Luke Alvarez laventez adalah anak satu-satunya dari keluarga laventez, dikabarkan kedua otangtuanya telah meninggal dunia saat dia berusia 14 tahun. Lalu Luke dirawat oleh pembantunya, dia memiliki tujuan ingin berkerja paruh Waktu agar tidak selalu merepotkan pembantunya itu.Sejak Luke duduk dibangku SMP sangat suka sekali dengan anime dan game, dia sampai mengumpulkannya hingga sekarang.
Lalu Luke memiliki rencana ingin membeli figur aksi anime yang baru saja rilis yaitu tensura dan dia segera bergegas agar tidak kehabisan. saat diperjalanan ia bertemu dengan seseorang yang ingin ditikam dan dia sangat tidak beruntung.
Akankah di kehidupan berikutnya Luke akan mendapatkan keberuntungan atau malah menjadi kesialan baginya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BUBBLEBUNY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertempuran Sengit Dan Kebenaran Yang Menyakitkan
Rimuru dan Luke saling berhadapan di tengah kastil yang hancur. Pertempuran sengit telah merenggut banyak nyawa, dan aura kebencian dan kesedihan memenuhi udara.
"Aku tidak mengerti, Luke," kata Rimuru dengan nada putus asa. "Mengapa kau melakukan semua ini? Mengapa kau mengkhianatiku?"
Luke terdiam sejenak, lalu menjawab dengan suara yang penuh kesedihan. "Aku tidak punya pilihan lain, Rimuru. Aku terpaksa melakukan semua ini."
"Terpaksa?" tanya Rimuru, bingung. "Oleh siapa?"
"Oleh takdir," jawab Luke. "Aku adalah Pangeran Mahkota Kegelapan, pewaris tahta kerajaan iblis. Aku ditakdirkan untuk menghancurkan dunia ini dan membangun dunia yang baru di atas reruntuhannya."
Rimuru menggelengkan kepalanya, tidak percaya. "Itu tidak mungkin," katanya. "Aku tidak percaya kau adalah seorang iblis."
"Aku tahu sulit untuk dipercaya," kata Luke, "tetapi itu adalah kebenaran. Aku telah menyembunyikan identitasku darimu selama ini, karena aku takut kau akan menolakku jika kau tahu siapa aku sebenarnya."
"Aku tidak peduli kau adalah siapa," kata Rimuru. "Aku hanya peduli mengapa kau melakukan semua ini. Mengapa kau ingin menghancurkan dunia ini?"
"Karena dunia ini penuh dengan kebohongan dan kepalsuan," jawab Luke. "Dunia ini penuh dengan orang-orang yang egois dan serakah. Aku ingin menciptakan dunia yang lebih baik, dunia di mana hanya yang kuat yang bisa bertahan hidup."
"Itu bukan dunia yang kuinginkan," kata Rimuru. "Aku ingin menciptakan dunia di mana semua orang bisa hidup berdampingan dengan damai dan bahagia."
"Kau naif, Rimuru," kata Luke. "Dunia seperti itu tidak mungkin ada. Satu-satunya cara untuk menciptakan kedamaian adalah dengan menghancurkan semua yang menghalangi jalanmu."
"Aku tidak akan membiarkanmu melakukan itu, Luke," kata Rimuru. "Aku akan menghentikanmu, meskipun itu berarti aku harus membunuhmu."
"Kau pikir kau bisa mengalahkanku?" tanya Luke. "Aku memiliki kekuatan yang tidak bisa kau bayangkan."
Tiba-tiba, aura di sekitar Luke berubah drastis. Kekuatan kegelapan yang dahsyat terpancar dari tubuhnya, membuat tanah di sekitarnya bergetar.
"Aku bukan hanya Pangeran Mahkota Kegelapan," kata Luke dengan suara yang menggelegar. "Aku adalah reinkarnasi dari Dewa Kegelapan itu sendiri!"
