Gara gara terjebak hujan semalaman, membuat hidup ku jungkir balik alias berubah total.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jee Jee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18
. ..
..
Gavin mendadak mood nya jelek akibat kedatangan Laura yang datang mengantar nya bekal dengan alasan disuru mama nya.
"taruh saja di situ! " ucap Gavin menunjuk meja nya sendiri
Laura menaruh makanan itu, di meja. lalu duduk di hadapan Gavin memperhatikan laki laki yang tengah fokus pada kerjaan nya itu
"di makan dulu itu Gavin, takut nya nanti keburu dingin!" ucap Laura tersenyum manis
"iya.. tapi tugas kamu sudah selesai silahkan keluar" ucap Gavin menunjuk pintu
Laura seakan tak percaya, Gavin mengusir nya begitu saja. Laura bangkit beranjak dari ruangan itu.
dia ingat Gavin tak suka di paksa, kalau saja Laura tak sedang mengambil hati Gavin pasti perempuan itu memarahi Gavin
selepas kepergian Laura Ares buru buru menghampiri si bos, sayang nya Ares yang tadi nya ingin meledek Gavin malah melihat laki laki itu bermuka masam membuang makanan yang di bawa Laura.
"loh kok di buang? " tanya Ares tampak bingung
"kuman, " jawab Gavin membuat Ares geleng-geleng
ingin rasa nya Ares mengumpati Gavin, cewek secantik Laura di bilang kuman? dia waras? . jika Ares bukan teman nya pasti sudah mengatakan Gavin menyimpang. soalnya dia dulu nya punya pacar semasa SMA dan di kampus juga punya pacar.
"men! secantik itu lu bilang kuman? jadi yang seperti apa bakteri baik nya? " tanya Ares tak habis pikir
sayang nya otak Gavin menyerap malah mengingat wajah jelek aluna. Gavin sendiri yang geleng-geleng.
rasanya Gavin memang butuh ke psikolog, atau dia bener benar kena kutukan bisa tertarik dengan perempuan seperti Aluna.
Iya Aluna si jelek itu, mengganggu pikiran nya saja. tiba tiba masuk ke kehidupan nya. mengganggu kenyamanan otak dan kenyamanan hati nya sendiri. entah kenapa dia jadi candu dengan gadis itu, itu gila..
harusnya Gavin jijik melihat muka nya yang enggak banget, tapi malah dia yang pengen sendiri. mungkin saja Gavin memiliki darah bule makanya suka yang eksotik, ahh gila banget dah! malah yang putih bersih membuat nya jijik.
"lu mau cari istri yang gimana? di antara semua yang di jodohin sama lu! nih kata gua dia yang paling mantap! dari segi karir. tampang dan dia setara sama lu bro! " ucap Ares mencoba membuka mata
"lu udah sama aja kayak mama gua! kalau gitu calon bini lu aja gua nikahin gimana? " ucap Gavin jengkel
"haduh! serah lu dah mau single sampe mampus silahkan!! asal jangan mengganggu rumah tangga gua aja! " ucap Ares mengalah
Gavin memang keras kepala! susah sekali di nasehati bahkan orang tua nya saja gak bisa atur atur hidup dia. Gavin tak pernah peduli perasaan orang lain saat dia merasa tak nyaman
"nah lu tau itu! jadi gak usah desak desak gua! " ucap Gavin jengkel.
"ya udah serah lu" Ares malas sekali melihat orang itu.
