"hidup di dunia ini tidak semua bernasib beruntung, kadang aku sangat iri dengan kehidupan orang lain yang terlahir kaya, mereka tidak perlu bersusah payah untuk bekerja keras pagi, siang dan malam dengan upah yang tak seberapa, hidup di tengah kota seorang diri membuatku sedikit frustasi, beruntungnya aku masih punya seseorang yang ku kenal, orang yang selalu membantu dan menghiburku disaat semua tidak baik baik saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bee aja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bau bau cemburu nihh
berjalan di taman sambil melihat pemandangan yang indah membuat lea merasa tenang.
"lea?" panggil felix sambil menoleh ke arah lea.
"iyaaa?" jawab lea.
"aku seneng banget hari ini, bisa jalan sama kamu" ucap felix sambil tersenyum.
"ohh ya?" jawab lea.
"kita duduk yuk disitu?" ajak felix menunjuk sebuah kursi yang menghadap ke arah danau.
"iyaaa" jawab lea.
mereka duduk bersama menatap ke arah danau, felix tak bisa melepas pandangannya kepada lea.
"lea aku boleh peluk ga?" tanya felix.
"ni orang lucu banget sihh, masa harus ijin dulu minta peluk" batin lea.
lea membuka tangannya sambil tersenyum, dengan senang hati felix memeluk tubuh lea.
lea mulai merasa nyaman dengan perlakuan manja felix kepadanya, entah kenapa lea sangat suka dengan tingkah felix seperti ini.
"aku capek banget lea" ucap felix tiba tiba dengan nada yang sedih.
seketika lea membulatkan matanya tidak mengerti dengan ucapan felix.
"emanya kamu kenapa?" tanya lea sambil melepas pelukan felix.
"aku.. ga bisa cerita sekarang" ucap felix.
"ya udah, ga usah cerita.. jangan cemberut gitu dong" ucap lea sambil menangkup pipi felix.
Lea belum sepenuhnya mengenal felix, namun lea tidak peduli akan hal itu.
felix mendekatkan wajahnya ke wajah lea, perlahan menempelkan bibirnya di bibir lea sambil memejamkan matanya.
Lea merasakan bibir felix terasa lembut saat menyentuh bibirnya, melumat bibirnya dengan hati hati.
lea belum pernah berpacaran, kehadiran felix membuat warna baru di dalam hidupnya, perasaan asing yang belum pernah ia rasakan membuatnya begitu bersemangat dan juga senang.
lea sangat terbuai oleh ciuman felix, hingga tidak sadar jika mereka berada di luar.
beberapa saat kemudian.
"kau tau? aku sangat merindukanmu sejak itu" ucap felix setelah melepas ciumannya.
"benarkah?" tanya lea sambil tersenyum.
felix kembali mengecup bibir lea sekejap lalu tersenyum.
"aku menyukaimu lea" ucap felix sambil menatap lea dengan serius.
"aku rasa aku juga begitu" jawab lea.
mendengar itu felix merasa senang sambil tersenyum manis, lalu memeluk lea.
skip.
matahari mulai terbenam.
"sudah gelap, ayo kita pulang?" ajak lea.
"tapi.. aku masih ingin bersamamu" ucap felix sambil cemberut.
"lain kali kita kan masih bisa?" jawab lea.
"iya sihhh, cium aku sekali lagi baru kita pulang" mohon felix.
lea dengan cepat mengecup bibir felix.
"lagiii" rengeknya.
"tadi bilangnya sekali?" ujar lea.
"itu bukan ciuman, itu kecupan" jawab felix
"ahh kau banyak mau sekali" ucap lea lalu mencium bibir felix.
felix menahan kepala lea karena tidak ingin ciumannya cepat berakhir, sampai akhirnya lea benar benar pasrah.
skip.
lea pulang di antar oleh felix, sesampainya di depan gedung apartemen, lea segera turun sambil membawa bunga pemberian felix.
"makasih ya untuk hari ini, makasi juga bunganya" ucap lea.
"iya sama sama, sampai bertemu besok lea?" ujar felix sambil tersenyum manis.
"okee, byee" ucap lea segera masuk ke gedung apartemennya.
felix tersenyum lalu menutup kaca mobilnya dan segera pergi.
lea berjalan sambil membuka ponselnya, terdapat sebuah notifikasi pesan dari Mathias.
"kamu masih lama ga? udah malem lohh ini kamu sibukk banget dehh" tulis Mathias.
lea tersenyum setelah membaca pesan dari mathias.
"ini baru pulang kok" balas lea.
beberapa menit kemudian ketika lea sampai di pintu apartemen, Mathias membalas pesan lea.
Ting![Suara notifikasi pesan].
"aku kesana ya? bantuin aku ngerjain tugas" tulis Mathias.