Rimuru terkejut mendengar pengakuan Luke. Ia tidak pernah menyangka bahwa Luke adalah dewa.
"Aku tahu ini sulit untuk diterima," kata Luke, "tapi ini adalah kebenaran. Aku ditakdirkan untuk menghancurkan dunia ini dan membangun dunia yang baru di atas reruntuhannya. Tidak ada yang bisa menghentikanku."
"Aku akan menghentikanmu, Luke," kata Rimuru dengan tekad yang membara. "Aku tidak akan membiarkanmu menghancurkan dunia ini."
"Kau berani menentangku, Rimuru?" tanya Luke. "Kau tahu kau tidak memiliki kesempatan untuk menang."
"Aku tidak peduli," kata Rimuru. "Aku akan berjuang sampai akhir. Aku akan melindungi dunia ini, meskipun itu berarti aku harus mengorbankan nyawaku."
Rimuru dan Luke saling berhadapan, siap untuk bertempur. Pertempuran yang akan datang akan menentukan nasib dunia.
"Aku mohon padamu, Luke," kata Rimuru dengan nada memohon. "Hentikan semua ini. Jangan hancurkan dunia ini. Kita bisa menciptakan dunia yang lebih baik bersama-sama."
Luke terdiam sejenak, lalu menggelengkan kepalanya. "Maaf, Rimuru," katanya. "Aku tidak bisa. Aku sudah terlalu jauh. Aku tidak bisa kembali."
"Kalau begitu, aku tidak punya pilihan lain," kata Rimuru. "Aku harus menghentikanmu."
Rimuru menyerang Luke dengan seluruh kekuatannya. Ia menggunakan skill-skillnya untuk menyerang Luke dari jarak jauh, dan ia menggunakan pedangnya untuk menyerang Luke dari jarak dekat.
Luke menangkis serangan Rimuru dengan mudah. Ia menggunakan sihir kegelapan untuk menyerang Rimuru, dan ia menggunakan kekuatannya yang luar biasa untuk menghancurkan segala sesuatu di sekitarnya.
Pertempuran berlangsung sengit dan berdarah. Rimuru dan Luke saling bertukar pukulan dan serangan, dan mereka berdua terluka parah.
Akhirnya, Rimuru berhasil menjatuhkan Luke ke tanah. Ia meletakkan pedangnya di leher Luke.
"Aku menang, Luke," kata Rimuru, suaranya bergetar karena kelelahan dan kesedihan. "Hentikan semua ini. Aku mohon padamu."
Luke terbaring di tanah, terengah-engah. Kekuatan kegelapan yang tadi menyelimutinya kini meredup, memperlihatkan wajah Luke yang kelelahan dan terluka.
"Rimuru..." Luke berbisik, suaranya lemah. "Kau... kau benar-benar mengalahkanku."
"Aku tidak ingin mengalahkanmu, Luke," kata Rimuru. "Aku hanya ingin menghentikanmu. Aku ingin kau kembali menjadi dirimu yang dulu."
Luke tertawa kecil, tawa yang pahit dan menyakitkan. "Itu tidak mungkin, Rimuru. Aku sudah terlalu jauh. Aku tidak bisa kembali."
"Kau salah, Luke," kata Rimuru. "Selalu ada jalan untuk kembali. Kau hanya perlu memilihnya."
"Aku tidak bisa memilih apa pun lagi," kata Luke. "Aku ditakdirkan untuk melakukan ini. Aku tidak punya pilihan lain."
"Itu bohong, Luke," kata Rimuru. "Kau selalu punya pilihan. Kau hanya perlu berani untuk memilih jalan yang benar."
Luke terdiam sejenak, lalu menatap Rimuru dengan tatapan yang penuh kesedihan. "Kau... kau benar-benar percaya itu, Rimuru?"
"Ya, Luke," jawab Rimuru dengan tulus. "Aku percaya padamu. Aku percaya kau memiliki kekuatan untuk memilih jalan yang benar."
