Auristella Queensha Syahreza
Stella. Primadona sekolah,siapa yang tidak terpesona dengannya? Gadis cantik dan tajir semua orang mengaguminya.
Kenan Alvaro Melviano
Kenan. Mostwanted yang dikagumi para gadis. Tetapi memiliki sifat dingin yang tak tersentuh.
Sebuah keberuntungan bagi stella dapat berpacaran dengan kenan. Lelaki yang menurutnya romantis walaupun terkadang menjadi posesif Namun semua kandas ketika dia tahu bahwa kenan hanya menjadikannya bahan taruhan.
Seperti tidak ada rasa bersalah. Kenan tetaplah kanan,selalu mengekang stella walaupun tidak ada hubungan apa-apa.
🌸
"Gue ngak ijinin lo makan ini."
"Dan gue ngak perlu ijin lo." Sinis Stella.
"Gue ngak suka penolakan."
"Gue ngak perduli."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lailararista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bumbu-bumbu Cinta
Huff
Stella menghela nafas lega. Cafe lumayan rame, jadi sedari pagi Stella tidak berhenti melayani pembeli. Stella mendudukan dirinya kesebuah kursi.
"Minum." Gavin menyodorkan minuman dingin kehadapan Stella.
Stella menerimanya dengan senang hati lalu meminumnya. Gavin duduk dihadapan Stella, membuka laptopnya.
Stella memperhatikan wajah Gavin yang nampak serius, tampan juga. Gavin berkulit putih, rahang yang tegas, bulu mata lentik dan alis tebal, hidungnya mancung. Kalo dipikir-pikir Gavin mirip dengan Kenan, fisik maupun sifatnya. Kenapa dia malah mikirin cowok itu?
Stella menggelengkan kepalanya, dia gak boleh mikiran cowok itu. Lebih baik menikmati pemandangan indah didepannya, mubazir kalau gak dilihat.
Stella menopang dagunya sambil terus memperhatikan Gavin.
Gavin yang sadar mencoba biasa saja. Tapi sebenarnya dia gugup, salting mungkin. Bisa ngak fokus dia belajar.
Gavin berdehem menghilangkan gugupnya."Gue emang ganteng, tapi liatinnya biasa aja."
"Iya lo ganteng, tapi lebih ganteng kalau senyum."
Mereka terdiam sesaat"lo lagi ngerjain tugas?" Tanya Stella.
"Menurut lo?"
"Gue nanya malah nanya balik." Kesal Stella.
Gavin mengangkat bahu acuh tangannya tetap fokus mengetik di laptop.
"Lo masih sekolah?"
"Masih." Jawab Gavin tanpa mengalihkan pandangannya.
"Hai kakak ganteng." Seorang gadis yang masih memakai seragam smp itu berjalan menghampiri Gavin dengan senyum manisnya.
"Hai Arumi, udah pulang?" Gavin tersenyum tipis menatap anak itu. Arumi tersenyum malu-malu, siapa yang tidak salting coba disenyumin sama cowok, apalagi cowoknya ganteng. Bisa terbang nih Arumi.
Stella menatap bocil didepannya tak suka. Masih bocil juga. Kalau bukan adek Leora, mungkin Stella udah melempar arumi kebenua utara.
"Ganjen."
"Eh ada kakak centil juga disini."
Stella serasa ingin merobek mulut Arumi yang sedang tersenyum manis kearahnya.
"Hai, Yumi jelek."
"Ih aku gak jelek ya, buktinya banyak yang suka sama aku." Arumi mengibaskan rambutnya.
"Kalo ada yang suka sama kamu berarti matanya katarak."
"Biarin, dari pada kakak jomblo, kalah sama aku pacar aku aja tiga."
"Oh ya? walaupun kakak jomblo tapi banyak yang suka. Kalo kakak mau, mungkin kakak bisa dapet pacar lebih dari kamu."
Arumi mendengus tidak terima, meski sebenarnya yang diucapin Stella ada benarnya. Tapi tetap saja dia tidak terima.
"Yaudah kalo gitu buktiin."
Stella tersenyum"oke kakak buktiin."
Stella bangkit, dia berjalan dengan langkah anggun. Membuat banyak pasang mata melihat kearahnya. Stella menghampiri sebuah meja yang diisi empat remaja laki-laki yang baru sampai.
"Permisi mau pesan apa?" Stella tersenyum manis menatap mereka yang termangu. Stella berdecih, seperti tidak pernah melihat cewek cantik aja.
