Diceritakan kisah seorang gadis bernama Ellieora Sparkle, gadis muda berumur dua puluh satu tahun yang memiliki sifat bebas dan menghabiskan sebagian hidup nya untuk berpesta setiap malamnya, karena ia merasa kalau dia adalah putri satu-satunya dari pemilik perusahaan ternama.
Namun kebebasan nya sangat di tentang keras oleh ayah nya yang memiliki karakter tegas.
Ibu Ellie adalah seorang yang lembut dan penuh kasih sayang, ia selalu mendukung keputusan yang putri nya buat.
Hingga suatu hari, ayah nya yang sudah lelah dengan kelakuan putri semata wayang nya, yang selalu saja berpesta dan membuat ulah yang tidak masuk kedalam akal nya, ia menikahkan Ellie dengan seorang pria tampan dan kaya raya bernama Tuan Felix Donovan seorang CEO muda yang di rumorkan memiliki kehidupan bebas seperti Ellie.
Tanpa perlawanan Ellie pun setuju untuk menikahi Tuan Donovan, karena ia fikir hobby party nya tidak akan terganggu selama ia menikah dengan pria yang memiliki kehidupan bebas seperti nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggrek Timur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31 OPERASI BERHASIL
Empat jam berlalu, akhir nya operasi ku selesai dengan hasil yang sesuai di harap kan.
Untuk beberapa jam kedepan, aku belum siuman karena masih dalam efek obat bius.
Enam jam berlalu, dan akhir nya aku siuman.
Saat aku membuka mata, ku lihat Felix sedang menatap ku dengan mata yang sembab, lalu tangan nya menggenggam tanganku dan ia menciumi nya
"Sayang...kamu sudah bangun? Syukur lah..mana yang sakit sayang?" teriak Felix histeris saat ia melihat mata ku terbuka.
Lalu aku memandang ke sekeliling, ku lihat ada papa dan Mama juga sedang memandangiku, lalu aku kembali berkeliling melihat ke seluruh ruangan ternyata ada teman-teman kampus ku juga. Lalu aku hanya bisa melambaikan tangan ku ke arah mereka semua sembari tersenyum.
"Bagaiman operasi nya sayang?" tanya ku pada Felix
"Operasi nya berjalan lancar sayang.." sahut Felix sembari menitikan air mata nya.
"Syukurlah..." sahutku lagi, kondisiku sekarang belum begitu kuat untuk mengobrol lama-lama.
Setelah beberapa saat, papa dan mama kembali pulang, juga teman-teman ku berpamitan untuk pulang ke rumah nya masing-masing. Tinggal tersisa aku dan Felix saja di ruangan.
"Sayang...Bagaimana keadaan mu?" tanya Felix
"Aku..aku masih merasa lemas dan pusing" ungkap ku pada Felix
"Yang mana yang sakit sayang? Aku panggilkan dokter ya?" sahut Felix
"Tidak usah, sepertinya aku lemas karena belum makan.." tambah ku dengan polos nya
"Hah...? Hahaha...sayang aku sudah khawatir sekali, malah jawab nya kamu belum makan hehehe, sebentar aku akan menyatakan pada dokter apakah kamu sudah bisa makan" ungkap Felix ,lalu ia pamit izin untuk mengunjungi dokter.
Setelah beberapa saat, akhir nya Felix kembali ke dalam kamar ku.
"Sayang...kamu mau makan apa? Kata dokter boleh makan asal makanan yang lunak, dan jangan berlemak" ungkap Felix dengan wajah sumringah
"Aku mau makan dengan sayur.." sahut ku singkat
"Iya sayang, aku panggilkan pelayan ya dari rumah, lalu biarkan dia menginap juga di sini untuk menemani mu saat aku tidak ada" ungkap Felix, dan aku hanya menganggukan kepala ku saja menyetujui semua pengaturan nya.
Tak butuh waktu lama, akhir nya pelayan yang Felix panggil datang juga.
Felix mulai menyuapi makanan ke mulut ku perlahan-lahan.
Baru saja empat sendok perutku sudah merasa kenyang.
Setelah makan, aku meminum obat dan kembali tidur meninggalkan Felix bersama asisten dan pelayan nya.
"Sayang... terimakasih ya kamu sudah bertahan" terdengar suara Felix yang berbisik ke telingaku, padahal aku belum tidur namun mata ku sudah terasa lengket, jadi aku hanya membalas nya dengan senyuman, karena efek obat juga yang membuat ku ngantuk berat.
Satu Minggu berlalu, keadaan ku berangsur membaik. Aku rindu masuk kuliah, hanya saja aku belum diizinkan untuk melakukan aktivitas apapun oleh dokter.