Air mata mulai mengalir di pipi Luke. "Aku... aku tidak tahu apa yang harus kulakukan," katanya. "Aku merasa tersesat dan bingung."
"Aku akan membantumu, Luke," kata Rimuru. "Aku akan membantumu menemukan jalanmu kembali."
Rimuru mengulurkan tangannya kepada Luke. Luke menatap tangan Rimuru sejenak, lalu meraihnya.
Rimuru menarik Luke berdiri. Luke berdiri dengan goyah, memandang Rimuru dengan tatapan yang penuh harapan.
"Apa yang harus kulakukan, Rimuru?" tanya Luke. "Bagaimana aku bisa menghentikan semua ini?"
"Kau harus melepaskan takdirmu," jawab Rimuru. "Kau harus menolak untuk menjadi Dewa Kegelapan. Kau harus memilih untuk menjadi dirimu sendiri."
"Tapi... bagaimana caranya?" tanya Luke yang masih merasa kebingungan.
"Kau harus percaya pada dirimu sendiri," jawab Rimuru. "Kau harus percaya kau memiliki kekuatan untuk mengubah takdirmu. Kau harus percaya kau bisa menjadi orang yang lebih baik."
Luke terdiam sejenak, lalu menarik napas dalam-dalam. "Aku... aku akan mencoba," katanya. "Aku akan mencoba untuk percaya pada diriku sendiri."
Tiba-tiba, cahaya terang menyinari Luke. Kekuatan kegelapan yang tadi menyelimutinya menghilang, digantikan oleh cahaya yang murni dan suci.
Luke tersenyum kepada Rimuru. "Terima kasih, Rimuru," katanya. "Kau telah menyelamatkanku."
"Kau yang telah menyelamatkan dirimu sendiri, Luke," kata Rimuru. "Aku hanya membantumu menemukan jalanmu."
Luke mengangguk. "Aku tahu," katanya. "Aku sekarang mengerti apa yang harus kulakukan."
Luke berbalik dan menghadap ke arah para monster yang masih bertempur. "Hentikan!" seru Luke dengan suara yang menggelegar. "Hentikan pertempuran ini sekarang juga!"
Para monster berhenti bertempur dan menatap Luke dengan bingung.
"Aku adalah Luke," kata Luke. "Aku adalah Dewa Kegelapan. Dan aku memerintahkan kalian untuk menghentikan semua kekerasan dan kembali ke tempat asal kalian."
Para monster terdiam sejenak, lalu mulai membubarkan diri dan kembali ke tempat asal mereka.
Rimuru menatap Luke dengan tatapan kagum. Ia tidak percaya Luke berhasil menghentikan perang hanya dengan kata-katanya.
"Kau berhasil, Luke," kata Rimuru. "Kau telah menghentikan perang."
"Aku tahu," kata Luke. "Tapi ini hanyalah permulaan. Aku masih harus banyak belajar dan berkembang. Aku masih harus membuktikan kepada dunia bahwa aku layak untuk dipercaya."
"Aku akan membantumu, Luke," kata Rimuru. "Aku akan membantumu membangun dunia yang lebih baik."
Luke tersenyum kepada Rimuru. "Terima kasih, Rimuru," katanya. "Aku tahu aku bisa mengandalkanmu."
Bersama-sama, Rimuru dan Luke mulai membangun kembali Blumund dan membantu para pengungsi kembali ke rumah mereka. Mereka bekerja tanpa lelah untuk menciptakan dunia yang lebih baik, dunia di mana semua orang bisa hidup berdampingan dengan damai dan bahagia.
Dan dengan demikian, perang berakhir, dan kedamaian kembali ke Hutan Jura. Rimuru dan Luke telah membuktikan bahwa bahkan di tengah kegelapan, selalu ada harapan untuk cahaya. Dan bahwa bahkan orang yang paling jahat pun bisa berubah menjadi orang yang baik jika mereka diberi kesempatan.