Mantan pembunuh bayaran jadi pengasuh 4 anak mafia?
Selena Dakota, mantan pembunuh bayaran, mencoba mengubur masa lalunya dengan bekerja sebagai babysitter. Tapi pekerjaan barunya justru membawanya ke mansion Charlie Bellucci — mafia bengis yang disegani, sekaligus ayah angkat dari empat anak dengan luka masa lalu yang kelam.
Di balik peran barunya sebagai pengasuh, Selena harus berjuang menyembunyikan identitasnya. Namun semakin lama ia tinggal, semakin kuat tarikan gelap yang menyeretnya: intrik mafia, rahasia berdarah, hingga hubungan berbahaya dengan Charlie sendiri. Selena terjebak dalam dunia di mana cinta bisa sama mematikannya dengan peluru.
Bisakah Selena melindungi anak-anak itu tanpa mengorbankan dirinya… atau ia justru akan tenggelam dalam romansa terlarang dan permainan maut yang bisa menghancurkan mereka semua?
“Lakukan apa saja di sini, tapi jangan libatkan polisi.” Tegas Charlie Bellucci.
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon Dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MMF — BAB 18
SEBUAH HUKUMAN
Selena menatap ke Damian di saat Clara dan Miles lebih memilih ucapan Selena daripada ucapannya yang ingin menerima hukuman dari Charlie. Kini pria itu menatap kesal ke Selena bak seorang pendendam. “Aku tidak apa yang kalian alami di masa lalu ataupun sekarang. Tapi yang pasti.... Lakukan sebaik mungkin sebelum terlambat.” Ujar Selena lebih tepatnya ia menatap ke Damian sambil melipat kedua tangannya di depan perutnya.
“Ayo!” kata Selena yang berjalan lebih dulu, hingga Miles dan Clara segera ikut, namun mereka juga sedikit ragu saat menatap ke Damian yang terdiam.
Pria itu bergegas pergi ke ruangan Charlie, membuka pintu ruangan tersebut cukup kasar sampai langkah kakinya membuat Charlie berbalik menatapnya.
“Aku menerima hukuman darimu. Aku akan membawakan mu seorang bandit mati ataupun hidup.” Kata Damian dengan tegas yang membuat Charlie menyeringai kecil dan kembali berkutat dengan kotak rokoknya.
“Pilihan yang bagus. Kenapa kau tidak mengikuti pengasuh mu? Dia memilihkan keamanan untuk mu juga.” Kata Charlie tanpa menatap ke anak tirinya itu.
“Aku tidak ingin diperintah oleh seorang wanita, apalagi si Dakota itu.” Kata Damian yang kini membuat Charlie meneguk minumannya hingga habis.
“Kalau begitu pergilah. Seret si bandit sialan yang mencuri barang ku di kapal. Han akan memberitahukan mu, jika mereka menyerang, kau harus bisa menghadapinya sendiri tanpa pertolongan.” Kata Charlie yang membuat pria muda itu menatap tegas dan setuju.
Sementara di dapur, Selena berdiri mengamati Clara dan Miles yang kini tengah membersihkan dapur yang selalu bersih. Setelah itu, mereka diperintahkan untuk membereskan kamar masing-masing.
“Apa sungguh ini hukumannya?” kata Clara saat Selena masih berdiri di ambang pintu kamarnya sambil mengamatinya.
“Yes!” jawab singkat Selena yang membuat Clara memutar bola matanya malas dan melanjutkan dengan lelah.
Gadis itu menghentikan kegiatannya sejenak saat dia menjatuhkan sebuah foto dari ranjangnya yang buru-buru di ambil agar Selena tidak melihatnya. “Apa itu?” tanya Selena dengan curiga.
“Bukan apa-apa, hanya pribadi.”
Tentu, Selena tak mudah percaya setelah apa yang mereka perbuat barusan. Wanita cantik itu menghampirinya dan langsung meraih foto dari tangan Clara.
“Sudah kubilang itu bukan apa-apa!” kata Clara yang terlihat marah saat Selena menatap foto miliknya. Namun bukan foto biasa, Selena ikut terdiam saat dia melihat gambar seorang wanita paruh baya dan pria paruh baya dengan kumis.
Warna mata Clara sama seperti wanita yang ada di foto—silver seperti dirinya.
“Kemarikan!” gadis itu langsung menyahut nya dan menatap kesal ke Selena sembari melanjutkan pekerjaan beberes nya.
“Siapa mereka?” tanya Selena.
“Itu bukan urusanmu.”
“Itu urusan ku juga. Aku hanya ingin memastikan anak asuhku tidak terlibat dalam hal apapun.” Tegas Selena yang membuat Clara menghentikan sejenak kegiatannya.
“Orang tuaku.” kata Clara sedikit ketus.
Ucapan gadis itu membuat Selena berkernyit heran. Itu artinya Charlie mengadopsi Clara dan Damian dalam keadaan mereka sudah besar? Bukan seperti Alma.
Selena hanya diam menatap Clara yang baru saja menyelesaikan hukumannya sehingga Selena puas dan tersenyum. “Kerja bagus. Jangan lupa makan malam, kami akan menunggumu!” kata Selena yang berjalan keluar dari kamar dan pergi.
“Oh... Shit!” kesal Clara yang langsung menutup kasar pintu kamarnya.
