NovelToon NovelToon
Istri Kecil Pak Dokter

Istri Kecil Pak Dokter

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Beda Usia / Dijodohkan Orang Tua / Dokter / Pernikahan rahasia
Popularitas:95.9k
Nilai: 5
Nama Author: Safira

Jodoh itu unik.

Yang selalu diimpikan, tak berujung pernikahan. Yang awalnya tak pernah dipikirkan, justru bersanding di pelaminan.

Lintang Jelita Sutedjo dan Alan Prawira menikah atas dasar perjodohan kedua orang tuanya. Selisih usia 10 tahun tak menghalangi niat dua keluarga untuk menyatukan anak-anak mereka.

Lintang berasal dari keluarga ningrat yang kaya dan terpandang. Sedangkan Alan berprofesi sebagai dokter spesialis anak, berasal dari keluarga biasa bukan ningrat atau konglomerat.

Pernikahan mereka dilakukan sekitar empat bulan sebelum Lintang lulus SMA. Pernikahan itu dilakukan secara tertutup dan hanya keluarga yang tau.

Alan adalah cinta pertama Lintang secara diam-diam. Namun tidak dengan Alan yang mencintai wanita lain.

"Kak Alan, mohon bimbing aku."

"Aku bukan kakakmu, apalagi guru bimbelmu yang harus membimbingmu!" ketus Alan.

"Kak Alan, aku cinta kakak."

"Cintaku bukan kamu!"

"Siapa ??"

Mampukah Lintang membuat Alan mencintainya? Simak kisahnya.💋

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4 - Pernikahan

Dua minggu berlalu, Jogjakarta.

"SAH..."

Satu kata terucap dari bibir para saksi menandakan kini Alan Prawira telah resmi menjadi suami dari Lintang Jelita Sutedjo.

Mami Sinta tak kuasa menahan haru hingga matanya berkaca-kaca dan menangis lirih. Sebab, Lintang adalah anak perempuan satu-satunya dalam keluarga. Kini Lintang sudah melepas masa la_jang dan jadi istri Alan.

Dua keluarga ini sudah saling mengenal cukup lama. Alhasil rencana perjodohan hingga berakhir pernikahan antara Alan dan Lintang tak sulit untuk mereka memberi restu dan mewujudkannya.

"Alhamdulillah..." ucap Papi Aryo yang juga menitikkan air matanya karena telah menikahkan putrinya dengan Alan.

Banyak doa baik terselip semoga pernikahan ini langgeng dan bahagia selalu hingga akhir hayat.

Di seberang sana tak jauh dari meja ijab qobul, Mama Dian juga terharu melihat kebahagiaan sang putra yang sudah resmi menikahi Lintang.

"Mas, putra kita hari ini sudah menikah dengan Lintang. Aku menikahkan Alan dengan Lintang karena yakin mereka bisa cocok dan saling mencintai, bukan hanya karena sebagai alat balas budi pada keluarga Sutedjo. Semoga di sana kamu juga merestui rencana perjodohan di antara mereka," batin Mama Dian.

Pernikahan yang berlangsung hari ini antara Alan dengan Lintang dilakukan secara tertutup. Hanya keluarga kedua belah pihak yang tau. Hanya acara akad nikah dan makan bersama tanpa resepsi mewah seperti rencana semula kedua keluarga.

Semua ini adalah syarat dari Alan pada Lintang ketika bertemu di cafe dua minggu yang lalu.

Lintang yang polos mengiyakan permintaan Alan tanpa banyak protes. Ia segera menyampaikan pada kedua orang tuanya mengenai hal itu.

☘️☘️

Dua minggu sebelum hari pernikahan.

"Adek kenapa enggak jadi bikin resepsi? Terus nikahnya kenapa main rahasia begini dari teman-teman? Apa Alan yang minta?" tanya Mami Sinta tetap penuh kelembutan, namun hatinya sebagai seorang ibu terselip rasa penasaran.

"Adek enggak mau dituduh nikah sama Kak Alan karena hamil. Nanti di sekolah pasti adek diol0k-ol0k sama teman-teman,"

"Adek kan memang enggak hamil duluan dengan Alan. Buat apa adek takut?"

"Pokoknya adek maunya begitu! Nanti resepsinya belakangan aja!" seru Lintang yang tetap bersikukuh ingin melakukan pernikahan rahasia dengan Alan tanpa diketahui oleh teman-teman kedua belah pihak. Hanya keluarga inti saja.

"Apa Alan yang menekan adek?" tanya Papi Aryo penuh selidik dengan nada suara yang tegas. Membuat tubuh Lintang mendadak gemetaran.

"Eng_gak, Pi. A_dek yang mau kok," cicit Lintang dengan bibir bergetar dan sedikit terbata-bata.