"okee" jawab lea.
lea segera masuk ke apartemennya menuju kamar, lea pergi mandi sebentar selagi Mathias belum datang.
beberapa saat kemudian lea selesai mandi dan hanya memakai hot pants dan tank top karena berfikir sudah malam ia tidak akan keluar rumah lagi.
ting tung!
suara bell pintu, lea buru buru membuka pintunya.
ceklek! Pintu terbuka.
"haii lea?" sapa mathias.
"haiii, ayo masuk?" ajak lea.
Mathias pun masuk sambil membawa sebuah kotak kecil persegi panjang.
"apa itu?" tanya lea sambil mengambil bantal di sofa lalu duduk menutupi pahanya dengan bantal.
"ini.. aku lupa memberikannya padamu" ucap Mathias memberikan kotak itu kepada lea.
lea pun menerimanya dan segera menarik tali pita di kotak itu, lalu membukanya.
"wahh gelang, ini bagus banget!" ucap lea tersenyum senang.
"aku membelinya di jepang, saat aku lihat itu jadi ingat kamu" ucap Mathias.
"ini... berlian?" ucap lea sontak terkejut ketika melihat sebuah surat keterangan gelang tersebut.
"tapi kamu suka kan?" tanya Mathias.
"i..yaa suka, tapii ini mahal banget lohhh?" ujar lea merasa tidak enak memberikan kembali kepada mathias.
"terus ini aku buang?" tanya mathias saat lea tak mau menerima pemberiannya.
"ya jangan, ini kan mahal?" ucap lea.
"ya gpp, sini aku pakein" ucap Mathias mengambil gelangnya dan memasangkan di tangan lea.
lea menatap mathias bingung, namun ia tak bisa menolaknya.
"lihat? cantik sekali di tanganmu" ucap Mathias sambil tersenyum.
"makasih banyak ya, kamu baik banget deh sama aku" ucap lea merasa senang sekaligus tidak enak.
"iya sama sama" jawab Mathias sambil tersenyum.
"ohhh iya, katanya mau ngerjain tugas?" tanya lea.
"iyaa, bantuin dong aku kesulitan nihh?" ujar Mathias.
"iya iya" jawab lea.
Mathias terlihat memperhatikan lea yang serius mengerjakan tugasnya, sesekali ia juga tersenyum.
"kenapa?" tanya lea menyadari jika dirinya di perhatikan.
"engga, lanjutin aja" ucap Mathias sambil membolak balikan bukunya.
"soal cewe yang kamu suka.. ada kemajuan ga?" tanya lea tiba tiba.
"mmm... ga ada sihhhh" jawab Mathias.
"kok ga ada? emang kamu ga berusaha?" tanya lea heran.
"ya udah, tapi.. kayanya sulit" ucap Mathias sambil berfikir.
"sulit gimana? emang ada cewe yang ga mau sama kamu? kamu aja kali kurang perhatian" sahut lea.
"jadi gitu menurut kamu?" tanya mathias sambil tersenyum.
"ya iya, emang siapa sihh tu cewe ga peka banget, masa seganteng ini di anggurin?" ujar lea sambil mendongakkan wajah mathias.
mereka terdiam satu sama lain, mata mereka bertemu, lea jadi gugup karena mathias sedang menatapnya, ia juga merasa sudah keterlaluan dengan memegang wajah Mathias.
"maaf maaf, aku sampai kelepasan" ucap lea merasa gugup lalu melepaskan tangannya dari wajah mathias.
"kau sendiri.. apa... ada seseorang yang kau sukai?" tanya Mathias.
lea terdiam sambil berfikir, lalu menatap mathias.
"emm... itu... aku tidak tau" ucap lea gugup teringat bahwa orang ya di sukainya ialah adiknya sendiri.
"apa tidak ada yang kau sukai?" tanya mathias memastikan.
"kalau sekedar suka sih ada" ucap lea terus terang.
"ohh ya? siapa?" tanya Mathias dengan nada terkejut.
"itu... adalah pokoknya kau tidak perlu tau" ucap lea.
"ishhh kau ini, siapa?" tanya Mathias dengan nada ngegas.
"kau sendiri tidak memberi tahuku" sahut lea terkejut karena mathias terlihat kesal.
"siapa? apa aku mengenalnya?" tanya Mathias ngotot.
lea terdiam sejenak sambil menoleh ke arah mathias, wajahnya terlihat marah dan kesal.
"iyaaa" jawab lea ragu.
"kenapa kau menyukainya?" tanya mathias.
"dia.. menggemaskan" jawab lea polos.
"apa dia bayi?" sahut mathias dengan nada sinis.
"aku rasa begitu, dia seperti bayi yang menggemaskan" jawab lea sambil tersenyum.
"kau meledeknya atau apa sihhh?" tanya mathias heran.