Anisa dan Yusuf pasangan suami istri yang memiliki kehidupan nyaris sempurna. Ekonomi cukup, tiga orang anak dan mertua yang tidak ikut campur. Namun, ujian datang dari mantan kekasih Anisa dan mantan istri Yusuf. Kehadiran mantan istri Yusuf juga telah membuat ibu mertua Anisa membencinya. Seiring berjalannya waktu, Yusuf tidak bisa menolak kehadiran mantan istrinya untuk kembali. Hingga memutuskan setuju untuk menikah siri, tapi Yusuf merahasiakan pernikahannya dari Anisa. Lalu bagaimana Anisa dengan mantan kekasihnya yang juga ingin bersamanya, akankah berhasil ? Apakah pernikahan Yusuf dan Anisa akan berakhir atau malah akan semakin kuat ? Yuk baca, like, komen dan share ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CumaHalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
KEESOKAN HARI
Anisa membaca buku resep sambil menunggu anak-anaknya bermain di ruang tengah. Sesekali Anisa melihat keduanya bermain, memastikan mereka tidak jauh dari pandangannya. Lalu hp Anisa berbunyi dan nama Arka terpampang di layar hpnya.
Drrrtttt.....
"Halo, ada apa, Ka?" sapa Anisa begitu mengangkat telfonnya.
"Lagi dimana? Sibuk nggak?"
"Nggak, aku dirumah aja sama anak-anak."
"Bilang sama anak-anak, mereka mau nggak main di taman bermain biasanya."
"Emm... ga usah deh Ka, aku lagi pengen di rumah aja."
"Kenapa? Takut sama Yusuf? Kita kan ga ada hubungan apa-apa. Lagian kalau di rumah terus kasihan anak-anakmu. Mereka bisa bosen, kalau nunggu papanya longgar juga ga mungkin. Aku tau Yusuf itu kerjaannya banyak. Sebentar saja Anisa, aku juga ada tawaran bisnis ke kamu. Lihat aja dulu, siapa tau kamu tertarik."
"Ya udah tak tanya anak-anak dulu."
Anisa mematikan sambungan telfonnya, dan memanggil Alif. Lalu berkata, "Alif bosen ga dirumah aja?"
"Ya bosen, Ma. Tapi kita kan ga boleh keluar sama papa."
"Boleh, tapi nanti sebentar saja ya. Kita pergi k taman bermain aja biar dekat. Nanti kamu bermainnya jangan banyak-banyak biar kita cepat pulang."
"Oke, Ma."
Anisa mengambil tas dan kunci mobil di kamar. Setelah itu mengganti pakaian Hana dan Alif. Setelah semua siap, Anisa, Alif, Hana dan Mela berangkat ke taman bermain.
DI TAMAN BERMAIN
Sampai di taman bermain Anisa menurunkan stroller Hana dan meletakkannya di dalamnya. Lalu masuk bersama mencari keberadaan Arka. Saat Alif melihat Arka, dia langsung berteriak dan berlari menghampirinya.
"Om Arka."
Arka menoleh dan tersenyum, ia berdiri dan merentangkan tangannya untuk memeluk Alif. Keduanya berpelukan selayaknya ayah dan anak, Anisa terharu melihat perhatian Arka kepada anak-anaknya. Sedangkan Hana bersorak riang gembira melihat Arka mencubit lembut lengannya.
"Om, aku boleh main kesana?" tunjuk Alif ke permainan kereta wisata.
"Tentu saja, mainkan semua yang kamu inginkan, Lif."
Alif berlari diikuti oleh Mela di belakangnya. Alif bermain dengan lincah, sampai Mela sedikit kerepotan mengikutinya kesana dan kemari. Sementara Anisa dan Hana duduk bersama Arka.
"Makasih ya sudah mau datang kesini."
"Sama-sama, sebenarnya aku ga pengen keluar, tapi waktu lihat Alif kog kayanya suntuk. Ya udah, aku iyain aja ajakan kamu."
"Anisa, aku menyuruh kamu datang kesini bukan hanya untuk menyenangkan anak-anak. Tapi aku ada tawaran bisnis bareng, aku sudah tulis semua di kertas ini. Kamu bisa baca dan kalau kamu tertarik bisa gabung, kalau nggak, juga ga masalah." Arka menyodorkan proposal yang sudah ia siapkan sebelumnya.
