Luna Aurora Abraham rela meninggalkan nama belakang dan keluarganya demi menikah dengan lelaki yang dicintainya yaitu Bima Pratama. Seorang pria dari kalangan biasa yang dianggap Luna sebagai dewa penyelamat saat dirinya hampir saja diperkosa preman.
Dianggap gila oleh suami dan Ibu mertuanya setelah mengalami keguguran. Dengan tega, Bima memasukkannya ke Rumah Sakit jiwa setelah menguasai seluruh harta kekayaan yang dimilikinya.
Tidak cukup sampai di situ, Bima juga membayar orang-orang di RSJ untuk memberikan obat pelumpuh syaraf. Luna harus hidup dengan para orang gila yang tidak jarang sengaja ingin membunuhnya.
Hingga suatu hari, Bima datang berkunjung dengan menggandeng wanita hamil yang ternyata adalah kekasih barunya.
"Aku akan menikah dengan Maya karena dia sedang mengandung anakku."
Bagaimana kelanjutan kisah Luna setelah Tuhan memberinya kesempatan kedua kembali pada waktu satu hari sebelum acara pernikahan.
Update setiap hari hanya di Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Atlas Menemukan Luna
Berbeda dengan Elina dan Seno yang sedang memadu kasih saling berbagi peluh di sebuah kamar. Atlas saat ini tengah menyusuri jalanan untuk mencari keberadaan istrinya.
Dulu, sebelum waktu terulang. Ketika mendengar Luna sudah menikah dengan Bima, membuat pria berwajah setengah bule itu putus asa dan berakhir dengan menyayat nadinya sendiri.
Kabar kematian Atlas, baru Luna dengar setelah usia pernikahan Luna dan Bima menginjak setengah tahun. Ada rasa nyeri di dada Luna kala mengetahui fakta penyebab kematian Atlas. Yakni patah hati.
Luna memang menyimpan luka tersendiri karena sikap Atlas yang plin plan. Penyebab Luna menerima pinangan Bima tanpa pertimbangan yang matang.
Sama-sama menanggung rasa sakit di kehidupan pertamanya. Dan kini di kehidupan kedua mereka, semua sudah berubah. Atlas sudah menikahi Luna, tapi justri dia semakin melukai hati gadis pujaannya itu.
Ya, Luna dan Atlas sama-sama mengulang waktu tanpa keduanya ketahui. Maksudnya adalah Luna tidak tahu jika Atlas mengulang waktu.
Begitu juga sebaliknya, Atlas tidak tahu jika sekarang adalah kehidupan kedua untuk Luna. Mereka berdua diberi kesempatan Tuhan untuk memperbaiki takdir, tapi yang terjadi mereka malah semakin saling menyakiti hati.
"Dulu, aku memilih mengakhiri hidup melihat Luna menikah dengan Bima. Bahkan saat melihat perut besarnya yang tentu bukan benih milikku."
"Tapi setelah aku mengulang waktu, justru aku yang menyakiti Luna. Sungguh aku tidak bermaksud balas dendam. Tapi aku terlalu bodoh mengartikan tujuanmu membuat aku hidup kembali. Aku berjanji akan memperbaikinya, dan menerima jika Luna yang akan membalas rasa sakit hatinya." Ucap Atlas dalam hati, sambil terus menyusuri jalanan yang berdebu.
"Apa jangan-jangan dulu Luna terpaksa menerima pinangan Bima karena aku yang terus memprioritaskan Melani. Maaf... Jika itu benar, maafkan aku Luna." Gumamnya sambil terisak.
Langkah kaki Atlas telah tiba di sebuah perkampungan padat penduduk. Dia bersandar di bawah sebuah pohon dan mendengar ada segerombolan ibu-ibu sedang asik bergosip.
"Kamu tahu tidak, tadi itu suamiku dipanggil Bima katanya disuruh menjadi saksi pernikahan Elina adeknya. Dan yang bikin suamiku kaget itu yang menikahi Elina adalah Seno. Calon suami dari Wulan, sedangkan tadi juga pak RT datang sebagai saksi." Ucap seseorang.
