Luka hati yang begitu dalam dan bahkan hampir saja membunuh dirinya, membuat seorang wanita hampir saja menyerah, namun sebuah kenyataan di dapati, dimana dirinya akan membalaskan dendamnya dengan Cinta lama yang datang kembali.
Bagaimana seorang wanita bernama Victoria akan menjalani kehidupan selanjutnya, sanggupkah dia memberikan hatinya kembali setelah menerima pengkhianatan dari suaminya sendiri.
Victoria dengan semua luka dan putus asa, merubah takdirnya bersama dengan identitas baru sebagian Rosanda.
Salam sehat dan jangan lupa bahagia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
VicRos 18
Pagi hari, udara terasa dingin seperti yang di katakan oleh Regan sebelumnya bahwa sekarang musim penghujan.
Lama sekali Victoria harus menyingkir dari pelukan erat Regan, "Percuma saja di beri pembatas" dengan kesal Victoria mengomel lirih.
Setelah berhasil keluar dari sana, Victoria membuka pintu dan mendapati roti dan teh hangat di meja kecil yang mungkin memang di gunakan untuk hal ini setiap pagi, lalu Victoria membawanya masuk.
Meletakkan roti dan teh hangat di atas meja, Victoria lalu mencium aromanya, teh ya g wangi dan segar, ditambah dengan roti ya g nampak begitu lezat, tentu saja membuatnya tak tahan dan segera mencicipinya.
"Emm, perfect" ucapnya dengan senyuman di bibirnya yang masih di gunakan untuk mengunyah.
Tanpa di sadari, Regan yang baru saja terbangun melihat pemandangan indah itu dengan tersenyum.
"Enak?"
"Uhuk!" Victoria seketika langsung tersedak.
"Hei, pelan-pelan" Regan melompat dari tempat tidur dan menepuk pelan punggung Victoria.
"Kamu mengejutkanku" protes Victoria setelah batuknya mereda.
"Sorry, minum teh nya" Regan menyodorkan gelas dan Victoria langsung meminumnya, tenggorokan nya kini telah nyaman kembali.
Regan duduk di samping Victoria, menikmati teh dan memakan rotinya, sementara Victoria terdiam karena roti yang akan diambilnya juga di sambar oleh Regan.
"Masih pengen?"
"Tidak, sudah kamu habiskan"
Regan tertawa, lalu menarik pinggang Victoria yang hendak meninggalkannya, terkejut karena Victoria telah berada di pangkuan Regan.
"Apa yang kamu lakukan?"
"Memberimu Roti"
"No Regan!"
Namum sayang, Regan sudah memasukkan Roti ke dalam mulut Victoria dengan mulutnya, disaat yang bersamaan, seorang pelayan datang dan melihat aksi panas kedua majikannya, sontak Victoria langsung mendorong dada Regan dan berdiri menjauhi.
"Ma maaf, saya tidak bermaksud menganggu Tuan, hanya mengantarkan Roti yang anda minta"
"Hem, letakkan saja dimeja" jawab Regan dengan membersihkan mulutnya dari sisa Saliva Victoria yang tertinggal.
Victoria masih terdiam, berusaha menyembunyikan wajahnya karena begitu malu dengan pelayan yang masih menata roti di atas meja, sementara Regan hanya tersenyum menatap apa yang dilakukan oleh istrinya.
Setelah kepergian sang pelayan, Victoria menatap horor Regan yang menikmati roti dan tehnya kembali.
"Apa?"
"Tidak tau malu" jawab Victoria melepaskan kekesalannya.
"Kita sepasang suami istri, dan mereka pasti memaklumi, kenapa harus malu?"
Victoria merasa lelah untuk berdebat pagi ini, dengan cepat mengambil roti yang ada ditangan Regan dan memakannya.
"Hei, itu punyaku!" protes Regan.
"Bukannya apa yang menjadi milik mu juga milikku" jawab Victoria santai sambil melanjutkan mengunyah rotinya.
"Kalau begitu suapi aku"
"Tidak, pakai tangan mu!"
"Kau ini"
Akhirnya Regan melanjutkan makan ditemani dengan Victoria yang berada jauh di dekat jendela.
Hingga akhirnya Regan harus bersiap, Victoria menggunakan kesempatan itu untuk segera keluar dari kamar, melihat ke dapur yang di tempati oleh empat orang pelayan yang sedang bekerja.
"Menu pagi ini?" tanya Victoria seketika mengejutkan mereka semua.
"Iya Nyonya Regan, atas permintaan Tuan"
"Oh, boleh aku membantu?"
"Oh tidak-tidak, kami tidak ingin mendapat masalah nyonya"
"Kenapa?" tanya Victoria heran.
