NovelToon NovelToon
Takdir Cinta Sang Pramuria

Takdir Cinta Sang Pramuria

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Hamil di luar nikah / PSK
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: El Jasmin

Malam itu menjadi malam terburuk bagi Ranum. Sang kekasih tiba-tiba saja secara sepihak memutus jalinan asmara di saat ia tengah mengandung benih cintanya, diusir oleh sang ayah karena menanggung sebuah aib keluarga, dan juga diberhentikan dari tempatnya bekerja.

Ranum memilih untuk pergi dari kota kelahirannya. Ia bertemu dengan salah seorang pemilik warung remang-remang yang mana menjadi awal ia membenamkan diri masuk ke dalam kubangan nista dengan menjadi seorang pramuria. Sampai pada suatu masa, Ranum berjumpa dengan lelaki sholeh yang siapa sangka lelaki itu jatuh hati kepadanya.

Pantaskah seorang pramuria mendapatkan cinta suci dari seorang lelaki sholeh yang begitu sempurna? Lantas, apakah Ranum akan menerima lelaki sholeh itu di saat ia menyadari bahwa dirinya menyimpan jejak dosa dan nista? Dan bagaimana jadinya jika lelaki di masa lalu Ranum tiba-tiba hadir kembali untuk memperbaiki kesalahan yang pernah ia lakukan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Jasmin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18. Di Apartemen

"Ini untukmu As!"

Angin berhembus sedikit kencang membelai wajah Ranum yang saat ini tengah duduk di depan pintu kamar kos milik Asri. Rambut hitam legamnya juga turut berkibar seiring dengan hembusan angin itu.

Cuaca di luar begitu panas. Tadi, sepulang dari salah satu store skincare, Ranum sempatkan membeli dua cup bobba. Dan satu cup ia berikan untuk sahabatnya ini.

"Makasih Num!"

Ranum tersenyum simpul. Sesekali ia mencuri pandang ke arah Asri. Sejatinya ada banyak pernyataan yang ia simpan untuk sahabatnya ini.

Asri yang sadar akan tatapan Ranum sedikit mengernyitkan dahi. "Ada apa Num? Kok melihatku seperti itu?"

Ranum terkesiap. "Eh gak apa-apa As!"

Asri terkekeh pelan. Ia menangkap sinyal ketidakjujuran dari wajah Ranum ini. "Gak usah bohong Num. Ada apa?"

Ranum tersenyum kecut sembari menggaruk ujung hidungnya yang tidak gatal. Tak ia sangka jika Asri bisa menangkap sinyal ketidakjujurannya ini.

"As, selama aku mengenalmu kenapa aku tidak pernah melihatmu melayani para tamu? Di warung mami tidak pernah apalagi di luar."

Asri tersenyum simpul. "Oh soal itu? Aku memang tidak pernah melayani para tamu Num, karena tamuku tidak ada di sini."

Ranum menyipitkan mata. "Maksudnya bagaimana As? Aku tidak paham."

"Pelangganku ada di luar kota Num. Karena berasa di luar kota, dia mendatangiku setiap satu bulan sekali."

"Hah, serius As?" tanya Ranum sedikit terkejut.

Asri mengangguk pelan seraya menyeruput minuman bobba yang ada di tangannya. "Betul Num, namanya om Alex. Usianya mungkin seusia mami Helena. Dia pemilik pabrik konveksi."

"Lalu, bagaimana cara kamu memenuhi kebutuhanmu jika tidak ada job dari om Alex itu As?" tanya Ranum yang semakin ingin tahu.

"Kamu ini kepo Num!" ucap Asri seraya terkekeh pelan. "Hampir setiap hari aku dikasih jatah sama om Alex, Num. Jadi, aku tidak perlu khawatir perihal kebutuhanku."

"Hah, jadi bisa dikatakan kamu simpanan om-om As?"

Asri mengedikkan bahu. "Entah itu simpanan, entah itu peliharaan, entah itu gundik, aku tidak peduli Num. Yang jelas untuk keseharianku, aku tidak perlu khawatir perihal kebutuhanku."

Ranum hanya bisa terperangah dengan bibir menganga lebar. Tidak ia sangka jika sahabatnya ini adalah salah satu simpanan om-om.

"Gila kamu As, aku benar-benar tidak menyangka kalau ternyata jam terbangmu sudah melebihi senior. Simpanan pemilik pabrik konveksi loh, pasti banyak sekali kan hasil kerjamu. Tapi...."

Ucapan Ranum terjeda. Ia ingin bertanya sesuatu namun khawatir jika menyinggung perasaan Asri.

