Vina sangat terobsesi diterima menjadi pemeran wanita utama di casting sebuah drama. Dia juga seorang penggemar garis keras dari seorang aktor. Suatu hari saat melakukan casting, ia ditolak tanpa di tes dan parahnya lagi, orang yang menolaknya adalah si idola. Merasa terhina, Vina pun berubah menjadi pembenci sang aktor. Belum juga mulai menabur benih kebencian, ia justru terpaksa menikah secara kontrak dengan sang Aktor.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumi Midah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membelikan gaun
Besok adalah hari konferensi pers untuk drama yang diperankan Vina. Wanita berstatus istri seorang aktor terbaik setanah air, meminta pendapat sang suami untuk menilai penampilannya.
Dengan menggunakan dress merah muda yang pernah dipakainya ke rumah kakak Arka, Vina memanggil suaminya yang sedang bermain ponsel.
"Arka ...." Lelaki tampan yang namanya dipanggil, menengok ke arah orang yang memanggilnya. Kening lelaki itu mengkerut saat melihat penampilan Vina.
"Mau ke mana, malam-malam begini?"
"Nggak mau ke mana-mana."
Menggunakan dagunya Arka menunjuk pakaian yang dipakai istrinya. "Terus kenapa pakai dress itu?"
Vina tersenyum. "Aku mau minta pendapatmu tentang pakaian yang akan kukenakan besok ke konferensi pers."
Arka menaikan sebelah alisnya. "Seriusan kau mau pakai baju seperti itu ke acara konferensi pers?" ucapnya sambil menggerakan telunjuknya dari bawah ke atas.
"Memangnya kenapa?"
"Kau mau mebuatku malu, ya?"
Kening Vina mengkerut, tidak ada niat untuk membuat Arka malu.
"Nggak, kok. Buat apa malu-maluin kau?"
"Aku ini Aktor terkenal dengan bayaran termahal. Apa kata orang jika istri seorang aktor Arka Prayudha memakai dress seperti gembel."
Merasa dihina, Vina mengambil bantal sofa, lalu melemparkannya di tepat di wajah Arka.
Arka dengan cepat mengalihkan bantal yang sempat menutupi wajahnya. Ia juga ikut marah. "Kenapa kau melemparku, hah?!"
"Makanya kata-katamu itu dijaga!" Vina menunjuk dress yang tengah dipakainya. "Bagaimana dress bagus ini kau bilang seperti pakaian gembel?!"
Arka terkekeh kecil. "Maaf, aku agak lebay soal itu." Vina cuma menatap suaminya kesal. "Pakai dress lain saja, itu terlalu biasa."
"Tapi diantara dress milikku cuma ini yang bagus," kata Vina, "eh, memangnya tidak boleh, ya, aku pakai yang biasa saja."
"Tidak boleh, kau itu istri Arka Prayuda. Dan aku tidak mau digunjing sebagai suami pelit oleh netizen," kata Arka tegas, "lagi pula kau itu seorang aktris. Walau belum terkenal, tapi tetap harus memperhatikan penampilan biar tidak dikritik."
Vina mencebikan bibirnya. "Aku tidak perduli sama dengan omongan dari netizen yang cuma bisa mengkriktik."
"Penampilan seorang selebriti itu sangat penting tau tidak." Arka memandang jam yang menunjukan pukul setengah sembilan malam.
"Ayok ikut aku!"
"Ke mana?"
"Beli gaun untukmu."
Vina terbelalak mendengar penuturan Arka. Wah ternyata suamiku ini orang yang royal, ya, ujarnya dalam hati.
****
Sesampainya di butik milik temannya sekaligus desainer terkenal di tanah air. Dengan segera Arka menyuruh temannya itu mencarikan dress yang sangat pas untuk Vina.
Tak butuh cukup waktu lama teman Arka itu merekomendasikan lima gaun untuk dikenakan Vina. Arka kemudian menyuruh istrinya untuk mencoba satu, persatu gaun tersebut untuk kemudian ia beri nilai.
Vina keluar dengan dress pertama, meski gaun itu sangat pas ditubuh istrinya. Namun, Arka penasaran bagaimana jika istrinya memakai gaun yang lain. Sampai baju ke lima, Arka jadi bingung sendiri karena semua gaun terlihat cantik di tubuh Vina.
"Hey, gaun mana yang paling pas dengan istriku?" tanya Arka, berbisik di telinga temannya.
"Nah, aku pun pusing, semua gaun yang dipakai istrimu itu bagus semua, Wak," ucap teman Arka yang sedikit kemayu, "memangnya istrimu mau memakai dress ke mana?"
"Ke konferensi pers drama perdananya."
Jika seperti itu, pasti Vina adalah pemeran utama, jadi gaun yang terlihat anggun dan mewah itu sangat pas untuknya, pikir teman Arka tersebut.
"Nomor tiga saja, Wak."
****
Ketika sampai di gedung acara konferensi pers, semua pandangan tertuju pada Vina yang menggunakan dress selutut berwarna hitam dengan aksen batu swarovski di sekitar dadanya. Rambut panjangnya ia ikat ala-ala wedding. Para awak pun menyuruh Vina berhenti dulu untuk difoto.
Ketika berkumpul dengan pemain lainnya, sutradara, dan penulis. Salah satu kru syuting yang menyiapkan acara ini menegur Vina. "Kenapa penampilanmu sangat mencolok Vina? Bagaimana kalau orang-orang malah mengiramu pemeran utama di drama ini."
"Maaf. Saya tidak tahu jika saya akan lebih mencolok dari pemeran utama."
Di tempat lain, Arka menonton acara konferensi pers drama yang dimainkan istrinya.
"Wah, wah lihat itu Vinamu, dia jadi lebih cantik dari biasanya, ya," puji menejer Arka, "bahkan dia terlihat seperti pemeran utama." Mendengar pujian sang menejer, Arka pun tersenyum bangga.
"Tentu saja dia kan istriku," kata Arka bangga.
"Eh, tapi hati-hati, jangan sampai istrimu di-gondol buaya darat, bisa rugi kau. Kuberi tahu, ya, orang-orang sekarang udah tambah edan. Mereka tidak akan ragu untuk merampas milik orang lain, asal keinginannya tercapai."
Seketika Arka terpikir akan Baskara. Arka merengut, bagaimana jika Baskara makin gencar mendekati Vina akibat kecantikan paripurnanya itu. "Ah harusnya aku tidak mengizinkannya memakai gaun itu." Arka bertekad untuk lebih menjaga istrinya, terlebih lagi dari si Baskara.
Mendengar artisnya terdengar seperti anak muda yang menjadi budak cinta kekasihnya, menejer Arka terkekeh. "Ar, kau itu setakut itu ya Vina direbut jejaka lain. Tenang saja, bro kalau dilihat dari wajah Vina, dia sepertinya orang yang setia, kok."
Arka mendengkus. Baginya seseorang tidak bisa dikenal sipat dan pribadinya melalui wajah. Contohnya saja teman-teman artis Arka. Banyak dari mereka memiliki wajah yang nampak lembut, penyanyang. Namun, ternyata pribadi mereka jauh dari itu semua.