"Dan lebih parahnya lagi, Elina ini masih kelas 2 SMA."
"Yah kan tidak masalah Seno menikah dengan Elina. Mereka lebih cocok, tampan dan cantik. Berbeda dengan Wulan yang kalian tahu sendiri wajahnya seperti apa. Padahal anak orang kaya, bidan lagi. Tapi tidak bisa merawat diri."
"Kabarnya Elina sudah berbadan dua, perutnya sudah terlihat buncit saat tadi aku bertemu dibonceng Seno."
"Lah mau dibawa ke mana Elina sama Seno bawa koper?"
"Ya tentu pulang ke rumah Ibu Nurma, ke mana lagi."
"Ayo kita ke sana lihat, pasti sekarang sedang rame mereka."
"Kamu ini, tapi ayolah kita lihat apa Bima bisa menjadi penengah setelah dirinya sendiri gagal menikah dengan Luna waktu itu."
Mendengar nama Bima dan Luna, Atlas jadi teringat jika sebelum dia menikahi Luna 2 minggu yang lalu. Istrinya itu pernah mengatakan ingin membalas dendam kepada Bima dan keluarganya. Apa Luna tinggal di sini. Itu yang saat ini sedang ada di pikiran Atlas. Entah mengapa langkah kakinya mengikuti ibu-ibu itu.
"Loh, Seno kok kamu datang bersama Elina adeknya Bima?" Tanya Ibu Nurma, di sana ada Wulan yang menatap penuh permusuhan.
"Karena mulai sekarang, Elina akan tinggal bersama kita. Aku sudah menikah dengan Elina karena dia sedang mengandung anakku." Ucap Seno.
"APA...?" Berani sekali anak ingusan sepertimu menjadi pelakor?" Hina Wulan.
"Eh bu bidan, katanya berpendidikan pinter kok gak bisa bedain pelakor atau bukan. Aku ini istri sah Bang Seno. Sedangkan kamu siapa, hanya calon istri yang belum dinikahi." Jawab Elina.
"Seno, kenapa kamu bikin masalah terus. Sudah Ibu bilang, jaga sikapmu karena pernikahanmu dengan Wulan tinggal sebulan." Ucap Ibu Nurma.
"Tidak masalah Bu, kalau bu bidan ini masih menginginkan Bang Seno jadi suaminya. Aku ijinkan Abang menikah lagi kok. Tapi statusnya tetap Bu Bidan hanya istri kedua di bawah tangan. Karena aku tidak mengijinkan Bang Seno menikahi sah Bu Bidan."
"Aku jadi istri kedua? Apa aku tidak salah dengar Seno?"
"Tidak, memang seperti itu adanya. Ingat di sini yang melamar itu kamu, aku sebelumnya tidak pernah tertarik menikah denganmu Wulan. Hanya karena Ibuku menerimamu, bukan berarti hatiku juga menginginkanmu. Selain profesimu, apa yang bisa aku banggakan memiliki istri sepertimu. Jadi sadar diri itu penting Wulan."
"Dasar kurang ajar kamu Seno."
Wulan ingin menyerang Elina, tapi Seno lebih dulu menghalangi gerakan Wulan. Bahkan Seno mendorong kuat tubuh tepos itu hingga jatuh terduduk di lantai yang keras.
"Jangan pernah berniat melukai istriku, karena dia sedang mengandung buah cintaku pada Elina. Akan ku katakan padamu, jika aku dan Elina saling mencintai." Tegas Seno.
"Ibu, mau tidak mau harus menerima Elina menjadi menantu. Perlakukan dia dengan baik, karena ada cucu Ibu di dalam rahimnya. Ayo sayang kita masuk ke kamar, kamu harus banyak istirahat."
Seno merangkul mesra pinggang langsing Elina. Berbeda dengan Wulan yang kerempeng lurus bak landasan pesawat, Elina memiliki body yang sexy.