"Tapi kenapa aku tinggal di kosan jelek seperti ini dan penampilanku biasa-biasa saja?" tembak Asri yang paham kemana arah pembicaraan temannya ini.

Ranum menganggukkan kepala seraya tersenyum kikuk. "I-iya As. Seharusnya kamu bisa tampil glamour kan? Mengingat hasil yang kamu dapatkan banyak?"

Asri tersenyum tipis, tatapannya sedikit menerawang. Wanita itu seperti memendam sesuatu yang hanya dirinya sendiri yang mengetahui.

"Sebagian hasil dari kerjaku aku kirim ke kampung, Num. Seminggu sekali bapakku harus cuci darah, jadi sebagian uang yang dikasih om Alex aku kirim ke kampung untuk biaya cuci darah bapak."

Mendadak hati Ranum terasa seakan ikut tersayat sembilu kala mendengar cerita Asri. Ternyata Asri adalah anak yang berbakti kepada orang tuanya namun nasib baik tidak berpihak kepadanya.

Buliran bening yang menggenang di sudut mata Asri tiba-tiba saja menetes. Wanita itu seperti menyimpan luka batin yang seharusnya ia ceritakan kepada siapapun.

"Aku sadar, seharusnya bukan dengan cara seperti ini aku membiayai pengobatan bapakku. Menggunakan uang haram dari hasil menjual diri. Tapi aku harus bagaimana jika tidak dengan cara seperti ini? Pengobatan bapakku begitu mahal dan aku tidak mungkin mendapatkan uang segitu banyaknya jika tidak dengan menjual diri."

Ranum ikut meneteskan air mata melihat Asri yang tergugu. Ia melangkah perlahan dan duduk di samping sahabatnya ini kemudian ia peluk tubuhnya.

"Sudahlah As, tidak perlu lagi kamu pikirkan hal itu. Yang terpenting untuk saat ini bapakmu bisa terus berobat dan bisa pulih seperti sedia kala."

"Tapi aku terkadang merasa berdosa Num. Berdosa karena aku tidak jujur kepada keluargaku. Yang mereka tahu, aku bekerja di jalan yang benar tapi pada kenyataannya aku menjual diri."

"Ssstttt... Sudah As, tidak perlu lagi kamu pikirkan perihal dosa, yang jadi fokusmu sekarang adalah bagaimana caranya agar bapakmu bisa pulih."

Asri mengangguk-anggukkan kepala di dalam dekapan Ranum. Dua wanita itu sama-sama larut dalam pikiran masing-masing.

Padahal kamu orang baik As, tapi kenapa Tuhan juga jahat kepadamu, membiarkanmu menderita seperti ini. Tuhan, apakah Engkau benar-benar ada?

***

Pukul setengah tujuh malam, keramaian terlihat di sepanjang jalanan kota. Kelap-kelip lampu kendaraan menghiasi jalanan, sesekali terdengar bunyi klakson bersahutan dari beberapa kendaraan yang melintas seolah menambah keramaian suasana malam hari ini.

Nampak sang rembulan membulat sempurna. Ditemani dengan ribuan bintang yang bersinar terang dengan sedikit awan tipis yang semakin menegaskan betapa agung sang Maha penggenggam kehidupan dengan menggoreskan keindahan di hamparan langit malam ini. Angin berhembus pelan. Seolah ikut melantunkan kalimat tasbih, memuji keagungan Ilahi.

"Ayo Cantik turun!"

Pai membukakan pintu mobil untuk Ranum. Sepersekian detik wanita itu turun dari dalam mobil. Ranum menatap takjub apartement yang ada di hadapannya ini. Sebuah apartement mewah yang pasti hanya orang-orang berduit yang bisa membeli salah unitnya.

"Saya bantu parkirkan mobilnya Pak!"

Di sela-sela rasa takjubnya, Ranum dan Pai dihampiri oleh salah seorang security, di mana dia bertugas memarkirkan mobil para pemilik apartement. Pai menyerahkan kunci mobilnya, kemudian ia menggandeng tangan Ranum untuk ia ajak masuk ke unit miliknya.

"Nah, ini apartement milik Om, Cantik!" ucap Pai setelah membuka pintu unit dengan access card miliknya.

Kedua bola mata Ranum terbelalak sempurna melihat begitu mewahnya unit apartement milik Pai ini. Bibirnya sampai dibuat menganga lebar karena baru kali ini ia melihat furnitur-furnitur yang begitu mewah.

"Om ini serius milik Om?" tanya Ranum polos masih dengan pandangan mata yang mengedar ke seluruh penjuru ruangan.

