Soul-verse Beast adalah sebuah game MMORPG yg populer tidak hanya gamenya yang asik,tapi juga game ini memberikan akses kesempatan bagi para player untuk bermain secara realtime!
Soul-verse Beast,game yg berusia 2 tahun mengguncang dunia karena setiap update patch 2 bulan sekali,mereka melakukan pemilihan bagi semua player yg beruntung dapat bermain game Soul-verse Beast secara realtime. Dan pemeran utama dalam cerita ini Wazeng dan Vogaz,mendapatkan keberuntungan itu!
perjalanan dimulai apa saja yang akan mereka lakukan disana? dan apa mereka akan mendapatkan kehidupan yg lebih berwarna dalam dunia game? ikuti cerita mereka menjelajah dunia Soul-verse Beast!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MoonShape, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rank-E
...----------------...
...(Pagi yang cukup cerah, sinar matahari menembus kaca jendela besar gedung guild. Di depan papan misi, keempat anggota Tim Kage no Hikari berdiri berjejer, menatap daftar misi Rank-E yang cukup banyak.)...
(Hazuki menyilangkan tangan, menatap papan): “Kalau kita ambil satu misi satu orang, bukannya bisa naik rank lebih cepat?”
(Vogaz mengangguk setuju): “Efisien juga idenya. Aku bisa habisin yang ini sendiri.” (Ia menunjuk misi ‘Hancurkan sarang Goblin Lv.20’.)
...(Tiba-tiba, seorang NPC staf guild menghampiri mereka. Seorang wanita muda dengan rambut pendek dan mengenakan seragam Guild berwarna biru tua.)...
(NPC itu tersenyum ramah): “Kalian tim baru, ya? Ada yang bisa kubantu?”
(Wazeng menatapnya tapi dan tidak ada stat Tab Hologram di atasnya) "Apa mungkin NPC tidak memilikinya? Hmm...pengetahuan baru." (kata Wazeng dalam hati)
Hazuki: “Apa kami bisa mengambil 1 misi utk 1 orang?”
(NPC itu menjelaskan dengan sopan tapi serius): “Tidak bisa. Karena kalian sudah terdaftar sebagai tim resmi di sistem adventurer guild... Semua misi akan dikunci sebagai Team Contract, dan hanya bisa diselesaikan dengan keikutsertaan member secara aktif.”
Eimi: “Kalau cuma satu yang kerjain, misinya nggak valid?”
NPC: “Benar. Itu akan dianggap gagal. Kami ingin memastikan kerja sama tim dan integritas dalam penyelesaian misi.”
Vogaz: “Jadi ini kayak... pelatihan kerjasama juga, ya?”
NPC: “Bisa dibilang begitu. Tapi ingat, Rank tidak hanya dilihat dari kekuatan. Tapi juga dari konsistensi tim.”
(Wazeng mengangguk tenang): “Baiklah. Kita ambil satu misi. Bareng-bareng.”
(Hazuki menghela napas pelan tapi menerima): “Ya udah deh... anggap aja pemanasan.”
(Keempatnya saling bertukar pandang sebentar, lalu menatap papan misi kembali.)
(Eimi menunjuk satu misi): “Yang ini... gimana? Misi hancurkan sarang monster kecil di Hutan Sayden. Level 20-30.”
Wazeng: “Pas buat Rank-E. Kita ambil.”
...[TEAM CONTRACT ACCEPTED]...
...Mission: Hancurkan Sarang Monster di Hutan Sayden...
...Rank: E...
...Reward: 12.000 Koin + 50 Poin Tim...
...Deadline: 24 Jam...
Eimi: “Yuk yuk yuk~ latihan kerja sama!”
(Wazeng tersenyum tipis): “Formasi tetap. Jangan lepas fokus.”
...(Langkah kaki menyentuh dedaunan basah. Cahaya matahari menembus sela-sela dedaunan tinggi. Suara burung dan hembusan angin menyatu dalam kesunyian hutan.)...
(Hazuki mengayunkan tangan dengan santai): “Hutan ini… nggak ada serem-seremnya setelah kita lawan Verminus.”
(Vogaz tertawa kecil): “Yah.. Mau gimana lagi.”
Eimi: “Kita di sini bukan buat pamer level... tapi supaya sistem nyatet kerja kita semua.”
(Wazeng melihat tab hologramnya): “Misinya jelas: hancurkan empat sarang monster kecil. Tiap sarang dijaga satu monster, jadi…”
(Hazuki menyeringai): “Satu orang satu musuh. Adil.”
...(Mereka tiba di area terbuka. Di depan mereka, empat sarang monster berdiri di empat sisi berbeda dari hutan, tiap sarang dikelilingi akar hitam dan batu. Dari masing-masing muncul satu monster mungil: semacam gremlin dengan cakar beracun dan taring kecil.)...
Wazeng: “Kita bagi arah. Paling kiri untuk Eimi, paling kanan Hazuki, kiri tengah Vogaz, kanan tengah aku.”