"Aku tidak mau tahu, Ibu harus tetap menjadikan aku menantu. Atau seluruh perhiasan emas yang aku berikan akan aku tarik."
"Iya, Ibu juga tidak terlalu suka dengan Elina. Masih kecil tapi sudah centil. Kamu pulang dulu, kalau mau pernikahan kamu bisa Ibu percepat. Asal pak RT setuju." Ucap Ibu Nurma.
"Baik, lebih baik seperti itu. Dan aku tidak akan mendengar permintaan konyol Elina. Pernikahanku harus terdaftar di kantor KUA, karena aku ini pegawai negeri mana boleh nikah siri." Ucap Wulan.
Saat Wulan akan keluar dari rumah Seno, betapa terkejutnya ketika melihat banyak sekali Ibu-ibu yang mengintip di depan pintu.
Bruk
Brak
Semua orang tersungkur, dan dari banyaknya Ibu-Ibu ada seorang pria berpakaian lusuh.
"Siapa kamu? Kenapa bisa ada di antara tukang gosip ini?" Tanya Wulan dengan nada sombongnya.
"Aku hanya kebetulan lewat, aku sedang mencari rumah kontrakan Luna." Jawab Atlas tanpa ditutup-tutupi.
"Luna, mantan calon istri Bima?"
Atlas mengangguk, terlihat olehnya pandangan merendahkan dari wanita berseragam bidan itu. Wajahnya yang tidak cantik tersenyum miring, menambah kejelekan saja.
"Apa kamu ini salah satu simpanan Luna? Aku dengar dia tidak jadi menikah dengan Bima karena jatuh bangkrut dan ditendang oleh Bima, tapi dia juga akan menikah lagi dengan pria..."
"Dia jual tubuhnya demi investor di perusahaannya." Ucap Wulan berbisik.
"Cantik, buat apa kalau MURAHAN." Ucapnya lantang, kemudian melenggang pergi dengan angkuh. Kalau bukan seorang bidan dan putri pak RT yang disegani, sudah lama Wulan ini dihujat karena sikap sombongnya.
"Jadi benar kamu mencari rumah Luna? Aku akan antar kamu."
Ucap salah satu Ibu-Ibu.
"Apa jauh dari sini Bu?" Tanya Atlas yang sudah merasa lelah berjalan puluhan kilo meter.
"Tidak jauh, masih satu RT. Kamu siapanya Luna?" Tanya Ibu itu penasaran dengan pemuda berwajah setengah bule tapi berpenampilan lusuh.
"Oh... saya..." Ucapan Atlas terpotong karena melihat siapa di depannya.
"Kebetulan Luna keluar rumah, ini ada yang mencarimu. Kasihan dia sudah berjalan cukup jauh. Ya sudah Ibu tinggal dulu, Luna."
"Terima kasih, Bu." Ucap Luna.
"Luna..." Air mata Atlas tergenang melihat istri yang sangat dicintainya.
"Kamu datang Atlas, untuk apa?" Atlas menghiraukan pertanyaan istrinya, dia menghambur memeluk erat tubuh Luna.
"Lepas, jangan asal peluk. Aku malas berurusan dengan pria plin plan yang suka mempermainkan perasaan."
"Maaf, maafkan aku sayang. Ayo kita ke rumahmu. Aku akan ceritakan semua yang terjadi padaku."
"Hmm... Tapi jangan panggil aku sayang, itu menggelikan." Ucap Luna.
Ada sepasang bola mata yang melihat Luna dipeluk lelaki lain.
Weh bang ER tahan sekali Ampe seminggu lebih jebol gawang ga bisa 😂😂😂
yg jadi atlas matanya biru/Kiss//Kiss//Kiss//Kiss//Kiss/
Suka awal yg menarik
jangan jangan cuma Rekasi sebentar dah mau masuk sarang letoy lagi wkwkwkkw
itu adik ma KK kandung kan Thor
keren bisa dalam itu curhat nya