Detik selanjutnya kepalanya menunduk dan suara isak tangisnya mendadak keluar. Sangat lirih.

Papi Aryo dan Mami Sinta menghela nafas beratnya melihat Lintang yang tampak ingin sekali melakukan pernikahan secara rahasia dan tertutup dengan Alan. Mami Sinta pun memberi kode dengan matanya pada sang suami agar lebih tenang dan sabar menghadapi Lintang.

Mereka berdua sudah menebak jika hal ini kemungkinan besar pemintaan dari Alan.

"Setahun setelah menikah kalian baru mengadakan resepsi. Apa enggak terlalu jauh jeda waktunya?" tanya Mami Sinta yang terdapat kekhawatiran di hatinya.

"Enggak, Mi."

"Kenapa enggak pas kamu lulus sekolah saja kalian mengadakan resepsinya?"

"Setelah Kak Alan diwisuda, kakak pindah ke Bandung."

"Kenapa harus ke Bandung? Bukankah Alan sudah kerja di Jakarta?" cecar Mami Sinta mendadak terkejut mendengar fakta tersebut.

"Kakak katanya dipindah kerja di Bandung selama setahun," jawab Lintang sesuai ucapan dari Alan.

"Terus, setelah itu Alan balik kerja di Jakarta atau pindah ke kota lain?"

"Adek kurang tau, Mi."

Papi Aryo tetap diam sembari menyimak percakapan antara sang istri dengan si bungsu kesayangannya.

"Kalau nanti semisal sebelum resepsi, adek hamil. Gimana?" tanya Mami Sinta. "Apa adek enggak ada masalah, resepsi dalam kondisi hamil?"

"Adek enggak akan hamil kok, Mi."

"Maksudnya gimana?" tanya Mami Sinta. "Kalian kan nanti setelah resmi menikah, pasti adek tidur sama Kak Alan. Adek bisa hamil," imbuhnya.

"Kata kakak walaupun kita tidur sekamar, adek gak hamil kok. Soalnya adek sama kakak enggak main bola s0dok kayak Mas Hendri dan Mbak Rara yang akhirnya melahirkan si kembar," jawab Lintang yang lagi-lagi mengcopy paste ucapan Alan. Boleh dibilang sebagai doktrin dari Alan pada calon istri kecilnya itu.

"Cuma adek masih bingung, Mi."

"Adek bingungnya kenapa?"

"Adek kok enggak pernah lihat Mas Hendri dan Mbak Rara main bola s0dok?"

"Adek tau apa yang dimaksud dengan permainan bola sod0k yang dibilang Alan?" pancing Mami Sinta.

"Tau, Mi. Bola s0dok itu kan main bilyard yang ada di teras samping rumah kita. Biasanya yang suka main itu, papi sama Mas Dewa aja. Mas Hendri dan Mbak Rara setahu adek enggak pernah main itu,"

Lagi-lagi otak sebiji kecambah yang dimiliki Lintang tak mampu menjangkau pikiran orang dewasa seperti yang ada di dalam otak kedua orang tuanya serta Alan.

Bola s0dok yang dimaksud orang dewasa tentu acara malam pemersatu bangsa yang dilakukan suami-istri ketika akan proses mengadon bayi. Melebur bersama, saling mengusak sprei menjadi kusut dan bermandi keringat guna membanjiri rahim sang istri dengan benih-benih kehidupan di masa depan. You know what I mean.

☘️☘️

Kembali ke masa sekarang.

Pernikahan antara Lintang dan Alan terlaksana dengan baik. Walaupun awalnya terdapat perdebatan perihal resepsi yang tertunda, namun acara akad pernikahan berlangsung sakral dan lancar.

Dan pembawa acara segera memanggil mempelai wanita yakni Lintang untuk keluar dan duduk di meja akad nikah. Dikarenakan Lintang harus segera melakukan penandatanganan buku nikah serta sesi foto bersama.

Tap...tap...tap...

Lintang yang hari ini tampil cantik memakai kebaya warna putih melangkah perlahan mendekati tempat Alan dan Papi Aryo yakni di meja ijab qobul.

Alan mendadak terkesima melihat Lintang yang sedang berjalan ke arahnya. Dari jauh ia begitu terpukau akan kecantikan wanita yang sudah menjadi istrinya itu.

Terakhir Alan bertatap muka dengan Lintang yakni ketika bertemu di cafe untuk kencan perdana dua minggu yang lalu. Alan begitu pangling melihat paras Lintang yang baru saja ia nikahi beberapa menit yang lalu.

"Cantik," batin Alan tanpa sadar memuja kecantikan Lintang.

Setelah selesai akad, acara sungkeman pun berlangsung.

