Perjodohan berkedok menyambung silaturahmi dengan sahabat Daddy nya membuat Atlas Ferdinand yang sudah berusia matang harus menikahi gadis belia atas permintaan keluarga nya .
" Lala nggak suka sama Om " kata Azila yang baru melihat wajah pria itu saja sudah kelihatan pemarah nya .
" Kau pikir aku menyukaimu?" pertanyaan Atlas yang kalau tidak terpaksa juga tidak mau menikahi bocah ingusan itu.
" Masa Om nggak suka , Lala cantik loh" kata gadis kecil itu dengan centil tersenyum.
" Cantik? bocah ingusan seperti kamu cantik ?" tanya Atlas ulang merasa geli melihat gadis kepedean itu .
" Sembarang bilang Lala bocah ingusan sebulan lagi Lala lulus SMA" katanya tidak terima dikatai bocah ingusan .
" Terserah aku tidak peduli " ketus Atlas memangku kedua tangannya.
" Bagaimana nak apa kalian cocok ?" pertanyaan orang tua mereka begitu datang dan ikut duduk bersama mereka .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17
" Katakan padaku , dengan siapa kamu melihat aku ?" ucap Atlas menanyai Lala baik-baik.
Lala mengambil ponselnya lalu menunjukkan sebuah foto " Sania " kaget Atlas sampai melotot .
Sejak tadi Atlas sama sekali tidak pernah merasa bertemu Sania namun kenapa difoto ini mereka berdiri bersebelahan seolah sedang ketemuan.
" Apa ketika itu Sania lewat disamping aku tapi aku tidak melihatnya " batin Atlas .
" Lala dimana kamu mendapatkan nya?" pertanyaan Atlas .
" Om nggak liat lokasinya dimana? Atau pura-pura lupa?" ketus Lala .
" Sayang , maksud aku kamu mengambil foto sendiri atau diberikan oleh orang lain ?" tanya Atlas .
" Apa yang tidak bisa aku tau " ketus Lala mendorong Atlas lalu berlari keluar kamar.
" Berarti Lala mendapatkan foto itu dari orang lain " ucap Atlas yang duduk ditepi ranjang lalu segera menelfon Jhon mengatakan semuanya.
" Tanya pada Lala siapa yang mengirimkan foto itu ?" ucap Jhon dengan semakin emosi kenapa seolah Sania juga ingin merusak hubungan rumah tangga Atlas .
" Lala tidak mau mengatakan nya, namun difoto itu Sania berpakaian sangat minim wajar istriku marah karena berpikir aku menemui wanita seperti itu " ucap Atlas yang merasa seseorang yang mengirimkan foto itu pada Lala ada maksud lain .
" Baiklah Atlas , aku ingin kerumahmu untuk bertemu dengan Lala dan bertanya langsung? Apakah boleh ?" tanya Jhon yang diangguki Atlas .
............
" Kemana lagi Istriku?" Atlas berjalan menuruni tangga sambil melepas beberapa kancing kemeja nya .
" Nyonya sedang makan coklat tuan " ucap pelayan menahan tawa menunjuk Lala yang makan coklat dengan cepat-cepat sampai mulutnya penuh .
Atlas tersenyum lalu berjalan menghampiri Lala yang duduk disofa " makanlah pelan-pelan"
Atlas duduk disamping Lala mengelus kepala nya sambil tersenyum lebar .
" Mmmmh, nggak suka liat Om " ketus Lala duduk memunggungi Atlas .
" Kamu tidak suka aku , tapi suka dengan hadiah yang aku berikan ?" tanya Atlas mengetuk-ngetuk punggung Lala dengan jahil .
" Siapa yang tidak suka diberi hadiah ?" ketus Lala menghabiskan coklat itu dalam sekejap .
" Tapi aku tidak akan memaafkan dan percaya pada Om lagi " kata Lala memeluk buket bunga itu lalu berdiri .
" Sayang jangan menyimpulkan sesuatu terlalu cepat bisa saja seseorang sedang berusaha memfitnah suami mu kan " ucap Atlas memegang tangan Lala dan menarik Lala sampai duduk diatas pangkuan nya .
" Sayang walaupun pernikahan kita masih di rahasiakan namun beberapa pihak sudah tau dan sepertinya salah satu diantara mereka ada yang tidak senang " ucap Atlas mengatakan dengan jujur .
" Bibir Om kenapa?" tanya Lala yang sedang fokus mendengarkan ucapan Atlas namun hilang fokus ketika melihat luka disudut bibirnya .
" Akkkkh, perih Sayang" keluh Atlas ketika Lala menyentuh bibirnya.
Lala mengambil kotak obat dengan cepat untuk mengobati luka disudut bibir Atlas .
" Siapa yang memukul Om?" tanya Lala terlihat kesal dan tidak terima .
