rahasia masa lalunya mulai menguak satu per satu...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Junot Slengean Scd, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB.18 Bayangan Di Balik Langit Hitam

Hujan abu turun dari langit kelabu.

Gunung-gunung di utara reruntuhan Sekte Langit Hitam tampak seperti rangka raksasa yang membisu seolah menatap dunia dengan tatapan kosong.

Xiau Chen berdiri di tebing tinggi, jubah hitamnya compang-camping, namun sorot matanya tajam bagai mata elang yang menembus kabut waktu. Di tangannya, sepotong logam berukir naga giok bergetar pelan — Fragmen Pusaka Ketiga yang selama seribu tahun tersembunyi dalam ruang roh sekte itu.

“Fragmen ini... masih berdenyut. Seolah ada kesadaran yang terkurung di dalamnya,”

gumamnya pelan.

Ling Yao berdiri di belakangnya, tubuhnya diselimuti kabut spiritual yang belum sepenuhnya pulih setelah ritual penyatuan jiwa di Lembah Roh Mati.

Matanya yang dahulu jernih kini sedikit berkilat keperakan tanda bahwa sebagian kecil kekuatan Mo Tian masih bersemayam di dalam dirinya.

“Guru... benda itu bukan sekadar pusaka, bukan?”

“Tidak,” jawab Xiau Chen perlahan, “ini kunci... bagian ketiga dari segel Kitab Kuno Langit Jiwa.”

Ia menatap langit. Di antara awan, samar-samar tampak bentuk cincin cahaya hitam yang berputar perlahan — Gerbang Langit Gelap, sisa kekuatan besar yang dulu menelan Sekte Langit Hitam beserta ribuan pengikutnya.

Sekte Langit Hitam dulu dikenal sebagai sekte pemuja waktu. Mereka percaya bahwa dunia bisa dibalikkan ke masa lalu jika seseorang mampu menguasai “alur balik jiwa”. Namun percobaan terakhir mereka gagal; gunung runtuh, dan seluruh sekte lenyap dari sejarah.

Kini, Xiau Chen tahu, bencana itu bukan karena kegagalan teknik tapi karena mereka menyentuh sesuatu yang lebih tinggi: jalur takdir para dewa.

“Jika mereka mencoba membuka waktu, berarti... mereka menemukan percikan hukum abadi,”

katanya perlahan sambil menggenggam fragmen pusaka.

Ling Yao menatapnya cemas.

“Apakah itu berarti, dunia ini bisa diulang kembali, Guru?”

“Jika hukum itu diaktifkan... ya. Tapi harga yang harus dibayar adalah jiwa semua makhluk hidup.”

Ia menatap jauh ke arah lembah, di mana batu-batu besar masih menyimpan jejak darah yang membatu.

Hening. Hanya angin yang membawa bisikan masa lalu jerit para kultivator yang gagal melawan takdir.

Langkah berat terdengar dari belakang.

Dari balik kabut muncul tiga sosok berjubah biru — simbol Aliansi Langit Cerah, sekte yang terkenal memburu artefak peninggalan kuno.

Pemimpin mereka, Elder Mu Jian, menatap Xiau Chen dengan pandangan penuh kebencian.

“Akhirnya kutemukan kau, anak muda. Kau membawa sesuatu yang bahkan para leluhur takut sentuh!”

Xiau Chen tidak bergerak. Matanya dingin, suaranya datar, namun di dalam nada itu ada tekanan spiritual yang membuat batu di sekitar mereka bergetar halus.

“Kau ingin fragmen ini?”

“Tentu,” Mu Jian tersenyum miring. “Karena itulah yang akan mengubah dunia ini menghapus perbedaan antara manusia dan dewa.”

Seketika, lima bilah pedang spiritual melesat dari balik jubah para murid Elder Mu Jian. Cahaya biru mereka menembus udara, membentuk formasi Lonceng Surgawi, jurus gabungan tingkat tinggi yang biasa digunakan untuk menyegel ruang.

Xiau Chen menutup mata sejenak.

Ketika membukanya lagi, hawa dingin menjalar ke sekeliling. Di belakang punggungnya, bayangan naga perak berputar perlahan — Teknik Roh Dewa Naga, salah satu jurus inti dalam Kitab Kuno yang kini mulai bangkit dalam ingatannya.

“Kau ingin berhadapan denganku, Mu Jian?”

“Tidak,” jawab Elder itu dengan senyum keji. “Aku ingin dunia ini melihat... betapa lemahnya legenda masa lalu!”

Benturan pertama terjadi secepat kilat.

