JURUS TERAKHIR TUANKU/ TUANGKU
Ribuan tahun lamanya, daratan Xianwu mengenal satu hukum: kekuasaan dipegang oleh pemilik teknik bela diri pamungkas.
Tuanku —seorang pewaris klan kuno yang tersisa—telah hidup dalam bayang-bayang kehancuran. Ia tidak memiliki bakat kultivasi, tubuhnya lemah, dan nyaris menjadi sampah di mata dunia persilatan.
Namun, saat desakan musuh mencapai puncaknya, sebuah gulungan usang terbuka di hadapannya. Gulungan itu hanya berisi satu teknik, satu gerakan mematikan yang diwariskan dari para pendahulu: "Jurus Terakhir Tuanku".
Jurus ini bukan tentang kekuatan, melainkan tentang pengorbanan, rahasia alam semesta, dan harga yang harus dibayar untuk menjadi yang terkuat.
Mampukah Tuanku, dengan satu jurus misterius itu, mengubah takdirnya, membalaskan dendam klannya, dan berdiri sebagai Tuanku yang baru di bawah langit Xianwu?
Ikuti kisah tentang warisan terlarang, kehormatan yang direbut kembali, dan satu jurus yang mampu menghancurkan seluruh dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HARJUANTO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
NOVEL: JURUS TERAKHIR TUANKU
BAB 17: MASA DEPAN XIANWU DAN PENCARIAN TIGA BENUA
1. Daratan yang Disaring
Penyaringan Kosmis yang dilakukan Tuanku telah mengubah Daratan Xianwu secara fundamental. Setelah Tuanku menancapkan Pedang Abadi, semua Qi yang kotor, tidak stabil, dan berlebihan dihilangkan.
Selama berminggu-minggu, semua kultivator merasakan efeknya. Raja Kultivasi (seperti Raziqin), Master Kultivasi (seperti Tetua Wuyan), dan bahkan para kultivator tingkat rendah, merasakan Qi mereka anjlok.
Mereka yang menggunakan Qi untuk kekejaman dan kesombongan menderita paling parah; mereka yang menggunakan Qi untuk penyembuhan dan perlindungan justru menemukan Qi mereka lebih efisien.
Perang saudara antara Klan Umbul Sari Jember dan Klan Naga Hitam mereda. Kedua belah pihak terlalu lemah untuk bertarung. Sultan Raziqin, meskipun lumpuh dan tanpa Qi, kembali ke klannya dan memimpin dengan kebijaksanaan baru—sebuah Raja Kultivasi tanpa kekuatan, yang kini fokus pada diplomasi dan pemulihan.
Di Klan Pedang Abadi, Tuanku, Fatimah, dan Liandra menikmati kedamaian yang diperoleh dengan harga mahal. Tuanku, yang kini hanya memiliki satu jiwa, merasa utuh. Ia masih dapat mengendalikan Qi, tetapi kini dengan cara yang stabil dan damai, menggunakan Tongkat Lin Kai sebagai media.
Jin, si kucing oranye, pulih dan kembali menjadi pendamping yang riang, meskipun ia sekarang menjadi kucing yang sangat terkenal di Klan Pedang Abadi.
2. Pedang Abadi dan Misi Baru
Pedang Abadi kini tertancap di Akar Kosmis, memancarkan cahaya yang menenangkan. Qian Yu telah terkunci, dan Daratan Xianwu memasuki era damai yang dipaksakan.
Namun, kedamaian itu fana.
Suatu malam, saat Tuanku dan Liandra mengawasi kuil, Tuanku merasakan getaran kecil dari Pedang Abadi.
"Apa itu?" tanya Tuanku.
Liandra mendekat, menyentuh gagang pedang dengan Cincin Kunci Kosmisnya. "Ini adalah resonansi, Tuanku. Pedang ini mencoba memberitahu kita sesuatu."
Tuanku memejamkan mata, memfokuskan sisa koneksinya dengan Pedang Abadi. Ia mendapat sebuah penglihatan, bukan lagi masa depan, tetapi sebuah peta kuno.