Stella masih mempertahankan senyumnya, dia menyelipkan beberapa helaian rambutnya kebelakang telingan.
"Jadi mau pesan apa?" Suara Stella menyadarkan lamunan mereka.
"Eh kita mau pesen....,pesen apa bro." Salah satu nya menjawab dengan gugup.
"Samain aja."
"Biar saya sendiri aja yang nulis pesanannya."
"Oh yaudah kalau begitu." Stella memberikan buku kecil yang dia pegang. Dengan sengaja tangan pria itu menyentuh tangan Stella.
"Halus." Batin pria itu.
Stella mencibir dalam hati, dasar modus.
Setelas selesai, pria itu memberikan kembali kepada Stella.
"Ditunggu lima belas menit lagi ya,kalau gitu saya permisi dulu." Stella berbalik masih dengan keanggunan. Stella tersenyum mengejek ketika melewati arumi yang melihatnya dengan wajah masam.
"Gila, tu cewek cantik banget, seksi lagi. Kulitnya halus banget." Cowok itu menyentuh telapak tangannya yang dengan sengaja menyentuh tangan Stella, modus memang.
"Iya, baru kali ini gue liat. Pelayan cantik banget, wangi lagi."
"Fixs, jadi cafe langganan kita."
"Yoi."
Gavin memandangnya dari kejauhan. Setelah itu dia beranjak pergi.
"Kakak ganteng mau kemana." Arumi mengerucutkan bibirnya.
"Masa cecan gini ditinggalin sih? huh."
...🌸...
Gavin melemparkan kantong plastik kehadapan Stella yang sedang membersihkan meja.
"Ini apa?"
"Liat sendiri." Sahut Gavin acuh. Tangannya sibuk mengangkat kursi keatas meja. Karena hari sudah larut malam, jadi cafe mau ditutup.
Stella membukanya, dia mengerinyit bingung. Kenapa gavin memberinya baju pelayan, kan dia sudah punya.
"Mulai besok, lo harus pake baju itu. Baju yang lama dibuang aja, gua gak suka." Ucap Gavin.
"Kenapa? Kan baju yang lama masih bagus."
"Baju yang lama kekecilan, cocoknya dipake sama anak sd."
Stella memperhatikan tubuhnya. Kecil dari mana? Bajunya pas-pas aja ditubuhnya tidak sempit dan tidak besar. Gavin rabun kali.
"Gue gak suka penolakan, ini cafe gue jadi terserah gue."
Stella mendengus, baru juga mau protes.
"Terserah."
Kalau tidak ingat dia bos, Stella ingin sekali mencakar wajah datarnya yang sialnya tampan.
Karena pekerjaannya sudah selesai Stella beranjak kebelakang untuk mengganti bajunya.
"Lo kenapa ngeliatin gue kayak gitu?" Heran Stella ketika Leora terus menatapnya.
Leora berdehem, dia berjalan mendekati Stella.
"Menurut gue ya ,kayaknya pak bos suka deh sama lo."
"Ngaco lo. Mana mungkin cowo datar kayak dia bisa suka sama cewek."
"Beneran Stella. Dari tatapan sama perlakuannya aja udah bisa nyimpulin kalau dia suka sama lo." Jelas Leora.
"Bodo ah, gue gak mau mikirin itu."
Leora mendengus, gak bisa di bilangain ni orang.
Ting
"Stella, gue pulang duluan ya. Cowok gue udah ngechat." Leora menyimpan ponselnya lalu mengambil tasnya.
"Iya dah yang punya cowok."
"Makanya terima pak bos. Yaudah gue cabut, bye."
"Pergi sono."
...🌸...
"Serius gak mau gue anter?"
"Enggak usah, gue udah mesen ojek online." Gavin mengangukan kepalanya.
Sebenarnya Stella mau aja sih dianterin Gavin, gratis gak perlu ngeluarin uang. Tapi males dengerin mulut mak-mak yang kalo ngegunjing dibelakang orangnya, giliran berhadapan langsung sok-sok baik.
"Ojek pesenan gue udah sampe, gue pulang dulu. Dah pak bos muda."
Gavin mengangguk,bSetelah ojek yang Stella tumpangi melaju. Gavinpun juga ikut pergi, ketika ingin menjalankan motornya.
Seseorang menghadangnya. Ia keluar dari dalam mobil. Seseorang itu menatap Gavin dingin dan Gavin membalas tak kalah dingin.
"Jauhi Stella!"