NovelToon NovelToon
Ciuman Sang Mafia

Ciuman Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Bakwanmanis#23

Nayla Arensia hanyalah gadis biasa di kota Valmora hingga suatu malam, dua pria berpakaian hitam datang mengetuk pintunya. Mereka bukan polisi, bukan tamu. Mereka adalah utusan Adrian Valente, bos mafia paling kejam di kota itu.

Ayah Nayla kabur membawa hutang seratus ribu euro. Sebagai gantinya, Nayla harus tinggal di rumah sang mafia... sebagai jaminan.

Namun Adrian bukan pria biasa. Tatapannya dingin, kata-katanya tajam, dan masa lalunya gelap. Tapi jauh di balik dinginnya, tersembunyi luka yang belum sembuh dan Nayla perlahan menjadi kunci untuk membuka sisi manusiawinya.

Tapi bisakah cinta tumbuh dari ancaman dan rasa takut?
Atau justru Nayla akan hancur sebelum sempat menyentuh hatinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bakwanmanis#23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18: Luka yang Tak Terucapkan

Langit pagi menampakkan warna jingga yang lembut ketika mata Nayla terbuka perlahan. Aroma antiseptik menyambutnya, dan bunyi mesin pemantau detak jantung terdengar lembut di telinganya. Ia masih hidup.

Dan yang pertama kali ia lihat adalah Adrian.

Pria itu duduk di kursi samping ranjangnya, tertidur dengan tangan menggenggam tangannya erat. Di wajahnya, Nayla bisa melihat garis-garis lelah yang tak bisa disembunyikan. Luka kecil di pelipisnya masih belum kering, dan baju yang ia kenakan masih bernoda darah.

Bukan darahnya sendiri. Tapi darah orang-orang yang berani menghalangi jalannya untuk menyelamatkan Nayla.

Nayla membelai rambut pria itu dengan pelan. “Adrian…”

Adrian terbangun dengan cepat, matanya langsung menatap wajah Nayla dengan campuran lega dan cemas. “Kau bangun,” ucapnya pelan. “Bagaimana perasaanmu?”

“Sakit… tapi tidak separah rasa khawatirku padamu,” jawab Nayla sambil tersenyum lemah.

Adrian menunduk, mencium tangannya. “Kau tidak seharusnya menahan peluru itu. Seharusnya aku yang terluka.”

Nayla menatapnya dalam-dalam. “Dan aku harus bagaimana? Diam saja melihatmu ditembak di depan mataku?”

Adrian terdiam. Matanya terlihat berkaca-kaca, tapi ia menahan semuanya.

Nayla tahu, luka fisik bisa sembuh. Tapi luka yang mereka simpan di dalam hati… itu jauh lebih sulit.

“Adrian,” ucap Nayla lirih. “Kenapa kau begitu keras pada dirimu sendiri? Bahkan ketika kau menyelamatkanku, kau tetap merasa bersalah.”

Ia menarik napas panjang sebelum menjawab, “Karena semua ini berawal dari diriku. Dunia gelap ini… Valerio… perang berdarah… kau terlibat karena mencintaiku. Dan itu menyakitkan.”

“Cinta bukan alasan untuk menyalahkan diri sendiri,” Nayla menyentuh dadanya. “Kalau aku harus memilih lagi, aku akan tetap jatuh cinta padamu. Meski harus melewati neraka.”

Adrian tidak kuat lagi. Ia mencium kening Nayla, lama… dan untuk pertama kalinya, air mata jatuh di pipinya. Air mata yang selama ini ia tahan demi terlihat kuat.

“Setiap kali kau tersakiti, Nayla… hatiku seakan dicabik. Aku ingin kau hidup damai, jauh dari dunia ini. Tapi aku terlalu egois untuk melepaskanmu.”

“Aku tidak mau dilepaskan,” Nayla menjawab pelan. “Yang aku butuhkan hanya satu: kamu tetap bersamaku. Apapun resikonya.”

Hening sesaat. Lalu Adrian bangkit, berjalan ke jendela.

“Dulu… aku pernah kehilangan seseorang,” katanya tiba-tiba, suaranya terdengar seperti dari dunia lain. “Ibuku. Dia dibunuh karena ayahku menolak tunduk pada bos mafia Italia saat itu. Aku masih lima belas tahun. Aku melihatnya… darah di lantai… teriakan… dan sejak hari itu, aku bersumpah tidak akan pernah lagi mencintai siapapun sedalam itu.”

Nayla terkejut. Ia belum pernah mendengar kisah ini sebelumnya.

“Aku membangun tembok,” lanjut Adrian. “Aku memilih membalas dendam daripada menangis. Dan aku pikir, selama aku tidak mencintai siapa pun… aku tidak akan pernah kehilangan siapa pun.”

Ia berbalik, menatap Nayla. Matanya dipenuhi luka masa lalu yang belum sembuh.

“Tapi kau… kau menghancurkan semua itu. Kau membuatku merasakan kelembutan yang sudah lama mati dalam diriku. Dan itu menakutkan, Nayla. Karena mencintaimu berarti aku punya kelemahan.”

Nayla menatapnya dengan air mata berlinang. “Kalau aku kelemahanmu, biarkan aku jadi kelemahan yang membuatmu lebih kuat.”

Adrian tertawa lirih sambil menghapus air mata di pipi Nayla. “Kau memang aneh.”

“Kau juga. Tapi aku jatuh cinta pada keanehanmu.”

Keduanya tertawa pelan. Tawa yang bukan sekadar lucu, tapi bentuk pengakuan bahwa meski dunia mereka gelap dan penuh luka, cinta masih menjadi cahaya yang menyinari sudut hati terdalam.

______

Beberapa hari kemudian, Nayla mulai pulih. Ia bisa duduk dan berjalan perlahan, meski bahunya masih dibalut perban.

Namun di balik kehangatan yang mulai tumbuh, ada bayangan baru yang mengintai.

Adrian menerima laporan dari salah satu informannya: jaringan mafia Timur Tengah mulai mencium kekosongan yang ditinggalkan Valerio, dan mereka berencana masuk mengambil wilayah kekuasaan.

“Kita belum selesai, Nayla,” ucap Adrian sambil menatap peta wilayah di dinding. “Pertarungan baru akan dimulai.”

Nayla mendekatinya, menggenggam tangannya. “Kalau kita bersama, aku siap menghadapi dunia.”

Dan saat malam menutupi kota, mereka berdiri berdua di balkon, menatap cahaya lampu yang berkelap-kelip di kejauhan seperti harapan kecil di tengah kegelapan.

Di dalam luka, mereka temukan cinta.

Di dalam cinta, mereka temukan kekuatan.

Tapi apakah cinta akan cukup untuk menghadapi badai yang lebih besar?

1
Pa'tam
Sayangnya sudah segitu banyak bab nya tidak di kontrak. Harusnya di bab 20 sudah ajukan kontrak biar dapat bab terbaik dan dapat reward kontrak.
Pa'tam: Iya, aku juga masih perlu banyak belajar dan terus belajar.
Bolang2: siap, jangan lupa dukung novelku uhuy, masih pemula/Facepalm/
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!