Hari ini aku diizinkan pulang ke rumah.
"Hati-hati sayang..." ucap Felix sembari memapahku masuk ke dalam mobil.
Sesampai nya di dalam mobil Felix mengatakan
"Aku menyiapkan kejutan untuk mu di rumah" ungkap Felix
"Apa..?" sahut ku
"Kalau aku beri tahu sekarang, bukan kejutan namanya hehehe" ungkap Felix
Sesampai nya di rumah, terasa hening sekali, rumah yang biasa nya hangat kali ini terasa dingin, mungkin karena aku tidak pulang ke rumah Felix selama dua Minggu ini, yang tadi nya terbiasa menjadi asing kembali.
"Glek..." terdengar suara pintu rumah saat di buka oleh pelayan
"Welcome Home..." suara teriakan dari dalam menyambut kepulangan ku dari rumah sakit.
"Wah...." ucapku lirih sembari memegang tangan nya Felix.
Ku lihat sekeliling, ada Papa dan Mama, ada teman-teman kuliah ku, juga para pelayan nya Felix semua nya berkumpul menyambut kedatangan ku di rumah.
"Wow... terimakasih ya" ungkap ku dengan mata berkaca-kaca.
"Sehat terus ya sayang..." ucap Papa dan Mama sembari memeluk ku dan menciumi ku
"Sehat selalu Ell..." ucap Rilley menghampiriku
"Cepat pulih ya Ell, kita kangen ngampus bareng nih hehehe" ungkap Jhon si konyol yang selalu saja membuat ku tersenyum karena celotehan nya yang konyol
"Sehat lagi ya Ell..." ucap Jessica menghampiriku lalu memeluk ku erat
"Kok kalian bisa sampai disini?" aku baru bisa berucap setelah mereka semua menyapa ku satu persatu.
"Semua berkat suami mu tersayang Ell.." sahut Jhon memberitahu ku
"OMG...sayang, terimakasih ya" ucap ku langsung memeluk Felix yang sedari tadi memandangiku dari kejauhan.
"Not only that, Honey...teman mu boleh kok sering-sering datang kemari untuk nemenin kamu" sahut Felix memperbolehkan teman-teman ku untuk sering-sering datang ke rumah ini.
"I am so happy.. Terimakasih sayang" sahut ku lirih sembari memeluk nya erat.
Setelah selesai menyambutku,kami makan siang bersama di ruang makan.
Setelah makan, aku harus kembali istirahat dan meminum obat.
Di sore hari, Mama dan Papa pamit pulang, juga teman-teman ku ikut pamit pulang.
Tinggal lah kami berdua, rumah kembali sepi.
Tanpa terasa setelah seharian mengobrol aku bisa tidur dengan lelap, mungkin karena lelah seharian mengobrol dengan semua orang yang berada di rumah.
"Sayang...sayang" panggil Felix membangunkan ku dengan suara lembut
"Sayang..." panggil Felix sekali lagi
Lalu aku membuka satu mataku untuk mengintip nya, karena terus terang saja mata ku masih terasa lengket.
"Apa..." sahut ku
"Bangun dulu sayang, badan mu harus di lap terlebih dahulu" ungkap Felix dengan hati-hati
"Hmm..iya" sahut ku masih dengan mata tertutup dan aku kembali tidur terlelap hingga malam hari.
Saat tengah malam aku terbangun, kulihat ke sekujur tubuh, ternyata pakaian ku sudah ada yang mengganti. Dan saat terbangun badan juga lebih segar mungkin Felix sudah memandikan ku.
Terlihat Felix yang tertidur dengan pulas di sofa yang berhadapan dengan tempat tidur ku, mungkin dia kelelahan setelah beberapa Minggu mengurus ku di rumah sakit.
Aku mencoba meraih gelas air yang berada di samping ku, namun apa daya tangan ku terpeleset hingga membuat gelas tersebut jatuh ke lantai.
"Sayang..." teriak Felix yang rupanya terbangun karena suara pecah nya gelas
"Kamu mau apa sayang? Kenapa tidak membangunkan aku?" ucap Felix lagi dengan wajah penuh kekhawatiran
"Aku cuma mau ambil gelas, tangan ku licin jadi terjatuh, maaf sudah mengganggu mu tidur" sahut ku menjelaskan
"Tidak mengganggu..aku takut kamu terluka atau apa, bukan nya terganggu..kamu ini" ungkap Felix sembari memeriksa jari jemari tangan ku satu persatu
"Aku tidak apa-apa" ungkap ku yang merasa kasihan melihat nya, walau masih dalam keadaan mengantuk Felix tetap mengkhawatirkanku.