____
malam ini Aluna ikut dengan teman teman nya makan bersama di suatu restoran yang mewah. bersama menejer personalia, karena beliau telah menjanjikan pada mereka makan makan untuk keberhasilan proyek besar
"akhir nya kita jalan bareng juga" ucap nomi
"terlepas dari masalah kita, aku harap kita semua yang ada disini bahagia dan bisa melupa kan masalah sejenak, aku harap kita bukan hanya satu tim divisi aja.. tapi aku harap kita bisa jadi keluarga tempat berbagi dan berkeluh kesah! jika kalian capek datang lah pada ku, ceritakan semua nya aku akan jadi rumah untuk kalian" ucap rania tersenyum lebar
"iya, aku rumah bagi kalian, kita adalah bangunan yang menciptakan rumah di divisi ini, meski salah satu dari kita naik jabatan tolong ajangan lupakan aku ya" ucap nomi
"aku terharu! kalau gitu aku juga rumah teruntuk kalian, meski rumah ku reot banyak benda tajam di dalam nya.. tapi aaku janji akan membuat kalian nyaman di rumah ku ini! percaya lah aku ingin jadi bagian kalian" ucap Aluna tulus,
mereka semua baik, tapi aluna tak bisa menceritakan masalah nya. Aluna tak ingin mereka menanggung apa yang dia rasakan.
"aku akan berteduh di rumah reot mu itu kalau saat hujan, percaya lah Luna, perlahan rumah reot mu kami akan buat lebih kuat dan kokoh" ucap dewi memeluk Aluna
gadis itu malah menangis, dia iba saat mengetahui Aluna ketakukan dan kabur dari kenyataan yang pahit dan kenyataan apa itu dewi tak tahu
"aku juga datang kerumah reot mu itu, dan janji menjadi pondasi rumah reot itu agar kokoh kembali" ucap nomi juga memeluk nya
"huaaa.. aku nangis nih! aku juga akan jadi anggota rumah reot itu, meski mulut ku salah satu pisau tajam yang ada disana! " ucap rania memeluk Aluna dan kawan kawan nya.
"aku bahagia kenal kalian" ucap Aluna tersenyum,
bohong Aluna tak tersentuh, meski baru 3 bulanan lebih Aluna kenal dengan mereka. Aluna merasakan ketulusan tim divisinya ini.
"aku juga, " ucap mereka serempak.
acara mewek mereka berakhir. yang tadi nya melaw sekarang udah ketawa gak jelas.
sembari menikmati hidangan makanan mahal itu, mereka bercanda banyak hal? pokok nya ada aja tema pembahas mereka. sampai si dewi berceloteh gak jelas.
Ryan dan bobi hanya sebagai pendengar yang baik si antara mereka. sesekali mereka tertawa mendengar celotehan mereka dan kadang meringis mendengar hal ekstrim dari mulut para gadis itu
mereka mulai meneguk segelas bir itu sebagai tanda bersulang. aluna terpaksa mengambil segelas minuman itu, dan meminum ya sedikit setelah bersulang.
begitu lah dunia orang dewasa, dunia tempat kerja.. mereka hanya sesekali merasakan hal menyenangkan ini untuk melepas penat bekerjanya
Aluna menyerngit meminum seteguk alkohol itu. rasanya sungguh gak enak baginya yang tidak pernah meminum minuman seperti itu.
sedangkan yang lain mulai menikmati minuman nya. bahkan entah sejak kapan nomi berada di dalam pelukan Ryan. iya Ryan belum mabuk. tapi nomi sudah, dia meracau saja. karena itu lah Ryan memutuskan untuk tidak mabuk untuk melindungi mereka para gadis.
sedangkan bobi menikmati minuman nya dengan sangat nikmat dan hikmat. namanya juga laki laki, dia juga tidak mabuk sama sekali padahal sudah meminum banyak bir itu
Dewi dan Riana juga sudah teler, tertawa menangis berpelukan berduaan. meracau tak jelas membuat Aluna menatap mereka semua heran.
tidak hanya mereka saja yang mabuk, divisi lain juga sudah pada teler.
Aluna satu satunya perempuan yang waras disana menjadi bingung menghadapi situasi ini? jujur saja baru kali ini dia ikut acara beginian! Aluna kira gak ada sampai mabuk mabukan seperti ini.
ternyata tak jauh beda dengan pesta orang kaya seperti di rumah nya dulu.