"Lumayan bagus, aku mau, Ka. Jadi ini nanti gimana kelanjutannya?"
"Kamu cuma perlu ikut rapat dengan beberapa orang yang akan tergabung dalam usaha ini, rapatnya online saja. Jadi kamu bisa dari rumah, ga perlu keluar. Nanti pembagiannya berapa akan di umumkan dalam rapat itu."
"Oke."
"Nanti jadwalnya aku infokan lagi ya."
Anisa mengangguk dan membacanya sekali lagi. Arka menggendong Hana berkeliling taman bermain. Sedangkan Alif sibuk memainkan semua wahana yang ada di taman bermain tersebut.
DI RUMAH YUSUF
"Dimana Anisa dan Hana?" tanya Yusuf pada art yang saat itu sedang membersihkan dapur setelah masak makan siang.
"Bu Anisa keluar sama anak-anak, Pak."
"Alif juga di ajak? Kemana mereka pergi?"
"Tadi kata Mela mau ke Taman Bermain, Pak."
"Ya sudah, terimakasih. Itu Ryan baru datang, kamu suruh dia makan siang dulu ya."
"Baik, Pak."
Yusuf masuk ke mobil dan melajukan mobilnya ke taman bermain. Di jalan hati Yusuf berkecamuk antara penasaran dan marah seandainya Anisa bersama Arka. Ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi.
DI TAMAN BERMAIN
Sampai di taman bermain Yusuf melihat mobil Anisa masih terparkir disana. Ia segera keluar dan mencari istrinya. Sampai di dalam Yusuf murka melihat Anisa, Alif, Hana dan Arka bercanda sesekali tertawa terbahak.
Dengan tangan mengepal dan emosi memuncak, Yusuf melangkah cepat menghampiri istri dan anak-anaknya. Wajahnya merah padam dan suhu tubuhnya semakin meninggi melihat kebersamaan istrinya dengan pria lain. Yusuf berdiri di belakang Anisa dan berkacak pinggang.
"Bagus sekali Anisa, aku kerja dan kamu bersenang-senang dengan selingkuhanmu," gertak Yusuf tepat di samping Anisa.
Anisa terkejut dan menoleh, lalu berdiri dan jantungnya serasa copot melihat mimik wajah suaminya. Yusuf mencengkeram lengan Anisa dan menyeretnya menjauh dari anak-anaknya. Sampai agak jauh dan tempatnya sepi Yusuf menghempaskan tubuh Anisa hingga terhuyung hampir jatuh.
Plak !!
Tangan Yusuf mendarat ke pipi Anisa hingga membekas kemerahan. Bulir-bulir bening berjatuhan membasahi kedua pipi Anisa. Arka kesal melihat Yusuf yang terlampau keras pada Anisa.
"Aku dan Arka cuma...."
"CUMA APA??? KAMU SUDAH BERKALI-KALI SEPERTI INI, UDAH BERKALI-KALI AKU MAAFIN DAN KAMU ULANGI TERUS. MAU KAMU APA?" bentak Yusuf.
Seluruh pengunjung taman bermain memperhatikan keduanya. Namun perasaan Yusuf sudah di penuhi amarah membuatnya abai dengan tatapan orang-orang di sekitarnya. Dalam hatinya sudah sangat marah dan kecewa, apalagi sempat mendengar suara tawanya yang renyah.
"Aku minta maaf, Mas...." Anisa menggenggam tangan Yusuf dan berlutut di hadapan suaminya. Namun di hempaskan oleh Yusuf dengan kasar.
"Terserah kamu Anisa, terserah!!!"
"Tolong maafkan aku, Mas."
"Kamu ga pernah tertawa lepas seperti itu denganku. Kamu pikir aku ga sakit hati melihat dan mendengarmu seperti itu?"
Tubuh Anisa bergetar hebat. Menangis terisak tanpa suara. Namun, Yusuf pergi meninggalkan Anisa. Anisa berusaha mengejar Yusuf yang berjalan cepat.