"Tuan menyuruh Kami menjaga anda, tentu saja kami tak mau mengambil resiko membuat nyonya kelelahan di tempat ini"
"Ya Tuhan, apa aku kelihatan seperti orang sakit?, ada-ada saja" Victoria kemudian tak segan membantu mereka sambil mengamati apa yang dengan di lukanya untuk menyiapkan makanan.
Sudah biasa Victoria melakukan tugas seorang istri, karena hampir tiga tahun dia menjadi ibu rumah tangga murni, hanya mengurus rumah dan keluarganya, itu dulu sebelum akhirnya sebuah pengkhianatan menghancurkannya.
Ada percakapan yang hangat pada akhirnya, Victoria merasa nyaman bersama dengan mereka, sedikit terlupa akan luka-luka yang ada dalam hatinya.
"Nyonya luar biasa!" ucap salah satu dari mereka yang melihat Victoria sudah menata dan merapikan semua makanan untuk sarapan.
"Aku sudah biasa, kalian jangan terlalu memuji" ucap Victoria dengan senyuman, lalu kemudian pamit untuk merapikan diri sebelum nantinya menemani Regan di meja makan.
Sementara Regan yang tak sengaja keluar dari kamar dan melihat apa yang dilakukan oleh Victoria dari lantai dua terkejut, asalnya sosok wanita yang dia kenal dulu tak pernah tau akan urusan rumah tangga apalagi dapur.
"Dia sangat jauh berbeda, mungkin perjalanan hidup sebelumnya cukup rumit" batin Regan.
"Ehem, apa semua sudah siap?" tanya Regan mengejutkan para pelayan dan juga Victoria.
"Maaf Tuan, kenapa anda sampai datang kemari, silakan menunggu di meja makan, disini_"
"Tidak masalah, aku hanya ingin melihat Istriku menyiapkan makan pagi ku" jawab Regan dengan tersenyum dan menaikkan satu alisnya untuk Victoria.
"Aku ganti baju dulu" ucap Victoria.
Tangan Regan tak membiarkan, menangkap pinggang Victoria, "Tidak perlu, ayo kita sarapan" ucapnya dan membawa Victoria berjalan dengan pelukan di pinggangnya.
"Apa yang kamu lakukan, malu" bisik Victoria sebelum sampai di meja makan.
"Aku suamimu, lupa?"
"Ck" Victoria berusaha melepaskan rangkulan tangan di pinggang, namun Regan tak membiarkan.
Keduanya duduk berhadapan, menikmati makan pagi bersama, sesaat Regan memimpin doa, dan saat itulah terbesit bayangan keluarga bahagia Victoria sebelumnya, ada kerinduan sekaligus luka dan membuat Victoria terdiam menunduk berusaha menahan sesak di dadanya.
Regan yang menyadari hal itu seketika beranjak, dari belakang kursi langsung meraih tangan Victoria, "Are you okey?"
Victoria tersentak, tak menyadari jika di belakang tubuhnya sudah ada Regan yang menggenggam tangannya.
"Sorry, aku baik-baik saja" Victoria segera menetralkan pikirannya kembali.
"Okey, kita makan" Regan merasa lega, dan kembali ke tempat duduknya.
Makan pagi berlanjut, tak banyak percakapan disana, Victoria membantu melayani di meja makan, begitu juga dengan Regan yang tak ingin dominan, mengambilkan beberapa lauk untuk Victoria.
Setelahnya Regan bersiap untuk bekerja di perusahaan, berjalan menuju kamar bersama Victoria.
"Luka mu jangan lupa di rawat dengan baik, apa masih terasa sakit?"
"Tidak, sudah kering, hanya mengganti perbannya saja, jadwal kontrol ulang juga masih lama" jawab Victoria yang berjalan di samping Regan.
"Hem"
Regan mengambil tas kerjanya, tak lupa jas yang tergeletak di atas kasur juga di bawa, melangkah pergi meninggalkan pintu kamar, tak ada yang mengantar, hingga kemudian Regan berbalik.
"Bisakah membawa tas ku turun ke bawah?" ucap Regan sambil menyodorkan.
Victoria yang hendak masuk ke dalam kamar mandi segera berhenti, memandang Regan sejenak dan mengangguk.
Bukannya Regan tidak tau perasaan Victoria saat ini, pastinya di penuhi dengan bentangan masa lalunya, tapi hidup harus berjalan, dan Regan tak ingin Victoria terjerat dalam bayang-bayang.
Sampai di pintu utama Mansion, mobil telah disiapkan, dan Regan mengambil tas yang di berikan oleh istrinya.
"Jangan berpikir untuk kabur lagi, di negara ini kamu tak punya siapapun, dan orang jahat ada di mana-mana, Kematian putrimu, akan aku urus secepat nya"
Deg
Victoria terkejut akan ucapan Regan, namun belum sempat bertanya, Regan sudah pergi sambil melambaikan tangan.
Jangan lupa like vote komen dan tonton iklannya.
Bersambung.
lanjut thor...