Peta itu menunjukkan Daratan Xianwu, tetapi juga dua benua besar lainnya yang mengelilinginya—Benua Roh Timur dan Benua Teknologi Barat.
"Ada daratan lain," bisik Tuanku.
"Aku tahu," kata Liandra. "Legenda lama mengatakan Xianwu adalah 'Daratan Tengah'. Qi Putih Murni Qian Yu berasal dari alam yang lebih tinggi, tetapi kemurniannya ditarik dari dua benua itu."
Liandra menjelaskan bahwa Qian Yu adalah entitas kosmis. Untuk mengunci Qian Yu secara permanen, mereka tidak hanya membutuhkan Qi murni dari Xianwu, tetapi juga dua elemen kunci dari benua lain:
* Air Mata Naga Timur: Energi Spiritual murni yang disalurkan melalui air mata naga yang bijaksana.
* Jantung Kristal Teknologi: Energi Murni yang dihasilkan oleh peradaban teknologi tingkat tinggi di Barat.
"Qian Yu adalah kemurnian kosmis yang disaring dari ketiga benua," simpul Tuanku. "Untuk menguncinya, kita harus menggunakan ketiga elemen murni itu untuk menyegel Pedang Abadi secara permanen di Akar Kosmis."
3. Keputusan untuk Berpetualang
Tuanku menyadari bahwa misinya belum selesai. Ia telah memenangkan pertempuran untuk Xianwu, tetapi ia harus memenangkan perang untuk ketiga benua itu.
Ia mengumpulkan Fatimah dan Liandra. "Aku harus meninggalkan Xianwu. Aku harus mencari Benua Roh Timur dan Benua Teknologi Barat."
Fatimah segera berdiri. "Aku ikut. Kakakku stabil. Klan Umbul Sari Jember perlu waktu untuk pulih. Aku adalah Master Spiritual dan aku menguasai formasi tata ruang. Aku bisa membantumu melintasi batas daratan."
Liandra terdiam sejenak. Ia menyentuh Cincin Kunci Kosmisnya. "Klan Pedang Abadi harus tinggal di sini untuk menjaga Pedang Abadi dan Akar Kosmis. Tapi aku akan membantumu membuka jalan."
Liandra menggunakan Cincin Kunci Kosmisnya untuk beresonansi dengan Pedang Abadi, menciptakan portal sementara di sudut kuil.
"Portal ini akan membawamu ke gerbang perbatasan Daratan Roh Timur," jelas Liandra. "Ini adalah perjalanan satu arah, Tuanku. Setelah ini, Xianwu ada di tangan kita."
4. Janji dan Perpisahan
Momen perpisahan itu sunyi. Tuanku memandang Liandra, yang telah mempertaruhkan segalanya untuk kepercayaannya.
"Liandra," kata Tuanku, "Aku akan kembali. Aku akan menyelesaikan apa yang dimulai oleh kutukan klanku."
"Aku menunggumu, Tuanku. Bawalah perdamaian sejati untuk Daratan Xianwu," balas Liandra, mengangguk.
Tuanku kemudian menoleh ke Fatimah. "Kita tidak akan kembali ke rumah selama bertahun-tahun, Fatimah. Mungkin kita akan bertemu dengan bahaya yang tidak pernah kita bayangkan."
Fatimah tersenyum tulus. "Setelah menghadapi Raja Kultivasi yang sombong, Master Kultivasi yang licik, dan Pendiri Kosmis yang gila, aku tidak takut pada apa pun. Lagipula, siapa yang akan memastikan kau tidak lupa memberi makan Jin?"
Jin, yang berada di pelukan Tuanku, mengeong dengan keras, seolah setuju.
Tuanku tersenyum. Ia mengambil Tongkat Lin Kai dan melihat ke arah portal yang berputar-putar.
Tuanku, sang pewaris kutukan yang kini menjadi penyaring dunia, melangkah ke dalam portal, diikuti oleh Fatimah dan Jin, meninggalkan Daratan Xianwu dan masa lalunya. Misi mencari Air Mata Naga dan Jantung Kristal telah dimulai.
— AKHIR BAB 17 —