NovelToon NovelToon
My Little Girls

My Little Girls

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Bad Boy
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Encha

Kehidupan seorang gadis cantik bernama Calista Angela berubah setelah kepergian Ibunya dia tahun yang lalu karena sebuah kecelakaan.
Ayahnya menikah dengan Ibu dari sahabatnya, dan semenjak itu, Calista selalu hidup menderita dan sang Ayah tidak lagi menyayanginya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Encha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18. Licik

Calista berada didalam kamarnya sendiri, karena Lila keluar saat Calista bilang akan tidur. Padahal dia bukan ingin tidur, dia hanya terlalu bosan saat Lila terus mengikutinya, kemanapun. Dia tau semua itu tugas Lila, tapi. Dia hanya ingin memiliki waktu sendiri. Sama seperti saat ini.

Dua hari tinggal di Mension Leon, dengan semua pelayanan, dia diperlakukan bak seorang ratu. Tapi Calista merasa bosan. Dia ingin keluar dan dia ingin kembali kuliah seperti biasanya.

Calista akan mencoba bicara soal ini kepada Leon, dua berharap Leon bisa mengijinkannya.

Calista diam. Namun bayangan wajah orang-orang terdekatnya terbayang. Wajah Bagas, Papanya, wajah Bela sahabatnya dan juga Abian. Dia merindukan mereka. Dia ingin bertemu mereka.

Tapi Bagas, apa papanya masih mau bertemu dengannya? Dia sangat ingin kembali di kehidupan saat mereka bersama, dimana hanya ada Papa, Mama dan juga dirinya. Tapi, apa bisa semua itu terjadi.

Air mata menetes begitu saja, tanpa permisi. Hati Calista hancur, dia marah dengan keadaannya, tapi dia tidak bisa menyalahkan. Semua sudah takdir Tuhan.

Apa aku masih layak hidup bahagia bersama orang-orang yang aku sayangi. Apa Papa merindukan aku sekarang seperti aku begitu merindukannya.

Pertengkaran kemarin, itu hanya emosi sesaat dan aku tau Papa tidak serius dengan ucapannya.

Calista menyeka air mata. Dia merebahkan tubuhnya. Meringkuk. Menangis dalam diam, dalam. Kesedihannya sendiri.

Zidan baru saja sampai di Mension, dia langsung masuk dan di sambut Kepala Pelayan.

"Tuan Zidan, apa yang bisa saya bantu."

"Nona Calista, dimana dia sekarang?"

"Nona baru saja ke kamar Tuan, dia bilang ingin istirahat."

Zidan mengangguk dan memberikan paper bag.

"Berikan ini kepada Nona setelah bangun nanti."

"Baik Tuan."

Zidan kembali keluar, dia harus segera kembali ke perusahaan.

Leon masih terlihat marah dengan tingkah Talita. Berani sekali dia ingin menggodanya.

Tok,, Tok,,Tok,,

"Permisi Tuan, ini pesanan Anda." Zidan melangkah maju dan meletakkan paper bag di atas meja.

"Tuan, Apa yang terjadi."

Leon menolah dia menatap Zidan dengan tatapan penuh emosi.

"Hubungi Bagas dan kita minta bertemu sekarang."

"Baik Tuan."

Leon mengambil paper bag dan berjalan menuju kamar di dalam ruangan. Dia memang memiliki ruangan khusus untuk istirahat Di saat Leon sibuk dan tidak kembali ke Mension.

"Selamat siang Tuan Bagas, Tuan Leon ingin bertemu dengan Anda."

"Sekarang? Baik saya akan segera datang."

Zidan menutup telponnya bertepatan dengan Leon yang keluar dan sudah berganti pakaian.

"Buang dan bakar semuanya."

"Maksud Tuan."

"Talita berusaha menggoda ku."

"Apa Tuan."

"Ya, dan aku tidak akan membiarkannya begitu saja."

Zidan mengangguk dan membawanya keluar. Leon kembali duduk. Dia memejamkan matanya berusaha mengatur emosi.

"Permisi Tuan, Pak Bagas ingin bertemu."

"Suruh dia masuk."

"Baik Tuan."

Leon menatap Bagas yang berjalan masuk, seperti biasa dengan senyumannya.

"Anda meminta saya segera datang, apa ada yang terjadi?"

"Talita. Saya ingin Anda memberi pelajaran dengannya."

"Ma- maksud Anda Tuan, Apa yang putri saya lakukan."

"Dia datang dan berusaha merayu, Apa itu tindakan yang sopan?"

"Saya sebagai Ayahnya benar-benar minta Maaf Tuan, saya janji akan memberinya pelajaran."

"Saya akan lihat."

"Baik Tuan, Saya permisi."

Bagas segera keluar. Dia harus kembali ke rumah.

******

Talita berada di dalam kamarnya. Setelah menemui Leon dia langsung kembali ke rumah. Sial saja Leon tidak tergoda padahal dia sudah sengaja memakai pakaian yang begitu ketat. Menonjolkan dadanya.