Pai tergelak pelan, ia cubit hidung mungil milik Ranum ini dengan gemas. "Ya jelas punya Om, Cantik. Jika bukan punya Om, mana berani Om membawamu kemari."

Lengan tangan Pai memeluk pinggang ramping Ranum. Ia pandu Ranum untuk menuju ranjang. Di samping Ranjang, Pai menghentikan langkah kakinya. Ia dekap tubuh Ranum dengan erat.

"Kamu sudah menerima pemberian Om yang Om titipkan ke Helena kan Cantik?" bisik Pai di telinga Ranum dengan suara yang sedikit parau.

"Sudah Om, mami Helena sudah memberikannya kepadaku."

"Bagus." Tangan Pai menjamah bagian punggung Ranum. Ia buka resleting dress yang ada di sana. Hingga punggung wanita itu terekspos dan jemarinya pun bermain di area punggung mulus Ranum. "Malam ini Om ingin dimanjakan olehmu."

Bulu kuduk Ranum tiba-tiba meremang. Ia rasakan sensasi berbeda ketika jemari Pai bermain-main di punggungnya. Matanya sedikit terpejam ketika merasakan tangan Pai sudah mulai membuka pengait bra yang ia kenakan dan mulai melucuti pakaian dress yang ia pakai, hingga saat ini wanita itu dalam keadaan polos.

"Ah..." Ranum sedikit berteriak ketika Pai mendorong tubuhnya hingga ia jatuh di atas ranjang berukuran besar dan empuk itu.

Pai tersenyum simpul. Satu persatu ia buka kancing kemeja dan juga celana yang ia kenakan. Ia matikan lampu utama dan hanya ia sisakan lampu tidur yang berpijar remang. Kini pria itupun juga dalam keadaan polos tanpa sehelai benang pun.

"Om ingin mencari obat dari penyakit jantung Om dan Om yakin setiap inchi tubuhmu ini yang akan menjadi obatnya."

Pai menjatuhkan tubuhnya di atas tubuh Ranum sembari menciumi setiap inchi tubuh Ranum yang nampak begitu menggoda itu. Sedangkan Ranum juga mulai terbuai akan permainan bibir Pai yang terasa begitu memabukkan ini.

Perlahan, rembulan bergerak dan memilih untuk bersembunyi di balik awan. Ia seakan malu melihat dua insan yang sedang bercumbu dan larut dalam samudera nafsu itu.

.

.

.

1
novi²⁶
ranum sepertinya dalam bahaya... duh takutttt
novi²⁶
bukti bahwa cinta seorang ibu itu besar untuk anaknya
novi²⁵
aduh aku ikut deg-degan,,, kira2 gimana ya kelanjutannya
novi²⁵
gak nyangka ya,,, ternyata dunia memang sesempit itu... bakal seru nih
Hanindia
waaaa bakal seru nih... jonas ketemu ranum... kira2 jonas bakal tau gak ya kalau ranum hamil anaknya varen
Hanindia
aku lebih fokus ke pras sih... ternyata di dunia nyata penyimpangan seperti itu benar2 ada
Hanindia
hmmm rasa yg gk Bisa-bisanya kamu lupain ya Ren.... ati2 bikin ancur rumah tangga mu
El Jasmin
selamat membaca semua... jangan lupa like, komen, share, subscribe dan rate ⭐⭐⭐⭐⭐⭐ya.. mkasih
Nunu
wow karya baru to udah bagus bgt
novi²⁵
hayolooohhh jonas punya selingkuhan dan saat ini dia mau nyamperin
novi²⁵
heleh heleh ngaku perjaka tp udah pernah bercinta sama Ranum. buaya kamu ren
novi²⁵
ternyata Pai sebaik itu loh... setuju sih klo ranum diangkat sebagai anak
novi²⁵
woyyy num... kamu gak ketawa liat wajah Pai???
novi²⁵
duh ranum dalam bahaya ini. khawatir sama anak dalam kandungannny
novi²⁵
seorang ibu pasti akan selalu mengkhawatirkan anaknya. pantas saja dia kepikiran terus
novi²⁴
tu kan kebayang2 wajah dan rasa nikmat yg ditinggalkan ranum..sukurin kamu ren
novi²⁴
wah wah kamu dah nikah ya ren??? selamat yaa,, tp lu udah gk perjaka loh
novi²⁴
ahaaaaaaaa ya ampun aku lupa klo si Pai gk bisa on, selamat kamu num... eh tp Pai sebaik itu loh ke ranum
novi²⁴
num.. lu gak salah ngelayanin Pai yang udah tua itu???/Joyful/
novi²⁴
bakal seru nih.. tp aku khawatir zama janin dalam rahim ranum
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!