" Dia " tunjuk Atlas pada Jhon yang baru datang .
Lala berdiri menatap Jhon dengan tatapan kesal dan akan memukul Jhon kembali begitu sampai didekatnya .
" Lala dia yang memukul aku duluan " ucap Jhon menunjuk bibirnya yang juga terluka.
Lala menatap Jhon dan Atlas bergantian " percayalah padaku " ucap Jhon yang berdiri dihadapan Lala .
" Kamu lebih percaya dia dari pada suamimu ?" pertanyaan Atlas .
" Kalian kan sahabatan jadi pasti sama-sama pembohong " ketus Lala tidak memilih percaya pada salah satu dari mereka.
Mereka berdua langsung tertawa .
" Ehhhh, Lala jangan pergi aku membawa sesuatu untuk mu " ucap Jhon mengeluarkan es krim kotak setengah kilo dari paper bag yang dibawanya.
" Wahhhh" Lala langsung ngiler dan tidak sabar menerima nya .
" Eits" Jhon belum mau memberikan nya pada Lala malah duduk disamping Atlas .
" Om berikan pada Lala " kata Lala yang berdiri dihadapan mereka sangat menyukai es krim.
" Aku akan memberikan nya , tapi beritahu aku siapa yang mengirimkan foto Atlas bersama wanita tadi ?" tanya Jhon dengan begitu licik terus memainkan kotak es krim sementara Lala sudah ngiler melihat es krim sebanyak itu .
" Lala tidak tau Om nomer nya tidak dikenal " ucap Lala yang merebut es krim itu dari tangan Jhon .
" Lihat aku kontaknya" kata Jhon sama sekali belum melepaskan kotak es krim sekalipun Lala terus berusaha merebutnya.
" Ini lihatlah diponsel Lala " Lala memberikan ponsel nya pada mereka lalu membawa pergi sekotak es krim yang membuatnya ngiler.
Lala ingin memakan nya ditepi kolam renang karena cuaca masih terasa sangat panas .
Atlas dan Jhon saling tatap melihat kontak wanita itu " Kenapa mereka seperti merencanakan sebuah konspirasi" ucap Jhon yang benar-benar sudah geram .
...........
Hanya butuh 10 menit bagi Lala untuk melahap es krim setengah kilo dan setelah habis dia kembali masuk kedalam rumah untuk meminta ponselnya.
" Mana ponsel Lala Om " pinta Lala .
" Om berikan ponselnya" ucap Lala namun sial ponselnya sudah dimasukkan Atlas kedalam saku celana .
" Atlas aku pulang dulu untuk ganti baju 1 jam lagi kita akan pergi " ucap Jhon berpamitan.
" Om , makasih es krim nya " kata Lala tersenyum bahagia.
" Sama-sama " .
Setelah kepergian Jhon, Atlas memegang tangan Lala dan membawanya kedalam kamar.
" Alfian ingin kamu menjadi pacarnya?" pertanyaan Atlas yang tadi sempat membaca chat Lala bersama beberapa orang .
" Om benar-benar tidak bisa menjaga privasi orang , Lala meminjamkan ponsel agar Om bisa melihat siapa yang mengirim foto bukan membuka privasi Lala " suara meninggi Lala yang marah dengan tindakan Atlas .
" Privasi? Jangan bicara privasi pada suamimu bahkan dia punya hak untuk melihat kamu tanpa sehelai pun pakaian" pernyataan Atlas dengan tegas .
" Sudah aku katakan jangan pernah menodai kesucian pernikahan kita sekalipun kamu tidak mencintai ku " ucap Atlas marah karena dari chat itu Atlas juga bisa melihat kalau Lala punya perasaan terhadap Alfian .
" Jika itu sampai terjadi aku benar-benar akan menghukum dan mengambilnya secara paksa " ucap Atlas dengan suara bergetar .
" Paham " kata Atlas pada istrinya yang sudah menunduk takut dengan tubuh bergetar itu .
Lama terdiam akhirnya Atlas memeluk Lala dan mengecup kening nya .
" Lala teruntuk kamu ketahui tidak mudah bagiku untuk membawa wanita masuk kedalam kehidupan ku karena hatiku sudah lama membeku , jadi jika sekarang aku mencintaimu tolong jangan hancurkan hatiku" Atlas memegang pipi Lala dan mengecup seluruh wajahnya.
" Lala masih kecil Om " ucap Lala gemetaran ketika hal-hal yang Atlas lakukan padanya membuat dia bergairah.
" Justru karena itu, aku akan mengajarimu cara menyenangkan suami bukan membuatnya marah " ucap Atlas .
" Namun sebelum itu, malam ini aku akan membawamu untuk melihat sebuah kebenaran " ucap Atlas mengelus kepala Lala dan mendekapnya dalam pelukan .
" Kebenaran apa itu ?" Lala menatap Atlas intens