"Talita."

Suara Bagas menggema, Talita berlari keluar dan Bagas sudah berdiri didepan kamarnya.

"Papa, ada apa sih Pa."

"Apa yang kamu lakukan hah."

"Maksud Papa."

"Kamu sengaja menggoda Leon, Apa maksud kamu."

"Astaga Papa, Aku sengaja datang menemuinya. Itu karena aku ingin membantu Papa."

"Maksud kamu?"

"Semua orang tau siapa Leonal Harits, siapa pun bahkan ingin berada di sisinya. Termasuk aku Pa. Dan dengan aku bisa menjadi bagian dari Leon, itu akan membantu Papa, membantu Perusahaan Papa. Aku sedih lihat Papa terus bekerja pulang larut hanya untuk bisa mengembalikan Perusahaan Papa. Dan aku lakuin semua itu untuk bisa bantu Papa. Papa udah terima aku sama Mama, Papa udah selalu memberikan apapun yang aku mau. Jadi menurut aku, ini langkah yang harus aku ambil buat balas kebaikan Papa."

Bagas terdiam. Dia tidak menyangka jika anak tirinya bahkan berpikir sampai sana. Dimana putrinya, dimana Calista sekarang, disaat dia dalam masalah, Calista bahkan pergi.

"Aku minta maaf kalau hal itu malah bikin Papa Malu. Cuma, aku hanya bisa lakuin itu Pa." Bela Talita menunduk.

Bagas menghela napas. Dia mengusap bahu putrinya.

"Maafin Papa ya Nak. Kamu tidak perlu berbuat seperti itu. Sudah menjadi tugas Papa memberikan apapun untuk anak-anak Papa."

"Iya Pa."

"Ya udah, Papa ke kamar dulu."

"Pa,,"

Bagas menoleh dan berbalik menatapnya "Ya Nak."

"Sebenarnya, Aku suka Leon Pa. Dadi pertama bertemu, makan malam itu dan aku merasa, aku suka dengannya."

"Tapi kamu dengar Nak, dia sudah menyayangi seseorang."

"Aku gak peduli Pa, Bukannya mereka belum menikah? Aku- aku bisa lebih dulu mendekatinya."

"Baiklah Nak, tapi Papa minta jangan sampai kamu membuat Leon marah. Kamu dekatinya pelan-pelan."

"Iya Pa."

Bagas mengusap rambut Talita dan masuk ke dalam kamar.

Untung saja gue pintar, sebelum Papa marah gue pura-pura menyesal. Dan lihat, Papa gak jadi marah sama gue. Lo memang pintar Talita.

Talita mengangkat bahunya dan kembali masuk ke dalam kamar.

Silvia menghampiri suaminya yang sedang duduk di dalam kamar.

"Kenapa lagi Mas."

"Aku pusing Silvia, Leon membantu aku dengan syarat."

"Syarat, syarat apa Mas."

"Dia menukar Calista dengan bantuannya."

"Loh bagus dong, lagian kamu tau bagaimana anak kamu itu."

"Bagaimana pun dia putri aku Silvia."

"Aku tau Mas, Tapi kamu lihat bagaimana sifatnya, dia bahkan sering menentang kamu kan."

"Talita juga bilang kalau dia menyukai Leon."

"Talita memang sangat cocok dengan Leon, mereka serasi."

"Terus bagaimana dengan perjanjian itu Silvia? Leon bahkan minta Calista bukan Talita."

"Astaga Mas Bagas, kamu tinggal setuju. Lagian kamu juga tidak tau bukan dimana Calista. Biar saja sesuai perjanjian itu. Dan untuk Talita. Biarkan dia mendekati Leon. Bahkan, kalau mereka dekat dan menikah siapa juga yang bakal untung. Kita Mas. Kita bakal bisa mendapatkan kekayaan Leon dan kamu tidak perlu pusing mikir bagaimana nasib Perusahaan kamu kan."

Bagas diam dan berpikir semua yang diucapkan Silvia benar. Dia sudah terlalu lelah, dia sudah tua dan sudah sepantasnya dia berada di rumah.

Silvia tersenyum melihat reaksi suaminya, dia yakin jika Bagas akan setuju dengan usulnya.

1
Cindy
lanjut kak
meynur
asek kontrak
Cindy
lanjut kak
wo te
perusahaan keluarga x yah 🤭🤭
wo te
menjual x kak bukan menjauh 🤭🤭
wo te
ko up nya cuma 1 SH kak
meynur
next
Fani Septiani Putri
lanjut kak
rhani bhelLo💕
suka sama ceritanya
karya ka encha emang best bgd
rhani bhelLo💕: sama" ka enchaa 🌹
total 2 replies
Fani Septiani Putri
up trs kak cerita nya baguss/Drool/
Encha Imout: siap Kapten 🫡
total 1 replies
Fani Septiani Putri
suka bgt sama alur cerita nya kak, semoga happy anding calista dan leon
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!