Yusuf tidak menggubrisnya, ia masuk mobil dan melajukan mobilnya secepatnya. Anisa hanya memandang kepergian suaminya dengan perasaan bersalah. Anisa masih terduduk di tanah dan menangis semakin dalam.
Alif yang ketakutan melihat kemarahan papanya menggenggam tangan Arka sangat erat. Dadanya berdegup kencang dan keluar keringat dingin. Lalu mengajak Arka menghampiri mamanya.
"Om, kenapa Papa marah-marah ke mama? Kan mama ga salah apa-apa." Alif bertanya sembari berjalan beriringan dengan Arka.
"Alif tidak akan tau sampai Alif nanti dewasa, Nak. Sekarang kita ke depan ya, siapa tau mama udah sendirian, kita hibur mama."
"Iya Om, ayo!!!"
Alif dan Arka ke depan melihat Anisa, mereka menghampiri Anisa yang tengah menangis terisak. Alif memeluk Anisa dan di sambut oleh Anisa dengan pelukan hangat. Keduanya menangis sambil berpelukan, Alif menghapus air mata Anisa dengan tangannya.
"Mama jangan menangis," ucap Alif.
"Yusuf keterlaluan, masa dia menamparmu sekencang itu. Aku minta maaf ya Anisa, kalau tau dia bisa sejahat itu pasti ga akan minta kamu datang kesini. Aku pikir tadi dia akan marah padaku seperti waktu itu, tapi ternyata dia malah menghajarmu."
"Nggak, ini bukan salahmu, Ka. Aku sendiri yang salah kog," ujar Anisa sembari mengelap air matanya.
"Aku janji akan balaskan semua rasa sakitmu ke pria bodoh itu Anisa. Tunggu waktunya dan kita akan tertawa bersama melihat penderitaannya," batin Arka.
Anisa mengajak anak-anaknya pulang, sementara Arka mengikutinya dari belakang. Ia khawatir dengan kondisi Anisa yang sedang hancur setelah bertengkar dengan suaminya. Setelah memastikan Anisa sampai rumahnya, Arka pergi meninggalkan rumah Yusuf.
DI KANTOR YUSUF
TOK TOK TOK
"Masuk," ucap Yusuf.
Ceklek
Kania masuk membawakan secangkir teh. Setelah meletakkan cangkir di hadapan Yusuf, Kania melangkah keluar ruangan Yusuf. Namun sebelum Kania membuka pintu, Yusuf memanggilnya.
"Kania...."
Kania menghentikan langkahnya dan berbalik. Kania duduk di hadapan Yusuf yang saat itu menyeruput tehnya. Kania tersenyum manis di hadapan Yusuf.
"Ada apa, Mas?"
"Nanti aku akan tidur di rumahmu, kamu balik kerja lagi sekarang. Nanti kita akan pulang bareng saja setelah kerjaanku selesai. Mungkin agak malam, gapapa, kan?"
"Tentu saja aku mau Mas nungguin kamu. Aku juga seneng banget akhirnya kamu mau tidur sama aku," ungkap Kania dengan hati berbunga-bunga.
"Ya sudah, aku mau lanjut kerja. Kamu bisa balik lagi ke pabrik sekarang."
Kania keluar dari ruangan Yusuf dengan hati riang gembira. Tapi sayangnya ia tidak bisa memamerkan ke karyawan lain karena Yusuf memintanya merahasiakan hubungan mereka. Kania mengerjakan pekerjaannya dengan hati berbunga-bunga kali ini.
BEBERAPA SAAT KEMUDIAN
"Mas, akhirnya kamu selesai juga. Aku udah ngantuk nih. Ayo kita pulang," ucap Kania saat Yusuf masuk ke ruangannya.
"Kenapa kamu menungguku disini? Ga usah manja Kania. Aku hanya ingin bermalam dan tidur di rumahmu. Bukan tidur bareng sama kamu," jawab Yusuf ketus.
"Iya tapi aku kan juga pengen di manja sebagai seorang istri mas," sungut Kania mengerucutkan bibirnya.
"Ayo pulang sekarang."
"Kamu emang menolakku sekarang, Mas. Tapi aku yakin bisa menggodamu saat di rumah nanti," batin Kania.