Ujian rumah tangga yang tidak pernah usai. Kekecewaan seorang istri yang sedang mengandung harus menyaksikan suaminya menikah lagi.
Rasyid tidak punya pilihan lain harus mengetahui wanita yang mengaku telah menghamilinya. Rasyidi berbohong kepada istrinya dan melangsungkan akad pernikahan tanpa sepengetahuan sang istri.
Tetapi jalan Tuhan jauh lebih indah yang membuat Cilla sang istri tahu. Cilla berpikir suaminya akan menghentikan semuanya dan nyatanya tetap melanjutkan pernikahan itu.
Cilla memilih untuk mengalah dengan semua rasa sakit hati yang tidak akan pernah sembuh, memilih untuk pergi dan hanya meminta kepada sang pencipta untuk menghilangkan seluruh perasaan cinta yang begitu besar kepada suaminya tanpa tersisa apa-apa.
Sampai 8 tahun kemudian Cilla kembali dengan kehidupan yang baru dan ingatan yang baru tanpa tersisa orang yang pernah dia cintai.
Bagaimana pertemuan suami istri itu kembali setelah bertahun-tahun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 30 Ternyata Dia Memiliki Rencana.
Rasyid membalikan tubuhmu dan melihat kembali Adimayu.
"Wajah Kakek menggambarkan bahwa dia sepertinya orang yang menakutkan?" ucap Rasyid.
"Andrean Bagaskara merupakan putra dari Almarhum Fatih Bagaskara," ucap Adimayu.
"Siapa Fatih Bagaskara dan aku bahkan tidak mengenalnya sama sekali?" tanya Rasyid.
"Ayahnya yang nyawanya berakhir di tangan ayahmu," jawab Adimayu benar-benar mengejutkan Rasyid.
"Apah!" pekik Rasyid.
"Rasyid, sudah dapat dipastikan bahwa dia benar-benar ingin menjatuhkan kamu, karena tidak mungkin dia tidak mengetahui kamu anak dari siapa yang sampai saat ini ayahnya masih mendekam di penjara karena kasus pembunuhan yang tidak selesai," jawab Adimayu membuat Rasyid benar-benar tercengang.
"Kamu tidak akan bisa melawannya sendiri!" ucap Adimayu.
Rasyid menarik nafas panjang dan membuang perlahan ke depan.
"Itu hanya sebuah masa lalu. Sampai saat ini Papa belum terbukti melakukan pembunuhan itu. Aku jika tidak punya urusan apapun dengannya. Jika menggangguku dan maka aku akan mengganggunya!" tegas Rasyid.
"Tetapi sampai saat ini kebenaran juga tidak terungkap apakah benar ayahmu membunuhnya atau tidak. Bahkan penyelidikan yang kembali dilakukan 8 tahun lalu juga tidak menghasilkan apapun," sahut Adimayu.
"Penyelidikan dihentikan semua karena Metta. Pernikahan itu bukan hanya menghancurkan pernikahanku dengan Cilla, tetapi harapan kebebasan Papa dari penjara juga sirna, karena selama ini yang membantu adalah keluarga Cilla!" tegas Rasyid.
"Kamu terus saja menyalahkan Metta, padahal kalian berdua pasangan suami istri. Rasyid berdamailah dengan keadaan dan kamu jangan menganggap semuanya remeh dan jangan kamu kira Andrean selama ini hanya diam saja," ucap Adimayu mencoba untuk memberi peringatan kepada Rasyid.
"Tidak ada gunanya membicarakan hal ini dan seharus saya tidak datang untuk menjenguk Kakek!" Rasyid meninggalkan ruangan tersebut tanpa permisi lagi.
Rasyid akan sensitif jika keadaan ayahnya diungkit, bagaimana tidak dia sudah hampir sempat memberi harapan dan bahkan ayahnya hampir saja bebas dari penjara, tetapi ada saja yang terjadi dan membuat ayahnya masih sampai saat ini berada di penjara.
***
Pria yang baru saja di bicara Askara dan Adimayu sekarang berada di dalam ruangannya yang tidak terlalu besar. Lampu di ruangan itu tampak gelap dan hanya ada cahaya yang tertuju pada dinding.
Siapa sangka ada beberapa foto yang tertempel di dinding tersebut dan termasuk foto Cilla, Rasyid, kedua orang tua Rasyid dan juga bahkan ada foto Gama.
"Rasyidi 8 tahun lalu aku menghentikan semuanya, karena aku mengetahui kamu akan berusaha untuk mencari tahu kebenaran. Benarkah Brawijaya bukan orang yang telah membunuh ayahku, tetapi ternyata kamu tidak berhasil membuktikannya,"
"Artinya apapun yang kamu miliki akan aku milik. Kamu tidak akan bahagia, akan terus menderita dari dulu sampai detik ini," ucap Andrean.