"Jaga putriku dan jangan pernah menyakitinya. Sejatinya sejak lahir hingga sekarang, dia hidup penuh kasih sayang. Tak pernah sedikitpun kami memarahinya apalagi memukulnya," ucap Papi Aryo menjeda kalimatnya yang tengah memberikan wejangan pada Alan.

"Iya, Pi. Aku akan menjaga Lintang dengan baik,"

"Kalau kamu memang tak bisa mencintainya dan tak ingin hidup bersama dengan Lintang, pulangkan dia baik-baik ke rumah ini. Aku tak akan marah karena memang itu sudah jalannya. Tapi, aku gak akan maafin kamu kalau sampai Lintang terluka!" ancam Papi Aryo di ujung kalimatnya.

Deg...

Jantung Alan mendadak berdegup kencang mendengar ancaman dari Papi Aryo barusan.

"Alan akan berusaha sebaik mungkin membahagiakan Lintang, Pi."

"Papi pegang ucapan dan janjimu. Laki-laki sejati harus bisa dipegang ucapannya sendiri. Papi tunggu bukti dari ucapanmu itu," tegas Papi Aryo.

Acara akad pernikahan yang diadakan di kediaman pribadi keluarga Sutedjo berlangsung cukup meriah dan mewah. Walaupun hanya dihadiri keluarga inti kedua belah pihak, RT setempat dan para pelayan yang bekerja di sana.

"Semoga Lintang bahagia bersama Alan ya, Pi." Ucap Mami Sinta lirih.

Kedua matanya berkaca-kaca melihat senyuman Lintang yang malu-malu di sisi Alan yang tengah bercanda ria dengan para kakak dan kakak ipar serta si kembar.

"Aamiin..." jawab Papi Aryo seraya menggenggam erat telapak tangan sang istri. "Aku yakin Alan adalah pria yang baik dan bertanggung jawab. Dia tidak akan menyia-nyiakan putri kita. Apabila hal itu sampai terjadi, aku akan membawa Lintang pergi jauh dari Alan. Walaupun putri kita mencintainya sekalipun!" desisnya.

"Jangan terlalu keras pada Alan. Aku yakin dia pria yang baik seperti almarhum ayahnya," ucap Mami Sinta.

"Semoga saja,"

Tak berselang lama, Papi Aryo ingat akan sesuatu hal yang penting.

"Mi,"

"Ya,"

"Apa Alan sudah tau tentang kondisi Lintang?" tanya Papi Aryo. "Kamu sudah memberitahukannya pada Alan kan sebelum mereka menikah?"

Bersambung...

🍁🍁🍁

1
Maharani Rani
lanjutt kak
ngatun Lestari
lintang hebat, mau berjuang buat menjadi pribadi yang mandiri dan baik walopun mantan ABK... semangat ya Lin..smg kamu bahagia dgn kak Alanmu ...
Ruwi Yah
yg ada alan tambah kegeeran lin udah biarin aja sialan pergi biar otaknya sedikit encer
kiya
ya sudahlah klo bgtu kelakuan mu lin, terserahmu lah, terima aja nanti klo si alan sesuka hati memperlakukanmu
As Lamiah
emang outour solehot ku ini pinter banget mengulk hati para reders yg baca kisah di setiap karunya mu tour yg selalu nagih nunggu up mu tour
As Lamiah
yaaaa gitudeh kalo bucin akut mah gak bisa marah beneran yg ada takut kehilangan 🤭
FP
terbaik
Eni Istiarsi
namanya juga bocik 😄
kaylla salsabella
alan ada di kamar mandi lin🤭
Teh Euis Tea
hadeuhhh dasar bocil bknnya bikin si alan yg merasa bersalah, makin menjadi tyh si slan di hawatirin makin merasa di atas awan, besok2 pasti di ulang lg
gemes sm si lintang jdnya
Aditya hp/ bunda Lia: sama teh ... jadi pengen getok 🤭🤭
total 2 replies
Nurminah
kita yg emosi yg buat cerita bikin pelakunya klepek ama spagetti
Nurminah
hadeh
dyah EkaPratiwi
lintang ngambeknya kurang lama
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
ish Lintang ngapain sih nangis nangis...biarin aja siAlan pergi
Nena Anwar
ya nggak lah Lintang SiAlan mana berani marah sama Gendhis, mau bilang nggak suka ponselnya dipegang aja dia takut dengan alasan Gendhis lagi hamil muda masa iya tibang bilang aku gk suka ponselku dipegang kamu Gendhis trus Gendhis keguguran gitu karena kepikiran SiAlan ngomong begitu
Tuti Tyastuti
nah jawab lan
Zuhril Witanto
enggak
Zuhril Witanto
mau ngajak makan malam
Zuhril Witanto
bagus lah gak di kasih
Zuhril Witanto
bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!