Vogaz,Hazuki,Eimi :
“Gas!” "siap" "okeee"
(Vogaz melempar Belatinya di sarang monster itu dan dari belatinya langsung muncul ledakan, menyelesaikan bagiannya)
"lah,udah?" (Vogaz berjalan mengambil belatinya)
...[Monster base 3/4]...
(Wazeng melakukan lompatan cepat dibelakang sarang monster, ia menendangnya dan sarang itu hancur)
...[Monster base 2/4]...
(Eimi memberikan sihir cahaya tepat pada sarang monster dan hancur)
...[Monster base 1/4]...
(Hazuki berdiri di tempat, meninju angin dengan keras ke arah base monster dan hancur)
...[Monster base 0/4]...
...----------------...
Eimi: “Yeay,misi pertama selesai”
Hazuki: “Cepet banget.”
Wazeng: “Ayo. Kita kembali ke guild. Hari ini kita resmi mencatat sejarah pertama sebagai tim legal.”
(Vogaz menghela napas) “Capek pas balik doang.”
...(Mereka kembali ke Guild)...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
NPC: "Tim Kage no Hikari ya? Laporan misi kalian sudah masuk otomatis. Selamat~ semua target telah berhasil dieliminasi.”
Vogaz: “Sepuluh misi seperti ini dan kita naik ke Rank-C.”
NPC:“Benar. Kalau ingin ambil misi selanjutnya, silakan lihat papan atau buka tab guild kalian.”
Wazeng: “Besok saja. Hari ini aku mau malas-malasan.”
...(Mereka berempat berbalik badan melangkah keluar dari guild kembali ke penginapan mereka...Langit sore berwarna keemasan. Angin lembut berembus. Tak ada ancaman. Tak ada monster. Hanya tim Rank-E baru...)...
...----------------...
...----------------...
...(Di penginapan, kamar 2-B)...
...(Suasana kamar sunyi. Tirai jendela bergoyang pelan ditiup angin lembut. Di luar, hanya suara jangkrik yang terdengar samar. Di dalam kamar, hanya satu lilin kecil yang masih menyala di atas meja....
(Vogaz duduk di dekat jendela, menatap langit malam yang penuh bintang. Sementara Wazeng masih terjaga di tempat tidurnya, hanya berbaring, tidak tidur. Senyap menggantung)
Wazeng: “Gaz... kita belum menyentuh inti dari semua ini.”
Vogaz: “Yang kau maksud... Fenrir?”
(Wazeng mengangguk, menatap langit-langit): “Dungeon itu. ‘Neraka’ yang kita masuki pertama kali... Di mana semuanya dimulai. Dimana Hazuki kehilangan tim lamanya… dan kita melihat makhluk yang bahkan tak seharusnya ada di level itu. Fragment Beast yg dimaksud oleh misi.”
Vogaz: “Fenrir the Wolf of Ragnarok. Beast yang berdiri diam… tak menerjang… hanya menyerang dengan raungan, untuk mengusir kita...”
Wazeng: “Seolah... Mengseleksi player yg cocok untuk menjadi tuannya”
...(Hening kembali mengisi ruangan. Hanya suara api lilin yang bergetar halus.)...
Vogaz: “Zeng... kalau Fenrir benar-benar Beast Fragment... dan kita kalah di sana, kita akan benar-benar mati. Permanent death.”
(suara Vogaz sedikit lebih rendah)
“Menurutmu... kita yang sekarang... sudah cukup?”
(Wazeng tak langsung menjawab. Ia memejamkan mata sebentar, menarik napas panjang.): “Belum.... Tapi, aku tak ingin tunggu sampai ‘cukup’. Aku ingin jadi cukup karena kita ke sana.”
(Vogaz tersenyum tipis): “Berarti kita gambling nyawa lagi.
(Wazeng terkekeh): “Kita sudah lakukan itu sejak masuk ke dungeon itu pertama kali.”
...----------------...
...(Lilin padam oleh hembusan angin.Suara malam merayap masuk ke dalam keheningan, mengakhiri malam yang damai di Ember Inn, Ravathen)...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
"Gaz..."
"Hm?"
(Wazeng menyilangkan tangannya di belakang kepala): "Setelah semua yang terjadi, gimana pendapat lu dalam tanda kutip 'romantis' ke Eimi dan Hazuki?"
"Tergantung 𝓪𝓾𝓽𝓱𝓸𝓻 tapi klo gw sih enggak us—"
"Hm? Kenapa? Lanjutin woi" (Wazeng bingung, tak menoleh)
(Vogaz terbelalak lalu ia mengetuk pinggiran ranjang kayunya): -- ..- .-.. ..- - --. .-- .. .-.. .- -. --.
(Wazeng tertawa, tetap tak menoleh): "itu berarti harus 'iya'..."
(Vogaz mengetuk pinggiran ranjang kayunya): -.-
(Vogaz terengah engah)
Wazeng: "fix yak, dah tidur..."
...----------------...
...----------------...
...----------------...