"Aku tidak membayangkan bagaimana perasaanmu ketika kau mengetahui bahwa anak yang dijadikan ayahmu sebagai yatim akan menikah dengan wanita yang kau cintai,"
"Wanita yang saat ini sedang melupakan segalanya tentang dirimu, ingatannya benar-benar dihapuskan dengan semua kehidupan halusinasi yang dia miliki dan lebih bodohnya lagi keluarganya membiarkan hal itu terjadi,"
"Rasyid jangan salahkan aku tentang bagaimana penderitaan hidup yang akan kau alami, tetapi salahkan ayahmu yang telah menjadikanku yatim piatu dan menghancurkan diriku. Aku menjadi anak yang kehilangan orang tua sejak kecil, kita memang sama, tetapi kau masih memiliki kedua orang tuamu dan berbeda dengan aku yang tidak akan bisa melihatnya seumur hidupku,"
Andrean berbicara sendiri dengan menatap foto-foto di dinding tersebut, tatapan mata pria itu penuh dengan rencana dan ternyata dia memiliki maksud lain mendekati Cilla.
"Ha-ha-ha-ha-ha-ha!" Andrean tertawa terbahak-bahak yang sudah tidak sabar jika rencananya berjalan dengan lancar dan tujuan utamanya pasti Rasyid yang ingin dia buat menderita sampai ke akar-akarnya.
*******
Cilla dan Lulu berada di ruang tamu di apartemen Cilla. Lulu kembali menginap di Cilla, karena ingin mengajari Gama bermain piano. Pintarnya Gama bermain piano karena pantainya yang juga mahir bermain piano.
"Lulu ada sesuatu yang ingin aku tanyakan kepadamu?" tanya Cilla.
"Apa itu?" tanya Lulu sibuk pada ponselnya.
"Waktu itu aku mencari mainan Gama digudang, tidak sengaja aku melihat ada lukisan seseorang berada di dapur," jawab Cilla membuat Lulu kaget dan melihat serius ke arah Cilla.
"Lukisan apa maksud kamu?" tanya Lulu berpura-pura tenang.
"Seorang pria sedang melakukan aktivitas di dapur," jawabnya kembali.
"Astaga, bagaimana mungkin orang-orang yang ada di rumah terlalu ceroboh menyimpan lukisan itu. Lukisan itu jelas-jelas adalah lukisan yang telah dibuat Cilla objeknya adalah Rasyid," batin Lulu panik.
"Aku merasa seperti ada sesuatu yang aneh dengan lukisan itu? Entahlah apakah itu hanya perasaanku saja atau bagaimana, tetapi sungguh aku benar-benar merasa seperti ada sesuatu," ucap Cilla
"Memang itu lukisan siapa dan kenapa harus diletakkan di gudang?" tanya Cilla.
"Oh itu, itu bukan lukisan siapa-siapa. Kakek bukankah pecinta lukisan dan dia mendapatkan lukisan itu dari rekan bisnisnya," jawab Lulu dengan kebohongannya dan berusaha untuk santai agar Cilla berpikiran apapun.
"Ternyata begitu," sahut Cilla.
"Ya Allah, sampai kapan keluarga kami hanya diam saja melihat Cilla dalam ingatannya terus seperti ini. Ini bisa menjadi hal buruk dan bagaimana jika dia mengetahui ingatannya sebenarnya, keluarga kami sebenarnya adalah orang yang bertanggung jawab atas semua ini," batin Lulu dipenuhi dengan rasa bersalah ketika melihat sepatunya itu yang tampak tidak tahu apa-apa.
Cilla belakangan ini memang mengalami hal yang sulit, pikirannya tidak tenang dan ingatannya mulai tidak enak.
*****
Sekolah Gama.
Gama baru saja keluar dari kelas dengan kepalanya berkeliling seperti mencari seseorang.
"Om Robby!" Gama berteriak membuat Robby yang sengaja menjemputnya tersenyum dengan melambaikan tangannya dan langsung menghampiri keponakan itu.
"Om Robby cepat sekali datang menjemput Gama," ucap Gama.
"Karena Om tidak ingin membuat Gama harus menunggu lama," jawab Robby.
"Kalau begitu? Apakah kita akan langsung pulang hari ini apa bagaimana?" tanya Gama.
"Bagaimana jika kita cari makan sebentar dan setelah itu baru pulang. Kamu juga harus bermain piano karena sebentar lagi akan bertanding," ucap Robby.
"Baiklah," sahut Gama terlihat setuju saja.
Saat keduanya hendak pergi tiba-tiba saja mata Robby melihat anak kecil seusia keponakannya itu tampak murung dan siapa lagi jika bukan Mikayla.
"Teman kamu belum dijemput orang tuanya?" tanya Robby membuat Gama melihat arah pandang Robby.
"Mungkin sebentar lagi," jawab Gama.
"Kalau begitu bagaimana kita ajak saja Mikayla untuk makan bersama kita?" tanya Robby tiba-tiba saja memiliki ide
"Tetapi ibunya melarang Mikayla untuk berteman dekat dengan Gama," jawab Gama.
"Ibunya tidak mengizinkan kami untuk berteman dekat?" tanya Robby.
"Benar! Nanti kalau Gama mengajaknya yang adanya Mikayla akan dimarahi tante Metta," jawab Gama.
"Kita tidak membawanya kemana-mana dan hanya makan di depan sekolah. Jadi hal itu tidak akan menjadi masalah dan nanti jika orang tuanya marah. Om akan yang berbicara sendiri dengan mereka," ucap Robby.
"Om yakin tidak akan ada masalah?" tanya Gama terlihat dari aura wajahnya tampak keraguan dan sementara Robby menggelengkan kepala penuh dengan keyakinan.
Robby pun kemudian mengajak keponakannya itu langsung menghampiri Mikayla.
Bersambung....