Pedang biru Mu Jian menghantam tanah Boom! — gelombang qi menghancurkan puluhan meter tebing. Tapi Xiau Chen sudah lenyap. Tubuhnya muncul di udara, berputar dengan gerakan yang nyaris mustahil ditangkap mata.

“Langkah Bayangan Langit Giok!” seru salah satu murid.

Cahaya perak berkelebat. Dalam sekejap, dua murid jatuh ke tanah dada mereka membeku, lalu retak perlahan seperti es yang pecah.

Namun Mu Jian tidak gentar. Ia mengangkat tangannya, dan dari balik awan muncul Cakram Roh Langit, artefak kuno yang memantulkan cahaya biru gelap.

“Kau pikir hanya kau yang bisa mengendalikan pusaka kuno, Pendekar Suci?”

“Aku bukan Pendekar Suci lagi,” jawab Xiau Chen, menatap tajam. “Aku hanyalah jiwa yang kembali untuk menebus kesalahan.”

Ia menekan kedua telapak tangan ke tanah Rantai Jiwa Abadi!

Puluhan cahaya giok muncul dari tanah, membelit Cakram Roh Langit, menahannya di udara. Namun Mu Jian menyalurkan qi-nya lebih dalam, membuat udara di sekitar mereka retak.

Benturan kekuatan keduanya memecah udara — BOOM!

Gelombang energi spiritual menyapu seluruh lembah, membuat pepohonan mencair, batu hancur, dan langit terbelah sejenak menampakkan celah hitam di antara awan.

Ling Yao menjerit kecil ketika energi liar menghantamnya. Tapi Xiau Chen melindunginya dengan perisai roh.

Di matanya, tidak ada rasa takut hanya keheningan dan kesadaran penuh.

Di tengah pertempuran, Fragmen Pusaka Ketiga dalam genggaman Xiau Chen bergetar hebat.

Cahaya giok keemasan menyembur dari dalamnya, membentuk simbol lingkaran dengan sembilan garis tipis yang berputar — Hukum Waktu dan Jiwa.

“Tidak... ini belum waktunya terbuka!” seru Xiau Chen.

Namun terlambat. Cahaya itu menelan semuanya.

Sekejap mata, Xiau Chen, Ling Yao, dan Mu Jian terseret ke dalam pusaran cahaya yang tak memiliki arah tidak ke atas, tidak ke bawah.

Dalam ruang tanpa bentuk itu, Xiau Chen mendengar bisikan halus — suara yang berasal dari masa lalu.

“Kau menghancurkan Kitab Kuno... tapi hukum di dalamnya tidak pernah mati. Sembilan pusaka hanyalah cermin, Xiau Chen. Dan engkau... adalah pena yang menulis ulang dunia.”

Ketika kesadarannya mulai pudar, Xiau Chen melihat sekilas bayangan dirinya di masa muda Pendekar Berwajah Giok yang dulu dikenal sebagai penyelamat umat manusia.

Namun kini, bayangan itu tersenyum ke arahnya dengan tatapan yang aneh, seolah berkata:

“Apakah kau yakin dunia pantas diselamatkan... atau hanya ingin membebaskan dirimu sendiri?”

Cahaya di sekelilingnya meledak.

Semua berubah menjadi putih.

Ketika Xiau Chen membuka matanya, ia tidak lagi berada di tebing reruntuhan.

Ia berdiri di tengah padang rumput luas langit di atasnya terbentang merah keemasan, dan di ujung cakrawala berdiri sembilan matahari yang saling bertumpuk.

“Ini... bukan dunia manusia...”

“Tidak,” terdengar suara lembut dari balik cahaya, “ini Dunia Tengah, tempat di mana para dewa jatuh dan manusia dilahirkan.”

Di hadapannya berdiri seorang perempuan berambut putih panjang, mengenakan jubah emas dan memegang pedang giok. Matanya memancarkan cahaya abadi.

“Selamat datang, Pendekar Suci. Dunia telah menunggumu.”

Xiau Chen menarik napas dalam-dalam.

Ia tahu perjalanannya baru saja memasuki tahap yang jauh lebih berbahaya dari sebelumnya.

1
Nanik S
Lanjutkan Tor
Nanik S
Bagus... walau dulu sektemu hancurkan saja kalau menyembah Iblis
Nanik S
Xiau Chen... hancurkan Mo Tian si Iblis pemanen Jiwa
Nanik S
Lebih baik berlatih mulai Nol lagi dan tidak usah kembali ke Klan
Nanik S
Hadir 🙏🙏
Girindradana
tingkatan kultivasinya,,,,,,,
Rendy Budiyanto
menarik ceritanya min lnjutin kelanjutanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!