Hendak menuju ke kamar Miles, ia menghentikan langkahnya saat mendengar suara dari dalam kamar tersebut. Tentu saja Selena segera masuk dan melihat keberadaan Miles yang kini menatap ke arah Selena sembari menghentikan kegiatannya.
“Apa yang kau lakukan?” tanya Selena terheran.
“Bersenang-senang. Aku sudah membersihkan kamarku, bukankah hukumannya sudah selesai?!”
Selena mengamati kamar yang memang sudah bersih, lalu Selena berjalan maju dan membuka laci meja disamping kasur Miles yang membuat anak itu panik mencoba menghentikan Selena.
“Oh... ” Selena meraih salah satu pistol dari sana. Bukan mainan, melainkan pistol sungguhan.
Miles terdiam menatap cemas ke Selana yang sibuk memeriksa peluru aktif di dalam senjata tersebut.
“Aku tahu menyimpan senjata sangat legal di negara kita. Tapi diusia mu saat ini...”
Keduanya terdiam saat Miles hanya menunduk pasrah. Dan Selena.... Wanita itu menutup laci meja lalu duduk di tepi ranjang dimana Miles berdiri tak jauh dari sana.
“Kau memilih pistol yang bagus. Pistol ini sangat bagus untuk memburu mangsa dari jarak jauh meski ukurannya kecil. Saat kau memakainya, kau akan terkejut dengan suaranya yang lebih halus ketika mengeluarkan pelurunya!” jelas Selena yang berhasil membuat anak laki-laki itu bertanya-tanya namun juga penasaran.
“Kau tahu tentang senjata api juga?”
“Yeah! Aku juga bisa memakainya, tapi aku memilih menghindarinya karena itu tidak baik untuk kita.” Ujar Selena tersenyum menatap Miles. Seolah-olah dia memberikan pelajaran secara halus kepada anak-anak angkat nya Charlie Bellucci.
“Tapi itu cukup menyenangkan.” Ujar Miles duduk di samping Selena.
“Hm... ” wanita itu terdiam beberapa saat, lalu menoleh ke Miles. “Aku pernah memburu sesuatu, apa kau juga pernah melepaskan tembakan ke buruanmu?”
Miles langsung terdiam dan terlihat tegang saat dia teringat akan tembakan yang dulu pernah dia lepas dan mengenai Charlie. Bagaimana dia saat itu benar-benar ketakutan dan berakhir di mansion ini.
Melihat Miles yang diam, Selena semakin penasaran. “Ada apa? Apa ada sesuatu yang tidak ingin kau ingat?”
“Tidak juga.” Jawab nya santai.
Selena tak memaksa, dia akan menunggu lebih sabar hingga ia beranjak dari duduknya. “Okay... Bersiaplah untuk makan malam, dan aku berharap kalian datang!”
“Nona Selena!” panggil Miles yang membuat langkah Selena terhenti dan berbalik menatapnya.
“Aku hanya ingin mengatakan... Terima kasih sudah menghukum kami, jika tidak... hukuman tuan Charlie lebih mematikan secara perlahan.” Kata anak itu yang membuat Selena tersenyum tipis.
“Aku menghargai ucapanmu!” bala Selena dengan candaan kecil lalu pergi.
Sementara Miles terdiam, namun ada kepuasan tersendiri saat dia mengatakan terima kasih kepada Selena. Untuk pertama kalinya dia mengatakannya kepada seorang pengasuh. Meski hanya satu kali mendapat pelajaran dari Selena, dia merasa lebih rileks dan sedikit terbuka untuk wanita itu.
“Tuan Charlie. tuan Damian sudah pergi, apa perlu kami memantaunya untuk berjaga-jaga?” tanya anak buahnya.
Charlie yang duduk di kursi kerjanya, membelakangi anak buahnya sambil meneguk beer usai mandi segar.
“Biarkan saja. Jangan ada yang mengikutinya.” Kata Charlie yang segera dimengerti dan dipatuhi.
Pria itu menatap tajam dan terus meneguk minumannya. Sampai dia berdiri dari duduknya dan berjalan masuk ke kamarnya. Oh tentu, saat Selena tahu Damian memilih hukuman dari Charlie, ia ingin protes ke Charlie, namun langkahnya dihentikan oleh Nora yang tak sengaja berpapasan tepat di depan pintu ruangan bosnya.
“Kau mau apa? Marah-marah?”
“Ya.”
Nora menyeringai kecil. “Cih, sebaiknya jangan sekarang. Tuan Charlie sedang tidak ingin diganggu, dia dalam mode stres.”
“Oh sungguh. Itu lebih baik, permisi!” kata Selena yang masih kukuh dan masuk ke ruangan bosnya. Melihat itu, Nora pasrah dan berharap wanita itu selamat dari cengkraman pemburu.
“Mr. Charlie!” panggil Selena yang tak melihat adanya pria tampan bertubuh kekar. Hanya keheningan ruangan luas yang tidak ada siapapun di sana.
Namun Selena memperhatikan lebih jelas lagi, sampai dia melihat pintu hitam yang tertutup rapat. Tentu saja Selena menghampiri nya dan berdiri menatap nya penuh keraguan saat dia mendekat dan mencoba menguping sesuatu.
Cklek!
“Apa yang kau lakukan?”